Kapal Bersandar Angkut Hasil Timah ke Eropa, Ini Sejarah Pelabuhan Tanjung Pandan

Pelabuhan Tanjung Pandan merupakan salah satu pelabuhan tua di Kepulauan Bangka Belitung yang menyimpan jejak sejarah panjang. Berada di ibu kota Kabupaten Belitung, pelabuhan ini sejak masa kolonial Belanda berfungsi sebagai pintu utama keluar masuk barang dan hasil bumi, khususnya timah dan lada yang menjadi komoditas unggulan Belitung.

Pada abad ke-19, ketika Belanda mulai mengembangkan industri pertimahan di Belitung, Pelabuhan Tanjung Pandan menjadi jalur vital. Kapal-kapal besar bersandar untuk mengangkut hasil tambang timah ke Batavia bahkan hingga ke Eropa.

Selain itu, pelabuhan ini juga ramai dengan perdagangan rempah dan hasil laut, menjadikannya pusat ekonomi kawasan. Di masa itu, Pelabuhan Tanjung Pandan juga menjadi titik mobilitas manusia.

Para pekerja dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan dari Tiongkok, datang melalui pelabuhan ini untuk bekerja di tambang timah maupun berdagang. Kehadiran mereka membentuk ragam budaya di Belitung yang masih terasa hingga kini.

Memasuki era kemerdekaan, pelabuhan ini tetap menjadi denyut nadi masyarakat Belitung. Aktivitas bongkar muat barang kebutuhan pokok, hasil laut, hingga distribusi material pertambangan terus berjalan.

Seiring perkembangan pariwisata Belitung pada awal 2000-an, Pelabuhan Tanjung Pandan juga berperan sebagai pintu gerbang wisatawan yang datang lewat jalur laut, meski belakangan lebih banyak ditopang oleh Bandara H.A.S. Hanandjoeddin. Kini, Pelabuhan Tanjung Pandan dikelola secara modern di bawah Pelindo.

Meski tak seramai masa jayanya saat timah menjadi primadona, pelabuhan ini tetap penting sebagai simpul logistik dan transportasi laut, khususnya kapal penumpang dan angkutan barang dari dan ke Belitung. Bagi masyarakat setempat, pelabuhan ini bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga bagian dari identitas sejarah maritim Pulau Belitung.

Sejak 11 Juni 2011, Pelabuhan Tanjung Pandan memiliki terminal penumpang yang dinamakan Pelabuhan Laskar Pelangi, yang semakin mendukung perkembangan pariwisata di Belitung, terkenal dengan novel dan film “Laskar Pelangi”.

Hingga kini bisa dikakatan, Pelabuhan Tanjung Pandan mengalami perubahan fungsi seiring perkembangan zaman, dari jalur perdagangan dan ekspor menjadi gerbang utama kepariwisataan Pulau Belitung saat ini.

Berada di Pusat Kota, Pelabuhan Bastiong Jadi Simpul Ekonomi dan Pariwisata Maluku Utara

Misterius, Lima Lokasi Ini Mampu ‘Mengacaukan’ Alat Navigasi (Kompas), Termasuk Kompas Digital

Meskipun kompas magnetik dikenal sebagai alat navigasi yang andal, ada beberapa lokasi di Bumi di mana kompas tidak bisa diandalkan. Ini bukan karena kompasnya rusak, melainkan karena kondisi alam yang ekstrem dan langka, seperti anomali magnetik, endapan bijih besi yang besar, atau pergeseran medan magnet.

Anomali magnetik memiliki pengaruh yang signifikan, terutama pada navigasi transportasi yang masih mengandalkan kompas magnetik. Namun, seiring perkembangan teknologi, dampaknya kini bisa dikelola dan dihindari.

Dan berikut adalah lima lokasi yang disebut misterius, di mana kompas tidak berfungsi dengan baik.

1. Kutub Magnetik (Magnetic Poles)
Di dekat kutub magnetik Bumi (terutama di Arktik Kanada), kompas tidak berfungsi karena garis medan magnetiknya menukik hampir vertikal ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan jarum kompas menjadi bingung dan berputar-putar.

2. Anomali Magnetik Kursk (Kursk Magnetic Anomaly/KMA)
Berlokasi di Rusia bagian barat, KMA adalah salah satu anomali magnetik terkuat di dunia. Fenomena ini disebabkan oleh endapan bijih besi yang sangat besar di bawah tanah, yang secara signifikan mengganggu medan magnet Bumi.

3. Dataran Tinggi Kerguelen (Kerguelen Plateau)
Ini adalah dataran vulkanik bawah laut yang luas di Samudra Hindia bagian selatan. Struktur geologisnya yang kompleks, termasuk aliran lava kuno, menciptakan anomali magnetik lokal yang memengaruhi pembacaan kompas.

4. Danau Vostok (Lake Vostok)
Terletak di Antartika, Danau Vostok adalah danau subglasial (di bawah lapisan es). Survei telah mendeteksi anomali magnetik yang signifikan di sana, yang kemungkinan disebabkan oleh struktur geologis di bawah es yang dapat mengganggu kompas.

5. Wilayah Teluk Hudson (Hudson Bay Region)
Survei magnetik di wilayah ini di Kanada mencatat adanya anomali dan tanda magnetik yang tidak biasa terkait dengan patahan geologi. Ini menunjukkan bahwa kompas magnetik tradisional dapat memberikan pembacaan yang tidak akurat di sana.

Inilah Velo 2 Beeline, Kompas Digital Khusus Sepeda, Goweser Wajib Coba!

Bagaimana dengan Kompas Digital?
Meskipun kompas digital di ponsel pintar atau perangkat GPS terlihat canggih, prinsip kerjanya masih sama. Ia menggunakan sensor yang disebut magnetometer untuk mendeteksi dan mengukur kekuatan serta arah medan magnetik lokal Bumi.

Jadi, jika medan magnetik di suatu tempat terdistorsi secara signifikan, sensor tersebut akan menerima data yang salah dan memberikan pembacaan yang tidak akurat atau bahkan tidak stabil.

Satu-satunya keuntungan kompas digital adalah mereka seringkali terintegrasi dengan GPS. Perangkat dapat menggunakan data GPS untuk menentukan posisi dan arah yang benar, sehingga mengimbangi pembacaan kompas yang salah. Namun, sensor kompasnya sendiri tetap tidak berfungsi dengan baik di lokasi-lokasi tersebut.

Kompas Digital, Tetap Presisi dalam Wujud Aplikasi di Smartphone

Hanya Enam Stasiun Kereta Api Punya Ciri Khas Lagu Kedatangan, Dua yang Lainnya Sudah Hilang

Jika kita naik kereta api pasti tak heran saat memasuki dan singgah di stasiun besar mendengar alunan musik khas kedatangan kereta api. Tak cuma itu, walaupun terdengar hanya instrumen pasti kita mengetahui judul lagu yang dimainkan petugas stasiun karena merupakan lagu tradisional khas dari daerah tersebut.

Tapi informasi yang beredar di media sosial tengah ramai soal adanya royalti musik dari pencipta lagu tersebut. Banyak yang mengira bahwa lagu khas stasiun tidak masalah untuk diputar, karena menurut penumpang bisa mengetahui ciri khas lagu kedatangan kereta api di stasiun daerahnya masing-masing.

Namun pada 28 Agustus 2025 lalu, PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta menghentikan sementara pemutaran lagu di stasiun-stasiun yang berada di wilayahnya, seperti Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, hingga Solo Balapan.

Adapun lagu yang biasa diputar di Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan adalah Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki, sedangkan di Solo Balapan adalah Bengawan Solo karya Gesang Martohartono.

Stasiun Solo Balapan tak Lagi Putar Lagu Bengawan Solo Saat Kedatangan Kereta Api. Royalti?

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menjelaskan bahwa penghentian ini dilakukan untuk memastikan penggunaan karya musik di lingkungan KAI sesuai dengan ketentuan hak cipta.

Lagu Bengawan Solo selama ini diputar saat kedatangan dan keberangkatan kereta api di Stasiun Solo Balapan. Hingga kini, suasana di keberangkatan kereta api terasa hening. Tak ada alunan lagu Bengawan Solo saat kereta rel listrik (KRL) Jogja-Solo tiba. Pun juga saat kereta lainnya di berhenti di stasiun lainnya seperti Yogyakarta dan Lempuyangan.

Sebelumnya ada 8 stasiun kereta api yang mengalunkan lagu khas kedatangan stasiun di wilayahnya masing-masing. Berikut daftarnya:

Stasiun Pekalongan
Stasiun yang terkenal dengan Kota Batiknya ini memiliki ciri khas lagu instrumental berjudul “Nyidam Sari”. Lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi campur Sari Manthous ini berkisah tentang seorang lelaki yang tengah kasamaran.

Stasiun Bandung
Stasiun Bandung mempunyai lagu kedatangan kereta dengan judul “Sabilulungan”. Arti Sabilulungan dalam bahasa sunda adalah kesatuan, gotong royong, atau kerjasama. Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Sabilulungan adalah kearifan lokal yang menjadi filosofi masyarakat di bumi Pasundan.

Stasiun Purwokerto
Berjudul “Di Tepinya Sungai Serayu” yang merupakan sebuah lagu keroncong legendaris ciptaan R Sutedjo. Lagu ini mengisahkan tentang keindahan sungai Serayu, dimana jalur kereta Purwokerto menyusuri tepi sungai Serayu. Musik ini selalu membuat penumpang adem dan rindu akan Kota Purwokerto.

Stasiun Surabaya Gubeng dan Pasar Turi
Per akhir Mei 2021, Stasiun Surabaya Gubeng memiliki melodi penyambutan kereta api berirama keroncong berjudul “Soerabaja”. Pada awalnya, melodi yang digunakan berupa bel bersuara lagu instrumental berjudul “Rek Ayo Rek”. Sekarang kedua lagu tersebut menjadi bel penyambutan kereta api semua stasiun terminus kereta api antarkota di Kota Surabaya.

Stasiun Cirebon
Memiliki ciri khas, yaitu adanya pemutaran lagu instrumental berjudul “Kota Cirebon” setiap kedatangan dan keberangkatan kereta api penumpang. Lagu ini dipopulerkan oleh Diana Sastra, salah satu tokoh tarling cirebonan.

Stasiun Semarang Tawang dan Poncol
Mempunyai lagu khas instrumental untuk menyambut para penumpang yaitu Gambang Semarang. Sementara di Stasiun Semarang Poncol, alunan musik ini biasanya dimainkan saat kereta akan melintas, datang, dan berangkat dari Stasiun Semarang Poncol.

Stasiun Gambir
Suara bel kedatangan kereta api kini dapat didengar unik dengan bel bersuara lagu instrumen “Kicir-Kicir” setiap kedatangan kereta api antarkota. Selain Stasiun Gambir, di wilayah Daop 1 Jakarta ada beberapa stasiun yang memutar ciri khas lagu kedatangan tersebut, yaitu Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara.

Yang Unik dari Stasiun Tawang, Alunan Gambang Semarang Gantikan Bunyi Bel

Hari Ini, 24 Tahun Lalu, Sukhoi Su-80 Multirole dengan Sayap Gawang Terbang Perdana

Tepat pada hari ini, 24 tahun yang lalu atau 4 September 2001, pesawat unik multirole dengan desain sayap tinggi (high wing) model gawang, Sukhoi Su-80, terbang perdana. Pesawat angkut bermesin ganda dengan kemampuan short take-off and landing (STOL) umumnya digunakan untuk angkutan kargo dan penumpang.

Baca juga: Kasihan, Sukhoi Superjet 100 Tak Terima Satupun Pesanan Tahun Ini

Pesawat yang dirancang dan dikembangkan bersama oleh Sukhoi Company (JSC) dan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO), Rusia, ini sebelumnya dikenal sebagai Sukhoi S-80 yang dipamerkan pertama kali pada Paris Air Show ke-38 tahun 1989 di Le Bourget; ajang yang juga diikuti oleh pesawat turboprop pertama di dunia dengan teknologi fly-by-wire besutan Indonesia, N250. Sukhoi S-80 kemudian lama tak muncul sampai tahun 2001 saat pesawat dipamerkan sebagai Sukhoi Su-80.

Pesawat ini dapat menampung dua awak (pilot dan co-pilot), 30 kursi, dan kargo seberat 3.300kg, cukup ideal untuk menjadi angkutan kargo sekaligus angkutan penumpang. Panjang dan tinggi kabin 7,75m dan 1,82m serta lebar maksimum kabin sebesar 2,17m dan lebar area mencapai 1,75m juga mendukung muatan kargo sebanyak dua kargo besar atau satu truk atau satu mesin jet pesawat.

Proses bongkar muat serta jalan masuk penumpang juga dimudahkan dengan desain ramp kargo sebesar 1,82 x 1,89 meter. Tak lupa, kabin juga dilengkapi dengan pintu keluar darurat dengan dimensi 1,27 x 7 meter untuk penumpang. Adapun tinggi dan lebar pesawat sendiri mencapai 2,3 dan 2,4 meter.

Dilansir aerospace-technology.com, Sukhoi Su-80 ditawarkan dalam tiga varian, Su-80GP, Su-80PT, dan Su-80TD.

Su-80GP sendiri merupakan pesawat kargo atau penumpang. Pesawat ini dapat dengan mudah dikonversi dari konfigurasi penumpang ke kargo dengan melengkapi jalur roller yang dapat dilepas ke dek kabin dan jalur kargo. Meskipun mudah dikonversi, namun, varian ini diklaim sangat menunjang kenyamanan penumpang.

Berbeda dengan Su-80GP, Su-80PT diplot sebagai pesawat patroli atau angkut yang digunakan untuk operasi perbatasan darat dan laut. Pesawat ini mampu mengirimkan data relevan berkualitas tinggi ke pangkalan data (baik sipil maupun militer), mendeteksi ancaman, dan menghancurkan penyusup.

Tak hanya itu, Su-80PT juga dapat melakukan pemantauan pipa minyak dan gas, pengukuran magnetometrik, dan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR). Untuk misi ini, sistem persenjataan pesawat umumnya diletakkan di sayap, dengan muatan bom, roket, senapan mesin, dan meriam ringan.

Adapun Su-80TD lebih ke pengangkut pasukan atau pesawat kargo yang dirancang untuk operasi militer, seperti latihan terjun, melakukan misi casualty evacuation (casevac)/medical evacuation (medevac), dan menjalankan misi khusus lainnya.

Avionik ketiga varian tersebut umumnya dilengkapi dengan air navigation and indication system, air signal system, kompas radio otomatis, sistem penginderaan ketinggian dan pengukur kecepatan radio, peralatan pengukur jarak, serta fitur avionik lainnya yang mampu menunjang operasi pesawat.

Baca juga: Lockheed VLST, Desain Pesawat Angkut Raksasa yang Tak Pernah Terwujud

Untuk urusan dapur pacu, pesawat Rusia itu masih mempercayakannya pada produsen luar, yakni dua General Electric CT7-9B turboprop, yang mampu membawa pesawat melesat 470 km per jam, jangkauan mencapai 1.300 km, serta ketinggian maksimum mencapai 8.000m.

Saat ini, Sukhoi Su-80 diproduksi sebanyak delapan unit di dunia. Di antaranya digunakan oleh militer Cina, Yordania, dan Korea Selatan. Sisanya datang dari dalam negeri, mulai dari Blagoveshchensk Airlines, ChukotAvia, Dalavia, Petropavlovsk-Kamchatski Aviation Enterprise, hingga Polar Airlines.

Star of The Seas, Bagai Kota Terapung di Tengah Laut dengan Teknologi Mutakhir

Star of The Seas memulai pelayaran perdananya dengan para penumpang. Kapal milik perusahaan Royal Carribean ini memulai perjalanannya dari Port Canaveral di Miami, Florida, Amerika Serikat.

Kapal ini akan berlayar selama tujuh malam ke berbagai lokasi eksotik seperti San Juan, St. Kitts, Cozumel, dan juga pulau pribadi Royal Caribbean di Bahamas. Star of The Seas mulai pelayaran perdananya ada 31 Agustus 2025 kemarin.

Kapal pesiar ini layaknya terapung karena memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Star of The Seas memiliki 20 geladak dan memiliki kapasitas luar biasa yang bisa mengangkut 5.000 penumpang.

Menyuguhkan wisata alami yang lengkap dengan air terjun setinggi 15 meter. Bahkan para penikmat musik pun bisa menikmati pertunujukan “Back to the Future” yang menampilkan replika DeLorean terbang dengan ukuran asli.

Bukan hanya menawarkan kamar tidur sekelas hotel, Star of The Seas juga memiliki puluhan rumah makan, panggung hiburan, lapangan golf, hingga tebung untuk aktivitas panjat tebing. Dilansir dari website resminya, memiliki tonase kotor 248.663.

Tak sendirian, Star of The Seas menjadi kapal pesiar terbesar di dunia, tetapi berbagi gelar dengan Icon of the Seas. Kapal pesiar ini memiliki berbagai teknologi mutakhir.

Ada software NAPA Stability generasi terbaru untuk mengukur stabilitas dan informasi kerusakan kapal, optimasi rute berbasis AI, sampai aplikasi tamu real time dengan pendekatan digital first. Ditenagai oleh gas alam cair (LNG), kapal ini mengurangi emisi hingga 30 persen dibandingkan bahan bakar tradisional.

Itu menjadi langkah strategis untuk menarik wisatawan yang sadar lingkungan, sebuah demografi yang diproyeksikan tumbuh sebesar 15 persen setiap tahun. Untuk menikmati kapal pesiar ini, kocek harus dirogoh sangat dalam yakni USD951 atau sekitar Rp15,6 juta.

Meskipun harganya mahal, permintaan untuk liburan pesiar sedang mencapai titik tertinggi sepanjang masa, ujar Stewart Chiron, pendiri The Cruise Guy, kepada GMA.

“Ada lebih banyak orang yang memesan pelayaran untuk masa depan dibandingkan periode yang sama dalam sejarah,” kata Chiron yang dikutip dari New York Post.

“Permintaannya sangat besar dan orang-orang mulai berdatangan. Tingkat kepuasannya luar biasa, dan prospek ke depannya, terutama dengan kapal-kapal baru yang akan datang, akan membuatnya semakin menarik,” ungkapnya.

Dalam beberapa kasus, pemesanan kapal pesiar telah melampaui permintaan hotel. Hal ini membuktikan, liburan dengan kapal pesiar sangat menarik turis.

Ini adalah tahun ketiga berturut-turut volume penumpang kapal pesiar mencapai rekor, menurut statistik dari AAA. Data menunjukkan, sekitar 19 juta warga Amerika diperkirakan merencanakan liburan dengan kapal pesiar pada tahun 2025.

Celestia, Kapal Pesiar Tradisional Indonesia Berhasil Sabet Predikat Sebagai Tempat Menginap Terbaik di Dunia

Akibat Demo, Taksi dan Ojek Online Merugi

Demonstrasi besar-besaran beberapa hari lalu ternyata menyebabkan banyak kerugian bukan hanya pemerintah tetapi para pengemudi ojek dan taksi online. Para pengemudi ini mengaku merasakan omset yang kurang dari biasanya.

Mereka mengatakan, tidak ikut demo tetapi merasakan dampaknya. Apalagi kantor banyak yang memberikan karyawan mereka untuk work from home (WFH) dan para siswa sekolah belajar dari rumah.

“Ya ampun mbak, saya baru dapat penumpang kedua hari ini. Saya bawa penumpang dari tengah (Jakarta Pusat) ini muter-muter mau pergi kemana pun,” ungkap Edin pengemudi Gocar yang diwawancarai KabarPenumpang.com, Sabtu (31/8/2025).

Dia mengaku, saat demo hingga hari Sabtu lalu itu, penumpang sedikit dan perjalanan yang dilalui pun harus berputar-putar mencari jalan. Edin mengatakan, dirinya memang mengangkut penumpang hanya dari dan ke bandara.

“Saya khusus Gocar bandara mbak jadi ambil penumpang hanya yang ke bandara, meski kadang sekali-sekali ambil penumpang biasa. Kemarin pas demo itu, saya jemput penumpang dari Mampang. Saya bilang coba reschedule jadwal penerbangan karena pasti terlambat,” kata Edin.

“Eh betul donk, terlambat dua jam, perjalanan tiga jam karena muter. Harusnya penumpang saya berangkat jam 15.00, sampai bandara jam 17.00 jadi ya terlambat tapi tetap berangkat sepertinya beli tiket lain,” tambahnya.

Jika Edin masih narik taksi online, berbeda dengan Waskito yang tidak diperbolehkan anak-anaknya untuk bekerja. Waskito mengatakan, dirinya mau berangkat tapi istri dan anak-anak melarang.

“Saya sih tidak boleh narik penumpang saat demo sampai beberapa hari lalu. Ini saya baru narik lagi. Anak-anak minta di rumah saja biar aman,” kata Waskito.

Dia mengatakan, anak-anak dan istri khawatir takut terjadi apa-apa di jalan. Waskito mengatakan, kalua pun ambil penumpang tidak boleh jauh-jauh lagi karena usia yang tak lagi muda.

Pria paruh baya itu mengatakan, mengemudi taksi online bukan pekerjaan utamanya.

“Ini bukan pekerjaan Utama, jadi sebenarnya tidak narik juga tidak apa-apa. Bosen saja di rumah tidak ngapa-ngapain,” ungkapnya.

Sedangkan pengemudi ojek online mengaku ikut demo sebagai bentuk solidaritas. Tetapi beberapa mengaku masih ambil orderan meski tak semulus dan selancar biasanya.

“Ada saja sih tapi ya lumayan meski tidak sebanyak biasanya. Masih bisa buat makanlah sama bensin,” kata Yanti.

Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojol Cari Nafkah Meski Merugi Akibat Orderan Fiktif

Ilyushin Il-62M “Changmae” – Pesawat Kenegaraan Korea Utara, Digunakan Kim Jong Un Bila Terpaksa

Karena alasan keamanan, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un jarang menggunakan wahana udara untuk lawatan ke luar negeri. Utamanya Kim Jong Un memilih menggunakan kereta api dengan melintasi wilayah Cina atau Rusia. Meski sangat jarang, untuk lawatan jarak jauh yang tak bisa dicapai dengan Kuda Besi, maka Kim mau tak mau harus menggunakan pesawat udara.

Seperti saat menemui Presiden AS Donald Trump pada tahun 2018 di Singapua, maka Kim Jong Un menggunakan pesawat kenegaraan, yang sekaligus menjadi penerbangan jarak jauh perdana Kim Jong Un setelah menjadi orang nomer satu di Korea Utara.

Pesawat kenegaraan Korea Utara tentu saja bukan produksi Amerika Serikat atau Barat, persisnya pesawat “Air Force One” Korea Utara adalah Ilyushin Il-62M Classic buatan Uni Soviet. Pesawat khusus yang ditumpangi Kim Jong Un ada dua, yakni “Changmae-1” dan “Changme-2”, yang kabarnya komponen dan suku cadangnay didapatkan dari maskapai Kuba, Cubana Airlines.

Il-62 terbang perdana pada 3 Januari 1963. Pesawat narrow body ini menjadi kebanggan tersendiri bagi Uni Soviet yang ketika itu tengah terlibat Perang Dingin dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, kebanggan lainnya juga karena Ilyushin Il-62 menjadi penantang kuat Vickers VC10, yang ketika itu menjadi satu-satunya pesawat dengan empat mesin yang dipasang di bagian belakang pesawat di bawah T-tail.

Proses pengembangan Ilyushin Il-62 bisa dibilang tak terlalu lama. Itu dimulai sejak Februari 1960 atau sekitar tiga tahun sampai penerbangan pertama. Di masanya, pengembangan pesawat jet empat mesin sedang gencar-gencarnya usai kemunculan pesawat jet komersial pertama di dunia, De Havilland Comet.

Pesawat ini mampu terbang sejauh 4.500 km saat terisi penuh dan 6.700 km saat diisi oleh sekitar 100 penumpang, didukung oleh empat mesin jet lokal, Kuznetsov NK-8-4. Ilyushin kemudian mengganti mesin tersebut menjadi Soloviev D-30KU yang lebih senyap dan tentu saja buatan lokal.

Bukan jangkauan empat mesin dan mesin yang lebih halus, serta kapasitas penumpang yang menjadi pembeda pesawat jet terbesar di dunia tersebut dibanding pesawat kompetitor, melainkan peletakan mesinnya yang unik.

Mesin Ilyushin Il-62 terletak di bagian belakang badan pesawat layaknya pesawat trijet. Bila pesawat trijet seperti Boeing 727, Yakolev Yak-42, dan berbagai pesawat lainnya, satu di kanan dan kiri belakang badan pesawat dan satu lainnya di horizontal stabilizer, Ilyushin Il-62 meletakkan kedua mesinnya di bagian kanan dan kiri bagian belakang pesawat.

Mengapa Kim Jong Un ‘Lebih Senang’ Naik Kereta Ketimbang Pesawat? Ini Dia Spekulasi yang Beredar!

Tak cukup sampai di situ, mesin juga dibungkus oleh nacelle sambung atau nacelle ganda. Ini sebetulnya bukan barang baru mengingat De Havilland Comet sudah mengaplikasikannya lebih dahulu. Namun, pada poin peletakan mesin di bagian belakang badan pesawat sangat jarang kala itu.

Stasiun Pyongyang, Titik Awal Perjalanan Kim Jong Un Saat Melawat ke Luar Negeri

Kim Jong Un, pemimin Korea Utara yang dianggap sebagai diktator paling kontroversial, saat ini sedang berada di Beijing Cina, yakni untuk menghadiri perayaan Victory Day 2025 yang jatuh pada tanggal 3 September 2025. Dan, seperti pada lawatan-lawatannya terdahulu, Kim ke Cina dengan menggunakan kereta api khusus.

Nah, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas tentang titik awal perjalanan kereta sang diktator yang diketahui memiliki phobia ketika mengudara ini ketika hendak menjalani kunjungan luar negeri. Ya, Stasiun Pyongyang.

Baca juga: Kim Jong Un Sambangi Vladivostok (Rusia), Kereta Mewah Berlapis Baja Kembali Beraksi

Stasiun Pyongyang merupakan adalah stasiun kereta api pusat di Korea Utara yang terletak di Yŏkchŏn-dong, Chung-guyŏk. Stasiun ini sendiri dioperasikan oleh Korean State Railway yang juga merangkap sebagai pemiliknya. Stasiun Pyongyang ini merupakan awal dari jalur P’yŏngbu dan P’yŏngŭi, yang disesuaikan dari jalur Kyŏngbu dan Kyŏngŭi yang dulunya digunakan sebelum pembagian Korea untuk mengakomodasi perpindahan ibukota dari Seoul ke Pyongyang (perpecahan Korea Selatan dan Utara).

KabarPenumpang.com melansir dari berbagai laman sumber, konstruksi asli Stasiun Pyongyang ini dibangun pada tahun 1920-an. Namun sayang, ketika Perang Korea pecah, konstruksi asli dari stasiun ini dihancurkan dan baru dibangun kembali pada tahun 1958 dengan menggunakan gaya arsitektur sosialis. Stasiun yang sudah terelektrifikasi ini memiliki tiga lantai pada bagian upper ground, dan satu lantai basement.

Sumber: comtourist.com

Lantai dasar (basement) memiliki meja tiket khusus untuk pegawai pemerintah. Di lantai pertama ada ruang tunggu, toilet, meja tiket, dan akses menuju peron. Di lantai dua berisikan kantor untuk staf dan di lantai tiga merupakan kantor untuk kepala stasiun.

Terdapat lima peron dan enam jalur di Stasiun Pyongyang ini, dengan peron nomor 1 sebagai yang paling luas ukurannya. Dua dari lima peron ini merupakan peron jenis island (berada di tengah-tengah jalur).

Sebagai stasiun utama di Korea Utara, sudah seyogyanya jika Stasiun Pyongyang menjadi penghubung kota-kota yang ada di sini, seperti: Chŏngju, Sinŭiju, Namp’o, Sariwŏn, Kaesŏng, Wŏnsan, Hamhŭng, dan Rason.

Baca Juga: Mengapa Kim Jong Un ‘Lebih Senang’ Naik Kereta Ketimbang Pesawat? Ini Dia Spekulasi yang Beredar!

Tidak hanya melayani rute domestik saja, Stasiun Pyongyang juga melayani rute internasional seperti menuju Rusia dan Cina dengan menggunakan kereta malam. Malahan, ada layanan kereta penumpang harian menuju Dandong di perbatasan Cina.

Ada cerita unik yang bersemayam di balik Stasiun Pyongyang ini, dimana dalam dua kali sehari, stasiun ini mengumandangkan lagu “Where Are You, Dear General?” dengan menggunakan pengeras suara. Ini semacam alarm bagi keseluruhan kota Pyongyang. Unik, ya!

 

 

Kadungora – Surganya Spot Berburu Kereta Api dengan Panorama Memukau

Siapa yang tak pernah naik kereta api melewati pemandangan yang sangat menawan. Pemandangan alam seperti pegunungan, hamparan sawah, deretan pedesaan, bahkan luasnya lautan. Ya, pemandangan seperti kerap kali kita temukan saat memandangi dari balik jendela kereta api.

Seperti halnya panorama saat kita naik kereta api melintasi wilayah pedesaan yang ada di Jawa Barat pasti identik dengan bukit/gunung yang menjulang serta hamparan sawah yang begitu luas. Salah satu panorama tersebut bisa dijumpai saat melewati Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Ya, tepat di Jalan Rancasalak, Kecamatan Rancabango, Garut, Jawa Barat merupakan daerah yang paling di kagumi terutama para pecinta foto/videografi kereta api. Sebab di kawasan inilah panorama yang disuguhkan sangat cocok. Kereta api yang melintas ditambah dengan pemandangan hamparan sawah dan panorama Gunung Mandalawangi yang terlihat sangat dekat, menambah kelengkapan untuk mengabadikan hasil yang sangat indah.

Jika cuaca cerah khususnya pada pagi hari, sangat cocok untuk menempati spot atau tempat untuk mengambil gambar kereta api yang melintas. Pada pagi hari kereta api biasanya datang dari arah Bandung menuju timur arah Yogyakarta. Angin berhembus sangat segar menyelimuti daerah tersebut, meskipun cuaca kemarau sekalipun.

Kereta Api Lodaya melintas di kawasan Kadungora.

Beberapa kereta api yang melintas di jalur ini memang tidak sebanyak layaknya jalur kereta api di jalur utara (Jakarta-Cirebon). Rata-rata kereta api di jalur yang masih berada di wilayah Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung ini memiliki tujuan ke Surabaya, Yogyakarta, Purwokerto, dan Garut.

Untuk menuju ke spot ini pun rasanya tak begitu jauh. Dengan jarak 2,7 kilometer dari Stasiun Leles, kita bisa menggunakan angkutan umum yang beroperasi dari perlintasan kereta api Jalan Raya Bandung Garut menuju Pos Perlintasan 112 Jalan Rancasalak.

Dengan ongkos angkutan umum Rp5.000 saja, perjalanan hanya menghabiskan waktu 6 menit untuk sampai ke tujuan. Setelah tiba di tujuan, kita hanya berjalan kaki menuju lokasi spot dengan melewati gang kecil yang tak jauh dari pintu perlintasan Pos 112.

Menuju ke lokasi spot hunting dengan panorama memukau pun juga mudah jika menggunakan kereta api. Cukup turun di Stasiun Leles, maka sudah bisa merasakan keindahan yang pastinya menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Meskipun Stasiun Leles merupakan stasiun kecil, namun banyaknya warga sekitar memanfaatkan stasiun ini untuk alternatif karena posisinya yang strategis. Tak heran, mulai dari kereta kelas eksekutif, ekonomi, bahkan lokal melayani naik dan turun di Stasiun Leles ini.

Beberapa spot menarik di area Kadungora ini sangatlah mudah. Kita bisa memposisikan kamera bisa mengarah jalur kereta dengan penorama Gunung Mandalawangi, hamparan sawah, bahkan jalur yang menikung 90 derajat. Pastinya hasil yang memuaskan bakal menjadi oleh-oleh yang tak terlupakan. Bagaimana, tertarik untuk datang?

Dijamin Instagramable, Inilah Jalur Kereta Api dengan Pesona Laut Satu–satunya di Pulau Jawa

Menyusuri Jalan Darat Yogyakarta ke Bali? Ini Empat Bus Sleeper Paling Rekomendasi

Bali menjadi salah satu destinasi favorit pelancol lokal dan mancanegara. Perjalanan menuju Pulau Dewata ini bisa menggunakan berbagai moda transportasi baik darat yang kemudian menyebrang laut dengan kapal ferry dan udara.

Bila Anda suka menikmati pemandangan, bisa memilih menggunakan perjalanan darat dengan bus. Nah, kalua merasa cukup jauh berangkat dari Jakarta, Anda bisa naik bus dari Yogyakarta menuju Bali.

Perjalanannya pun cukup unik dan tak terlupakan dengan pemandangan alam yang luar biasa. Sleeper bus saat ini cukup menarik perhatian untuk perjalanan dari Yogyakarta menuju Bali.

Penasaran perusahaan otobus (PO) mana saja yang memiliki perjalanan dari Yogyakarta menuju bali dengan sleeper bus mereka? Berikut ini bus-bus yang ditemukan KabarPenumpang.com dari berbagai sumber.

1. Safari Dharma Raya
PO yang satu ini memiliki rute Yogyakarta-Bali dengan armada yang dilengkapi dengan reclining seat. Bus ini pun cukup nyaman karena full AC dan juga mendapatkan servis makan, minuman, hingga kudapan selama perjalanan. Tiketnya pun bisa langsung dipesan melalui website resmi Safari Dharma Raya. Tiket yang dibanderol pun cukup murah Rp345 ribu per orang.

2. Gunung Harta
Sebagai salah satu PO bus yang cukup terkenal, banyak rute yang sudah dioperasikan oleh Gunung Harta. Salah satunya rute Yogyakarta-Bali dan menggunakan rmada sleeper bus. Sasis sleeper bus Gunung Harta yang digunakan adalah Legacy SR3 Suites Combi dari Karoseri Laksana dengan seat 2-1. Selama di perjalanan, kamu dapat menikmati fasilitas berupa AC, port USB, bantal, selimut, AVOD (Audio Video On Demand), lampu baca, hingga makan. Harga tiket untuk sleeper bus Yogyakarta ke Bali dari PO Gunung Harta dipatok sekitar Rp380 ribu per orang sekali jalan.

3. Tami Jaya
Memiliki fasilitas paling komplit, Anda bisa merasakan kenyamanan saat perjalanan menggunakan armada milik Tami Jaya. Bukan hanya reclining seat, tetapi juga makanan dan camilan gratis. Setiap harinya, sleeper bus ini berangkat pukul 11.00 WIB dari Terminal Giwangan, Yogyakarta. Bila tertarik untuk menaikinya, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp600 ribu. Pemesanan tiketnya bisa dilakukan secara online melalui kontak yang tersedia di situs resminya.

4. Restu Mulya
PO Restu Mulya juga memiliki armada sleeper bus untuk rute ini. Armada bus ini menghadirkan fasilitas kursi yang bisa direbahkan hingga hampir mendatar. Setiap penumpang juga mendapatkan bantal, selimut, dan ruang kaki yang cukup untuk beristirahat dengan nyaman. Selain itu, bus ini dilengkapi dengan fasilitas hiburan seperti TV LED dan USB port untuk pengisian daya perangkat. Setiap harinya, armada sleeper bus ini berangkat pukul 09.50 WIB dari Terminal Jombor menuju Denpasar. Harga tiket sleeper bus berkisar Rp380 ribu per orang.

Dengan berbagai pilihan sleeper bus Yogyakarta-Bali, perjalanan panjangmu kini bisa lebih nyaman dan menyenangkan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa harga tiket dan jadwal keberangkatan sleeper bus ini bisa berbeda. Untuk itu, kamu bisa menayakan pada agen terkait sebelum memesan tiketnya.