Terowongan MRT Marmaray di Turki, Hubungkan Antara Asia dan Eropa dari Bawah Laut

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar ada sebuah terowongan bawah yang menghubungkan benua Eropa dan Asia? Tentu jawabannya akan sangat beragam. Ada yang skeptis, bahkan ada pula yang tidak percaya. Tapi percayalah, terowongan bawah tanah seperti ini benar-benar ada, tepatnya di Turki dan sudah beroperasi sejak beberapa tahun yang lalu. Wah, kira-kira seperti apa ya penampakannya?

Baca Juga: Serba-Serbi Channel Tunnel, Terowongan Rel Terpanjang Kedua di Dunia

Sumber: suyapi.com.tr

Dilansir KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, adalah Terowongan Marmaray, yang merupakan bagan dari proyek pembangunan transportasi rel di Ibu Kota Turki, Istanbul ini disebut-sebut sebagai terowongan penghubung dua benua. Lalu, berapa panjang dari terowongan ini? Tidak terlalu panjang kok, hanya 1,4 km saja. Tentu sebagian dari Anda akan kebingungan bagaimana bisa sebuah terowongan yang panjangnya hanya 1,4 km dapat menghubungkan dua benua.

Jawabannya sangatlah sederhana. Lantaran kota Istanbul terbagi ke dalam dua wilayah, sebagian masuk ke dalam teritorial benua Eropa, sedangkan yang lainnya masuk ke dalam teritorial benua Asia. Ada pun yang memisahkan keduanya adalah Selat Bosporus. Dilansir dari laman news.com (30/10/2013), Terowongan Marmaray memiliki panjang total 13,6 km dengan bagian yang berada di bawah laut sepanjang 1,4km.

Sumber: youtube.com

Bukan untuk kendaraan darat seperti mobil, bus, atau sepeda motor, Terowongan Marmaray dikhususkan untuk Mass Rapid Transit (MRT) Turki. Diresmikannya terowongan ini oleh Perdana Menteri Turki kala itu, Recep Tayyip Erdogan pada 29 Oktober 2013 silam merupakan realisasi dari Kekhalifahan Usmaniyah, dimana pada 150 tahun lalu sudah bermimpi akan ada terowongan bawah laut yang bisa menghubungkan kedua benua ini.

Tidak hanya letak geografisnya saja yang menghubungkan dua benua, tapi Terowongan Marmaray juga diklaim sebagai tempat teraman di Ibu Kota Turki. “Ini adalah tempat teraman di Istanbul, karena dapat menahan gempa berkekuatan sembilan skala richter,” ungkap Menteri Perhubungan Turki pada tahun 2013 silam, Binali Yildirim.

Baca Juga: India Sukses Lubangi Perut Bumi Untuk Jalur MRT Bawah Airnya

Adapun terowongan yang menghubungkan Kazlıçeşme, Zeytinburnu di Eropa dan Ayrılıkçeşmesi, Kadıköy di Asia ini menelan dana yang cukup fantastis, yaitu sekitar 3 miliar Euro atau yang setara dengan Rp45,7 triliun.

Sesuai dengan yang sudah direncanakan di awal, pembangunan terowongan ini dijadwalkan rampung dalam waktu empat tahun. Namun karena di tengah pengerjaannya ditemukan sejumlah artefak berusia 8.500 tahun, dan perlu diselamatkan. Akhirnya sembilan tahun berselang setelah memulai pekerjaan awal, terowongan yang dioperasikan oleh TCDD Taşımacılık ini disambut antusias warga Turki, khususnya warga Istanbul.

Airbus Helicopters Raih Pesanan Terbesar untuk Kepolisian Jerman, 44 unit Helikopter H225

Belum lama ini Airbus Helicopters berhasil mencatatkan rekor penjualan terbesar, yakni dengan pesanan dari Kementerian Dalam Negeri Jerman yang memesan hingga 44 unit helikopter angkut H225 untuk Polisi Federalnya. H225 juga digunakan oleh TNI AU, yakni dalam versi militer yang disebut H225M Caracal.

Baca juga: Japan Coast Guard Pesan Tiga Unit H225 “Super Puma” dari Airbus Helicopters

Rekor pesanan H225 ini mencakup 38 unit pesanan pasti dengan opsi enam helikopter tambahan. Muatan, jangkauan, dan sistem canggihnya menjadikan helikopter serbaguna ini mampu melakukan beragam misi penegakan hukum dan keamanan dalam negeri mulai dari transportasi pasukan khusus hingga pemadaman kebakaran dan bantuan bencana. Pengiriman unit perdana H225 untuk polisi Jerman dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2029.

H225 akan menggantikan helikopter H155 dan AS332 Super Puma yang telah bertugas di Kepolisian Federal Jerman selama lebih dari 20 tahun. Urutan H225 akan memastikan transisi yang mulus bagi pilot dan personel pemeliharaan. Kontrak tersebut juga mencakup sarana pelatihan dan paket suku cadang.

Sistem misi dan komunikasi yang baru dan kuat menjamin peningkatan kesadaran situasional dan kelancaran transmisi data antar pasukan polisi. Ia juga memiliki gearbox utama yang ditingkatkan dan sistem pemantauan kesehatan dan penggunaan yang diperluas, yang meningkatkan keselamatan dan membantu menghemat biaya. Dengan berat lepas landas maksimum sebesar 11.160 kg, H225 menawarkan peningkatan jangkauan lebih dari 832 kilometer (1.107 km dengan tangki bahan bakar eksternal) dan muatan eksternal yang tak tertandingi sebesar 4.750 kg, yang penting untuk misi seperti bantuan bencana dan pemadaman kebakaran.

Ambisi Airbus Helicopters adalah helikopter tersebut akan mampu terbang dengan 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan pada tahun 2030 yang telah didemonstrasikan di ILA Berlin 2022.

Bundespolizei (Kepolisian) Jerman mengoperasikan 94 unit helikopter Airbus, mulai dari H120 bermesin tunggal yang digunakan untuk pelatihan pilot, hingga lebih dari 40 helikopter keluarga H135 bermesin ganda untuk beberapa misi termasuk layanan medis darurat atas nama Kantor Federal Perlindungan Sipil dan Bantuan Bencana ( Bundesamt für Bevölkerungsschutz und Katastrophenhilfe), dan keluarga Super Puma, dimana H225 merupakan varian terbarunya. Kemitraan ini dimulai pada tahun 1962, ketika Bundespolizei (saat itu Bundesgrenzschutz) mulai mengoperasikan Alouette II, yang diproduksi oleh perusahaan pendahulu Airbus, Aérospatiale.

Dengan mesin ganda berbobot 11 ton, H225 adalah anggota terbaru dari keluarga Super Puma Airbus Helicopters yang telah mengumpulkan lebih dari 6 juta jam terbang dalam segala kondisi cuaca di seluruh dunia. dunia. Dilengkapi dengan instrumen elektronik canggih dan presisi autopilot yang terkenal, H225 menawarkan ketahanan luar biasa dan kecepatan jelajah yang cepat, serta dapat dilengkapi dengan berbagai perlengkapan untuk memenuhi berbagai peran.

Airbus H215, Jadi Helikopter Pertama di Jepang yang Terbang dengan Sustainable Aviation Fuel

Studi Penerbangan Pertama di Dunia Ungkap Penggunaan SAF Mampu Kurangi Emisi Non CO2 Secara Signifikan

Hasil studi penerbangan pertama di dunia mengenai dampak penggunaan 100% bahan bakar penerbangan berkelanjutan – sustainable aviation fuel (SAF) pada kedua mesin pesawat komersial menunjukkan pengurangan partikel jelaga dan pembentukan kristal es contrail dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar Jet A-1 konvensional.

Baca juga: Airbus Bergabung di “Act For Sky”, dukung SAF Produksi Lokal

Studi Emission and Climate Impact of Alternative Fuels (ECLIF) 3, yang berkolaborasi dengan Airbus, Rolls-Royce, German Aerospace Center (DLR) dan produsen SAF Neste, merupakan studi pertama yang mengukur dampak penggunaan SAF 100% terhadap emisi dari kedua mesin Airbus A350 yang ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Trent XWB

Dibandingkan dengan bahan bakar referensi Jet A-1, jumlah kristal es contrail per massa SAF yang tidak dicampur yang dikonsumsi berkurang sebesar 56%, yang secara signifikan dapat mengurangi efek contrail terhadap pemanasan iklim.

Simulasi model iklim global yang dilakukan oleh DLR digunakan untuk memperkirakan perubahan keseimbangan energi di atmosfer bumi – juga dikenal sebagai gaya radiasi. Dampak contrail diperkirakan berkurang setidaknya 26 persen dengan penggunaan SAF 100% dibandingkan contrail yang dihasilkan dari bahan bakar referensi Jet A-1 yang digunakan dalam ECLIF3. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan SAF dalam penerbangan dapat secara signifikan mengurangi dampak penerbangan terhadap iklim dalam jangka pendek dengan mengurangi efek non-CO2 seperti contrails, selain mengurangi emisi CO2 selama siklus hidup SAF.

“Hasil dari eksperimen penerbangan ECLIF3 menunjukkan bagaimana penggunaan 100 persen SAF dapat membantu kita mengurangi secara signifikan dampak pemanasan iklim dari contrails, selain menurunkan jejak karbon dari penerbangan – sebuah tanda yang jelas dari efektivitas SAF terhadap perubahan iklim. -penerbangan yang kompatibel”, kata Markus Fischer, Anggota Dewan Divisi DLR untuk Aeronautika.

Tahun 2030 Singapore Airlines Group Tetapkan Sustainable Aviation Fuel 5 Persen dari Kebutuhan Bahan Bakar

Garuda Indonesia dan Smartryde Hadirkan Layanan Airport Transfer Service di Rute Internasional

Garuda Indonesia bersama penyedia jasa transportasi airport transfer, SmartRyde, Inc. menghadirkan Airport Transfer Service, sebuah layanan antar jemput eksklusif bagi penumpang dari bandara (arrival airport) menuju ke tujuan di berbagai rute-rute internasional yang dilayani oleh penerbangan Garuda Indonesia.

Baca juga: Taksi dari Bandara Changi Akan Kenakan Biaya Tambahan

Dengan kerjasama tersebut, para pengguna jasa dapat melakukan pemesanan airport transfer service yang juga dapat disesuaikan dengan preferensi jenis kendaraan yang akan digunakan untuk menuju tempat tujuan melalui aplikasi “FlyGaruda” selambat-lambatnya 36 jam sebelum waktu ketibaan di destinasi. Adapun layanan ini tersedia di berbagai bandara pada rute-rute intenasional yang dilayani oleh Garuda Indonesia seperti seperti Sydney, Melbourne, Bangkok, Singapura, Amsterdam, Seoul, Tokyo, dan Kuala Lumpur.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa kolaborasi Garuda Indonesia bersama SmartRyde, Inc. dalam menghadirkan program Airport Transfer Service pada penerbangan di rute-rute internasional merupakan inisiatif berkelanjutan Perusahaan untuk memberikan lebih banyak nilai tambah dan layanan khususnya layanan premium kepada para pengguna jasa, khususnya dalam memberikan alternatif kemudahan mobilitas penumpang dalam mengakses layanan transportasi darat menuju lokasi tujuan setelah melaksanakan penerbangan dengan Garuda Indonesia,

“Selain menyediakan layanan konektivitas udara yang aman dan nyaman, menghadirkan layanan antar jemput eksklusif tentunya merupakan langkah strategis yang turut kami upayakan untuk semakin mengoptimalkan kenyamanan perjalanan para pengguna jasa kami. Inisiatif tersebut merupakan representasi dari komitmen kami untuk memberikan pengalaman perjalanan yang seamless mulai dari mulai dari pre-flight, in-flight, hingga post-flight,” jelas Irfan.

Garuda Indonesia menawarkan beberapa benefit yang dapat dinikmati para pengguna jasa yang meliputi penyediaan berbagai pilihan kendaraan premium yang menyesuaikan kebutuhan pengguna jasa, pelayanan langsung dari pengantar yang meliputi sambutan kedatangan dan bantuan bagasi, pemilihan rute yang mengakomodasi para penumpang di sepanjang perjalanan, hingga protokol keamanan dan regulasi yang melindungi segala kebutuhan para penumpang.

Knightscope K5, Robot Penghalau Taksi Gelap di Bandara LaGuardia

Gaswat, IATA Sebut Harga Tiket Pesawat Bakal Naik

Harga tiket pesawat kemungkinan bakal naik mulai tahun ini, hal tersebut diungkapkan menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau International Air Transport Association (IATA). Pangkal musabah dari kenaikan harga tiket pesawat adalah inflasi di seluruh dunia. Selain itu biaya bahan bakar jet, sekitar sepertiga dari seluruh pengeluaran maskapai penerbangan masih tinggi.

Baca juga: Bagaimana Harga Tiket Pesawat Ditetapkan Maskapai? Ini 8 Rahasianya

Indikasi tersebut terungkap dalam pertemuan tahunan IATA pada Senin, 3 Juni 2024 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang merupakan basis maskapai penerbangan Emirates. Selain inflasi, tekanan global terhadap industri penerbangan untuk melakukan dekarbonisasi menyebabkan biaya makin tinggi. Maskapai penerbangan berebut untuk mendapatkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avturefuel, atau SAF) yang ketersediaannya masih terbatas di pasaran.

Meskipun produksi SAF diperkirakan meningkat tiga kali lipat pada 2024, jumlah tersebut masih hanya memenuhi 0,53 persen dari kebutuhan bahan bakar penerbangan, jauh lebih sedikit dari 2 persen yang diamanatkan di uni Eropa pada 2025.

Willie Walsh, direktur jenderal IATA mengatakan, maskapai penerbangan akan terus berusaha menjaga biaya tetap terkendali demi kepentingan konsumen. “Tetapi menurut saya tidak realistis untuk berharap bahwa maskapai penerbangan dapat terus menanggung semua biayanya. Ini bukanlah sesuatu yang ingin kami lakukan, namun harus.”

Seperti dikutip Tempo.co, Efek pandemi juga masih berkontribusi karena selama tiga tahun, produksi pesawat terganggu. Akibatnya, banyak maskapai penerbangan masih menggunakan pesawat tua yang memakan lebih banyak bahan bakar ketika terbang lebih lama.

Maskapai Pediksi Harga Stabil
Meski demikian, kenaikan tidak terjadi tiba-tiba. Data onsultan penerbangan Cirium mengungkap tarif domestik Eropa stabil sejak musim panas lalu. Sementara tarif transatlantik telah turun karena semakin banyak maskapai penerbangan yang memasuki pasar yang menguntungkan ini.

“Maskapai penerbangan bekerja sangat erat dalam memahami bagaimana orang lain mengenakan tarif pada rute tersebut, hampir setiap jam,” kata CEO Cirium Jeremy Bowen. “Dengan peningkatan kapasitas, jika sebuah maskapai penerbangan membuka suatu rute, kemungkinan besar harga akan turun.”

Begitu juga dengan CEO United Airlines Holdings Inc. Scott Kirby yang mengatakan bahwa harga tiket pesawat stabil seiring berjalannya waktu dengan permintaan yang bertahan. Sementara Presiden Emirates Tim Clark mengatakan, meskipun permintaan kuat memasuki musim panas, harga tetap seimbang.

Harga Tiket Pesawat Naik Gila-gilaan, Bukan Hanya di Indonesia, Ini Penyebabnya!

Agar Penerbangan Aman Sampai Tujuan, Inilah Cara Pilot Menafsirkan Laporan Cuaca

Sudah menjadi keharusan bagi setiap pilot untuk selalu memperhatikan laporan cuaca. Pilot dalam misi penerbangan apa pun, baik sipil dan militer, perlu perlu menganalisis dan menafsirkan laporan cuaca untuk memutuskan apakah penerbangan aman dilakukan.

Baca juga: Hari ini dalam Sejarah, Nusantara Buana Air Flight 823 Jadi Korban Hilangnya Kesadaran Situasional Pilot

Dari forum quora.com yang merangkup beberapa komentar penerbang, berikut adalah beberapa langkah yang biasa dilakukan oleh pilot dalam menafsirkan laporan cuaca sebelum melakoni suatu penerbangan.

1. Membaca informasi cuaca
Pilot harus membaca informasi cuaca secara keseluruhan untuk memahami kondisi cuaca di area penerbangan.

2. Memahami jenis cuaca
Pilot harus memahami jenis cuaca yang terjadi, seperti awan, hujan, salju, kabut, atau angin kencang.

3. Memperhatikan intensitas cuaca
Pilot perlu memperhatikan intensitas cuaca, seperti intensitas hujan, intensitas angin, dan tingkat kejelasan pandangan.

4. Memperhatikan daerah cuaca buruk
Pilot harus memperhatikan daerah cuaca buruk, seperti badai petir dan turbulensi.

5. Menghubungkan laporan cuaca dengan rute penerbangan
Pilot perlu menghubungkan laporan cuaca dengan rute penerbangan untuk memutuskan apakah rute tersebut aman dilalui.

6. Membuat keputusan
Berdasarkan informasi cuaca dan faktor-faktor lainnya, pilot harus membuat keputusan apakah penerbangan dapat dilakukan atau harus ditunda.

Baca juga: Lawan Cuaca Buruk, Pesawat WestJet Tergelincir di Landas Pacu

Dalam memahami dan menafsirkan laporan cuaca, pilot juga dapat memanfaatkan layanan informasi cuaca yang disediakan oleh otoritas penerbangan setempat dan sumber informasi cuaca lainnya.

Cuaca Berkabut, Pilot Berani Lepas Landas, Tapi ‘Ciut’ Saat Pendaratan, Ini Sebabnya!

Dengan perubahan iklim yang terjadi di seantero bumi, maka dunia penerbangan harus bersiap untuk menghadapi beragam konsekuensi, seperti salah satunya adalah cuaca buruk. Terkhusus pada kondisi cuaca buruk atau yang kurang bersahabat seperti berkabut, sering pilot tetap berani untuk membawa pesawat tinggal landas (take-off). Sebaliknya, dengan kondisi cuaca yang sama, pilot justru tidak berani melakukan pendaratan (landing) dan memilih untuk melakukan pendaratan di bandara lain.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Pesawat Dihimbau Tak Mengudara Saat Turun Kabut

Keputusan seorang pilot untuk lepas landas atau mendarat dalam kondisi berkabut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk aturan keselamatan penerbangan, kemampuan teknis pesawat, dan peralatan bandara. Dari laman quora. berikut adalah beberapa alasan mengapa pilot mungkin lebih berani lepas landas dalam kondisi berkabut tetapi lebih berhati-hati saat mendarat dalam kondisi serupa:

1. Visibilitas Minimum:
Selama lepas landas, pesawat menghabiskan waktu yang relatif singkat di landasan pacu sebelum mencapai kecepatan dan ketinggian di mana visibilitas yang buruk tidak lagi menjadi masalah besar. Pesawat dapat segera naik di atas kabut setelah lepas landas.

Sebaliknya saat mendarat, pesawat harus melalui kabut untuk waktu yang lebih lama saat mendekati landasan pacu. Pilot memerlukan visibilitas yang cukup untuk melihat landasan pacu dan mengatur pesawat dengan tepat, yang membuat mendarat dalam kondisi kabut lebih menantang dan berisiko.

2. Instrumen Penerbangan dan Teknologi:
Proses lepas landas sebagian besar dapat dilakukan dengan bantuan instrumen penerbangan otomatis dan panduan dari menara kontrol lalu lintas udara. Namun, begitu pesawat berada di udara, pilot dapat mengandalkan instrumen dan autopilot untuk navigasi.

Mendarat memerlukan penggunaan instrumen dan teknik pendaratan yang lebih rumit, termasuk Instrument Landing System (ILS) yang memandu pesawat ke landasan pacu. Meskipun teknologi ILS dan instrumen canggih dapat membantu, mendarat dalam kondisi kabut tetap memerlukan visibilitas yang baik pada tahap akhir pendaratan.

3. Kondisi Darurat:
Jika terjadi keadaan darurat selama lepas landas, pesawat memiliki opsi untuk segera kembali ke bandara atau melanjutkan penerbangan dan mencoba mendarat di bandara alternatif dengan kondisi cuaca yang lebih baik.

Sebaliknya, jika terjadi keadaan darurat saat mendarat dalam kondisi kabut tebal, opsinya lebih terbatas dan berisiko. Pilot harus memiliki visibilitas yang cukup untuk memastikan pendaratan yang aman.

4. Peraturan dan Prosedur Keselamatan:
Peraturan keselamatan penerbangan mengizinkan lepas landas dalam visibilitas rendah dengan menggunakan instrumen dan panduan dari menara kontrol, asalkan persyaratan minimum terpenuhi.

Sementara peraturan keselamatan yang lebih ketat berlaku untuk pendaratan dalam kondisi visibilitas rendah. Banyak bandara memiliki minimum visibilitas yang lebih tinggi untuk pendaratan dibandingkan dengan lepas landas untuk memastikan keselamatan.

5. Psikologi dan Pengambilan Keputusan:
Pilot mungkin merasa lebih nyaman lepas landas dalam kondisi kabut karena mereka tahu bahwa mereka bisa segera naik di atas kabut dan melanjutkan penerbangan dengan instrumen.

Sebaliknya ,endarat dalam kondisi kabut memerlukan visibilitas yang lebih baik pada tahap akhir, yang membuat banyak pilot lebih berhati-hati dan memilih untuk menunggu kondisi membaik atau mendarat di bandara alternatif.

Dalam kesimpulan, meskipun teknologi modern dan prosedur keselamatan memungkinkan lepas landas dalam kondisi kabut, mendarat dalam kondisi kabut tetap menantang dan berisiko lebih tinggi, sehingga pilot biasanya lebih berhati-hati dan memilih untuk tidak mendarat dalam kondisi visibilitas rendah yang ekstrem.

Instrument Landing System Memungkinkan Pesawat Mendarat Ketika Berkabut

Airbus Gandeng Avincis dalam Pengembangan Advanced Air Mobility

Airbus dan Avincis, operator helikopter terkemuka di Eropa, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk bermitra dalam pengembangan Advanced Air Mobility (AAM). Kedua perusahaan akan berkolaborasi untuk menjajaki peluang pengoperasian eletronic Vertical Take-off and Landing (eVTOL) di seluruh Eropa.

Baca juga: Airbus Uji Sistem Kendali Penerbangan pada Prototipe eVTOL CityAirbus NextGen

Melalui perjanjian tersebut, Airbus dan Avincis akan fokus pada pendefinisian konsep operasi eVTOL di Eropa dan sekitarnya. Kedua pihak akan bersama-sama bekerja untuk menentukan profil misi untuk operasi eVTOL di Eropa dan wilayah target lainnya. Perjanjian ini merupakan langkah lain menuju terciptanya ekosistem AAM dan merupakan perluasan hubungan jangka panjang Airbus dengan Avincis.

John Boag, CEO, Avincis, mengatakan: “Kemitraan kami dengan Airbus merupakan tonggak penting bagi Avincis, seiring kami menatap masa depan layanan udara darurat dan platform yang akan mendukung misi kami untuk generasi mendatang. eVTOL akan memainkan peran penting dalam strategi armada jangka panjang kami karena teknologi ini terus berkembang untuk memberi kami jangkauan dan kemampuan lebih jauh di lapangan. Airbus berada di garis terdepan dalam evolusi ini, dan kami sangat senang dapat bekerja sama dengan tim mereka untuk memahami bagaimana kami dapat memanfaatkan teknologi terbaru untuk menghadirkan solusi yang lebih berkelanjutan pada layanan darurat secara global.”

Armada global Avincis saat ini mencakup sekitar 60 pesawat Airbus, yang sangat penting untuk melaksanakan operasi yang aman, andal, dan konsisten dari pangkalannya di Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan. Avincis dan Airbus telah menikmati kerja sama jangka panjang dan sukses, mengembangkan hubungan yang solid dan saling percaya yang akan menjadi landasan kolaborasi eVTOL baru ini.

Avincis adalah salah satu operator Layanan Darurat Udara terkemuka di dunia, yang menyediakan layanan penerbangan penting bagi sektor sipil untuk menyelamatkan nyawa, melindungi masyarakat, dan melindungi lingkungan. Dengan armada lebih dari 220 pesawat, Avincis mengandalkan tim yang terdiri lebih dari 2.400 profesional yang berani dan berbakat, termasuk pilot, kru, dan teknisi yang sangat berpengalaman. Avincis memiliki basis di Spanyol, Portugal, Italia, Norwegia, Swedia dan Finlandia, serta beroperasi di Mozambik dan Chili.

Airbus Gandeng MAGicALL, Kembangkan Motor Listrik Taksi Udara eVTOL CityAirbus NextGen

Ini Sebabnya Tiket Kereta Api Sulit untuk Dipalsukan

Seiring digitalisasi dan sistem pengamanan yang ketat, beredarnya tiket kereta api palsu sudah tidak terdengar dalam beberapa tahun belakangan. Namun, selalu ada saja orang yang iseng atau bertanya tentang tiket kereta api ini, seperti mungkinkah tiket kereta api dipalsukan, mengingat teknologi scanning, printer dan foto copy kini juga kian canggih dariu aspek presisi.

Baca juga: Pembatalan Tiket Lama dan Ribet, PT KAI Coba Buat Aplikasi Mudahkan Penumpang dengan Online

Seperti dikutip dari forum quora, saat memverifikasi keaslian tiket kereta api, penting untuk dipahami bahwa sebagian besar tiket kereta api sudah dicetak di atas kertas pengaman, yang dilengkapi watermarking, hologram dan microprinting. Fitur keamanan ini dirancang untuk mencegah duplikasi palsu, sehingga foto copy berkualitas tinggi sekali pun akan mudah dibedakan dari aslinya.

Selain itu, tiket kereta api sering kali menggunakan tinta termal, yang berubah warna saat terkena panas, sehingga sangat sulit untuk mereproduksi efek yang sama persis pada foto copy. Tidak cuma itu, tekstur dan bahan kertas tiket asli hampir tidak mungkin ditiru menggunakan teknologi fotokopi standar.

Seperti di negara-negara maju, beberapa tiket kereta api mengandung ‘benang pengaman’ tersembunyi yang bersinar di bawah sinar UV, sehingga semakin sulit untuk membuat foto copy yang meyakinkan. Penggabungan fitur keamanan canggih ini semakin mempersulit penipu untuk membuat tiket palsu yang meyakinkan, dan dalam banyak kasus, foto copy tiket kereta api tidak akan dianggap sah.

Vietjet Luncurkan Penerbangan Langsung Hanoi – Melbourne, 8 Juni 2024 Buka Rute Langsung ke Sydney

Penerbangan perdana Vietjet dari Hanoi, Vietnam, menuju Melbourne, Australia, tiba di Bandara Melbourne pada tanggal 4 Juni 2024. Penerbangan ini disambut oleh Natalie Hutchins, Anggota Parlemen Victoria, Menteri Pekerjaan dan Industri, Menteri Perempuan, Menteri Perjanjian dan Penduduk Asli Victoria, Wakil Duta Besar Vietnam untuk Australia Nghiem Xuan Hoa, Kepala Penerbangan Bandara Internasional Melbourne Jim Parashos, Wakil Komisaris Utama Vietjet Nguyen Thanh Ha, dan Wakil Presiden Vietjet Nguyen Thi Thuy Binh, bersama dengan penduduk setempat serta para penumpang.

Baca juga: Vietjet Raih ‘Best Ultra Low-Cost Airline’ dan ‘Best Low-Cost Airline Onboard Hospitality’ 2024

Penerbangan Hanoi – Melbourne merupakan rute keenam Vietjet yang menghubungkan Vietnam dengan Australia. Dengan dua penerbangan pulang pergi setiap hari Selasa dan Sabtu menggunakan pesawat A330 berbadan lebar yang modern, Vietjet terus meningkatkan kenyamanan perjalanan antara Hanoi dan Australia. Ekspansi jaringan penerbangan internasional Vietjet ini juga akan memberikan manfaat bagi para wisatawan di Asia dan Australia.

Wakil Presiden Vietjet Nguyen Thi Thuy Binh menyampaikan: “Sejak penerbangan pertama Vietjet ke Australia pada April 2023, kami terus memperluas jaringan kami yang menghubungkan lima kota terbesar di Australia, yaitu Melbourne, Sydney, Brisbane, Perth, dan Adelaide, dengan Ho Chi Minh City. Peluncuran rute Melbourne – Hanoi pada 4 Juni 2024, dan rute Sydney – Hanoi yang akan diluncurkan pada 8 Juni 2024, semakin membuktikan komitmen kami untuk terus mengembangkan jaringan penerbangan serta menyediakan layanan berkualitas antara Australia dan Vietnam guna memenuhi permintaan masyarakat setempat dan wisatawan.”

Kepala Penerbangan Bandara Melbourne, Jim Parashos, menyampaikan bahwa pertumbuhan pasar Vietnam merupakan salah satu hal positif yang muncul pasca pandemi. Ia menambahkan, “Peningkatan kapasitas di pasar memberikan keuntungan bagi penumpang dalam bentuk tarif yang lebih murah, tetapi juga memberikan akses bagi eksportir ke pasar-pasar bernilai tinggi. Layanan Vietjet di Hanoi akan melengkapi layanan penerbangan lima kali seminggu ke Ho Chi Minh City yang beroperasi saat ini serta membuka pintu bagi masyarakat Vietnam untuk terhubung dengan beragam destinasi Asia lainnya melalui jaringan maskapai ini. Vietnam merupakan salah satu dari sepuluh destinasi internasional utama kami.”

Peluncuran rute Hanoi – Melbourne diharapkan dapat menarik investasi dan meningkatkan permintaan dalam sektor pariwisata, pendidikan internasional, kunjungan keluarga, dan peluang kerja di Victoria. Tujuan dari rute ini adalah untuk membantu memulihkan sektor pariwisata

Menyusul peluncuran rute Hanoi – Melbourne, Vietjet akan meluncurkan rute penerbangan Hanoi – Sydney pada tanggal 8 Juni 2024 mendatang. Saat ini, Vietjet mengoperasikan 58 penerbangan mingguan antara Vietnam dan Australia. Selain itu, maskapai ini juga memiliki empat rute yang menghubungkan Vietnam dengan Indonesia: Jakarta ke Ho Chi Minh City, Jakarta ke Hanoi, Bali ke Ho Chi Minh City, dan Bali ke Hanoi. Langkah ekspansi ini menggarisbawahi komitmen Vietjet dalam menyediakan beragam pilihan konektivitas menuju berbagai destinasi internasional.

Salib Sydney, Kota Terbesar di Australia Sekarang adalah Melbourne