Enam Hal ini Jadi Pembeda Antara Rel Kereta Cepat dan Rel Kereta Konvensional

Pada 18 Agustus 2023, secara resmi layanan kereta cepat akan beroperasi untuk pertama kalinya di Indonesia, dengan menghubungkan Jakarta-Bandung. Menyambut era baru dunia perkeretaapian di Tanah Air, maka juga menjadi babak baru dalam implementasi jenis rel baru di Indonesia.

Baca juga: Inilah Rel R60, Jenis Rel Khusus untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Rel untuk kereta cepat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan rel konvensional. Agar lebih mengenal tentang rel kereta cepat, berikut beberapa ciri khasnya yang diketahui secara umum.

1. Desain Lintasan yang Lebih Rata
Rel kereta cepat dirancang dengan profil yang lebih rata dibandingkan dengan rel konvensional. Permukaan rel yang lebih rata membantu mengurangi gesekan dan hambatan saat kereta melaju dengan kecepatan tinggi, memungkinkan perjalanan yang lebih lancar dan efisien.

2. Sistem Peredam Getaran
Rel kereta cepat sering dilengkapi dengan sistem peredam getaran, seperti pemasangan bantalan karet di antara rel dan landasan. Sistem ini membantu meredam getaran dan kebisingan yang dihasilkan oleh kereta berkecepatan tinggi, meningkatkan kenyamanan bagi penumpang dan mengurangi dampak lingkungan.

3. Kelas Toleransi yang Ketat
Rel kereta cepat memerlukan toleransi yang sangat ketat dalam hal pengukuran dan geometri. Ini berarti dimensi dan posisi rel harus terjaga dengan sangat presisi untuk memastikan kereta berjalan dengan stabil pada kecepatan tinggi. Kualitas dan keakuratan tinggi dalam pembangunan dan pemeliharaan rel sangat penting dalam sistem kereta cepat.

4. Rel yang Lebih Berat
Rel kereta cepat sering kali lebih berat dibandingkan dengan rel konvensional. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kestabilan dan mengurangi getaran saat kereta berjalan dengan kecepatan tinggi. Rel yang lebih berat juga dapat membantu mengurangi perubahan termal dan menjaga kelurusan lintasan.

5. Kontrol Suhu dan Ekspansi
Rel kereta cepat dilengkapi dengan sistem kontrol suhu yang canggih untuk menghindari perubahan termal yang drastis dan meminimalkan ekspansi rel. Ini penting karena suhu yang tinggi atau perubahan suhu yang tiba-tiba dapat mempengaruhi integritas struktural rel dan mengurangi keamanan serta efisiensi perjalanan.

6. Keamanan Tinggi
Rel kereta cepat memiliki standar keselamatan yang tinggi, termasuk sistem perlindungan terhadap derailment (keluar jalur), seperti bantalan kecepatan tinggi, sensor kecepatan, dan sistem kontrol otomatis yang dapat mendeteksi anomali dan mengambil tindakan pencegahan.

Baca juga: Yuk, Kenali Jenis – jenis Bantalan Rel Kereta Api. Indonesia Sudah Punya Lengkap!

Dengan desain dan konstruksi yang cermat, rel kereta cepat memungkinkan kereta untuk beroperasi pada kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kereta konvensional, memberikan perjalanan yang cepat, efisien, dan aman bagi penumpang.

Dirancang Tahan Tekanan dan Tarikan, Sabuk Keselamatan Penumpang Pesawat Terbuat dari Bahan Ini

Sabuk keselamatan (safety belt) identik sebagai bagian dari layanan penerbangan yang melekat kepada setiap penumpang. Melingkar pada pinggang penumpang, dari masa ke masa sudah begitu banyak nyawa yang diselamatkan berkat penggunaan seatbelt selama penerbangan.

Baca juga: Sabuk Pengaman Ternyata Sudah Ada Sejak 1800-an

Dan tahukah Anda, bahwa sabuk keselamatan pada pesawat punya ciri khas tersendiri, bukan sebatas desainya yang melingkari pinggang. Jenis sabuk keselamatan pada pesawat adalah tipe sabuk pinggang (lap belt)

Sabuk pinggang adalah bagian sabuk pengaman yang melintang di sekitar pinggang penumpang dan diikat di sisi kursi. Ini bertujuan untuk mengamankan tubuh bagian bawah penumpang ke kursi. Sabuk pinggang ini dilengkapi dengan kunci pengaman yang dapat diatur agar pas dengan ukuran tubuh penumpang.

Safety belt di pesawat dirancang dengan sistem penguncian yang kuat dan aman agar sabuk pengaman tetap terkunci selama penerbangan. Kunci pengaman ini biasanya mudah dilepas dengan menekan tombol atau tuas yang ada pada kunci.

Sabuk pengaman pada pesawat umumnya dilengkapi dengan regulator panjang sabuk yang memungkinkan penyesuaian panjang sabuk agar sesuai dengan ukuran tubuh penumpang. Regulator ini biasanya berupa gesper atau gesper pengunci yang dapat diatur.

Safety belt di kabin pesawat dibuat dari bahan yang kuat dan tahan terhadap tekanan dan tarikan. Bahannya terbuat dari nilon atau poliester yang diperkuat dengan serat kekuatan tinggi untuk memastikan keandalan dan ketahanannya selama penerbangan.

Baca juga: Meski Tanda Sabuk Pengaman Telah Dimatikan, Tapi Mengenakan Seatbelt Adalah Wajib!

Karena menyangkut nyawa, setiap sabuk keselamatan pesawat dirancang dan diuji sesuai dengan standar keselamatan penerbangan yang ketat yang ditetapkan oleh badan regulasi penerbangan, seperti FAA dan EASA.

Inilah Rahasia Mengapa Kursi Pesawat Penumpang Bisa Sedemikian Kuat

Selain struktur atau mainframe, hal lain yang dikenal dirancang kuat pada pesawat adalah kursi penumpang. Tanpa disadari, kursi penumpang pada pesawat komersial dirancang dengan kekuatan tersendiri, dikembangkan untuk menjembatani aspek kenyamanan dan keselamatan. Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa kursi penumpang pada pesawat harus dirancang sedemikian kuat?

Baca juga: Perusahaan Jerman Rancang Kursi Penumpang dan Pilot yang Dilengkapi Sensor Detak Jantung

Kursi pesawat penumpang dirancang untuk menjadi kuat dan tahan terhadap tekanan, getaran, dan guncangan yang terjadi selama penerbangan. Dikutip dari forum quora.com, ada beberapa alasan mengapa kursi pesawat penumpang bisa begitu kuat:

1. Material yang digunakan
Kursi pesawat penumpang biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti aluminium, titanium, atau campuran serat karbon. Material-material ini memiliki kekuatan struktural yang tinggi dan mampu menahan beban yang diberikan.

2. Desain struktural
Kursi pesawat penumpang dirancang dengan mempertimbangkan aspek struktural yang kuat. Mereka biasanya memiliki kerangka yang terbuat dari logam atau bahan komposit, yang dirancang dengan metode rekayasa struktural yang cermat untuk memastikan kekuatan dan stabilitasnya.

3. Uji kekuatan
Sebelum kursi pesawat penumpang digunakan dalam penerbangan komersial, mereka melewati serangkaian pengujian yang ketat untuk memastikan kekuatan dan keandalannya. Tes-tes ini termasuk uji beban, uji kejut, uji kelelahan, dan uji kebakaran. Pengujian ini memastikan bahwa kursi dapat bertahan dalam berbagai situasi darurat dan kondisi yang mungkin terjadi selama penerbangan.

5. Standar keselamatan penerbangan
Industri penerbangan memiliki standar keselamatan yang ketat yang mengatur desain, konstruksi, dan pengujian kursi pesawat penumpang. Standar ini ditetapkan oleh badan regulasi penerbangan seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat dan European Union Aviation Safety Agency (EASA) di Uni Eropa. Standar-standar ini bertujuan untuk melindungi penumpang dan awak pesawat dalam situasi darurat dan memastikan bahwa kursi pesawat penumpang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi.

Dengan menggunakan material yang kuat, desain struktural yang baik, pengujian yang ketat, dan standar keselamatan yang tinggi, kursi pesawat penumpang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada penumpang dalam penerbangan.

Baca juga: Sah, Dua Sandaran Tangan ‘Milik’ Penumpang yang Duduk di Kursi Tengah

Kursi penumpang pada pesawat dapat terbuat dari berbagai bahan, tergantung pada desain dan spesifikasi pesawat tertentu. Beberapa bahan umum yang digunakan untuk kursi penumpang pesawat seperti logam, plastik dan materil komposit, yang bobotnya relatif ringan dan tidak mudah terbakar.

Konversi dari Pesawat Penumpang ke Pesawat Kargo, Inilah Delapan Tahap yang Harus Dilalui

Seiring dinamika dan kebutuhan pasar, konversi pesawat penumpang menjadi pesawat angkut (kargo) kerap diberitakan. Meski tidak selalu, namun kebanyakan konversi dilakukan pada pesawat penumpang yang telah berusia ‘tua’ untuk diberdayakan kembali untuk misi angkut barang.

Nah, proses konversi pada pesawat tidak semudah pada konversi di kendaraan darat, ada beragam tahapan yang mencakup pengujian dan sertifikasi yang ketat dalam proses konversi ini.

Baca juga: Bisakah Pesawat Penumpang Dikonversi Jadi Pesawat Kargo?

Untuk mengkonversi pesawat penumpang menjadi pesawat kargo, biasanya diperlukan serangkaian proses yang terdiri dari delapan poin utama.

1. Perencanaan dan analisis
Tahap awal adalah melakukan perencanaan yang cermat untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan pesawat yang akan diubah. Analisis harus dilakukan untuk memastikan pesawat dapat menangani beban kargo yang diinginkan.

2. Penilaian struktural
Pesawat harus dinilai secara struktural untuk memastikan bahwa modifikasi tidak akan mengurangi kekuatan atau integritasnya. Ini melibatkan evaluasi beban tambahan yang akan diberikan pada struktur pesawat.

3. Penghapusan interior penumpang
Komponen interior yang terkait dengan area penumpang seperti kursi, tempat penyimpanan, dan panel harus dihapus untuk memberikan ruang yang dibutuhkan untuk kargo. Bagian yang dihapus biasanya termasuk bangku, lampu baca, toilet, dan galleys.

4. Penguatan lantai dan dinding
Lantai pesawat mungkin perlu diperkuat untuk menahan bobot dan gaya dari kargo yang akan diangkut. Dinding pesawat juga dapat diperkuat untuk mendukung kargo yang akan dimuat.

5. Pemasangan sistem pengikatan
Sistem pengikatan kargo harus dipasang di lantai pesawat untuk mengamankan muatan dengan aman. Ini termasuk pengikat kargo, kait, dan sistem pengikatan lainnya.

6. Modifikasi pintu kargo
Pintu kargo baru mungkin harus dipasang atau pintu penumpang yang ada dapat dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan kargo. Ini termasuk memperbesar pintu, menambahkan mekanisme penguncian yang kuat, dan memasang sistem penanganan kargo.

7. Pengaturan ulang sistem
Beberapa sistem pesawat yang terkait dengan penumpang seperti sistem ventilasi, pemanas, pendingin, dan sistem hiburan dapat diubah atau dinonaktifkan sesuai kebutuhan kargo. Sistem pengendalian kargo seperti suhu dan kelembaban juga perlu dipertimbangkan.

Baca juga: Boeing 777-300ER Hasil Konversi ke Pesawat Kargo Terbang Perdana

8. Sertifikasi dan pengujian
Setelah konversi selesai, pesawat harus melewati proses sertifikasi dan pengujian yang ketat untuk memastikan bahwa semua perubahan memenuhi persyaratan keselamatan dan standar penerbangan yang berlaku.

Honeywell HCR-25 – ‘Kotak Hitam’ Generasi Terbaru, Mampu Rekam Suara di Kokpit Minimal 25 Jam

Honeywell dan Curtiss-Wright Corporation belum pada akhir Juni lalu mengumumkan bahwa varian cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR) Honeywell Connected Recorder-25 (HCR-25) yang mereka kembangkan bersama, telah menjadi tipe bersertifikat untuk pesawat jenis Boeing 737, 767 dan 777. Sebagai hasil dari sertifikasi tersebut, setiap maskapai sekarang dapat menggunakan perangkat yang disebut juga ‘kotak hitam’ (black box) HCR-25.

Baca juga: Mengapa Data di Kotak Hitam Tidak Diteruskan Secara Live Streaming? Ini Alasannya

Berdasarkan teknologi Fortress CVR Curtiss-Wright yang ringkas dan ringan serta konsep desain Honeywell Flight Recorder 5 (HFR5) yang telah terbukti, maka HCR-25 mematuhi peraturan dan persyaratan terbaru untuk memenuhi mandat dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa – European Aviation Safety Agency (EASA) runtuk rekaman suara kokpit – cockpit voice recorder minimal 25 jam untuk pesawat dengan berat lebih dari 27 ton.

Sejumlah wilayah di dunia telah mengeluarkan mandat terkait mandat EASA, termasuk Eropa, Kanada, Meksiko, dan Singapura. “CVR dan FDR yang andal sangat penting untuk aspek keselamatan dan investigasi, dan sejak 2019 kami telah bekerja sama dengan Curtiss-Wright untuk merancang dan mengembangkan perekam suara dan data generasi berikutnya yang sesuai mandat menggunakan konektivitas waktu nyata. Melalui peningkatan konektivitas, operator pesawat memiliki sumber pengumpulan data lain untuk meningkatkan perawatan dan kinerja pesawat,” kata Steve Hadden, wakil presiden, Layanan & Konektivitas, Honeywell Aerospace.

Baca juga: Apa Itu Kotak Hitam Atau Black Box?

“Kami dengan bangga mengumumkan tonggak sertifikasi tipe Boeing yang penting ini yang memungkinkan industri penerbangan komersial memanfaatkan generasi terbaru FDR dan penerbangan Curtiss-Wright,” kata Lynn M. Bamford, ketua dan CEO Curtiss-Wright Corp.

 

 

Bombardier Global 8000 – Pesawat Jet Bisnis dengan Kecepatan Supersonik, Pertama Sejak era Condorde Berakhir

Pesawat jet bisnis Bombardier Global 8000 telah memecahkan rekor kecepatan suara selama pengujian dan akan menjadi pesawat jet bisnis tercepat yang dibuat khusus. Pesawat sipil tercepat di dunia sejak Concorde ini, diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2025.

Baca juga: [Hari ini 17 Tahun Lalu] Penerbangan Terakhir Concorde Pasca Polemik di Belakangnya

Meskipun kecepatan jelajah normalnya berada di Mach 0,94, Bombardier Global 8000 diharapkan mampu menembus penghalang suara, atau melesat dengan kecepatan di level supersonik.

Pesawat jet bisnis yang sangat cepat ini akan menjadi produk andalan baru Bombardier. Global 8000 tidak akan secara teratur terbang dengan kecepatan supersonik, tetapi akan mampu melakukan hal tersebut. Bombardier mendemonstrasikan kecepatan lebih dari Mach 1,015 pada Mei 2021, ketika kru uji mengemudikan Global 7500 yang dimodifikasi – berfungsi sebagai platform uji untuk Global 8000 yang akan datang – menempatkan pesawat ke posisi hidung ke bawah selama pengujian dan melanjutkan untuk memecah rekor supersonik.

Dengan asumsi versi bersertifikat mampu memecahkan penghalang suara, maka menjadikan Global 8000 sebagai pesawat sipil pertama dengan kemampuan seperti itu sejak Concorde pensiun pada tahun 2003.

Selain menjadi pesawat sipil pertama yang diproduksi sejak Concorde untuk memecahkan rekor supersonik. Global 8000 juga akan menjadi pesawat Kategori Transportasi pertama yang ditenagai oleh bahan bakar penerbangan berkelanjutan – sustainable aviation fuel (SAF) yang terbang di kecepatan supersonik.

Baca juga: Teka-teki Konglomerat Jakarta yang Beli Jet Mewah Bombardier Global 7500 Pertama

Selain kecepatannya, Global 8000 menghadirkan angka kinerja mengesankan lainnya. Pesawat ini punya jangkauan 8.000 mil laut (14.816 km), memungkinkannya untuk mengangkut penumpang pada rute jarak jauh seperti Dubai ke Houston atau London ke Perth. Selain itu, diharapkan mampu melakukan penerbangan di rute lintas benua dengan kecepatan jelajah hingga Mach 0,92. Pesawat ini ditenagai oleh mesin GE (General Electric) Passport yang menghasilkan daya dorong 18.920 lbf.

Genjot Pendanaan, Vietnam Airlines Lelang Tiga Unit Airbus A321 Berusia 16 Tahun

Guna menunjang ekspansi pasar pada penerbangan jarak jauh yang progresif, Vietnam Airline jelas membutuhkan pendanaan dalam jumlah besar. Dari berbagai srategi pembiayaan yang dilakukan, salah satunya adalah upaya Vietnam Airlines untuk melelang tiga armada pesawat narrow body.

Baca juga: Vietnam Airlines Jadi Maskapai Kedua di Asia Tenggara yang Layani Penerbangan Langsung ke AS

Lewat lelang, Vietnam Airlines berharap dapat mengumpulkan lebih dari US$15 juta melalui lelang tiga Airbus A321 yang sudah tua. Dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan, Vietnam Airlines telah memutuskan untuk melelang tiga Airbus A321 miliknya. Pesawat akan dijual kepada penawar tertinggi, dengan harga awal masing-masing US$5 juta.

Menurut data dari ch-aviation, Vietnam Airlines memiliki 48 unit armada A321, selain 20 unit A321neo. Ke-48 pesawat tersebut memiliki usia rata-rata 11,8 tahun, masing-masing membawa total 178 hingga 203 penumpang dalam konfigurasi dua kelas, tergantung tata letak kursi. Vietnam Airlines menempatkan A321-nya untuk digunakan pada berbagai rute domestik dan regional, dengan penerbangan jarak jauh menggunakan A350 dan Boeing 787.

Tiga A321 yang akan dilelang terdaftar sebagai VN-A350, VN-A351, dan VN-A352. Ketiga pesawat dikirim dalam status baru ke Vietnam Airlines pada awal 2007, membuat pesawat berusia lebih dari 16 tahun. Ketiga pesawat saat ini menampilkan konfigurasi A321 dengan kepadatan tertinggi dari maskapai hanya dengan delapan kursi di kelas bisnis dan 195 di kelas ekonomi, menawarkan jarak antar kursi masing-masing 45 inci dan 32 inci.

Ini bukan pertama kalinya Vietnam Airlines melelang pesawat untuk menghasilkan pendapatan. Kembali pada tahun 2020, maskapai ini menjual lima Airbus A321 masing-masing dengan harga rata-rata US$7,4 juta dalam upaya untuk meningkatkan pendapatannya dan merestrukturisasi armadanya di puncak pandemi. Satu tahun kemudian, maskapai kemudian menjual 11 unit A321 lagi dengan cara ini.

Baca juga: Gantikan Armada Airbus yang Sudah Tua, Vietnam Airlines Berencana Pesan 100 Boeing 737 MAX

Vietnam Airlines telah mengalami pemulihan yang kuat dari pandemi, sebagian dibantu oleh pasar domestik yang sangat kuat. Dalam enam bulan pertama tahun ini, maskapai ini telah mengangkut lebih dari 10 juta penumpang, naik 23,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Stasiun Palmerah, Dulu Bernama Paal Merah yang Berarti Patok Merah

Siapa yang tak kenal dengan stasiun Palmerah yang terletak setelah stasiun Tanah Abang dan menjadi jalur kereta komuter (KRL) tujuan Rangkas Bitung. Stasiun ini berada di ketinggian +13 meter, masuk dalam Daerah Operasionl I dan hanya melayani KRL Jabodetabek saja.

Baca juga: Jejak Sejarah Yang Terlupakan, Stasiun Gambir Dulunya Adalah Tanah Rawa

Dulu, stasiun ini memiliki empat jalur kereta api, namun kini hanya tersisa dua jalur. Penasaran dari mana nama Palmerah? KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, bahwa nama Palmerah sendiri awalnya dari patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan wilayah tersebut dan masyrakat menyebutnya Paal Merah.

Namun kini patok-patok tersebut sudah berubah warna menjadi hitam dan putih. Patok-patok itu sebenarnya berfungsi sebagai penanda batas wilayah Batavia ke arah Bogor. Jalanan berpatok merah ini dulunya sering dilewati oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ketika hendak mengendarai kereta kuda dari Batavia menuju Istana Bogor.

Stasiun Palmerah sendiri mulai beroperasi pada 1899, konon pembukaan jalur kereta api ini adalah pengembangan dari trem uap dari Batavia menuju Tangerang dengan cabang dari Djembatan Doewa (Jembatan Dua) menuju Paal Merah. Jalur trem uap yang menuju Palmerah melewati beberapa halte yakni Gang Chaulan, halte Djati Lama, halte Pekembangan, dan halte akhir Palmerah.

Stasiun Palmerah sebelum direnovasi

Jarak titik awal trem hingga berakhir di Palmerah sepanjang 8,49 km. Dibukanya jalur trem uap Palmerah menjadikan terhubungnya arus transportasi dari tengah kota Batavia menuju pinggiran kota di Kebayoran. Pada akhir abad ke 19, kondisi lalu lintas di pusat kota Batavia menuju Palmerah sangat ramai oleh para pelancong yang hilir mudik silih berganti.

Mereka melalui jalur ini untuk berbagai kepentingan, salah satunya seperti berdagang. Karena semakin berkembangnya wilayah tersebut, maka untuk melayani kebutuhan transportasi di jalur Batavia-Kebayoran pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Besluit No.4 tanggal 24 Januari 1891 yang memberikan konsesi pembangunan dan pengoperasian trem uap di Residen Batavia dengan ketentuan trem digunakan untuk mengangkut orang dan barang.

Lebar kereta trem tersebut 1.067 mili meter dan pemerintah memberi jaminan modal sebesar 15.000 gulden. Ini merupakan salah satu jalur kereta api yang beroperasi pada awal abad ke 20 dan masih digunakan hingga sekarang.

Baca juga: Manggarai, dari Tempat Budak Hingga Menjadi Stasiun Terbesar di Jakarta

Dulu, sebelum mengoperasikan KRL selain trem, jalur ini juga menjadi jalur kereta ekonomi lokal tujuan Rangkas Bitung. Tahun 1992, KRL Serpong Ekspress juga melintas melalui jalur ini dan menjadi cikal bakal dari KRL Green Line.

Kemudian tahun 2013-2014 stasiun ini mulai direnovasi menjadi lebih baik dan ditingkat dua. Sehingga pada 6 Juli 2015 lalu, stasiun ini resmi digunakan kembali dengan fasilitas yang lebih modern, seperti eskalator dan juga kini ada perencanaan pembangunan TOD di sekitaran stasiun Palmerah.

Akibat Jembatan Rel Runtuh di Sungai Yellowstone, Jalur Produksi Boeing 737 Max Terganggu

Jalur produksi pesawat narrow body Boeing 737 Max dan pesawat intai P-8A Poseidon kini sedang mengalami kendala. Namun, kendala bukan diakibatkan oleh aksi pemogokan karyawan atau masalah pada komponen. Ternyata masalah bersumber dari jembatan rel yang runtuh di atas Sungai Yellowstone pada 24 Juni 2023.

Baca juga: Mengenal Keluarga Boeing 737 MAX, Dari Max 7 Sampai MAX 10

Putusnya jembatan rel di Sungai Yellowstone berdampak serius, yakni pengiriman badan pesawat (fuselage) 737 Max dari Spirit AeroSystems, yang memproduksi ‘pickles’ di Wichita, Kansas ke fasilitas perakitan Boeing di Renton, Washington, menjadi terganggu. Jembatan rel Sungai Yellowstone runtuh ketika sebuah kereta yang membawa aspal jatuh ke sungai.

Menurut sebuah laporan oleh The Air Current, Boeing sekarang mengangkat badan pesawat 737 yang belum dicat dan belum selesai, yang tidak termasuk bagian seperti sayap, penstabil horizontal dan vertikal, ke truk di dekat lokasi kecelakaan. Setelah heavy goods vehicles (HGV) melintasi Sungai Yellowstone, badan pesawat dapat dipindahkan ke kereta api dan diangkut ke Renton, Washington untuk dirakit sepenuhnya.

Stasiun TV lokal KTVQ melaporkan bahwa The Unified Command, yang terdiri dari pejabat dari beberapa badan pemerintah federal dan negara bagian AS, menyebut bahwa jembatan rel akan diperbaiki dalam hitungan minggu.

Spirit AeroSystems adalah salah satu pemasok utama bagi Boeing dalam proyek pesawat 737 Max. Spirit AeroSystems adalah perusahaan manufaktur aeroangkasa yang berbasis di Amerika Serikat dan bertanggung jawab atas produksi sejumlah komponen utama pesawat, termasuk bagian-bagian struktural utama.

Dalam konteks proyek 737 Max, Spirit AeroSystems memiliki peran penting dalam memproduksi dan menyediakan beberapa bagian kunci untuk pesawat tersebut. Mereka bertanggung jawab atas desain dan manufaktur sayap depan, bagian tengah, dan bagian ekor dari pesawat 737 Max. Bagian-bagian tersebut meliputi bagian struktural seperti panel sayap, pylon mesin, dan stabilizer vertikal.

Namun, perlu dicatat bahwa setelah kecelakaan dua pesawat 737 Max pada 2018 dan 2019 yang melibatkan sistem pengendalian penerbangan MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System), Spirit AeroSystems juga terkena dampaknya. Setelah insiden tersebut, produksi pesawat 737 Max dihentikan sementara, termasuk produksi oleh Spirit AeroSystems. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan dan pengaruh signifikan terhadap aktivitas perusahaan.

Dalam rangka mengatasi masalah yang ditemui pada pesawat 737 Max, Boeing bekerja sama dengan para pemasoknya, termasuk Spirit AeroSystems, untuk memperbaiki sistem dan proses produksi. Setelah peninjauan mendalam dan peningkatan dalam desain dan prosedur, produksi pesawat 737 Max kemudian dilanjutkan dengan penerapan perubahan yang diperlukan.

Baca juga: Kaca Kokpit Boeing 737 Max 8 Soutwest Retak di Udara, Inilah Kemungkinan Penyebabnya

Spirit AeroSystems berperan sebagai salah satu mitra utama bagi Boeing dalam produksi pesawat 737 Max dan memainkan peran penting dalam membangun struktur utama pesawat tersebut.

Vietjet Tawarkan Tiket Mulai Rp900.000 dan Gratis Asurasi Perjalanan untuk Penerbangan dari Indonesia

Penumpang yang menggunakan layanan penerbangan Vietjet dari Jakarta – Ho Chi Minh City, Bali – Ho Chi Minh City/Hanoi akan merasa aman dan nyaman dalam menikmati perjalanan mereka sepenuhnya dengan asuransi Sky Care. Vietjet menyediakan asuransi perjalanan Sky Care secara gratis untuk semua penumpang di semua kelas tiket dan di seluruh jaringan penerbangan guna memberikan pengalaman terbang yang aman dan menyenangkan.

Baca juga: Vietjet Luncurkan Rute Penerbangan Langsung Ketiga di Indonesia, Hubungkan Jakarta dengan Ho Chi Minh

Dengan asuransi perjalanan Sky Care yang komprehensif, seluruh penumpang akan merasakan berbagai manfaat yang meliputi penggantian biaya medis akibat kecelakaan atau penyakit (termasuk Covid-19), masalah terkait penerbangan (seperti penundaan pemerbangan, penundaan bagasi, kehilangan bagasi, dan kehilangan dokumen perjalanan), serta Layanan Dukungan Perjalanan dan Medis Global yang tersedia sepanjang waktu.

Selain itu, wisatawan Indonesia dapat mencari tiket dengan harga terjangkau mulai dari Rp900.000/sekali jalan (termasuk pajak & biaya tambahan) setiap hari Rabu, Kamis, dan Jumat hingga akhir tahun. Waktu penerbangan untuk tiket promosi mulai dari 10 Agustus 2023 hingga 31 Maret 2024 (tidak termasuk hari libur umum).

Setiap wisatawan yang berhasil membeli tiket akan secara otomatis mendapatkan asuransi perjalanan Sky Care saat mereka mereka melakukan perjalanan bersama Vietjet. Asuransi ini berlaku untuk semua kelas tiket, termasuk Eco, Deluxe, SkyBoss, dan Bisnis.

Rute Jakarta – Ho Chi Minh City akan mulai beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2023 dengan satu penerbangan pulang pergi harian. Rute ini merupakan rute ketiga dari Vietjet yang menghubungkan kedua negara tersebut. Saat ini, Vietjet telah mengoperasikan tiga penerbangan pulang pergi harian antara Bali dan Ho Chi Minh City, serta satu penerbangan pulang pergi harian antara Bali dan Hanoi.