Lintasan Kayangan–Pototano di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin menunjukkan perannya sebagai jalur vital penghubung Pulau Lombok dan Sumbawa. Jalur laut ini menjadi urat nadi mobilitas masyarakat sekaligus pintu gerbang wisatawan menuju destinasi unggulan kedua pulau tersebut.
Pentingnya lintasan ini tidak hanya untuk transportasi, tetapi juga pengembangan pariwisata. Lombok dan Sumbawa sendiri memiliki potensi besar dengan destinasi tingkat kelas dunia.
Hal ini dikatakan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo. Dia mengatakan, untuk mewujudkannya aksesibilitas menjadi kunci, dan ASDP berkomitmen menjaga konektivitas agar wisata terus tumbuh dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat
“Kami percaya bahwa pariwisata hanya bisa maju dengan dukungan transportasi yang lancar, aman, dan terjangkau. Karena itu, ASDP terus memperkuat armada, meningkatkan kualitas layanan, dan menghadirkan sistem reservasi digital agar penyeberangan semakin mudah diakses masyarakat maupun wisatawan,” jelas Heru yang dikutip dari siaran pers, Minggu (28/9/2025).
Pulau Lombok dikenal dengan ikon wisata Gunung Rinjani, Gili Trawangan, dan Pantai Senggigi, sementara Sumbawa menawarkan pesona Pantai Maluk dan Gunung Tambora. Akses penyeberangan Kayangan–Pototano menjadi jalur vital yang membuka peluang wisatawan untuk menjelajahi dua destinasi unggulan tersebut.
Selain sektor pariwisata, jalur ini juga menopang distribusi logistik. Komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, hingga hasil laut bergerak melalui lintasan ini, memperkuat rantai pasok dan mendukung ketahanan pangan di NTB.
Data ASDP mencatat, periode Januari–Agustus 2025, lintasan Kayangan–Pototano telah melayani 889.682 penumpang dan 252.973 unit kendaraan. Dari jumlah tersebut, sepeda motor mendominasi dengan 117.643 unit, diikuti mobil pribadi sebanyak 72.412 unit. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap moda penyeberangan.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa perusahaan juga mendorong kawasan pelabuhan memiliki fungsi tambahan sebagai destinasi wisata.
“Melalui program waterfront destination, ASDP melakukan transformasi kawasan pelabuhan agar lebih modern dan terpadu, sehingga bisa menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan,” katanya.
Dengan konsep serupa, pengembangan waterfront di Kayangan diharapkan mampu menambah daya tarik kawasan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Ke depan, ASDP menargetkan pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai terminal penyeberangan, tetapi juga sebagai magnet wisata baru.
Dalam operasionalnya, ASDP terus menekankan aspek keselamatan. Jadwal keberangkatan yang teratur, prosedur keselamatan yang ketat, serta kesiapan kru kapal menjadi bagian penting dari upaya menghadirkan layanan yang andal.
Heru Widodo menegaskan kembali, keberadaan lintasan ini bukan hanya tentang transportasi.
“Kayangan–Pototano adalah jembatan laut yang menyatukan masyarakat, memperkuat pariwisata, sekaligus menggerakkan roda ekonomi. Inilah wujud kontribusi ASDP sebagai garda terdepan konektivitas Nusantara,” ujarnya menandaskan.
Kapal Penumpang Tertua di Dunia ‘Berlabuh’ di Bintan, Disulap Jadi Hotel oleh Pengusaha Singapura