RUPST 2018, Garuda Indonesia Canangkan Akselerasi Bisnis dan Pertumbuhan Penumpang 10 Persen

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan PT Garuda Indonesia pada Kamis (19/4/2018) kemarin di hadiri oleh keseluruhan pemegang saham Garuda. RUPS tahun 2018 ini merupakan yang ketujuh kalinya sejak melaksanakan IPO pada Februari 2011 lalu. Baca juga: Perjalanan Kasus Koosmariam Djatikusumo Hingga Gugatan ke Garuda Indonesia Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan, sejalan dengan dinamika industri penerbangan pada tahun-tahun mendatang yang semakin kompetitif, akselerasi bisnis perusahaan juga harus ikut dikembangkan. Dia mengatakan, melalui manajemen baru itu diharapkan dapat mendukung upaya perseroan dalam mengakselerasi kinerja bisnis yang di jalankan. “Kami berterima kasih kepada seluruh jajaran manajemen serta jajaran pemegang saham  yang terus mendukung upaya perusahaan menghasilkan output bisnis yang sustainable”, papar Pahala yang dikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers Kamis (19/4/2018). Pada tahun 2018 ini, industri penerbangan semakin penuh tantangan dan perusahaan menargetkan pertumbuhan kapasitas penumpang mencapai 9-10 persen. Pahala mengatakan, pencapaian tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan khususnya melihat proyeksi nilai tukar mata uang asing dan harga bahan bakar pesawat yang masih flukuatif. Dengan adanya RUPS ini, juga dilakukan pemberhentian degan hormat Direktur Produksi Garuda Indonesia Puji Nur Handayani serta penyesuaian struktur direksi baru yang akan bertugas mendamping Direktur Utama. Dengan demikian, maka susunan Direksi Garuda Indonesia sesuai hasil RUPST adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Pahala N. Mansury Direktur Operasi : Triyanto Moeharsono Direktur Teknik : I Wayan Susena Direktur Umum dan SDM : Linggarsari Suharso Direktur Niaga Domestik : Nina Sulistyowati Direktur Kargo & Niaga Internasional : Sigit Muhartono Direktur Layanan: Nicodemus P. Lampe Direktur Keuangan & Manajemen Resiko : Helmi Imam Satriyono Sementara itu, sesuai dengan agenda RUPS 2018tersebut susunan Dewan Komisaris Garuda Indonesia juga mengalami perubahan dengan masuknya sejumlah nama baru menggantikan komposisi dewan komisari sebelumnya sebagai berikut : Komisaris Utama & Independen: Jusman Syafii Djamal Komisaris Independen : Hasan M. Soedjono Komisaris Independen : Herbert Timbo Parluhutan Siahaan Komisaris : Luky Alfirman Komisaris : Chairal Tanjung Komisaris : Dony Oskaria Komisaris : Muzaffar Ismail RUPST Garuda yang dilaksanakan juga menyetujui beberapa hal sebagai berikut yakni, Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2017, Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, sekaligus pemberian pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama Tahun Buku 2017. Penetapan Remunerasi (Gaji/Honorarium, Fasilitas dan Tunjangan) Tahun Buku 2018, Penunjukan Kantor Akuntan Publik Untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perseroan serta Laporan Keuangan Pelaksnaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2018, Laporan Penggunaan Dana Penawaran Umum Saham Perdana dan Laporan Hasil PelaksanaanManagement and Employee Stock Options Program (MESOP). Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/07/2017 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/08/2017 tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-04/MBU/09/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Perubahan Pengurus Perseroan, adapun melalui agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemegang saham juga menyetujui transaksi material penerbitan Global Bonds dengan jumlah maksimum sebesar US$750 juta. Baca juga: Lebaran 2018: Garuda Indonesia Tingkatkan Kapasitas Penerbangan Hingga 8 Persen Dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan diawal tahun 2018 mencanangkan strategi bisnis jangka panjang bertajuk  “Sky Beyond 3.5” yang akan menjadi value-driven Garuda Indonesia aviation group dengan target valuation Garuda Group sebesar US$3,5 milyar pada tahun 2020. Selain itu, Garuda Indonesia Group melalui “Sky Beyond 3.5″di tahun 2020 turut menargetkan profit perusahaan yang diestimasikan mencapai US$170 juta dengan jumlah penumpang mencapai 45 juta orang serta turut memperkuat capaian tingkat ketepatan waktu hingga 92 persen dengan standarisasi layanan bintang lima.

“Banyuwangi Baru,” Stasiun di Paling Ujung Timur Pulau Jawa

Bila Stasiun Merak di Cilegon, Banten, berada di paling ujung barat Pulau Jawa, maka Stasiun Banyuwangi Baru di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, adalah stasiun kereta api yang secara geografis berada di paling ujung timur Pulau Jawa. Selain kedua stasiun lokasinya tak jauh dari dermaga, uniknya kedua stasiun ini terkait dengan layanan kapal ferry. Baca juga: Stasiun Merak, Pilihan Integrasi Lintas Moda Penumpang Kapal Ferry Seperti Stasiun Merak yang lokasinya berada area dalam Pelabuhan Merak, punya jalur integrasi langsung antara penumpang kereta dan kapal ferry, begitu pun sebaliknya. Sedikt beda dengan Stasiun Banyuwangi Baru, lokasi stasiun ini tidak berada di dalam area pelabuhan Ketapang, namun jaraknya sangat dekat dan dapat dicapai dengan berjalan kaki dalam waktu singkat, lantaran jaraknya hanya 200 meter. Sehingga penumpang kereta yang ingin melanjutkan perjalanan ke dermaga ferry dapat dimudahkan. Stasiun Banyuwangi Baru sendiri masuk dalam sepuluh stasiun yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Stasiun ini merupakan stasiun paling timur di Daerah Operasional IX Jember dan juga menjadi stasiun ujung paling timur Pulau Jawa. Terletak di ketinggian +7 meter, stasiun ini berada di desa Ketapang, kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Stasiun ini masih aktif dan menggantikan stasiun Banyuwangi Lama yang berada di kota Banyuwangi.
Jalur kereta stasiun Banyuwangi Baru
Dilengkapi dengan sub dipo lokomotif dan dipo kereta yang terletak di sebelah utara untuk menyimpan dan merawat kereta api khususnya milik Daop IX itu sendiri. Kereta yang melintas di Banyuwangi Baru sendiri melintas kereta api kelas campuran yakni, bisnis, eksekutif dan ekonomi AC. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api kelas besar dan mulai beroperasi tahun 1985. Beberapa waktu lalu, KabarPenumpang.com sempat menyambangi stasiun Banyuwangi Baru ini sebelum menyeberang ke Bali dengan menggunakan kapal ferry dari pelabuhan Ketapang. Saat berkunjung meski masih subuh, stasiun Banyuwangi Baru bersih dan nyaman. Terkadang stasiun ini sering disebut dengan Stasiun Ketapang karena letaknya dekat dengan pelabuhan yakni hanya 100 meter dan dekat dengan jalan besar. Sehingga untuk mencapai jalan raya dan pelabuhan, pelancong bisa berjalan kaki. Namun, jika ingin cepat sampai bisa menggunakan becak maupun ojek yang mangkal disekitar stasiun, tarifnya pun hanya Rp10-15 ribu dan diantar tepat ke depan pintu masuk pelabuhan. Ternyata, stasiun yang memiliki enam jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ini bukan hanya mengangkut penumpang. Stasiun ini juga melayani angkutan barang yakni kereta api Semen Tiga Roda yang diberangkatkan dari stasiun Nambo. Kini KA tersebut menjadi KA menempuh jarak paling jauh di Indonesia yang sebelumnya KA Krakatau dari Merak menuju Blitar. Baca juga: Gubeng, Angkut Hasil Bumi Hingga Serdadu Belanda, Inilah Stasiun Kebanggaan Arek Suroboyo! Dengan adanya Stasiun Banyuwangi Baru, bagaimana korelasinya dengan trafik perjalanan ferry di Pelabuhan Ketapang? “Harus diakui pengaruh pasti ada, namun jumlahnya sangat kecil, mengingat jadwal perjalanan kererta ke stasiun tersebut tidak banyak, sehari hanya dua kali, pagi dan sore. Mungkin pengaruh trafik ke kami akan lebih besar jika jumlah jadwal keretanya ditambah,” ujar Elvi Yoza, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang-Gilimanuk kepada KabarPenumpang.

Tidak Hanya Rolling Stock, Filosofi MRT Jakarta Juga Mengacu Ke Negeri Sakura

Setelah sebelumnya PT MRT Jakarta (PT MRTJ) menyatakan bahwa perusahaan yang tengah mengembangkan jaringan transportasi baru di Ibu kota ini menggunakan teknologi Communication Based Train Control (CBTC), kini PT MRTJ berencana untuk mengirimkan beberapa trainee ke Jepang guna mendapatkan pelatihan khusus terkait pengoperasian kereta ini kelak. Hal tersebut dilatabelakangi oleh prinsip keselamatan penumpang yang dijunjung tinggi oleh perusahaan yang digawangi oleh William P Sabandar cs. ini. Baca Juga: MRT Jakarta Adopsi Teknologi CBTC, MRT di Jepang Justru Belum Berdasarkan pantauan KabarPenumpang.com pada acara coffee talk yang diadakan oleh PT MRTJ, Rabu (18/4/2018) kemarin, rencana pengiriman trainee ke Negeri Sakura tidaklah hanya sebatas tentang pelatihan pengoperasian kereta saja, melainkan soal kedisiplinan pun menjadi satu poin penting yang akan didapatkan oleh para calon petugas MRTJ. “Rencananya para trainee akan dikirim ke JR East dan beberapa institusi lain untuk memenuhi beberapa kompetensi karena teknologinya belum ada di Indonesia,” ungkap Mega Tarigan selaku Kepala Divisi Pengoperasian PT MRTJ. “Nantinya rekan-rekan kami ini (trainee) pun akan mendapatkan base practice untuk masalah keselamatan, sesuai dengan standar internasional yang diberlakukan oleh PT MRTJ,” tandasnya. Lain cerita dengan para calon masinis MRT Jakarta yang nanti akan melewati masa diklat di Malaysia. “Kenapa Malaysia bukan PT KAI? Karena teknologi MRTJ hampir mirip dengan yang ada di sana dan PT KAI belum menggunakan teknologi tersebut,” jelas Mega. “Selain itu, pertimbangan lain yang tidak kalah penting juga Malaysia memiliki budaya dan bahasa yang hampir mirip dengan kita,” imbuhnya. Terselip cerita unik dibalik keseluruhan pembangunan MRT Jakarta ini. Selain menggunakan armada dari Nippon Sharyo, Jepang, PT MRTJ pun menganut filosofi yang sama dengan perkeretaapian di negara penghasil manga tersebut. “Jika filosofinya berbeda, maka hasilnya pun akan berbeda,” tutur Mega. Baca Juga: Anies: Bukan Sekedar Alat Transportasi, MRT Juga Pembentuk “Budaya” Baru di Jakarta “Ambil contoh, filosofi yang digunakan pihak Jepang adalah bagaimana cara untuk mencegah kebakaran, bukan bagaimana cara menangani kebakaran. Berbeda dengan filosofinya orang Eropa,” jelas Mega. “Jadi wajar semisal terowongan yang kita gunakan berbeda dengan terowongan yang ada di Eropa yang punya banyak evacuation route, karena itu tadi, kita mencegah kebakaran bukan mengatasi kebakaran,” paparnya. Demi menyatukan filosofi dengan pihak Jepang, PT MRTJ akhirnya lebih memilih untuk menggunakan material yang tidak mudah terbakar pada rolling stock. “Kami menggunakan material yang non-flammable.” tutupnya.

Inilah Tingkah Laku Penumpang yang Unik Versi Awak Kabin

Salah satu resiko menggunakan sarana transportasi umum adalah beretemu dengan orang-orang baru yang notabene tidak kita ketahui latar belakangnya, sebut saja pesawat terbang. Dalam sekali penerbangan, diperkirakan Anda akan bertemu dengan ratusan orang baru yang kemungkinan belum pernah Anda kenal sebelumnya. Maka bukan tidak mungkin jika Anda akan melihat tingkah polah yang unik dari mereka. Baca Juga: Unik! Penumpang ini Sandera Awak Kabin Air China Menggunakan Pena Lain penumpang, lain juga sudut pandang seorang awak kabin yang hampir setiap hari dipertemukan dengan ratusan orang baru. Tentu saja kemungkinan untuk melihat perilaku unik penumpang menjadi lebih besar, bukan? Berikut, KabarPenumpang.com sajikan beberapa tingkah laku penumpang yang unik di dunia aviasi berdasarkan sudut pandang awak kabin, dilansir dari laman rd.com. Telanjang di Kabin Dalam sebuah penerbangan menuju Hong Kong, seorang awak kabin menginformasikan kepada pilot bahwa ada seorang penumpang berjenis kelamin laki-laki yang menanggalkan semua pakaiannya dan duduk telanjang bulat. Dan Boland, sang pilot, lalu menginstruksikan kepada si awak kabin untuk mengingatkan si penumpang agar mengenakan kembali pakaiannya jika tidak ingin ditahan oleh pihak yang berwajib. Namun si penumpang ini enggan mengenakan pakaiannya sebelum pesawat mendarat. Ada-ada saja, ya! Menerbangkan Tim Rugby Seorang kontributor dari Reddit membagikan pengalaman yang dialami oleh ayahnya yang kebetulan seroang pilot. Sang ayah pernah menerbangkan satu tim rugby menuju Australia, dimana mereka menyewa seluruh First Class. “Kendati mereka semua ramah, tapi apa jadinya jika mereka melucuti pakaiannya masing-masing hingga nyaris telanjang ketika pesawat sudah berada di ketinggian jelajah?” kenang sang pilot. Emotional Support yang Membutuhkan Emotional Support Seorang mantan pilot yang tidak ingin membongkar identitasnya mengatakan bahwa dirinya pernah menerbangkan seorang penumpang yang membawa serta anjing German Shepard ke dalam kabin sebagai Emotional Support. Uniknya, sang anjing yang dikenal dengan kegagahannya ini juga membutuhkan Emotional Support: sebuah mainan pudel berbulu. Membawa Hewan Seukuran Cangkir Teh Lagi seorang kontributor dari Reddit menceritakan bahwa sang kakek yang kebetulan mantan awak kabin pernah terbang bersama seorang penumpang yang membawa serta seekor hewan yang memiliki ukuran sangat kecil. Sang kakek menilai hewan berukuran mini tersebut tidak sah untuk berada di dalamkabin bersama majikannya. Menerbangkan Penipu Ulung Pendiri situs Holidayers, Boland menceritakan pengalamannya yang pernah menerbangkan seorang penipu. Penipu tersebut enggan menaikkan reclining seat hingga pesawat mendarat di tujuan dengan dalih sakit punggung. Ia pun meminta Boland untuk menyediakan ambulans sesampainya di tujuan dan membantunya untuk turun dari pesawat. Melihat ada yang janggal, Boland terus memperhatikan gerak-gerik si penipu hingga akhirnya petugas medis menyatakan bahwa si penipu ini tidak mengalami masalah apapun pada bagian punggungnya. Ia hanya berusaha untuk mengklaim asuransi yang ditawarkan oleh pihak maskapai. Baca Juga: Unik, Penumpang Masukkan Sebuah Bir Kaleng Ke Bagasi Pesawat dan Diberi ‘Tag’ Mengigau Dalam penerbangan dari Los Angeles menuju Hong Kong, seorang wanita dengan panik menghampiri awak kabin dan mengatakan bahwa sang suami tertinggal di bandara Los Angeles, padahal pesawat sudah mengudara sekitar dua jam lamanya. Panik bukan kepalang, semua awak kabin berusaha mencari solusi untuk suami wanita ini. Tersentak dan kaget, wanita ini lalu terbangun. Ternyata si penumpang wanita ini hanyalah mengalami tidur sambil berjalan sembari mengigau. Salah Ketuk Sebagai seseorang yang pernah duduk di balik kokpit, Dan Boland mengaku selalu dibuat tertawa ketika ada seorang penumpang yang baru pertama kali mengudara. Pasalnya, mereka biasanya belum mengetahui lokasi kamar kecil di dalam pesawat. Bahkan beberapa diantara mereka pernah mengetuk pintu kokpit karena disangka itu adalah kamar kecil.

‘Diramalkan’ Meningkat Pada 2025, Bandara Soetta Tingkatkan Angka Pergerakan Pesawat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa bandara, baik pihak maskapai hingga penumpang, PT Angkasa Pura II (AP II) diketahui tengah membangun beberapa proyek guna meningkatkan kapasitas sisi udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Sebut saja membangun jalur penghubung runway utara dan selatan di sisi timur (East cross taxiway), pembangunan runway ketiga serta pembangunan apron dan taxiway untuk Cargo Village. Baca Juga: Dalam Jumlah Pergerakan Penumpang, Bandara Soekarno-Hatta Unggul Tipis dari Changi Dilansir KabarPenumpang.com dari siaran pers, per April 2018, pembangunan East cross taxiway tahap I saat ini telah mencapai 15,3%, dimana target pengoperasiannya diproyeksikan dapat dilakukan pada April 2019. Keberadaan East cross taxiway akan mempercepat pergerakan sisi udara baik saat proses pesawat lepas landas maupun pesawat mendarat. Jika proyek ini sudah rampung, maka jumlah pergerakan pesawat pun akan meningkat ke angka 86 pergerakan pesawat per jam, dari 81 pergerakan pesawat per jam. PT AP II pun akan melakukan pembangunan runway ketiga dengan nilai investasi sebesar Rp 2,6 triliun. Ini merupakan salah satu langkah strategis yang ditempuh guna meningkatkan angka pergerakan pesawat hingga mencapai 114 pergerakan per jam. Selain itu, PT AP II juga berharap dapat mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang di Bandara Soetta yang diprediksi akan mencapai angka 100 juta penumpang pada tahun 2025 mendatang. Direktur Utama PT AP II, Muhammad Awaluddin menyatakan bahwa dengan dibangunnya runway ketiga, PT AP II akan mendapatkan keuntungan aircraft movement yang jauh lebih tinggi yaitu mencapai 114 pergerakan take-off dan landing per jamnya. “Hal ini tentunya akan ditunjang dengan adanya East cross taxiway dimana pergerakan pesawat antara runway utara dan selatan menjadi lebih efisien,” tuturnya. Pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta membutuhkan luas lahan sebesar 216 hektare. Per April 2018, PT Angkasa Pura II (Persero) telah memiliki tanah seluas 115 hektare sehingga masih diperlukan lagi lahan seluas 101 hektare yang rencananya akan rampung pada September 2018. Tanah yang dibebaskan mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas. Peningkatan pelayanan lainnya juga dilakukan PT AP II yaitu dengan membangun Cargo Village Tahap I dimana saat ini progress pekerjaan bagian apron dan taxiway-nya telah mencapai 78,24%. Pembangunan apron tersebut akan memiliki kapasitas untuk menampung hingga delapan pesawat wide body seperti Airbus A380 dan Boeing 777. Pekerjaan apron dan taxiway Cargo Village Tahap I ditargetkan beroperasi secara keseluruhan pada Juni 2018. Baca Juga: Molor dari Jadwal Awal, Bandara Soetta Siap Groundbreaking Runway 3 Dalam Waktu Dekat! Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya ke Bandara Soetta pada Minggu (15/4/2018) kemarin mengatakan bahwa jajarannya sangat mendukung upaya pengembangan bandara berkode CGK ini. “Dengan pengembangan beberapa proyek kunci tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada para maskapai dan juga penumpang,” ucap Budi. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, pembangunan runway ketiga Bandara Soetta ini termasuk salah satu proyek molor. Pada 12 Februari 2017 silam, Muhammad Awaluddin memproyeksikan landas pacu baru ini dapat mulai beroperasi para pertengahan tahun 2018.

Pelayanan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Bakal Ditingkatkan dengan Automatic Ticketing System

Belum hilang dalam ingatan bencana erupsi Gunung Agung pada November 2017. Saat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar harus ditutup sementara akibat arah hembusan abu vulkanik, maka akses alternatif yang paling banyak dituju warga dan wisatawan adalah Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur. Baca juga: Mengenal Pelabuhan Merak, Gerbang Penyeberangan Tersibuk di Indonesia Walau boleh dikata dari segi kapasitas dan trafik tidak sebesar Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni, namun lintasan Ketapang-Gilimanuk termasuk golongan pelabuhan kelas utama di Indonesia. “Memang yang dikenal kebanyakan orang adalah lintasan Merak-Bakauheni, namun yang paling banyak disorot justru lintasan Ketapang-Gilimanuk, karena lintasan ini menyangkut akses wisata yang strategis dari dan menuju Pulau Dewata. Jika ada ‘apa-apa,’ orang umumnya langsung memilih jalur Ketapang-Gilimanuk untuk evakuasi,” ujar Elvi Yoza, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang kepada KabarPenumpang.com. Menyadari peran strategis lintasan Ketapang-Gilimanuk, beragam pembenahan dan peningkatan pelayanan terus dilakukan. Salah satu yang paling mudah dilihat adalah persiapan pengoperasian layanan Automatic Ticketing System (ATS). Seperti pada toll gate di Pelabuhan Gilimanuk yang sudah dipasangi tiang entry sensor pengukur panjang kendaraan.
Penulis dengan Elvi Yoza (kanan).
Dari pantauan kami di Pelabuhan Gilimanuk, empat tiang sensor untuk kendaraan dengan tinggi maksimal 4,2 meter telah terpasang pada empat toll gate. Namun apakah sensor-sensor tersebut telah beroperasi? Heru Wahyono, Manager Usaha Pelabuhan Ketapang menyebutkan, bahwa sampai saat ini sensor-sensor tersebut masih belum dioperasikan. “PT ASDP bersama mitra vendor kini masih dalam tahap pengujian sistem di lapangan. Dibutuhkan proses penyesuaian terus menerus agar sensor ATS ini nantinya dapat dioperasikan dengan baik,” kata Heru. Ia menambahkan, banyaknya tarif golongan pada kapal juga menjadi tantangan tersendiri dalam penyiapan sistem sensor ini, mengingat sensor bekerja dengan mengukur panjang kendaraan. Berbeda dengan di Gilimanuk, di Pelabuhan Ketapang justru belum terlihat pemasangan tiang sensor ATS. Lokasi Pelabuhan Ketapang yang berseberangan dengan jalan lintas negara (Jalan Gatot Subroto) menjadi alasan belum dipasangnya tiang sensor. “Kami masih mempertimbangkan pengerjaan instalasi perangkat sensor yang dikhawatirkan bisa menimbulkan kemacetan di jalan raya. Berbeda dengan kondisi di Gilimanuk yang akses jalannya memang hanya mengarah ke area pelabuhan,” papar Elvi. Mengenai target pengoperasian ATS, Elvi sebagai orang nomer satu di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk berharap semuanya dapat dioperasikan pada musim Lebaran 2018. Namun Ia menambahkan semuanya bergantung pada kesiapan pihak vendor dan keputusan kantor pusat di Jakarta. Baca juga: Mengenal Bakauheni, Pelabuhan Utama Penghubung Transportasi ke Sumatera Dengan hadirnya ATS, selain proses transaksi kepada pengguna jasa bisa lebih cepat, akurasi pada penentuan golongan dapat ditingkatkan. Sementara bagi pengelola pelabuhan dan mitra pelayaran, sistem ini ditaksir dapat meningkatkan kinerja pendapatan serta transparansi data keuangan.

Ini Dia Kreator Jingle Kereta di Negeri Matahari Terbit

Jika di Commuter Line Jabodetabek kita sering mendengar notifikasi berupa jingle pendek yang dibarengi dengan suara seorang wanita yang menyebutkan nama stasiun selanjutnya, lain halnya dengan yang ada di Negeri Sakura, Jepang. Di negara yang jaringan keretanya banyak dijadikan benchmark oleh negara lain ini menggunakan jingle yang cukup unik, yaitu menggunakan suara alunan piano yang lebih dikenal dengan nama Hassha Merodii. Baca Juga: Jingle di Stasiun Kereta Jepang, Bangkitkan Semangat Penumpang Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman straitstimes.com (10/4/2018), adalah Minoru Mukaiya, pria paruh baya yang menjadi kreator dari jingle unik ini. Mantan keyboardis untuk sebuah band beraliran jazz ini mengaku telah membuat banyak jingle sebelum Hassha Merodii ini menjadi buah bibir masyarakat Jepang. “170? Saya tidak mungkin membuat jiingle sebanyak itu,” ujarnya sembari tertawa. Banyak pengguna jaringan kereta di Jepang yan mengaku senang ketika mendengar jingle karya Minoru. “Musik (jingle) ini menghangatkan, baik untuk kesehatan, cocok didengarkan ketika bekerja dan bersantai,” ujar Minoru menyambung pujian dari penggemarnya. “Saya hanya ingin mereka senang,” tandas pira berusia 61 tahun ini. Adapun jingle berdurasi kurang lebih tujuh detik ini diputar ketika kereta tiba di sebuah stasiun; kebanyakan di stasiun-stasiun besar di Jepang. Adapun juru bicara dari JR East mengatakan bahwa jingle ini awalnya ditujukan agar penumpang tidak terburu-buru untuk masuk ke dalam kereta. Minoru sendiri tidak menampik bahwa pembuatan jingle ini cukup memeras otaknya. Dengan menggabungkan nilai tradisional Jepang, kemampuannya dalam mengolah not balok, dan kemajuan teknologi, akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah karya yang sudah didengar oleh hamppir seluruh warga Jepang. Baca Juga: Stasiun Tokyo, Merangkap Jadi Museum dan Saksi Bisu Pembunuhan Dua PM Jepang “Kami, masyarakat Jepang, sangat menjunjung tinggi nilai budaya. Jadi, jingle ini terdengar lebih menghormati budaya Jepang,” jelasnya. Minoru yang merupakan seorang railways geek (seorang penggila kereta api) sejak dirinya menginjak usia delapan tahun pun mengaku ada inspirasi lain sebelum menciptakan jingle ini. Ia mengatakan bahwa dirinya sedikit banyak terinspirasi dari suara-suara yang ia dengar dari video game yang sering ia mainkan. “Jadi jingle ini terdengar seperti di dunia science fiction,” tutupnya.

Tak Direm Saat Parkir, Lokomotif Diesel di India Meluncur Sejauh 40 Meter

Sebuah lokomotif diesel tanpa pengemudi meluncur menuruni rel sepanjang hampir 40 meter di stasiun kereta api Anand Vihat di timur Delhi pada Sabtu (14/4/2018). Karena insiden ini masinis ditangguhkan alias tak bisa melaksanakan tugasnya sementara karena kelalaian yang dituduhkan. Baca juga: Nyaris Celakakan 1.000 Penumpang, Tujuh Petugas Kereta Api India Diganjar Sanksi Berat! Penangguhan tersebut juga diberikan saat dimulainya perintah penyelidikan pada lokomotif yang tergelincir tersebut. KabarPenumpang.com melansir dari laman energyinfrapost.com (15/4/2018), insiden ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 14.33 waktu serempat. Kemungkinan penyebab terjadinya insiden adalah rem tangan yang tidak di tarik dengan benar saat memarkirkan lokomotif. “Ini berguling sekitar 40 meter dan tergelincir pada titik di ujung timur garis dengan tiga roda. Semua gerakan aman dan gerakan kereta lainnya normal. Masinis telah ditangguhkan dan penyelidikan telah diperintahkan,” ujar juru bicara North Railway. Dia mengatakan, rem tangan yang berada di dalam lokomotif harusnya ditarik saat lokomotif di parkirkan. “Ada puluhan lokomotif setiap hari dan diparkir dengan rem tangan mereka diaplikasikan dan tidak ada insiden yang tidak diinginkan terjadi jika rem tangan mencengkeram roda dengan benar,” jelas seorang petugas. Kejadian ini terjadi satu minggu setelah sebelumnya ada 22 gerbong kereta tepatnya pada 6 April 2018 kemarin dan membuat seribu orang penumpangnya panik. Dimana 22 gerbong kereta Ahmedabad-Puri Express dengan penumpang didalamnya melakukan perjalanan 10 km tanpa mesin di distrik Balangir Odisha. Kejadian ini tampaknya karena adanya selip rem dan untungnya tidak ada penumpang yang terluka. Hal tersebut membuat tujuh orang karyawan kereta diberhentikan. Setelah kejadian ini, Kepala Badan Kereta Api India mengatakan berhasil menurunkan insiden pada 2017-2018. Baca juga: Tindaklanjuti Masalah Malfungsi Roda Kereta, Indian Railways Siap Pasang Sensor Canggih! Hal ini terlihat dari catatan setelah lima dekade, bahwa pada 30 Maret tahun ini hanya ada 73 kecelakaan dilaporkan di seluruh jaringan dan menjadi yang terendah dalam 57 tahun. Diketahui pada November 2016 ketika 14 gerbong Indore-Patna Express meluncur dari rel sekitar 100 km dari Kanpur menewaskan 150 orang. Kemudian pada Agustus tahun lalu, 20 orang tewas setelah Puri-Haridwar Utkal Express digelincirkan di Muzaffarnagar milik Uttar Pradesh.

13 Bandara di Bawah Angkasa Pura I Capai Pertumbuhan Penumpang 10 Persen

Bandara-bandara di Indonesia, baik yang di kelola PT Angkasa Pura I (AP I) ataupun PT Angkasa Pura II (AP II) sepertinya semakin mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan yang terus di lakukan. Seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta masuk dalam 20 bandara tersibuk di dunia dan mengungguli Bandara Changi Singapura serta Bandara Incheon di Korea Selatan menurut Airports Council International (ACI). Baca juga: PT Angkasa Pura I Lakukan Topping Off Terminal Apung Bandara Ahmad Yani Pada triwulan pertama tahun 2018. khusus 13 bandara yang dikelola AP I telah mengalami peningkatan trafik penumpang sebesar sepuluh persen dibanding dengan periode sama di 2017. “Angkasa Pura I terus melakukan pengembangan bandara untuk memicu dan mengantisipasi potensi pertumbuhan penumpang tiap tahunnya. Pengembangan dilakukan juga untuk menjaga standar layanan kepada pengguna jasa bandara,” kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi yang dikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers (18/4/2018). Kenaikan triwulan I 2018 tercatat trafiknya mencapai 22,38 juta orang sedangkan tahun 2017 hanya 20,35 juta orang. Kenaikan trafik penumpang tertinggi terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan jumlah penumpang sebanyak 5,16 juta orang. Jumlah ini naik 6,95 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 4,83 juta orang. Trafik tertinggi kedua yakni bandara Juanda Surabaya dengan jumlah penumpang 4,98 juta dan tumbuh 8,23 persen dibanding tahun lalu 4,6 juta orang. Bandara Ahmad Yani semarang juga naik 1,19 juta dari satu juta penumpang. Bandara Frans Kaisiepo Biak dari 99.119 menjadi 116.925 penumpang. Sedangkan bandara Adisutjipto Yogyakarta dari 1,69 juta penumpang tahun lalu naik hingga 1,98 juta tahun 2018 ini di periode sama. Dengan adanya tren pertumbuhan ini dan kondisi lack of capacity di Adisutjipto dan Ahmad Yani, maka AP I melakukan pengembangan bahkan membangun bandara baru. Seperti terminal baru bandara Ahmad Yani Semarang yang direncanakan akan beroperasi pada Juni 2018 mendatang sehingga bisa melayani arus mudik Lebaran 2018. “Oleh karena itu Angkasa Pura I membangun terminal baru di utara runway dengan konsep eco-green airport,” kata Faik Fahmi. Selain itu, bandara yang tengah dibangun saat ini untuk memfasilitasi pertumbuhan penumpang yaitu Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kulonprogo di mana sebagian besar penerbangan menuju Yogyakarta akan dipindahkan ke bandara tersebut dari Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Kapasitas ideal Bandara Adisutjipto saat ini yaitu dapat menampung 1,7 juta penumpang setahun. Namun pada 2017 lalu, trafik penumpang bandara ini sudah mencapai 7,8 juta orang. Pada 2018, AP I menganggarkan dana investasi pengembangan dan pemeliharaan bandara sebesar Rp18,8 triliun di mana Rp14,8 triliun digunakan untuk pengembangan bandara dan Rp4 triliun digunakan untuk operasional rutin. Baca juga: Libur Paskah 2018, Trafik Penumpang Bandara Soekarno-Hatta Naik 13,2 Persen “Untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan trafik, Angkasa Pura I mengembangkan hampir di seluruh bandara yang dikelola. Beberapa di antaranya yaitu Proyek Pembangunan Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kulonprogo, Proyek Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, dan Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang di mana ketiga bandara ini termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Dana investasi untuk ketiga proyek bandara ini pada 2018 yaitu sebesar Rp 5,2 triliun,” kata Faik Fahmi.

Warganet Abadikan Si Jago Merah yang Lalap Jalur Kereta Bandara Sydney!

Australia membara. Si jago merah yang melalap habis semak belukar di daerah Sydney pada Sabtu (14/4/2018) lalu berimbas pada timpangnya aktifitas warga yang tinggal di sekitaran lokasi kebakaran. Tidak hanya itu, jika ditinjau lebih jauh, beberapa moda transportasi seperti kereta dan pesawat pun menjadi imbas dari kebakaran yang disinyalir terjadi karena adanya faktor kesengajaan ini. Baca Juga: Terjebak Kebakaran di Kendaraan, Jangan Panik, Ini Cara Gunakan APAR Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman nzherald.co.nz (15/4/2018), seorang warganet berhasil mengabadikan betapa dahsyatnya kebakaran yang terjadi di Negeri Kangguru tersebut. Dapat dilihat kepulan asap membumbung tinggi, seolah menelan jalur kereta bandara Sydney. Kebakaran yang semula terjadi di wilayah Casula pada Sabtu sore ini dengan cepat menyebar melalui Moorebank, Wattle Grove, Holsworthy, Menai dan Heathcote. Rural Fire Srevice New South Wales (RFS NSW) pun bergerak cepat untuk memadamkan api yang dengan cepat melalap semak belukar ini. Diketahui, pada hari Minggu (15/4/2018), lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran dengan hampir 100 mobil pemadam kebakaran, bersama dengan 15 pesawat, berusaha menjinakkan api sepanjang hari. Sebenarnya, Australia sempat meminjam DC10 Nancybird dan C130 Hercules “Thor” yang biasa digunakan untuk pengeboman air melalui udara, namun sayangnya, Rob Rogers selaku akil Komisaris dari RFS NSW mengatakan bahwa dua pesawat raksasa itu sudah dikembalikan ke empunya, Amerika Serikat. Kecepatan angin yang mencapai 40 km per jam ini membuat api lebih cepat menyambar wilayah di sekitarnya. Tak pelak, Komisaris RFS NSW, Shane Fitzsimmons pun mengutuk siapapun yang sudah menyebabkan kebakaran ini. “Beraninya mereka sengaja menyalakan api serta menyebabkan petugas pemadam kebakaran dan makhluk lain di sekitarnya dalam bahaya,” ujarnya, dikutip dari laman BBC. Baca Juga: Sejumlah Fakta dari Proses Emergency di Pesawat Terbang Kendati api sudah berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa dari bencana masif ini, namun Shane tetap menghimbau kepada warga yang tinggal di sekitaran lokasi kebakaran untuk tetap bersiaga. Dikhawatirkan musim panas yang kini tengah melanda Australia dapat memicu kebakaran susulan.