Mudahkan Identifikasi Penumpang, Bandara Dubai Rencanakan Bangun Smart Tunnel

Bandara Dubai di Uni Emirat Arab dikenal luas sebagai salah satu tempat transit dan tersibuk di dunia. Dalam konteksi untuk memudahkan pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan, otoritas bandara kini sedang merencanakan untuk mengadopsi solusi baru untuk memudahkan identifikasi penumpang. Solusi ini wajar disebut baru, pasalnya yang digunakan adalah konsep terowongan pintar (smart tunnel) yang bisa mempercepat identifikasi melalui sistem pengenalan biometrik. Baca juga: Agar Proses Imigrasi Lebih Cepat, Yuk Manfaatkan Autogate di Bandara Soekarno-Hatta KabarPenumpang.com merangkum dari gulfnews.com (9/10/2017), General Directorate of Residence and Foreigners Affairs di Dubai (GDRFA) memperkenalkan teknologi baru ini pada hari pertama acara Gitex 37 di World Trade Center. Mayor Khalif Al Felasi Assistant General Director of Smart Services di GDRFA mengatakan Smart Tunnel akan menjadi masa depan untuk mengendalikan dan memindai paspor baru di Dubai. “Ini adalah yang pertama di dunia dan menjadi sistem biometrik yang memungkinkan calon penumpang untuk berjalan melalui terowongan tanpa melakukan apapun. Mereka bahkan tidak lagi perlu menunjukkan paspor. Terowongan dengan teknologi pengenalan wajah yang di sematkan ini bisa menyelesaikan prosedur masuk dalam waktu 15 detik,” ujar Al Felasi. General Directorate of Residence and Foreigners Affairs melakukan koordinasi dengam maskapai Emirates untuk proyek Smart Tunnel sebagai bagian dari inisiatif akselerator pemerintah. Sistem terowongan pintar ini menggunakan teknologi pengenalan iris pada mata, penumpang harus berdiri di depan terowongan sebelum melalui pengenalan wajah. Terowongan ini berwarna putih, dengan desain lantai digital berwarna hijau yang berubah warna menjadi merah saat penumpang berjalan menelusurinya hingga prosedur selesai. “Ini adalah proyek masa depan dan kami memiliki satu terowongan yang dipresentasikan di Gitex. Kemudian kami akan pergi ke bandara untuk memeriksa fitur terowongan dan melihat apa yang dapat kami tambahkan sebelum melaksanakan proyek ini,” kata Al Felasi. Namun untuk pembuatan terowongan ini di bandara Dubai belum jelas kapan akan dilakukan. Dia hanya mengatakan proyek tersebut akan mencakup mobil listrik Tesla untuk mengangkut penumpang ke bandara dan mendaftarkan berkas mereka selama perjalanan ke bandara. Baca juga: Pangkas Durasi Security Check, Ini yang Dilakukan Beberapa Bandara dan Maskapai “Mobil tersebut akan mengumpulkan informasi penumpang, termasuk bobot barang bawaan, dalam perjalanan ke bandara dan akan mengantarkan boarding pass ke mobil itu sendiri. Itu semua dilakukan oleh smartphone, “tambahnya. Saat penumpang tiba di bandara, barang bawaan otomatis melewati sistem cerdas tanpa perlu membawanya. Penumpang kemudian bisa melanjutkan melalui smart tunnel untuk menyelesaikan prosedur kontrol paspor dalam beberapa detik.

Layani 35.000 Konektivitas Internasional Per Hari, Bandara Soetta Satu Poin Di Bawah Changi

Megahubs Internasional Index 2017 menobatkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara paling terkoneksi ke tujuh di dunia atau ke dua di Asia Pasifik. Penobatan ini juga dipublikaskan secara langsung oleh air travel intelligence kenamaan asal Inggris, OAG. Baca juga: Di Bandara Soetta – Perut Lapar Tapi Budget Ngepas, Yuk Makan di Sini! Pada hasil laporannya nilai indeks konektivitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) adalah 256 atau hanya terpaut satu poin dengan Bandara Internasional Changi Singapura yang memiliki nilai koneksi 257. Nilai indeks ini menggambarkan bahwa dalam satu hari di bandara Soetta terdapat 35 ribu kemungkinan konektivitas internasional. Dalam menentukan nilai indeks tersebut, OAG menghitung berdasarkan total kemungkinan konektivitas bandara untuk penerbangan kedatangan dan keberangkatan dalam masa jendela waktu enam jam atau six hour window. Sedangkan kriteria untuk menentukan konektivitas diantaranya adalah penerbangan internasional menuju dan dari bandara tersebut atau single international connections dan penerbangan internasional yang masuk baik domestik ke internasional atau internasional ke domestik serta internasional ke internasional. Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, Bandara Soetta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 60 juta per tahunnya dan terus meningkat. Baca juga: Agar Proses Imigrasi Lebih Cepat, Yuk Manfaatkan Autogate di Bandara Soekarno-Hatta “Guna mengakomodir tumbuhnya permintaan penerbangan dari berbagai negara ke depannya maka AP II kini tengah melakukan pengembangan baik itu di sisi udara maupun sisi darat sehingga bandara ini dapat maksimal dalam memanfaatkan potensinya. Di Bandara Soetta juga terdapat rute internasional tersibuk ke-2 di dunia yaitu Jakarta – Singapura dengan jumlah penumpang mencapai 322.488 setiap bulannya. Hal ini menandakan bahwa Bandara Soetta mampu mempertahankan stabilitas operasional bahkan semakin baik dengan sejumlah rute baru yang dibuka baik itu penerbangan domestik maupun internasional,” jelas Awaluddin yang dikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers (6/10/2017). Adapun stabilitasi operasional Bandara Soetta didukung tiga hal yakni kesiapan infrastruktur bandara baik udara maupun darat termasuk didalamnya teminal penumpang, SDM yang kompeten serta efisiensi dan efektifitas operasional yang semakin meningkat secara berkelanjutan seiring dengan implementasi program smart airport. Terkait infrastruktur, dapat diinformasikan bahwa AP II tengah melakukan pengembangan secara masif yang mencakup tiga sektor yaitu pembangunan Bandara yakni revitalisasi Terminal 1 dan 2, pembangunan Terminal 3 dan 4, serta peningkatan kapasitas Runway 1 dan 2, lalu pembangunan Runway 3. Sektor lainnya adalah Aksesibilitas yakni dengan menghadirkan layanan transportasi kereta api baik itu jalur commuter rail maupun express rail. “Di samping Airport dan Accessibility, AP II juga mengembangkan sektor bisnis penunjang yang dalam hal ini disebut dengan Arena. Sektor Arena ini merupakan upaya AP II dalam meningkatkan pendapatan dari non aeronautika dengan membangun cargo village, integrated building, dan skycity,” jelas Awaluddin. Melalui pengembangan sektor Airport, Accessibility, dan Arena, maka bandara Soetta dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk secara maksimal menjadi bandara kebanggaan bangsa dan ikut menopang pertumbuhan pariwisata dan perekonomian Indonesia.

AirAsia Tawarkan Rute Baru, Bali – Kolkata dengan Lama Penerbangan 7,5 Jam

Sebagai salah satu maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC), AirAsia kembali membuka rute penerbangan baru dari Indonesia menuju India, tepatnya dari Pulau Bali menuju Kolkata (d/h Kalkuta), salah satu kota besar di pesisir Barat India yang dikenal sebagai pusat industri tekstil dan goni. Rute ini diresmikan pada 4 Oktober 2017 kemarin. Baca juga: Mudahkan Akses Penumpang, AirAsia India Jalin Kerjasama dengan Zoomcar KabarPenumpang.com melansir dari laman airasia.com (2/10/2017), pengoperasian rute baru ini menyusul dari rute sebelumnya ke India tepatnya ke Mumbai dari Bali pada Mei 2017. Penerbangan rute baru ke Kalkota tak dilakukan setiap hari, namun baru sebanyak empat kali dalam seminggu. Penerbangan perdana rute ini dari Bandara Internasional Netaji Subhas Chandra Bose di Kolkata dan mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Airbus A320-200 disambut dengan water canon. Tak hanya itu, para penumpang maskapai ini, juga disambut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, Staf Khusus Meneteri Bidang Infrastruktur Pariwisata Kementerian Pariwisata Judi Rifajantoro, Pejabat Bandara Ngurah Rai dan CEO Grup AirAisa di Indonesia Dendy Kurniawan. Sebenarnya walaupun baru diresmikan, penjualan tiket rute ini sudah dibuka sejak tanggal 17 Agustus lalu bersamaan dengan peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Adanya layanan baru ini, membuat penerbangan dari Bali menuju Kolkata hanya ditempuh dengan waktu tujuh setengah jam dan ini sudah termasuk dengan transit sebentar di Kuala Lumpur, Malaysia. “Rute ini merupakan bagian dari ekspansi kami tahun ini yang merupakan rute internasional keempat dari Grup AirAsia di Indonesia, setelah Bali – Mumbai, Bali – Narita, dan Jakarta – Makau. Kami juga ingin sekali lagi menekankan bahwa ekspansi kami ini hanya dimungkinkan berkat kerja keras yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, sehingga saat ini kita berada dalam kategori 1 peringkat keselamatan FAA, oleh karena itu kami sangat menghargai hal tersebut,” ujar Dendy. Baca juga: Mau Wisata Ke Makau? Kini AirAsia Tawarkan Penerbangan Langsung dari Jakarta India diketahui memiliki persentase pertumbuhan tertinggi kedua bagi jumlah wisatawan ke Indonesia dengan 27 persen per tahun, tepat di belakang Cina dengan 45 persen per tahun. Sebagai bekas ibukota India, Kolkata memamerkan beragam situs sejarah, mulai dari bangunan peninggalan sejarah, tembok kolonial dan artefak yang berasal dari masa penjajahan Inggris. Pengunjung dapat mengagumi Victoria Memorial yang menakjubkan yang dirancang untuk memperingati mangkatnya Ratu Victoria pada tahun 1901, mengunjungi Taman Nasional Sundarbans yang dilindungi UNESCO, dan juga menikmati kehidupan malam Kolkata yang marak dengan pub dan klub malam.

Terima Pesan Hoax, Eurofighter Typhoon Inggris Paksa Mendarat Ryanair

Akibat peringatan keamanan palsu alias hoax, sampai-sampai jet tempur Eurofighter Typhoon dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) harus terbang untuk mencegat dan menurunkan paksa sebuah pesawat penumpang Boeing 737 yang diketahui milik Ryanair. Kejadian tersebut bukan adegan dalam film, melainkan benar telah berlangsung di ruang udara kota London. Sebenarnya wajar adanya bila reaksi Garnisun Udara Inggris sigap terhadap setiap ancaman, maklum dalam beberapa waktu belakangan, Inggris lumayan sering menghadapi aksi serangan teror. Maka setiap potensi ancaman teror, terlebih yang menyangkut keamanan publik akan direspon secara cepat dan keras. Inilah yang dialami penerbangan Ryanair dari Kaunas, Lithuania menuju Luton, London. Atas ‘perintah turun paksa’ dari jet tempur RAF, akhirnya pesawat dialihkan pendaratannya ke Bandara Stansted. Baca juga: Tangkal Aksi Teror di Bandara, Angkasa Pura Airports Gandeng TSA KabarPenumpang.com melansir dari laman bbc.com (4/10/2017), penerbangan ini dialihkan ke London Stansted sudah sesuai dengan prosedur setelah pihak berwenang di Lithuania menerima peringatan keamanan tiruan bom yang dicurigai. Juru bicara Ryanair mengatakan, pesawat mendarat normal di Stansted dan penumpang dipindahkan ke Luton saat pesawat sedang disisir untuk keamanan. Ryanair menjelaskan tipuan tersebut bahwa adanya seseorang yang mengatakan ada paket bom di pesawat. Adanya kejadian ini sampai menimbulkan pertanyaan mengapa pesawat bisa lepas landas padahal peringatan tersebut masih berada di bandara Lithuania. Setelah lepas landas, penerbangan tersebut kemudian di desak oleh pihak keamanan Inggris untuk mengalihkan ke Stansted dimana bandara ini biasa menangani pembajakan dan peringatan keamanan utama seperti bom. Hal ini membuat wilayah udara disekitar bandara di tutup sementara. Setelah pesawat ini mendarat, polisi Essex mengatakan tidak menemukan hal yang mencurigakan dari pesawat tersebut. Seorang penumpang, Jonathan Zulberg menyebutkan penerbangan tersebut tertunda hingga 40 menit di Lithuania. “Ketika kami diizinkan naik ke pesawat, kami melihat mesin pemadam kebakaran dan sebuah mobil polisi namun tidak diberitahu apa-apa dan kami berangkat,” ujar Jonathan. Dia mengatakan, seorang awak kabin memberitahukan kepadanya bahwa telah terjadi ancaman bom di Lithuania. Sedangkan penumpang lainnya mengetahui bahwa adanya ancaman bom saat kapten pesawat membuat pengumumang setelah pesawat tersebut mendarat di Inggris. Inspektur Richard Phillibrown mengatakan, pihaknya sebagai pihak intelijen mengambil alih semua dan menerima ancaman potensial terhadap keselamatan publik yang sangat serius, sebab keamanan di Inggris tengah menjadi isu yang sensitif. Baca juga: Antisipasi Terorisme, Bandara-Bandara di Australia Dihimbau Perketat KeamananQuick Reaction Alert Pesawat Typhoon diluncurkan pagi ini dari RAF Coningsby untuk mencegat pesawat sipil. Pesawat tersebut dikawal dengan aman ke bandara Stansted. Pesawat Typhoon diberi wewenang untuk melesat dengan kecepatan supersonik karena alasan operasional dan keamanan nasional,” ujar juru bicara RAF.

Teknologi Ultra Broadband Sambangi Halte Bus di Selandia Baru

Dalam mendukung konsep smart city, beberapa kota di negara maju telah mengadaptasi halte bus menjadi ‘tempat cerdas’ dalam model smart shelter. Disebut cerdas pasalnya halte bus ini tak biasa, di tempat orang menunggu bus ini sudah dilengkapi berbagai teknologi yang bisa membuat orang tidak bosan dan mengalami kejenuhan. Baca juga: Internet of Things Tunjang Transportasi Berbasis Bus KabarPenumpang.com melansir dari smartcitiesworld.net, di Amerika Serikat diperlukan dana yang cukup besar untuk membangun halte bus, berkisar US$2000 sampai US$15.000 dengan biaya perawatan dari US$500 sampai US$30.000 per tahunnya. Biaya ini pun biasanya tergantung ukuran, lokasi, tingkat vandalisme dan kualitas lingkungan tempat tinggal. Untungnya biaya pemeliharan halte bus tak melulu ditanggung Pemerintah Kota, space pada halte dapat menjadi pemasukan pendapatan lewat iklan. Bahkan tak sekedar menyewakan space untuk iklan, sejak 15 tahun lalu, beberapa kota seperti Chicago dan lainya mulai mengalihkan pembangunan dan kepemilikan halte pada perusahaan periklanan. Kini tren mulai berubah, masih dalam konteks bisnis, konsep smart shelter dimunculkan, yakni halte dilengkapi dukungan koneksi ultra broadband guna meningkatkan pengalaman pengguna jasa dan tentunya membuka peluang bisnis baru, baik di segmen advertising dan retail. Percobaan halte dengan koneksi ultra broadband baru-baru ini dilakukan di Auckland, Selandia baru oleh otoritas transportasi dan konsorsium ng Connect yang terdiri dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Chorus, Downer, Nokia dan Solta. Halte percobaan ini terdiri dari desain fisik baru, koneksinya mengandalkan Chorus broadband yang mengusung oleh teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) dari Nokia, layanan router Nokia, layar sentuh interaktif dan teknologi lainnya yang dikembangkan oleh Solta. Guna mendukung penerimaan smart shelter oleh warga, dilakukan survei yang dilakukan oleh Univerisity Auckland Techology (AUT) untuk menilai penerimaan dan pengalaman pengguna yang terkait dengan tempat penampungan baru yang lebih dari ini. Dari hasil survei ternyata hanya dalam waktu singkat jumlah pengguna yang berinteraksi di halte begitu mengejutkan dengan mencoba berbagai jenis konten yang tersedia. Ini dilakukan tanpa instruksi atau pelatihan sebelumnya. Baca juga: Barcelona Terapkan Internet of Things di Transportasi Publik Hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna menganggap display interaktif berguna dan lebih banyak fitur yang dapat digunakan untuk mendukung model bisnis seperti ini. Tak hanya itu, kemampuan WiFi juga memiliki respon positif yang pesat dengan hampir 85 persen pengguna mengatakan ingin adanya koneksi WiFi di halte. Selain itu juga di pasang CCTV yang membuat penggunan nyaman dan aman serta 44 persen pengguna mengatakan mereka ingin dapat mentransfer informasi dari tampilan interaktif ke perangkat mobile untuk mempertimbangkan fitur dan model bisnis masa depan. Secara bisnis, pemilik halte bus dapat menyewakan ruang pemasangan pra sertifikasi untuk sel kecil dan lalu lintas nirkabel offload menggunakan koneksi ultra-broadband. Pada saat yang sama, iklan dapat beralih dari iklan statis yang jarang berubah ke iklan dinamis yang berubah berdasarkan informasi kontekstual. Tanda-tanda interaktif dapat mengadopsi kemampuan seperti kios yang memungkinkan dinamika fitur untuk menghasilkan pendapatan. Sensor dapat dipasang dengan cara yang sama seperti sel kecil untuk memungkinkan koleksi, analisis, dan monetisasi data dengan memungkinkan akses ke pihak ketiga yang membayar. Di Selandia Baru, ekosistem yang terlibat dalam percobaan ini mulai tertarik untuk mengeksplorasi kemampuan tambahan dan menguji model bisnis terkait untuk solusi tempat peristirahatan yang terhubung. Di masa depan, konsep ini akan diperluas lagi dalam kerangka multi modal untuk memasukkan bus, kereta api, kapal feri, dan moda transportasi lainnya.

Punya Lebar Trotoar 12 Meter, Beginilah Tampilan Jalan Jenderal Sudirman Nantinya

Lewat kampanye #TrotoarKita yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat pada 8 Oktober 2017, nantinya trotoar di perlintasan jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin akan memiliki lebar maksimal 12 meter. Kabar yang tentu sangat menyenangkan bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas ini tentu punya implikasi pada desain di ruas jalan tersebut. Baca juga: Tata Ulang Trotoar Sudirman-Thamrin, Pemprov DKI Jakarta Canangkan #TrotoarKita Bila di jalan MH Thamrin saat ini sudah meniadakan jalur lambat, maka di jalan Jenderal Sudirman kini masih mempertahankan keberadaan jalur lambat. Namun dalam kampamye #TrotoarKita yang merancang lebar trotoar 12 meter, maka bisa dipastikan bahwa jalur lambat di Jalan Sudirman akan dihilangkan. Selain untuk mendukung tata ulang trotoar di sepanjang Sudirman – Thamrin, lebar trotoar hingga 12 meter juga diperlukan untuk kebutuhan implementasi proyek MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta, dimana posisi pintu masuk stasiun bawah tanah akan menggunakan area trotoar tersebut. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam kesempatan jumpa bersama media di Balai Kota awal bulan ini, telah memperlihatkan desain trotoar di jalan Jenderal Sudirman. Seperti terlihat pada gambar di headlline, posisi atas adalah desain Jalan Sudirman saat ini, sementara di bawahnya adalah desain Jalan Sudirman setelah implementasi #TrotoarKita terlaksana. Meski nantinya tidak ada lagi jalur lambat di Jalan Sudirman, jalur cepat akan ditambah menjadi lima lajur, kondisi saat ini jalur jepat terdiri dari tiga lajur. Walau ditargetkan lebar trotoar 12 meter, namun dalam implementasi lebar trotoar akan disesuaikan dengan kondisi jalan. Proses pengerjaan tata ulang jalur pedestrian akan mulai dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga Juli 2018, dengan menutup jalur pedestrian dan jalur lambat yang ada sekarang. Pemprov DKI Jakarta mengajak para pemilik gedung di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin untuk mendukung pengaturan akses jalan alternatif keluar masuk para penghuni gedungnya. Dinas Perhubungan Prov. DKI Jakarta akan bekerjasama dengan Polantas untuk memfasilitasi manajemen rekayasa lalu lintas supaya publik tetap dapat melalui jalan Sudirman – Thamrin dengan lancar. Baca juga: Kondisi Trotoar Buruk Jadi Penyebab Warga Jakarta ‘Malas’ Berjalan Kaki Panjang total jalur trotoar yang dikerjakan sepanjang 6,6 kilometer dan digarap oleh beberapa elemen yang terlibat dalam proyek di kawasan tersebut, yaitu: 1. PT MRT Jakarta akan mengerjakan area di sekitar 6 stasiun bawah tanah (Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia) sepanjang 1,4 kilometer; 2. Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengoordinasi PT Mitra Panca Persada (Patung Pemuda Senayan – Kali Krukut) dan Keppel Land (Kali Krukut – Patung Arjuna Wiwaha) sepanjang 5,2 kilometer. Terkait dengan pepohonan yang ada di sepanjang Jalan Jend. Sudirman hingga ujung Jalan MH Thamrin, Dinas Lingkungan Hidup Prov. DKI Jakarta telah menganalisis pengelolaan dan penataannya. Berdasarkan simulasi perhitungan di setiap 500 meter dari total 6,6 km, terdapat: 326 pohon dipertahankan, 266 pohon dipindahkan, dan 139 pohon baru.

Delta Airlines Tawarkan Akses Chatting Gratis via WiFi di Smartphone

Delta Airlines mulai 1 Oktober 2017 memberikan pelayanan chatting gratis melalui iMessage, WhatsaApp dan Facebook Messanger. Namun layanan yang diberikan hanya mendukung untuk pesan teks saja dan tidak bisa mengunduh ataupun mengunggah file baik foto, suara maupun video. Baca juga: Delta Airlines dan JetBlue Gunakan Mesin Pemindai Wajah di Bandara KabarPenumpang.com melansir dari laman theverge.com (27/9/2017), layanan ini akan ada di semua penerbangan Delta dengan menggunakan aplikasi Gogo WiFi di smartphone Android dan iOS. Namun layanan ini bisa digunakan secara gratis bila Anda sebagai penumpang menambahkan biaya minimal US$2,95 atau tergantung dari penerbangan Delta yang Anda naiki. “Kami tahu banyak pelanggan Delta Airlines yang ingin atau perlu tetap terhubung saat di udara, apalagi untuk para pekerja. Oleh karena itu kami memberikan layanan dengan cara yang mudah dan bebas untuk mengirim dan menerima pesan melalui beberapa platform global yang paling populer,” ujar Tim Mapes, Wakil Presiden Senior Delta dan Chief Marketing Officer. Mapes menambahkan, layanan ini ada di belakang kursi di tambah dengan hiburan gratis dan WiFi berkecepataan tinggi untuk berkirim pesan gratis menjadi salah satu cara agar pelanggan dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan Delta sebaik-baiknya. Adanya layanan ini, menjadikan Delta sebagai yang pertama di dalam maskapai penerbangan Amerika Serikat dengan menawarkan fasilitas pesan gratis dalam penerbangan. Untuk bisa menikmati layanan instant messaging tersebut, sebelum naik pesawat, para penumpang diharuskan mengunduh aplikasi Gogo WiFi secara gratis di toko aplikasi. Selain Delta Airlines, di Amerika Serikat masih ada beberapa maskapai besar, seperti United dan American Airlines. Namun, untuk diketahui, Alaska Airlines menjadi maskapai penerbangan utama Amerika Serikat yang mengenalkan hal ini secara khusus. Baca juga: Delta Airlines Siap Gunakan Pemindai Wajah Untuk Pangkas Antrean Check In Karena adanya penawaran pesan gratis tanpa suara sudah berlaku sejak awal tahun 2017 ini. Sehingga bisa dikatakan, Delta mengikuti jejak Alaska dan menjadi yang pertama dari tiga besar maskapai di Amerika Serikat. Setelah Delta melakukan pemberian layanan pesan gratis selama penerbangan, diperkirakan American dan United Airlines akan menyusul. Saat ini juga JetBlue sudah menawarkan layanan WiFi gratis tanpa batas untuk semua penumpang dalam penerbangangannya tanpa mengenakan biaya sedikitpun.

AutoHaul, Kereta Diesel Otonom di Australia Barat

Kini tidak hanya mobil yang bisa bergerak tanpa pengemudi alias otonom, melainkan moda darat yang lebih bersar dan berat, seperti kereta api juga ikut menghangatkan perbincangan mengenai moda masa depan nirawak. Di Australia, sebuah perusahaan pertambangan, Rio Tinto, diketahui baru saja menyelesaikan sebuah percobaan menjalankan kereta otonom, dimana tidak ada satupun orang yang mengemudikan moda berjuluk ular besi tersebut. Baca Juga: Cina Luncurkan ART, Kereta Otonom Tanpa Rel Untuk Kota Kecil Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman digitaltrends.com (4/10/2017), Rio Tinto mengklaim bahwa kecelakaan kereta yang terjadi selama ini diakibatkan oleh faktor manusia (human error). Berangkat dari situ, Rio Tinto berusaha untuk merubah semua itu menuju dunia transportasi yang lebih baik dan aman. Perjalanan kereta diesel otonom bernama AutoHaul tersebut bertempat di daerah pertambangan wilayah Pilbara, Australia Barat. Diketahui, jarak tempuh dari kereta tersebut mencapai 60 mil atau setara dengan 96,56 km. Pada perjalanan pertamanya, selain disaksikan oleh para pejabat perusahaan, turut hadir pula perwakilan dari Office of the National Rail Safety Regulator yang seakan menjadi saksi suksesnya perjalanan tersebut. “Peluncuran ini berjalan dengan sukses dan menempatkan kami di jalur yang tepat untuk memenuhi salah satu tujuan kami, yaitu mengoperasikan jaringan kereta jarak jauh yang benar-benar otonom,” ungkap Chief Executive , Chris Salisbury. “Terobosan ini akan membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan produktivitas dalam bisnis ini secara signifikan,” imbuhnya. “Keuntungan dari AutoHaul sudah direalisasikan termasuk variabilitas yang berkurang dan peningkatan kecepatan di keseluruhan jaringan, yang secara otomatis akan mengurangi waktu perjalanan,” tambah Chris. Diketahui, Rio Tinto bangga menjadi perusahaan yang memimpin perkembangan inovasi dan teknologi kereta otonom dalam ruang lingkup industri pertambangan global. “Ini akan memberikan keuntungan bagi kami saat mengelola suatu tambang di masa depan,” tukas Chris. Baca Juga: The Dolphin Blue dan Golden Phoenix, Kereta Peluru Terbaru Tembus 400Km Per Jam Diketahui, Rio Tinto pertama kali memulai perjalanan kereta otonomnya pada kuartal pertama tahun ini, walaupun hingga kini, selalu ada pengemudi yang mendampingi kereta otonom ini jika sang lokomotif membutuhkan bantuan tangan manusia. Namun jangan salah, kereta milik Rio Tinto ini berbeda dengan kereta kebanyakan yang mengangkut orang, AutoHaul akan ditugaskan untuk tetap membawa hasil tambang dan mengantarnya ke lokasi yang sudah ditentukan.

Gunakan Teknologi Mobile-Encoding, Netflix Siap Manjakan Penumpang Pesawat

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri hiburan, Netflix berencana untuk memfasilitasi para penumpang pesawat dengan layanan streaming. Ini bertujuan agar penumpang tidak merasa bosan karena terpaksa menempuh perjalanan jauh. Seperti sudah menjadi rahasia umum dimana sebagian penumpang merasa tidak nyaman selama mengudara karena estimasi perjalanan yang sangat menyita waktu. Baca Juga: Tahun 2020, Dipercaya 14.419 Pesawat Komersial Gunakan Akses WiFi di Kabin Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman variety.com (25/9/2017), Netflix mempercayakan teknologi mobile-encoding, dimana penumpang dapat menonton siaran di Netflix dengan kualitas tinggi selama mereka mengudara dan bisa menghemat pengeluaran data hingga 75 persen. Sebagaimana yang tertera di laman sumber, pada tahun 2015 silam, Netflix menandatangani kesepakatan dengan Virgin America (yang sekarang menjadi bagian dari Alaska Air Group) untuk menawarkan layanan WiFi gratis dalam beberapa perjalanan. Sejak itu, Netflix telah meluncurkan kemitraan serupa dengan beberapa maskapai lain, seperti Aeromexico, Qantas dan Virgin Australia. Pada maskapai yang sudah menjadi mitra, Netflix menawarkan akses WiFi generasi selanjutnya, dimana akses tersebut dilengkapi dengan KaK-band dan Gogo 2Ku. Layanan tersebut berfungsi agar penumpang dapat mengakses Netflix melalui gadget (smartphone dan tablet) yang mereka bawa tanpa dikenakan biaya tambahan. Dalam kasus ini, Netflix melihat kesepakatan yang mereka jalin dengan pihak maskapai merupakan salah satu jalan untuk mengakuisisi pelanggan lainnya. Seperti ajang promosi abu-abu, dimana maskapai yang belum bermitra dengan Netflix akan terpicu untuk bekerja sama dengan perusahaan yang berbasis di California tersebut. Netflix mengatakan bahwa mobile-encoding yang lebih efisien yang tengah mereka kembangkan dapat menghadirkan video berkualitas DVD pada gadget Anda seharga 250 kilobit per detik. Secara keseluruhan, penggunaan mobile-encoding dapat memberikan kualitas video setara dengan menggunakan bandwidth hingga 36% lebih rendah daripada menggunakan teknik pengkodean konvensional. Baca Juga: Ini Lho Fungsi Lain dari Airplane Mode! Sementara itu dari segi maskapainya, selain dapat memanjakan penumpang, mereka juga bisa mendapatkan model layanan terbaru di seputaran WiFi. Menurut Netflix, kerja sama semacam ini juga bisa memberikan kesadaran pada maskapai lain yang belum berinvestasi di bidang layanan jaringan selama penerbangan, yang akan berdampak positif pada kepuasan pelanggan. Netflix mengumumkan prakarsa in-flight baru untuk maskapai penerbangan ini di perhelatan APEX Expo 2017, yang diselenggarakan pada 25-28 September 2017 di Long Beach, California.

Singapore Airlines dan Grab Integrasikan Layanan Ridesharing di Satu Aplikasi

Integrasi layanan aplikasi pemesanan di moda transportasi berbasis online sudah terbukti sukses, seperti yang dilakukan antara Go-Jek dan BlueBird di Tanah Air. Namun di Singapura, integrasi serupa dihadirkan dengan lebih maju lagi, yakni berupa integrasi layanan pemesanan antara maskapai Singapore Airlines dan pengelola taksi online Grab untuk fitur Ridesharing. Kedua perusahaan tersebut menyatakan telah mengintegrasikan aplikasi mobile yang mereka miliki untuk memudahkan pelanggan memesan Grab Rides melalui aplikasi milik Singapore Airlines ke bandara. Baca juga: Singapore Airlines Pamerkan Desain Interior Mewah di Airbus A380 Terbaru Pengintegrasian aplikasi ini sudah bisa digunakan oleh pelangggan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Kedua perusahaan tersebut mengatakan para pengguna aplikasi mobile Singapore Airlines akan melihat opsi pemesanan Grab untuk tujuan dari dan ke bandara, dan dapat dipesan tujuh hari sebelum jadwal penerbangan mereka. Cara penggunaan untuk memanggil Grab pun sama seperti dengan menggunakan aplikasi milik Grab yang biasa, dimana saat pengguna masuk ke aplikasi dan memilih Grab menuju bandara, akan secara otomatis terdaftar sebagai tujuan. Untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna harus memasukkan pick up point atau tempat dan waktu penjemputan yang diinginkan. Anggota GrabRewards juga memiliki fleksibilitas untuk mengubah point menjadi miles KrisFlyer Singapore Airlines. “Kami memiliki komitmen bersama terhadap inovasi dan memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan bermutu tinggi kepada penumpang. Pada saat yang sama, kami terus membuat platform Grab lebih bermanfaat bagi pelanggan kami. Dengan mengintegrasikan program loyalitas Grab dan SIA, pengguna jasa dapat menggunakan poin mereka saat merencanakan liburan berikutnya. Kemitraan ini merupakan pengakuan yang signifikan oleh salah satu maskapai paling bergengsi di dunia dan saya sangat gembira dengan apa yang akan kita raih bersama, ” ujar Jason Thompson, kepala GrabPay yang dikutip KabarPenumpang.com  dari laman business.inquirer.net (6/10/2017). Baca juga: Singapore Airlines Jalin Kerjasama Codeshare dengan Lufthansa Group Aplikasi tersebut saat ini sudah menyambangi 100 kota di tujuh negara yakni Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Sedangkan Singapore Airlines sendiri sudah mengoperasikan layanannya ke lebih dari 60 destinasi di lebih dari 30 negara di lima benua seluruh dunia. “Kami terus berupaya meningkatkan aplikasi mobile dan KrisFlyer SingaporeAir kami untuk memastikan bahwa kami memberikan lebih banyak manfaat bagi pelanggan kami,” kata wakil presiden senior penjualan Campbell Campbell Wilson.