Trans Jogja, Bus Rapid Transit Tanpa Separator Asli Kota Gudeg

Apabila Jakarta memiliki TransJakarta, lain ceritanya dengan salah satu sarana transportasi asal kota Gudeg, Yogyakarta. Kota Pelajar ini juga memiliki sebuah sarana transportasi yang hampir mirip dengan Trans Jakarta, yaitu Trans Jogja. Bus ini merupakan salah satu bentuk penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang direncanakan oleh Departemen Perhubungan dan mulai dioperasikan pada bulan Maret 2008 di bawah pengawasan Departemen Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DIY. Faktanya, bus Trans Jogja merupakan evolusi dari bus patas. BusTrans Jogja lahir sehubungan dengan munculnya Studi Kelayakan Angkutan Eksekutif pada tahun Anggaran 2004 di Dinas Perhubungan Provinsi DIY. Setahun berselang, bus Trans Jogja gagal diimplementasikan karena butuh studi mengenai kelayakan yang lebih komprehensif. Karena tidak ingin hal yang sama terulang kembali, maka pada tahun 2005, Dinas Perhubungan Provinsi DIY menyiapkan berbagai kegiatan yang dapat menunjang pengadaan dari bus Trans Jogja ini, seperti Studi Kelayakan Reformasi Sistem Transportasi Angkutan Umum Perkotaan, sosialisasi operasional dari bus Trans Jogja, hingga persiapan pembentukan badan pengelola bus Trans Jogja. Namun rencana pengadaan bus ini kembali gagal pada tahun 2006 karena gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta dengan kekuatan 6,2 skala richter. Pada tahun 2007, ada perkembangan yang cukup signifikan dari rencana pengadaan bus dengan jargon “Solusi Transportasi Perkotaan” ini, diantaranya brand-image baru yang diberikan oleh Gubernur DIY, terbentuknya wadah yang mengelola bus ini, yaitu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), juga bantuan dari Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan Indonesia berupa 10 unit bus yang turut digabungkan dalam pengoperasian bus Trans Jogja. Setelah sempat tertunda selama kurang lebih 3 tahun, akhirnya pada 18 Februari 2008, bus ini mulai dioperasikan , dengan masa uji coba selama 10 hari. Adapun waktu operasional dari bus ini adalah dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, sedangkan untuk moda yang digunakan adalah bus berukuran sedang dengan 34 tempat duduk. Untuk menunjang pengoperasian dari bus Trans Jogja, terdapat 67 halte khusus untuk menunggu bus ini. Bus Trans Jogja menghubungkan 6 titik penting di DIY, yaitu Stasiun KA Yogyakarta, Terminal Bus Giwangan (pusat perhubungan jalur bus antar propinsi dan regional), Terminal Condong Catur, Terminal Regional Jombor, Bandara Adi Sucipto, dan terminal Prambanan. Selain itu, Anda juga dapat menjumpai halte-halte Trans Jogja di sekitaran lokasi objek wisata serta sarana publik, seperti sekolah, rumah sakit, kampus serta perpustakaan. Sungguh mirip dengan Trans Jakarta, bukan? Pada 15 Oktober 2010 silam, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi DIY meluncurkan 2 rute baru yang menjangkau berbagai daerah yang belum dilalui oleh bus Trans Jogja, seperti Puro Pakualaman, UIN Sunan Kalijaga, Balaikota Yogyakarta, dan Stasiun Lempuyangan.
Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id
Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id
Adapun beberapa hal sederhana yang membedakan antara Bus Trans Jogja dengan Bus TransJakarta terletak pada jalur serta haltenya. Bila Bus TransJakarta memiliki separator yang memisahkan antara bus dengan kendaraan konvensional lainnya, berbeda dengan Bus Trans Jakarta yang tidak memiliki separator, dengan kata lain bus ini berbaur dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum lain. Ukuran halte Bus Trans Jogja juga lebih kecil daripada halte Bus TransJakarta. Untuk tarif dari Bus Trans Jogja juga bisa dibilang cukup murah, yaitu Rp4.000 untuk single trip serta ada sistem langganan yang tentu menawarkan harga yang lebih terjangkau daripada tiket single trip. Anda cukup melakukan pembelian perdana seharga Rp25.000 dan minimal isi ulang Rp15.000, Anda akan dikenakan tarif Rp2.700 per trip untuk umum, dan Rp2.000 per trip untuk pelajar dari SD hingga SMA. Baru-baru ini, para awak angkutan perkotaan merasa keberatan dengan penambahan rute baru dari bus Trans Jogja ini yang lebih banyak mengarah ke sebelah barat dan tengah kota Yogyakarta. Salah seorang kru angkutan perkotaan bahkan merasa amat keberatan dengan adanya penambahan 3 jalur Trans Jogja. “Jangankan 3, tambah 1 jalur saja dampaknya berat bagi kami. Saya tidak habis pikir, kasihan dengan teman-teman kru perkotaan, mereka butuh menghidupi anak istri,” tutur Benny, Koordinator Paguyuban Kru Bus Prekotaan se-DIY, dikutip dari laman Solopos.com, Minggu (2/4/2017). Menanggapi keluhan tersebut, Kabid Angkutan Darat Dishub DIY, Agus Harry Triono mengatakan keberadaan Trans Jogja sebenarnya bukan untuk “mematikan” bus perkotaan, tapi keduanya harus saling melengkapi guna melayani kebutuhan para penumpangnya. “Kami berharap bisa saling melengkapi antara Bus Trans Jogja ini dengan angkutan perkotaan,” tutur Agus seperti yang dilansir dari laman Solopos.com, Minggu (2/4/2017)

Mau ke Pulau Komodo? Ada Tiga Pilihan Untuk Anda

Pulau Komodo, salah satu dari tujuh keajaiban dunia, berada di Nusa Tenggara Timur. Pulau yang berisi reptil raksasa dari zaman purba ini hanya ada di Indoneisa dan tak ada di negara manapun. Anda harus tahu, komodo merupakan pemangsa liar yang gesit tak hanya di darat tapi di air. Sedikit saja mencium darah, reptil berdarah panas ini pasti langsung menghampiri dan memangsanya. Tak hanya penciuman yang tajam, bila Anda tergigit oleh Komodo pasti tidak akan selamat, karena air liur komodo mengandung bakteri yang menyebabkan kematian. Penasaran dengan pulau Komodo? Tak hanya pulau dan komodonya saja, pantai serta laut yang indah membuatnya banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Ada beberapa transportasi yang bisa di gunakan menuju Pulau Komodo ini, melalui udara, darat maupun laut.
Pesona Indonesia
Pesona Indonesia
1. Jalur udara Pesawat terbang, menjadi salah satu pilihan pertama wisatawan untuk sampai ke Pulau Komodo. Memang tak langsung sampai begitu saja, biasanya pesawat-pesawat ini akan mendarat di Labuan Bajo. Dari Jakarta-Labuan Bajo, maskapai Lion Air melayani penerbangan menuju Labuan Bajo. Pesawat yang digunakan jenis ATR 72-600, sayangnya dari Jakarta belum ada pesawat Garuda Indonesia langsung Jakarta melainkan Denpasar-Labuan Bajo dengan penerbangan 2x sehari. Lion Air meyediakan penerbangan menuju Labuan Bajo, namun transit di Bali terlebih dahulu. Kemudian ada Kal Star dan Wings milik Lion yang terbang dari Denpasar menuju Labuan Bajo. Harga tiketnya pun beragam dari Rp700 ribuan-Rp1,5 juta tergantung maskapai pilihan Anda. 2. Jalur laut Dari Jakarta, Anda tidak akan menemukan kapal laut yang langsung menuju ke Labuan Bajo sebelum menuju Pulau Komodo. Bila Anda ingin naik kapal laut, bisa menggunakan dari Bali atau Denpasar yang menuju Labuan Bajo. Biasanya, dengan pesawat Anda turun di Denpasar kemudian naik kapal milik Pelni yakni KM Tilongkabila dan KM Wilis. Bila menggunakan KM Tilongkabila, rutenya adalah Denpasar (Pelabuhan Benoa)- Mataram- Bima- Labuan Bajo dengan perjalanan selama 36 jam perjalanan. Bila berangkat pagi, maka Anda akan tiba pukul 19.00 WITA. Tiket untuk penyeberangan ini Rp240 ribu perorang sudah dengan makan pagi, siang dan malam di atas kapal. Sedangkan KM Wilis dengan harga yang sama menyasar rute Denpasar (Tanjung Benoa)- Badas (Sumbawa)- Labuan Bajo dengan perjalanan 37 jam dan berangkat pukul 15.00 WITA.
pulaukomodo.com
pulaukomodo.com
3. Jalur darat Cara lainnya adalah dengan menggunakan bus , bila dari Jakarta Anda bisa naik dari terminal bus Rawamangun, Pasar Rebo dan Kebayoran Lama. Perjalanan dengan bus ini, biasanya malam dari Jakarta – Surabaya dengan tarif Rp275-290 ribu. Dengan bus malam,kelas yang ditawarkan adalah eksekutif dengan tempat duduk 2-2 yang nyaman dilengkapi toilet. Bus malam berangkat dari Jakarta pukul 15.00 sore dan sampai di Surabaya pukul 08.00 pagi esok harinya. Dan kemudian bisa diteruskan menggunakan kapal laut dari pelabuhan Tanjung Perak Bila berangkat dari Bali, Anda bisa menaiki bus dari Bali – Sumbawa Besar dengan menumpang bis Jakarta atau Surabaya menuju Sumbawa. Tarif tiket bus biasanya Rp250 ribu sudah dengan makan selama perjalanan. Sesampai di Sumbawa, Anda bisa melanjutkan naik mobil travel atau Elf yang menyediakan rute Sumbawa Besar – Bima dengan tarif Rp150ribu perorang atau dengan bus langsung dari Sumbawa menuju Sape dengan tarif Rp120 ribu per orang. Kemudian, menyeberang menuju Labuan Bajo dengan kapal ferry dengan waktu tempuh 7-8 jam perjalanan. Harga tiket terbilang mahal sekitar Rp60 ribu perorangnya. Penyeberangan menggunakan kapal ferry dari Sape – Labuan Bajo, hanya ada satu kali dalam sehari setiap pukul 08.00 WITA. Nantinya, dengan pilihan ketiga moda transportasi tersebut, Anda harus tetap menyambung dengan kapal phinisi kecil dari Labuan Bajo menuju pulau Komodo. Ada baiknya untuk menyewa kapal phinisi ini, Anda bersama-sama teman atau wisatawan yang akan menuju Pulau Komodo.

Transportasi di Rusia Rawan Serangan Teroris

Kabar memilukan datang dari negeri Beruang Merah, Rusia. Sebuah bom meledak pada Senin (3/4/2017) pada pukul 14.40 waktu setempat. Bom tersebut memporakporandakan gerbong kereta bawah tanah yang sedang bertolak menuju Technical Institute di St. Petersburg. Hingga berita ini diturunkan, peristiwa ini sedikitnya menewaskan 11 penumpang dan puluhan lainnya luka-luka. Tak berselang lama dari kejadian tersebut, polisi menemukan bom lainnya di stasiun Vosstaniya. Untungnya, bom tersebut belum meledak dan pihak berwenang di sana berhasil menjinakannya. Badan Anti teror Rusia, Natsionalnyi Antiterroristicheskii Komitet (NAK) menyebutkan ledakan yang terjadi di kota kedua terbesar di Rusia tersebut merupakan salah satu aksi terorisme yang selama ini diperangi oleh Negara dibawah pimpinan Vladimir Putin tersebut. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebutkan pihak otoritas sedang melakukan investigasi tahap awal terhadap penyebab ledakan. Ucapan belasungkawa langsung datang dari banyak pihak, salah satunya dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Seperti yang dilansir dari Reuters, Trump turut angkat bicara mengenai ledakan tersebut. “Hal yang mengerikan. Benar-benar hal yang mengerikan,” ujar Trump, Selasa (4/4/2017). Terkait ledakan bom ini, berbagai pihak langsung menuduh ISIS sebagai dalang dibalik aksi teror tersebut. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, ISIS melancarkan aksi terornya ke sejumlah Negara di benua Eropa, seperti Turki, Jerman, Perancis, dan yang terakhir adalah Inggris. Tuduhan tersebut bukan tanpa landasan, berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan oleh NAK, aksi ini diduga kuat dilakukan oleh organisasi teror berhaluan Islam radikal. Bila ditelisik lebih dalam, hubungan Rusia dengan ISIS memang sedang panas-panasnya, dilihat dari Rusia yang mendukung rezim Bassar Al Assad, yang notabene merupakan musuh ISIS di medan tempur Suriah. Ditambah lagi negeri beruang merah ini juga memiliki musuh bebuyutan, yaitu para pemberontak di Kaukasus. Sebenarnya, tuduhan terhadap ISIS dibalik aksi teror terbarunya ini bisa dibilang tidaklah semudah membalik terlapak tangan, mengingat kebanyakan aksi teror yang terjadi di Rusia didalangi oleh pemberontak Chechnya dan kelompok lain di pegunungan Kaukasus bagian selatan. Apabila dilihat kebelakang, pada 29 dan 30 Desember 2013 silam Rusia juga pernah digemparkan oleh bom bunuh diri di sarana transportasinya, yaitu di depan stasiun kereta utama Volgograd pada tanggal 29 Desember dan di bus umum padat penumpang di kota Volgograd pada tanggal 30 Desember. Bom yang meledak pada tanggal 29 merupakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang wanita yang berdampak pada hilangnya 17 nyawa dan puluhan lainnya luka-luka, sedangkan bom yang meledak di bus umum padat penumpang menewaskan sedikitnya 10 orang dan 19 lainnya luka parah. Tidak hanya itu, pada 27 November 2009, kelompok Umarov bertanggung jawab terhadap aksi peledakan di stasiun bawah tanah Rusia dan menewaskan sedikitnya 26 orang dan 100 lainnya luka-luka. Beberapa bulan berselang, tepatnya pada 29 Maret 2010, bom bunuh diri kembali dilakukan oleh kelompok Umarov melalui 2 wanita yang meledakkan dirinya di kereta bawah tanah Moskow dan menewaskan 40 orang serta 100 orang lainnya luka-luka. Tidak hanya menyasar moda darat, aksi teror juga dilakukan pada moda udara. Pada Agustus 2004, 2 pesawat sipil mendapat serangan bom bunuh diri dan menewaskan 90 penumpang yang berada di dalamnya. Seakan belum puas dengan serangan udara etape pertama, bom bunuh diri meledak di bandara Domodedovo, Moskow pada 24 Januari 2011. Kejadian ini menewaskan 37 orang dan 180 lainnya luka-luka. Bom yang meledak di St. Petersburg kemarin seolah menjadi pengingat agar Rusia dapat meningkatkan keamannya, mengingat perhelatan Piala Dunia yang akan diselenggarakan pada tahun 2018 mendatang, pihak Rusia bertindak sebagai tuan rumah. Dengan kata lain, Rusia harus lebih meningkatkan pengamanannya dari berbagai aspek,agar gelaran akbar sepak bola dunia tersebut berjalan lancar.  

Bom di Kereta Bawah Tanah, Lumpuhkan Transportasi Metro di St. Petersburg

Rusia menjadi sorotan publik dunia saat ini setelah sebuah bom meledak di salah satu gerbong kereta bawah tanahnya. Bom yang meledak di St. Petersburg Metro ini menelan 11 korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat terkena serpihan ledakan yang berisi gotri. Luka mendalam dirasakan oleh pihak keluarga yang ditinggalkan oleh para korban. Begitu juga dengan pemerintah setempat yang mengalami kerugian karena salah satu moda transportasinya perlu diperbaiki.
Sumber: tribunnews.com
Sumber: tribunnews.com
Bom yang meledak pada Senin (3/4/2017) waktu setempat tentu saja membuat transportasi di kota St. Petersburg, terutama kereta bawah tanahnya, mengalami kelumpuhan sementara. Ini merupakan dampak yang harus dihadapi oleh masyarakat pengguna jasa layanan Metro, kereta bawah tanah di sana. Kepentingan masyarakat jadi tersisihkan akibat kejadian yang diusung-usung sebagai aksi teror ini. Sebagai salah satu sarana transportasi yang amat berpengaruh di Rusia, tentu saja ada banyak masyarakat yang merasa dirugikan dengan adanya tragedi ini. Sebagai kota terbesar kedua di negeri beruang merah ini, St. Petersburg seolah menaruh tumpuan besar pada Metro, moda transportasi darat berupa kereta bawah tanah. St. Petersburg Metro yang mulai beroperasi pada 15 November 1955 ini melayani 6 rute perjalanan yang menghubungkan titik-titik penting di Rusia, baik itu pusat bisnis, pendidikan, hingga pusat perbelanjaan. Seolah menjadi nadi dari transportasi di St. Petersburg, Metro terus mengalami perubahan demi memberikan pelayanan maksimal pada para penumpangnya. Dengan populasi kota St. Petersburg yang mencapai 7.500.000 jiwa, Metro dapat mengangkut penumpangnya hingga 2 juta penumpang setiap harinya, dan membawanya ke peringkat 19 sistem metro tersibuk di dunia. Dengan fakta ini, dapat Anda bayangkan berapa jumlah orang yang terhambat aktifitasnya akibat teror bom yang terjadi kemarin. Ditambah lagi dengan ditutupnya semua stasiun yang dilintasi oleh St. Petersburg Metro, ini tentu akan membuat keadaan di sana semakin kacau. Dengan adanya pemberlakuan penutupan sementara semua stasiun Metro di St. Petersburg akibat tragedi bom tersebut, seakan membekukan aktifitas masyarakat di sana yang biasa mengandalkan Metro.
Sumber: wikimedia.org
Sumber: wikimedia.org
Lokasi peledakan berada diantara stasiun Tekhnologichesky Institute dan Sennaya Ploschad . Menurut kabar yang dilansir dari detik.com, ketika sang masinis mendengar ledakan, ia tidak langsung memberhentikan keretanya, namun tetap berjalan menuju stasiun selanjutnya, yaitu Sennaya Ploschad. Gambar yang Anda lihat di media sosial dimana  ada sebuah kereta berwarna biru dengan pintu yang rusah, serta ada beberapa jenazah, diambil dari stasiun Sennaya Ploschad.
Sumber: wikimedia.org
Sumber: wikimedia.org
Stasiun Sennaya Ploschad berada di jalur yang menghubungkan Moskovsko dengan Petrogradskaya. Stasiun yang mulai beroperasi pada 1 Juli 1963 ini pernah melenyapkan nyawa 7 orang ketika kanopi yang berbahan dasar beton runtuh pada tahun 1999. Nama Sennaya sendiri diambil dari lokasi dimana stasiun itu berada, yaitu Sennaya Square. Pada era 1963 hingga 1991, daerah tersebut lebih akrab disapa dengan sebutan Peace Square.

Angkasa Pura II Targetkan Runway Kedua Bandara Supadio Rampung di 2020

Bandara Supadio di Kota Pontianak, Kalimantan Barat punya peran strategis bagi penerbangan sipil dan militer. Di bawah manajamen PT Angkasa Pura II (Persero), Supadio adalah Bandara Internasional, sementara menggunakan landas pacu (runway) yang sama, Supadio juga berperan sebagai Lanud (Pangkalan Udara) bagi jet-jet tempur TNI AU. Didorong tren peningkatan trafik transportasi udara, mendorong BUMN PT Angkasa Pura II untuk membangun runway kedua di Bandara Supadio. Dilansir dari angkasapura2.co.id, runway kedua ini paling cepat pembangunannya akan dimulai pada akhir tahun ini dan paling lambat awal 2018 mendatang. Dalam pembangunan runway kedua, AP II berharap akan selesai tahun 2020. Investasi pembangunan runway kedua mencapai sekitar Rp2 triliun dengan rencana dimensi 3.000 x 60 meter. Dengan dimensi yang besar ini, landasan dapat mengakomodir lalu lintas pesawat kecil hingga berbadan lebar atau widebody sekelas Boeing 777. Runway eksisting saat ini memiliki dimensi 2.240 x 45 meter dan akan dikembangkan menjadi 2.600 x 45 meter yang akan berfungsi sebagai paralel taxiway. Adanya pengembangan runway eksisting dan pembangunan runway kedua, dipercaya dapat meningkatkan pelayanan hingga 51.772 penerbangan per tahun atau meningkat secara drastis dari saat ini 24.790 penerbangan per tahun. Tak hanya untuk pengembangan pariwisata dan perekonomian, pembangunan runway kedua juga mendukung kelancaran operasional penerbangan militer. Sebab, bandara Supadio berstatus enclave militer atau pangkalan udara sipil yang juga digunakan untuk penerbangan militer. Sebagai informasi, di bawah manajemen TNI AU, Bandara ini menjadi home base yang menaungi Skadron Udara 1 dan Skadron Udara 51. “Potensi perekonomian dan pariwisata di Kalimantan Barat khususnya Pontianak sangat besar sehingga Bandara Internasional Supadio berkewajiban untuk mendukung pemerintah maupun masyarakat untuk dapat meraih peluang tersebut demi kemajuan Provinsi Kalbar. Pembangunan terminal baru Bandara Internasional Supadio dan runway kedua ini merupakan wujud komitmen AP II turut mendukung kemajuan perekonomian dan pariwisata di Kalimantan Barat,” ujar President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. Ia menambahkan, nantinya AP II akan berkerjasama dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan frekuensi penerbangan di bandara Supadio semakin banyak rute domestik dan internasional yang beragam seiring adanya runway kedua di tahun 2020 mendatang. Saat ini, bandara Supadio beroperasi dengan terminal baru yang mampu menampung 3,8 juta penumpang per tahun. Nantinya, terminal ini akan dikembangkan hingga mampu menampung 5,5 juta penumpang per tahun dan beroperasi Juni 2017 ini. Selain runway dan terminal, AP II akan memperluas apron bandara menjadi 75.600 m2 dari 47.200 m2 di tahun ini. Tahun 2016 lalu, pergerakan penumpang domestik dan internasional di bandara Supadio tercatat 3,18 juta penumpang dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 2,71 juta penumpang. Tahun ini, diperkirakan pergerakan penumpang domestik dan internasional meningkat hingga 3,42 juta penumpang dan kargo ekspor-impor sebanyak 15,77 juta ton. Bandara Supadio saat ini penerbangannya dilayani hampir semua maskapai besar di Indonesia dan maskapai perintis.

Bicara Kompensasi Saat Terjadi Delay Ada di Peraturan Menteri Perhubungan

Keterlambatan atau delay pada maskapai Indonesia menjadi momok yang menyedihkan, pasalnya beberapa maskapai memiliki keterlambatan yang sering bahkan hampir setiap penerbangannya. Memang bila hanya 15 menit penumpang masih mentolerirnya, tapi kalau sudah melebihi satu jam para penumpang mulai berceloteh, bahkan tak jarang mengumpat ke pihak maskapai. Pada keterlambatan yang terjadi, biasanya penumpang akan diberi kompensasi atau ganti rugi. Pada Peraturan Menteri No.89/2015, menjelaskan tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay Management) Pada Badan Usaha Angkutan Niaga Berjadwal di Indonesia. Di dalam Bab II, dijelaskan tentang Ruang Lingkup Keterlambatan Penerbangan terdiri dari tiga kategori yakni keterlambatan penerbangan (flight delayed), tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat udara (denied boarding passenger) dan Pembatalan penerbangan (cancellation of flight). Peraturan Menteri ini telah ditandatangani oleh Ignasius Jonan yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Kompensasi biasanya bisa diterima oleh penumpang, bila delay disebabkan karena faktor manajemen maskapai seperti keterlambatan kru pesawat, ketererlambatan penanganan di darat, menunggu penumpang dan ketidakpastian pesawat.
RRI.co.id
RRI.co.id
Sayangnya bila delay terjadi karena faktor teknis operasional dari bandara asal ataupun tujuan (kepadatan lalu lintas penerbangan, penutupan bandara atau terjadi anteran lepas landas), faktor cuaca dan faktor lainnya diluar dari faktor management maskapai penerbangan, maka penumpang tidak berhak menerima kompensasi. Dipasal berikutnya ada enam kategori keterlambatan yakni: a. Kategori 1, keterlambatan 30-60 menit b. Kategori 2, keterlambatan 61-120 menit c. Kategori 3, keterlambatan 121-180 menit d. Kategori 4, keterlambatan 181-240 menit e. Kategori 5, keterlambatan lebih dari 240 menit f. Kategori 6, pembatalan penerbangan Dari enam kategori ini, para penumpang yang terkena delay akan mendapat kompensasi sebagai berikut: 1. Keterlambatan pada kategori 1, penumpang akan mendapat minuman ringan 2. Keterlambatan pada kategori 2, penumpang mendapat makan dan minuman ringan atau sncak box 3. Keterlambatan pada kategori 3, penumpang akan mendapat minuman dan makanan berat atau heavy meals 4. Keterlambatan pada kategori 4, penumpang mendapat minuman, makanan ringan dan makanan berat. 5. Keterlambatan pada kategori 5, penumpang mendapat ganti rugi sebesar Rp300 ribu. 6. Keterlambatan pada kategori 6, badan usaha angkutan wajib mengalihkan penerbangan berikutnya atau mengembalikan seluruh biaya tiket atau refund tiket. 7. Keterlambatan pada kategori 2 sampai 5, penumpang bisa di alihkan kepenerbangan berikutnya atau pihak maskapai mengembalikan seluruh biaya tiket. Semua peraturan ini berlaku untuk semua maskapai dan setiap maskapai wajib memberikan informasi terkait alasan keterlambatan dan kompensasi yang diberikan pada penumpang. Biasanya, kompensasi harus dilakukan dengan aktif oleh petugas setingkat General Manager, Stasion Manager dan staff lainnya atau pihak yang ditunjuk untuk bertindak atas nama maskapai.

Lion Air, Punya Citra Buruk Soal Keterlambatan Jadwal Penerbangan

Terkena delay atau keterlambatan pada penerbangan adalah hal wajar bila hanya 10-15 menit, namun bila keterlambatan lebih dari 15 menit, pasti Anda akan gusar. Apalagi perjalanan yang Anda lakukan adalah perjalanan bisnis yang membutuhkan ketepatan waktu bertemu klien atau orang penting lainnya. Sayangnya, hampir semua maskapai pernah mengalami delay atau keterlambatan, tetapi ada satu maskapai lokal yang paling sering mengalami delay dan membuat resah para penumpang yakni Lion Air. Maskapai dengan lambang singa ini milik PT Lion Mentari Airlines dan kasus delay yang terjadi bukan sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali dan banyak pengguna Lion berpindah ke maskapai lainnya karena hal ini. Padahal, ketepatan waktu dalam penerbangan sangatlah penting. Bukan hanya mengantar para penumpang sampai tujuan tepat waktu, melainkan membuat maskapai mejadi lebih dipercaya para penggunanya. Ada beberapa kejadian delay yang pernah Lion Air lakukan seperti 18 Februari 2015 lalu di saat Imlek atau tahun baru orang Tionghoa. Pada saat itu, terjadi kekacauan pada penerbangan, penumpang terlantar tanpa kejelasan akan keberangkatan mereka melalui maskapai milik Lion Air sejak 18-20 Februari 2015. Dengan adanya kejadian ini, bukan hanya menjadi pergunjingan di antara penumpang yang terlantar, masalah ini juga menjadi perhatian khalayak ramai di media sosial. Tak hanya didiamkan dan ditelantarkan, management Lion Air seakan tak perduli dengan ada penumpukan penumpang yang terjadi berhari-hari tersebut. Selain tanpa kejelasan, para penumpang saat itu juga tak diberi makanan atau penerbngan pengganti untuk keterlambatan yang dilakukan pihak maskapai. Jelas tertulis pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 49/2012 terkait keterlambatan, bahwa keterlambatan lebih dari 60-120 menit, penumpang berhak mendapat makanan ringan, keterlambatan lebih dari 120-180 menit badan usaha angkutan niaga wajib memberikan makanan ringan dan berat dan memindahkan penumpang ke penerbangan lainnya. Lebih dari 180 menit, pihak badan usaha angkutan niaga wajib memberi fasilitas akomodasi untuk mendapat angkutan pada penerbangan di hari berikut. Tak hanya tahun 2015, dua tahun sebelumnya di 2013 maskapai milik Lion Air juga mengalami delay pada 55 penerbangan karena ada permasalahan pada pegawai Ground Handling di Bali. Dilansir dari detik.com (2/4) kemarin, kembali terjadi keterlambatan pada 3 penerbangan maskapai dengan tagline We Make People Fly ini. Akibatnya penumpang menumpuk di terminal 1 bandara Soekarno-Hatta hingga pihak menghubungi pihak Angkasa Pura II, dikarenakan tidak ada petugas dari pihak maskapai yang berjaga pada saat terjadi delay ini. Tak hanya terlantar, para penumpang pun tidak jelas keberangkatannya hingga (3/4) pagi baru berangkat menuju tujannya. Namun, permasalahan akan ketidakjelasan keterlambatan sampai saat ini pun masih belum diketahui.

Nahas, Pria Ini Tewas Setelah Membobol Mesin Tiket di Stasiun

Adanya mesin penjual otomatis (vending machine), baik untuk penjualan tiket, minuman kaleng atau yang lainnya, terkadang membuat seseorang berpikir untuk membobol demi uang yang ada di dalamnya. Namun, dalam pembobolannya justru pelaku akan menjadi korban dalam tindakannya sendiri seperti mesin yang meledak akibat dipaksa untuk terbuka atau hal lainnya. Seperti dilansir dari independent.co.uk (21/3/2017), seorang pria tewas akibat mesin tiket meledak di sebuah stasiun di Jerman. Polisi yang menangani kejadian tersebut mengatakan pria yang tewas itu diketahui berusaha membuka mesin di stasiun Dortmund-Schanhorst yang meledak hari Selasa lalu. Adanya penemuan jasad korban ini, karena terdengar sebuah ledakan keras pada pukul 02.00 waktu setempat. Kemudian, para petugas penanganan darurat yang tiba setelah mendengar ledakan tersebut menemukan orang yang terluka parah di tempat kejadian. “Penyelidikan sejauh ini menunjukkan seorang laki-laki usia 31 tahun dari Dortmund telah berusaha membuka mesin tiket dengan cara yang belum bisa di klarifikasi,” ujar polisi Dortmund dan jaksa. Ledakan yang terjadi mebuat korban ini terkena bagian depan panel mesin tiket yang menyebabkan luka lainnya. Laki-laki ini juga memiliki cedera di kepala yang membuatnya meninggal setelah dilakukan pemeriksaan pada jasad korban. Adapun foto yang menunjukkan bagian-bagian mesin Deutsche Bahn yang hancur. Panel depan rusak parah dan kabel yang pecah dan bertebaran hingga beberapa meter. Tak hanya korban, di tempat kejadian juga ditemukan seorang laki-laki berusia 26 tahun, kemudian di tangkap oleh pihak kepolisian karena dicurigai ikut terlibat dalam pembobolan mesin tiket. Setelah di amankan dan dimintai keterangan, ternyata laki-laki tersebut membantah tidak mengenal korban dan dibebaskan dari tahanan oleh pihak kepolisian. Kejadian yang menggegerkan dini hari itu, membuat para penyidik terus menyelidiki sebab pastinya mesin meledak. Kejadian ledakan mesin penjual otomatis bukanlah hal yang pertama, melainkan kali kedua terjadi di Jerman. Seperti pada Malam Natal tahun 2015 lalu, seorang laki-laki di Münste, Jerman, terluka parah oleh pecahan peluru setelah mencoba memasukkan bahan peledak buatannya sendiri ke mesin penjual kondom. Hal ini dilakukannya untuk mengambil uang dalam mesin penjual otomatis tersebut.

North Carolina Canangkan Halte Bus dengan Tenaga Surya

Idenya terbilang sederhana, meski begitu belum banyak atau jarang yang menerapkannya. Contohnya adalah halte bus yang dilengkapi fasilitas dock charging untuk beragam perangkat elektronik. Hebatnya sumber listrik yang dihasilkan pun memanfaatkan energi terbarukan, yaitu lewat panel sinar surya. Itulah yang menjadi terobosan Negara bagian North Carolina (NC) di Amerika Serikat untuk menghadirkan fasilitas pengisi baterai ponsel di halte bus. Ini dibuat untuk memudahkan pengguna seperti siswa sekolah yang bisa mengisi baterai mereka sembari menunggu Wolfline di North Carolina State Univesity. Dilansir dari newsobserver.com (30/3/2017), halte bus di Dan Allen yang dekat dengan Witherspoon Students Center ini dilengkapi dua panel surya dengan kekuatan 160 watt dan berada di atap halte bus ini. Calon penumpang bus harus membawa kabel USB untuk mengisi baterai ponsel mereka agar terhubung ke sistem pada panel surya. Energi yang tersimpan pada panel surya ini, bertahan cukup lama yakni semalaman dan dalam rentang waktu hari mendung. “Energi matahari sangat hemat biaya dan juga ramah lingkungan. Kami ingin menampilkan itu,” ujar Christian Rust salah seorang mahasiswa NC yang mempelopori proyek ini.
newsobserver.com
newsobserver.com
Pihak universitas, mempromosikan praktek-praktek yang akan menjadi teknologi berkelanjutan di kampus. Kelompok mahasiswa ini pun membuat proyek jangka panjang dan membuat pelatihan dalam lokakarya. Tahun 2015 lalu, kelompok ini memasang payung-payung panel solar di teras belakang dekat Tucker Residence Hall dan James B Hunt Jr Library. Di sini, siswa bisa mengisi perangkat mobile mereka melalui kabel USB pada 9 bagian bawah dengan panel surya letaknya di atas atap. “Kami ingin beralih ke sesuatu yang lebih besar dari itu, jadi kami memilih sebuah stasiun bus karena semua penduduk di NC naik bus dan kami benar-benar ingin mengembangkan ide itu di depan siswa,” ujar Rust. Dengan adanya sistem panel surya, kelompok pembuatnya menerima bantuan dana lebih dari US$10.800 dari negara bagian NC untuk program berkelanjutan yang mendukung proyek tersebut. “Aku benar-benar suka dengan proyek ini, karena memiliki potensi yang berkelanjutan di kampus. Saya juga bangga dengan siswa yang mengidentifikasi kebutuhan di kampus dan mengembangkan solusi berkelanjutan ini,” ujar Rebekah Dunstan selaku koordinator program di universitas. Ada lebih dari 1.200 orang dalam seminggu berada di Wolfline pada sistem bus negara bagaian NC yang menggunakan halte bus Dan Allen. Dalam proyek ini, tantangan terbesar yakni menemukan produsen yang mampu memenuhi persyaratan proyek sejak kelompok ini menggunakan halte bus yang sudah ada bukan halte baru. Di halte bus, selama libur musim semi pada bulan Maret, akan dipasang panel surya. Sejauh ini banyak yang antusias dengan proyek tersebut dan nantinya juga berfungsi sebagai pendahulu untuk halte bus lainnya.

Di Hyderabad, Halte Bus Hampir Hilang di Semua Tempat

Pernah merasakan panasnya terik matahari saat menunggu bus kota? Atau tiba-tiba halte bus biasa tempat Anda menunggu hilang? Ini yang dirasakan oleh penduduk Hyderabad, India. Padahal halte bus adalah kebutuhan utama penduduk Hyderabad yang sebagian besarnya menggunakan angkutan umum untuk bepergian baik sekolah, kerja ataupun ke kantor. Tidak adanya halte bus membuat pengguna angkutan umum yakni perempuan, anak-anak dan orang tua harus rela berpanas-panasan di bawah terik matahari. Dulunya, di kota ini memang ada halte bus untuk pemberhentian bus. Namun seiring berjalannya waktu halte-halte ini bergeser, berpindah ataupun hilang sama sekali. Hal ini, membuat para pengemudi tidak lagi memiliki spot untuk memberhentikan busnya dengan pasti. Dengan hilangnya halte bus, para pengemudi mau tidak mau memberhentikan busnya di sembarang tempat, saat penumpang melambaikan tangan mereka dab bus berhenti, saat itu juga sekerumunan orang berbondong-bondong untuk masuk ke dalam bus.
thehansindia.com
thehansindia.com
Dilansir dari thehansindia.com, beberapa tempat telah diambil alih oleh para pedagang asongan, sedangkan di tempat lain, banyak hal yang mendorong penumpang ke jalan. Rekha Naidu, salah seorang penduduk Khairatabad mengatakan, “Di beberapa tempat banyak halte bus yang hilang. Apalagi saat musim panas seperti ini adalah pertempuran pahit setiap hari saat menunggu bus.” Pada sebuah survey dengan sample acak di seluruh kota ini, mengungkapkan bahwa di beberapa tempat sudah tidak ada lagi halte bus. Sehingga banyak pengguna angkutan umum berlindung di bawah rel Hyderabad Metro dan bila para penduduk melihat bus mendekat, mereka akan langsung menaiki bus dengan buru-buru. Adapun di beberapa tempat, halte bus tidak cukup saat dipenuhi penumpang terutama yang berada di dekat sekolah dan perguruan tinggi. Salah satu contoh hal seperti ini ada di Neredmet dan Shenoy Nursing Home yang berhenti di Secunderabad. Sridevi salah seorang siswa menengah dari Kasturbha Collage mengatakan, “ada ratusan siswa yang bergegas menuju halte bus. Ada kebutuhan untuk menampung penumpang. Terkadang banyak siswa yang terkena panas matahari karena tidak ada ruang yang cukup untuk menunggu.” Seperti Afzalgunj, bus berhenti beroperasi karena tidak ada halte. Sedangkan di Road No. 36 dekat Jubilee Hils, bus berhenti tepat di tengah jalan pas di bawah rel metro. “Pemerintah hanya membuat pengumuman akan membangun halte bus, bahkan ada kemungkinan di musim panas ini setiap orang yang akan naik bus tidak akan berdiri di halte,” ujar K Vikram seorang pegawai swasta. Dari Kukatpalli ke Dilshuknagar, Chandayangutta ke ECIL X, banyak halte bus yang menghilang. Sebanyak 1202 halte bus di GHMC, sebagian besar kondisinya tak layak pakai. Komisaris Pendapatan, Iklan dan perdagangan GHMC, Adwait Kuar Singh mengatakan, beberapa pemegang tender telah dipanggil untuk mengevaluasi pekerjaan secara teknis. Kemudian pekerjaan akan dibagi dalam empat tahapan. Halte bus akan di bangun sebanyak 430, tetapi penduduk diharapkan menunggu sementara waktu untuk pembangunan ini. Sebab, ada kemungkinan penyelesaian pembangunan ini akan lebih dari musim panas. Keadaan seperti ini hampir sama seperti di Indonesia tepatnya di ibu kota Jakarta, hanya saja yang berbeda adalah, banyak halte dan tidak digunakan oleh masyarakat serta memberhentikan bus terkadang tidak pada tempatnya alias di pinggir jalan.