Seiring perkembangan teknologi, pesawat nyaris bisa terbang mandiri tanpa terlalu bergantung pada kru di darat. Sebab, berbagai teknologi yang dahulu hanya ada di darat, kini sudah tersedia di pesawat. Salah satunya radar cuaca.
Baca juga: Pernah Dengar Seberapa Tebal Kaca Pesawat? Simak Di Sini Jika Belum
Dilansir whyfiles.org, radar merupakan singkatan dari Radio Detection And Ranging. Radar pertama kali ditemukan pada masa Perang Dunia II untuk mendeteksi pesawat. Saat ini, radar sudah menjadi barang wajib di pesawat, bukan pesawat sipil, melainkan pada pesawat tempur untuk menemukan pesawat musuh. Adapun di pesawat sipil, hanya terpasang radar untuk mendeteksi cuaca (weather radar). Dengan adanya radar ini, pilot dapat melihat cuaca yang ada di depan pesawat secara aktual.
Cara kerja radar sebetulnya cukup simpel, memancarkan gelombang melalui transmitter dan menerima kembali pancaran yang dipantulkan objek melalui receiver; mirip seseorang yang berteriak di dalam gua. Suara keluar dari mulut, lalu gelombang dipantulkan dinding gua dan diterima kembali oleh telinga. Secara umum, kinerja radar didukung oleh lima komponen, mulai dari antena radar, antena drive, radar transceiver, radar control panel, dan layar display.
Dikutip dari skybrary.aero, antena radar berfungsi untuk memancarkan dan menangkap gelombang elektromagnetik (gelombang radio). Antena radar di pesawat berbentuk piringan datar (flat plate). Gerakan antena, dikontrol oleh antena drive. Dengan begitu, radar bisa digerakkan sesuai kebutuhan, baik secara horizontal atau kanan-kiri maupun vertikal atau atas-bawah sampai ke daratan sekalipun. Agar lebih jelas, jangkauan gerakannya bisa dilihat dari ilustrasi pada gambar di bawah.
Menggerakkan antena terkadang penting dilakukan untuk mengukur seberapa kuat dan tinggi cakupan hujan, badai, awan cumulonimbus yang mengandung petir dan hawa dingin serta kristal es. Antena dan antena drive umumnya terletak di nose radome atau di hidung pesawat. Oleh sebab itu radome dibuat dari bahan komposit yang dapat ditembus gelombang radio.
Transceiver adalah komponen yang berfungsi untuk memproduksi gelombang elektromagnetik yang akan dipancarkan oleh antena (transmitter). Gelombang yang dipancarkan transmitter mampu menjangkau sejauh 592 km dengan beamwidth mencapai 8 ribu kaki.
Selain itu, transceiver juga berfungsi untuk menerima dan mengolah gelombang elektromagnetik yang dipantulkan oleh objek (receiver). Transceiver merupakan otak dari sistem radar di pesawat terbang. Transceiver terhubung dengan control panel dan perangkat display di pesawat.
Sistem radar di pesawat terhubung dengan sistem display di kokpit pesawat. Kondisi cuaca yang ditangkap oleh radar akan ditampilkan di navigation display. Kondisi cuaca ditampilkan dalam empat warna yang berbeda; hijau, kuning, merah, dan magenta. Tiap warna menggambarkan kondisi cuaca yang berbeda. Hijau untuk kondisi cuaca yang ringan, kuning untuk sedang, merah untuk berat, dan magenta untuk turbulensi.
Baca juga: Pernah Dengar PBE? Inilah Andalan Pilot dan Pramugari Saat Terjadi Kebakaran di Pesawat
Tampilan radar cuaca untuk kebanyakan sistem adalah dalam dua dimensi. Hanya tampilan dalam sumbu horizontal saja. Namun sekarang juga sudah dikembangkan radar cuaca yang dapat memberikan kondisi cuaca dalam tiga dimensi, yaitu dalam sumbu horizontal dan sumbu vertikal.
Selain itu, radar doppler yang saat ini digunakan pesawat kebanyakan juga mampu mendeteksi pola hujan melalui tetesan dengan lebih baik. Beberapa radar cuaca pesawat juga mampu memprediksi arah pergeseran angin untuk menjadi warning terjadinya hujan.