Tidak hanya di luar negeri, trend selfie ternyata juga menjamur di dalam negeri. Kenarsisan masyarakat jaman sekarang benar-benar sudah tidak memandang umur, dari anak muda hingga orang tua turut ramai melakukan swafoto ini. Pilihan tempat juga menjadi salah satu faktor maraknya trend selfie di masyarakat. Sebut saja lokasi wisata, pusat perbelanjaan, hingga tempat-tempat tidak wajar lainnya turut dijadikan latar belakang swafoto mereka, seperti gedung-gedung tua yang angker hingga prasarana transportasi.
Baca juga: Tengah Ambil Foto Sesi dengan Senior, Remaja 17 Tahun Tewas Tertabrak Kereta
Dengan berbagai macam alasan, banyak orang melakukan selfie tanpa mempertimbangkan resiko yang akan mereka hadapi. Demi mendompleng popularitas mereka di media sosial, orang-orang semacam ini terbilang cukup nekat untuk melakukan selfie di tempat yang tidak wajar, seperti di rel kereta api. Dengan mengunggah hasil selfie mereka ke media sosial, pikir mereka, khalayak ramai dapat melihat hasil foto tersebut dan akan mendapat banyak pujian karena dibilang berani dan lain sebagainya. Namun, tidak semua hasil foto yang mereka ambil berujung manis, ada beberapa kasus selfie yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, seolah mereka mengabadikan momen terakhir mereka di Dunia. Berikut, KabarPenumpang.com merangkum beberapa kasus selfie berujung maut dari dalam negeri, tentu saja mereka semua tidak mengindahkan peraturan transportasi yang berlaku yang mengakibatkan nyawa mereka melayang sia-sia.
Pelajar asal Madiun tersambar kereta
Tomi Luki Saputra, seorang pelajar asal Madiun tewas secara mengenaskan di pinggir rel kelurahan Winongo, Mangunharjo, Madiun pada Jumat (20/2/2015) silam. Ia bersama 4 rekannya sedang asyik selfie di pinggir rel tersebut, dan tanpa sepengetahuan mereka, maut sedang mengincar salah satu dari muda-mudi tersebut. Tomi yang menggunakan baju merah tidak sempat menghindar setelah Ia dan teman-temannya melakukan selfie, alhasil tubuhnya terpental dan nyawanya tidak terselamatkan sementara 4 lainnya berhasil menyelamatkan diri. Dalam foto yang diunggah ke sosial media Facebook, terlihat kereta maut tersebut sudah muncul di frame menandakan posisi kereta yang sudah sangat dekat.
Siswi SMP di Serang tersambar kereta
Malang benar nasib Sri Wahyuni, warga Kampung Kembang, Kecamatan Curug, Kota Serang yang masih duduk di bangku SMP ini harus meregang nyawa setelah tubuh mungilnya tersambar kereta di perlintasan Kampung Batu Belah, Desa Sukajadi, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Rabu (8/2/2017). Bocah 13 tahun ini lalu terpental ke dalam selokan dengan kondisi yang amat mengenaskan. Warga yang berada di lokasi kejadian sempat menghimbau agar Sri segera menghindar karena ada kereta yang hendak lewat, namun siswi malang tersebut tidak menghiraukannya sehingga kejadian tragis situ tidak dapat dihindarkan.
Bocah SD tersambar kereta
3 hari sebelum kejadian Sri Wahyuni yang tewas akibat terseret kereta di Serang, bocah kelas 6 sekolah dasar di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Batam juga tewas akibat tersambar si ular besi. Kejadian nahas ini terjadi pada Minggu (5/2/2017) pagi, ketika 3 bocah SD tengah berselfie ria dengan latar belakang kereta yang sedang bergerak. Ketika menyadari ada kereta yang sudah mendekat, 2 anak segera menghindar dan mencoba untuk memberitahu korban untuk segera menghindar, namun seolah sudah mengetahui ajalnya sudah dekat, bocah malang tersebut tidak mendengar peringatan dari temannya lalu kejadian tragis tersebut terjadi. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Kereta barang di Cirebon renggut nyawa 2 anak SD
Adalah Lilik (12) dan Dede (12), siswa SDN 1 Karangasem, Kecamatan Karangsembung, Cirebon menjadi korban selanjutnya dari rentetan selfie berujung maut di Indonesia. Lilik, Dede, dan 3 teman sejawatnya sedang asik bermain di sekitaran rel KM 239+3 yang menghubungkan stasiun Sindanglaut-Ciledug. Ketika mereka semua sedang mengambil beberapa momen menggunakan hp android milik salah 1 dari kelima anak tersebut, kereta barang BH 881 melintas dari arah Arjawinangun menuju Solo. 2 anak lainnya selamat, karena bermain tidak terlalu dekat dengan rel, sedangkan Lilik dan Dede ikut tersapu oleh badan kereta barang ini. Lain halnya dengan Alia, yang merupakan salah satu dari kelima anak tersebut, ia mengalami patah tulang tangan kiri karena terkena hembusan dari kereta. Lilik dan Dede tewas seketika, salah satunya terseret sejauh 1,5 km, sedangkan yang lainnya tewas dengan anggota tubuh yang sudah tidak utuh.
KA Bogowonto menabrak Siswi SMA
Nama Tri Wahyuni (16) dan Iqbal Ramadhan (16) turut menjadi korban dari rentetan kejadian selfie maut. Berlokasi di km 362 antara Kebasen dan Notog, peristiwa nahas tersebut terjadi. Tri dan Iqbal yang tengah selfie di sekitaran terowongan desa Gambarsari tersambar oleh kereta Bogowonto yang tengah melaju kencang di jalur tersebut. Kejadian yang terjadi pada Minggu (16/10/2016) ini langsung menghempaskan kedua korban dan petugas lalu membawanya ke Rumah Sakit Umum Margono Soekardjo. “Keduanya dalam kondisi kritis saat dibawa ke rumah sakit,” tutur Ixfan Hendriwintoko, Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, seperti yang dilansir dari laman kbknews.id. Namun sayang, nyawa dari Tri tidak dapat terselamatkan akibat luka parah yang dialaminya.
Rentetan kejadian tersebut patut menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, dimana kita harus tetap berhati-hati dalam melakukan selfie, terlebih apabila kita melakukan selfie di pra-sarana transportasi yang dapat menimbulkan resiko besar dan mempertaruhkan nyawa.