Akibat ‘Diseruduk’ Koper Besar, Penumpang Kereta Bawah Tanah Ini Cedera Serius

Seorang penumpang kereta bawah tanah di stasiun kota Shenzhen, Cina harus dilarikan kerumah sakit. Ini dikarenakan wanita berusia 50 tahun tersebut jatuh di eskalator akibat tertabrak koper punya penumpang lain yang terlepas dari tangan pemiliknya. Baca juga: Dilarang Bersandar di Pintu Kereta? Ini Dia Penjelasannya! KabarPenumpang.com melansir dari laman dailymail.co.uk (27/4/2018), saat itu Li yang berada di eskalator turun tengah melihat ponselnya. Namun dirinya tak sadar bila ada sebuah koper besar yang meluncur dengan bebas dan kemudian menghantam tubuhnya hingga jatuh. Li mengalami luka di bagian kepala dan anggota badan lainnya yang kemudian di bantu penumpang lain untuk berdiri dan di bawa ke rumah sakit. Diketahui koper tersebut milik seorang penumpang bernama Yu yang melakukan perjalanan dari Wenzhou di Cina timur dan ingin menaiki kereta bawah tanah terakhir pada 23 April 2018 malam. Dalam rekaman video, koper yang dibawa Yu cukup berat hingga dia harus berjuang mengangkat koper tersebut. Sayangnya setelah di eskalator, koper itu lepas dari tangannya dan menuruni anak tangga sehingga membuat seorang penumpang lain terjatuh. “Saya berteriak untuk memperingatkan penumpang lain saat koper saya terlepas begitu saja. Banyak penumpang yang berpidah secara spontan tetapi seorang penumpang terdorong koper dan jatuh,” ujar Yu. Yu mengatakan, Li yang terjatuh akibat dorongan koper tersebut mengalami luka di bagian belakang kepala dan berdarah. “Kepala penumpang itu berdarah dan dia bilang kakinya juga sakit,” tambah Yu. Atas kejadian ini, petugas di stasiun utara Shenzhen dan Yu kemudian membawa Li ke rumah sakit Jian’an untuk mendapatkan penanganan medis. Biaya rumah sakit pun mau tak mau harus di tanggung Yu untuk pengobatan Li. Baca juga: Adu Jotos Ketika Mabuk, Dua ‘Pegulat Amatir’ ini Nyaris Tertabrak Kereta! “Saya yakin pihak kereta bawah tanah juga akan menanggung sebagian dari biaya pengobatan. Saya seorang turis dan saya tidak melihat pemberitahuan apapun. Saya juga tidak diingatkan dan harusnya petugas melakukannya untuk mengingatkan saya,” ujar Yu. Meski mengelak tak melihat dan diberitahukan tentang peraturan membawa barang besar, ternyata hal tersebut tak benar. Sebab dengan jelas peraturan mengenai penumpang yang membawa barang-barang besar harus menggunakan lift dan ini tergantung disekitar eskalator dan concourse.

Di India, Layanan WiFi Gratis di Kereta Juga Dapat Dinikmati oleh Warga Sekitar

Siapa sih yang tidak suka dengan WiFi gratis? Sepertinya hampir semua orang menyukai hal itu, apalagi jika berselancar di media sosial tanpa harus membuang kuota sendiri dan mengandalkan yang free dengan kualitas koneksi bagus. Baca juga: Setelah Hadir di 200 Stasiun, Google Station Perluas Jaringan di Seluruh India Layaknya generasi masa kini yang tak bisa hidup tanpa kuota internet alias seperti makan sayur tanpa garam. KabarPenumpang.com melansir dari laman timesofindia.indiatimes.com (31/3/2018), akhir bulan Maret 2018 kemarin, stasiun Nashik Road meluncurkan layanan WiFi gratis untuk penumpangnya. Namun layanan WiFi gratis ini tidak datang sebagai anugerah bagi penumpang kereta saja, melainkan bagi sebagian penduduk kota tersebut, khususnya yang berada di sekitaran lintasan rel kereta. Bagi penduduk yang menyeberang dari sisi Nashik ke sisi Sinnar bisa mengakses WiFi gratis ini dari dua ujung jembatan pemisah kota tersebut. WiFi gratis ini bisa digunakan selama 30 menit untuk berselancar di media sosial dan hanya bagi satu nomor kartu. Kemudian setelah itu pengguna WiFi gratis ini hanya bisa digunakan untuk mengakses situs web yang terkait dengan informasi kereta api. “Sekarang saya dapat mengakses internet dan menggunakan salah satu dari tiga nomor yang saya miliki. Tiga puluh menit sudah cukup untuk saya mengunduh film berukuran kecil bahkan lagu,” ujar Rajesh Patil seorang warga Nashik Road. Rafiq Shaikh, petugas kereta api di Stasiun Nashik mengatakan, di platform 4 juga memiliki WiFi yang tidak terbatas dan bagi penumpang yang masuk dari bagain Sinnar juga bisa menggunakan layanan tersebut dengan mudah. “Kami telah menggunakan WiFi di stasiun Nashik Road sejak Rabu (28/3/2018)”. Seorang warga Kalyan dan pelancong yang biasa pergi ke Nashik, Manisha Khot mengatakan, hal ini adalah langka yang baik. Menurutnya pengadaan WiFi gratis tersebut seharusnya sudah dimulai lebih awal. Sebab banyak stasiun yang sudah memasang fasilitas WiFi gratis. “WiFi sangat berguna bagi para penumpag yang menunggu kereta api. Saat bepergian, penting untuk tetap berhubungan dengan kerabat dan teman-teman serta mengakses informasi. Sekarang kami memiliki konektivitas yang meyakinkan di stasiun Nashik Road,” jelas Khot. Baca juga: Setelah India, Google Station Siap Tebar Free WiFi Gratis di Indonesia Tak hanya itu, seorang penumpang lain, Kripal Narayan mengatakan, dengan adanya WiFi gratis ini, layanan lainnya di stasiun kereta pai harus meningkat. Selain itu jadwal kereta bisa dipastikan tepat waktu.

Stasiun Kereta ‘Rasa Bandara Internasional’ Siap Hadir di India

Kacamata warganet kadung memandang perkeretaapian di India sebagai sesuatu yang jauh dari kata nyaman. Kendati tidak semua rolling stock memiliki fasilitas yang buruk, namun itu semua seolah tidak berarti manakala citra buruklah yang hingga kini menggelayuti benak publik ketika mendengar kereta di India. Baca Juga: Stasiun Kachiguda di India, 100 Persen Lakukan Efisiensi Energi Maka dari itu, untuk merubah stigma buruk tentang perkeretaapian India, otoritas terkait tengah terlibat dalam program pemerintah untuk membenahi sarana dan prasarana di sana. Dari semua rencana pembangunan kembali berskala besar ini, satu yang menarik perhatian adalah renovasi dua stasiun, yaitu Habibganj di Madhya Pradesh dan Gandhinagar di Gujarat. Seperti yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman businesstoday.in (24/4/2018), kedua stasiun ini nantinya akan memiliki fasilitas bak sebuah bandara internasional. Mulai dari toko-toko komersial ultra-modern, arena permainan, hingga sebuah hotel bintang lima dimana maksud dari kehadiran semua fasilitas tersebut adalah untuk menambah kenyamanan para penggunanya. Diperkirakan, pembangunan kedua stasiun ini rampung rentang Desember 2018 hingga Januari 2019.
Stasiun Habibganj. Sumber: businesstoday.in
Sebagai tulang punggung sistem transportasi di negara penghasil film Bollywood ini, kereta api India memiliki jaringan terbesar di dunia. Namun tidak dengan fasilitas pendukungnya yang bisa dibilang jauh tertinggal dibandingkan dengan stasiun lain di belahan bumi lainnya.
Stasiun Gandhinagar. Sumber: business.in
“Seluruh tanggung jawab pemeliharaan dan perolehan pendapatan dari stasiun-stasiun ini terletak pada Indian Railway Station Development Corporation (IRSDC),” ungkap Managing Director dan CEO dari IRSDC, SK Lohia. “Kami pun harus memastikan bahwa stasiun-stasiun ini memiliki keuntungan dan dapat diinvestasikan kembali dalam bentuk pemeliharaan dan pengembangan stasiun,” tandasnya. Untuk Stasiun Habibganj, ruang tunggu yang terdiri dari sekitar 600 bangku, toilet yang rapi dan bersih, hingga pusat komersial akan menjadi gambaran masa depan dari stasiun yang terletak di Madhya Pradesh ini. Baca Juga: Tahun 2025, India Jamin 25 Persen Sumber Tenaga Kereta Berasal dari Energi Terbarukan Dari total 450 crore yang dialokasikan untuk pembangunan kembali stasiun kereta Habibganj, Rs 100 akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur, sementara sisanya akan digunakan untuk membangun struktur kaca dan fasilitas untuk foodcourt, hiburan, dan ruang tunggu. Sedangkan untuk hotel bintang lima dengan 300 kamar nantinya akan menjadi bagian dari Stasiun Gandhinagar. Adapun alokasi dana yang ditujukan untuk stasiun yang mulai direnovasi pada bulan Januari 2017 silam ini sebesar Rs 250 crore. Menurut rencana, Stasiun Gandhinagar sendiri nantiinya akan berada di bawah tanah. Keren!

Garap Wisata di Cina Selatan, Lion Air Buka Penerbangan Surabaya-Haikou

Kembali melebarkan sayapnya di Asia, maskapai Lion Air membuka rute penrbangan terbaru ke Haikou. Rute ini berangkat dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Internasional Meilan Haikou. Pembukaan rute terbaru ini pada 27 April 2018 dengan kerja sama Lion Air Group bersama Hainan United Airlines Travel Group Co. Ltd. Penerbangan Surabaya-Haikou terlaksana sekali dalam seminggu, yakni setiap hari Jumat dengan keberangkatan pukul 17.40 WIB menggunakan Boeing 737-900ER dengan kapasitas 215 penumpang. Baca juga: Telat Sosialisasi, Batik Air Buka Penerbangan Jakarta ke Kinabalu President dan CEO Lion Air Group, Edward Sirait mengatakan, pihaknya bangga karena memperluas konektivitas internasional dengan membuka penerbangan charter ke Cina dari kota besar kedua di Indonesia yakni Surabaya. “Pengoperasian ini sebagai bagian dari komitmen perusahaan guna memperkuat network di wilayah Asia Pasifik. Rute baru Surabaya-Haikou akan meningkatkan layanan kepada pelanggan dan melengkapi lebih banyak pilihan tujuan perjalanan udara dari Cina ke Indonesia, selain dari Jakarta dan Bali,” ujar Edward yang dikutip KabarPenumpang.com melalui siaran pers. Dia mengatakan, adanya rute ke Cina ini untuk misi menghadirkan lebih banyak wisatawan Cina terutama dari Haikou untuk berkunjung ke Indonesia. Ini juga untuk membantu capaian target Kementerian Pariwisata mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara. Sebelumnya Lion Air juga sudah membuka rute Jakarta-Haikou sejak 2017 lalu dengan frekuensi dua kali penerbangan dalam satu minggu.
Studio film terbesar dunia di Haikou, Hainan (traveler.id)
Mungkin masih banyak yang bingung kenapa Lion Air membuka rute ke Haikou? Ternyata Haikou merupakan lokasi studio film terbesar di dunia. Berada di provinsi paling selatan Cina, Haikou merupakan ibu kota Provinsi Hainan dan juga sering dikenal dengan Kota Kelapa. Selain itu, kota ini memiliki sinar matahari yang indah, air laut sebening kristal dan pasir lembut. Wisata di Haikou sendiri berfokus pada budaya, ekonomi lokal dan transportasi. Tak hanya keindahan alam, memiliki budaya yang kental di kota ini memiliki situs sejarah Temple of Five Lords dan beberapa lainnya. Baca juga: Ini Dia! Hal Yang Kurang Menyenangkan Saat Bertandang Ke Cina Kota ini juga selain memiliki landasan udara, dilengkapi dengan stasiun kereta api, kapal laut maupun jalan tol yang sudah terhubung di seluruh kota Cina. Sebagai kota wisata yang sederhana menjadi pusat bisnis dan resort pinggir pantai serta kini layanan untuk wisatawan sedang diperluas dengan tujuan untuk menjadikan pusat pariwisata Cina di bagian selatan.

SPTI: Usai Lebaran 2018, Terminal Terpadu Siap Beroperasi di Pelabuhan Bakauheni

Sebagai ‘pasangan’ dari Pelabuhan Merak di Banten, maka Pelabuhan Bakauheni di Lampung Selatan idealnya juga memiliki fasilitas yang setara, termasuk bicara tentang pra sarana transportasi penunjang akses dari dan ke pelabuhan tersebut. Bila Pelabuhan Merak punya fasilitas Terminal Terpadu, sayangnya tidak demikian dengan Pelabuhan Bakauheni. Namun seiring perbaikan akses jalan ke Pelabuhan Bakauheni, gagasan dan rencana pembangunan Terminal Terpadu di Bakauheni kembali dikemukakan, bahkan kabarnya akan siap dioperasikan usa hajatan Lebaran 2018 ini. Baca juga: Pacu Konektivitas Infrastruktur, Jokowi Minta Pelayanan di Pelabuhan Bakauheni Ditingkatkan Terminal terpadu di Pelabuhan Bakauheni Lampung usai Lebaran 2018 ini akan dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni. Namun nantinya terminal ini hanya akan menjadi terminal terusan bagi bus antar kota antar provinsi (AKAP) dari Sumatera menuju Bakauheni atau sebaliknya dan tidak menyeberang ke Pulau Jawa. Adanya loket terpadu ini, secara teknis sudah mendapatkan titik temu. Selain untuk memudahkan penumpang, ini juga untuk menertibkan trayek bus yang sudah ada menjadi lebih rapi lagi. “Titik temu dengan agen travel yang ada di terminal Bakauheni sudah terjalin dengan baik. Dengan terminal atau loket terpadu ini kita juga menertibkan trayek bus-bus. Nah, untuk busnya hanya dari Sumatera saja bukan untuk yang menyeberang ke Pulau Jawa,” ujar Ivan, Ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Cabang Bakauheni saat dihubungi KabarPenumpang.com. Menurutnya, permasalah ini selesai setelah adanya pembicaraan antara ASDP, Dinas Perhubungan dan agen travel di Bakauheni. Ivan mengatakan, sehingga nantinya ini akan bisa berjalan secara teknis sesuai wacana yang sudah ada. Dengan adanya terminal terpadu ini juga untuk memudahkan perjalanan bus, karena tol sepanjang 14 km yang membentang dari Pelabuhan Bakauheni hingga ke Terbanggi Besar sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Januari 2018 kemarin. Tol ini yang berada di Terbanggi Besar juga berada di jalan tengah lintas Sumatera. Tol ini sendiri belum dikenakan tarif pada penggunanya sejak dibuka hingga Juni 2018 mendatang. Sebenarnya dengan adanya tol Bakauheni-Terbanggi Besar ini tak hanya memudahkan penumpang dan bus-bus besar. Sayangnya pembuatan terminal terpadu ini pada tahun 2015 lalu yang sudah di sosialisaikan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan tidak disetujui oleh para agen travel dan pengurus angkutan umum. Baca juga: Mengenal Bakauheni, Pelabuhan Utama Penghubung Transportasi ke Sumatera Mereka mengatakan dengan adanya terminal terpadu ini bisa mengurangi pendapatan para pengurus angkutan, khususnya travel yang selama ini menggantungkan hidup dari menjadi agen terminal lokal. Disisi lain, adanya terminal ini dinilai dapat memberikan perlindungan bagi penumpang dari tindakan kejahatan.

Garis Pembatas di Peron Kereta Bawah New York Tinggalkan Bercak Kuning di Gerbong

Sebagai salah satu penanda di stasiun, hadirnya garis pembatas antara peron dan rel memang dibutuhkan adanya. Pemilihan warna cerah seperti kuning akan membuat para komuter lebih awas akan marka tersebut. Selain itu, warna kuning pun dapat memendarkan cahaya ketika kena sorot lampu. Namun apa jadinya jika petugas pengelola stasiun membuat ‘ulah’ dengan garis pembatas ini? Baca Juga: Suhu Turun Drastis, Tunawisma New York Serbu Kereta Bawah Tanah Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman pickle.nine.com.au (26/4/2018), sejumlah gerbong dari layanan komuter di jaringan kereta bawah tanah New York tampak dipenuhi oleh tapak sepatu berwarna kuning. Hal ini diketahui pasca seorang pengguna Twitter berinisial @boshj mengunggah beberapa foto yang menunjukkan betapa kotornya lantai kereta komuter tersebut.
Sumber: Twitter
Dalam cuitannya yang ia unggah pada tanggal 25 April 2018 ini, Ia menyampaikan, “Petugas stasiun baru saja menimpa lapisan cat kuning di tepi peron bawah tanah ……. jam 09:30 pada hari Rabu pagi (waktu setempat). Platform kini dipenuhi dengan jejak kuning. Apa yang sedang terjadi?” tulisnya sembari menyematkan penampakan garis pembatas antara peron dan rel. Pada cuitan lainnya, @boshj pun kembali mengunggah foto kondisi gerbong yang dipenuhi oleh jejak kaki penumpang yang berwarna kuning, “Hasilnya sudah dapat ditebak..” tulisnya. “Sulit untuk memikirkan metafora yang tepat untuk menyalahkan pengelolaan Metropolitan Transit Authotity (MTA), dan khususnya untuk pengelola kereta bawah tanah New York City,” tandasnya. Baca Juga: Terlalu Banyak Pekerja, Pembangunan Jaringan Subway New York Jadi yang Termahal di Dunia
 Diketahui, @boshj mendokumentasikan kejadian ini ketika ia melakukan perjalanan dari Stasiun Rockaway Avenue C di Brooklyn pada pagi hari. Alhasil, kejadian ini pun sontak menjadi viral di jagad Twitter. Lebih dari 1000 pengguna Twitter turut berkomentar tentang kejadian memalukan tersebut.
“Kami rasa para hipster Brooklyn mau tidak mau harus membeli sebotol penuh terpentin hanya untuk membersihkan telapak sepatu Vans mereka,” ujar salah satu warganet dalam postingan yang diunggah @boshj tersebut.

Tak Mau Kalah dengan Eropa, India Kini Hadirkan Kereta Cepat

Perkembangan teknologi kereta api dunia semakin hari semakin maju. Salah satunya dalah dengan adanya kereta cepat yang kini semakin merambah negara-negara di Asia selain Jepang dan Cina. Baca juga: Sambut Olimpiade Musim Dingin 2022, Beijing Siapkan Kereta Cepat “Olympic” Hal ini terbukti dimana India mulai ikut memproduksi kereta berkecepatan tingginya. KabarPenumpang.com melansir dari laman zeenews.india.com (25/4/2018), dimana kereta kecepatan tinggi ini nantinya akan berjalan tanpa mesin dan diberi nama Train 18. Kereta ini akan diberikan fasilitas yang lebih baik bagi penumpang dan diharapkan akan secera diluncurkan di rel kereta api India. Indian Railways, saat ini juga berusaha mengubah tampilan kereta mereka dan memberikan perjalanan dengan pengalaman kelas dunia bagi masyarakat serta pelancong. Ini terlihat dari perubahan warna gerbong dan di tambahkan nuansa yang berbeda. Sedangkan untuk kereta kecepatan tinggi tanpa mesin ini akan mampu berjalan dengan kecepatan 160 km per jam dan akan didorong oleh lokomotif yang menyatu dengan kereta tersebut.
Gerbong baru kereta di India (zeenews.india.com)
Kereta ini akan dibuat oleh Integral Coach Factory (ICF), perusahaan pembuat kereta di India dan mampu menampung penumpang duduk sebanyak 1128 orang dalam 16 gerbong kereta. Tempat duduk yang dihadirkan pada kereta cepat ini akan dibuat super nyaman, pintu otomatis, toilet vakum seperti yang ada di pesawat, ruang untuk penumpang dengan menggunakan kursi roda serta toilet yang ramah untuk disabilitas. Nantinya kereta cepat tersebut akan memiliki interior maupun eksterior yang mewah dengan bagian depan kerucut dan menggunakan bahan dasar fiberglass. Tampilan kereta nantinya akan menyerupai kereta api kecepatan tinggi Eropa. Baca juga: Demi Kereta Cepat “Aero Train,” Cina dan Jepang Resmi Berkolaborasi Selain itu, kereta tersebut merupakan generasi terbaru dengan segala fasilitasyang dihadirkan untuk kenyaman penumpang. Pintu gerbong kereta ini pun nantinya akan tepat dengan platform dan memungkinkan penumpang turun dengan nyaman. Rem yang digunakan pada kereta cepat juga memiliki cakram yang bisa menghentikan kereta dalam sekejap. Saat ini, ada dua set kereta, yang dijadwalkan akan diproduksi pada tahun 2018-2019 dan peluncuran unit pertama diharapkan pada Juli mendatang. Satu set kereta ini akan memiliki 16 gerbong dan ICF sendiri diketahui telah memproduksi 2503 gerbong dari 68 varian selama 2017-2018.

Atasi Pengemudi ‘Nakal,’ Grab Filipina Terapkan Kebijakan Baru

Selama tertib, sebenarnya kehadiran ratusan bahkan ribuan armada ojek online dapat membantu mobilitas warga Ibukota. Namun karena banyak dari mereka yang seolah mengindahkan marka jalan, akhirnya membuat kondisi lalu lintas semakin semerawut. Di balik visi perusahaan yang sebenarnya ingin memudahkan para konsumennya, namun perilaku oknum pengemudilah yang turut berperan serta dalam terciptanya situasi seperti ini. Baca Juga: Diakuisisi Grab, CEO Uber: “Ini Taktik Untuk Tingkatkan Profit” Menurut sebagian pengemudi, dengan ‘ngetem’ di stasiun/terminal akan memudahkan mereka untuk menjaring penumpang. Ternyata, tidak hanya itu saja trik yang dimainkan oleh para pengemudi online demi meraih keuntungan besar. Mereka pun kerap pilah pilih penumpang, maksudnya akan lebih memilih untuk mengambil penumpang dengan rute jauh ketimbang yang jaraknya relatif dekat. Uniknya lagi, fenomena pilah pilih penumpang seperti ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di Filipina. Dilansir KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, layanan Grab di Filipina akan memberlakukan sistem baru, dimana pengemudi tidak akan bisa melihat destinasi penumpang sebelum mereka menerima orderan yang masuk ke akun mereka. Sistem baru yang dinilai mampu untuk meminimalisir pengemudi yang pemilih ini akan mulai diberlakukan terhitung sejak Jumat, 27 April 2018. Salah seorang juru bicara Grab Filipina mengatakan bahwa sistem ini akan mulai diluncurkan kepada 25 persen pengemudi dengan presentase penerimaan penumpang yang rendah. “Ini akan menciptakan pengalaman yang lebih mulus dalam menerima permintaan penumpang,” tutur pihak Grab. “Kebiasaan pengemudi online yang pilah-pilih penumpang merupakan salah satu yang kerap dikeluhkan penumpang,” tutur Brian Cu selaku kepala dari Grab Filipina, dikutip dari laman rappler.com (24/4/2018). Baca Juga: Dampak Grab Akuisisi Uber, Tarif di Filipina Melonjak Hampir 50 Persen Tanpa mengesampingkan keselamatan pengemudi, Grab pun memberlakukan fitur khusus dimana pengemudi dapat melihat informasi calon penumpang terkait perjalanan mereka pada tengah malam. Adapun keputusan untuk meluncurkan sistem baru ini muncul setelah perusahaan angkutan yang berbasis di Singapura meminta saran dari Menteri Transportasi, Thomas Orbos dan Asisten Menteri, Mark de Leon. “Grab mencoba yang terbaik untuk menjaga lebih banyak pengemudi di jalan untuk memenuhi permintaan dan mencegah konsumen menunggu terlalu lama.” Tutup Brian.

Bandara King Abdulaziz Miliki Penanganan Bagasi Canggih Sepanjang 34,6 Kilometer

Kehilangan barang atau koper di bandara seringkali terjadi pada penumpang yang menyimpan tasnya di bagasi kargo. Biasanya kehilangan ini karena penumpang lain tak sengaja mengambil barang yang sama dengan punya Anda bahkan bisa saja salah masuk dalam penerbangan atau tidak dalam penerbangan yang sama dengan pemilik. Baca juga: Kereta Cepat Nan Mewah Siap Layani Jamaah Haji dan Umroh di Rute Jeddah – Makkah Namun, sebagai penumpang jangan panik jika barang hilang atau tertukar. Sebab dengan adanya layanan bagasi kalim, barang bisa kembali dengan selamat ke tangan Anda. Salah satu bandara yang memiliki penanganan bagasi klaim terbaik adalah Arab Saudi, khususnya di bandara King Abdulaziz, Jeddah. KabarPenumpang.com merangkum dari laman arabnews.com, ada beberapa curhatan penumpang yang didapati terkait kehilangan barang mereka di bandara Jeddah saat berkunjung ke Arab Saudi. Abdullah Omer, penumpang yang mengikhlaskan tasnya karena tidak menemukannya. “Saya memang bila melakukan perjalanan tidak membawa apa-apa dengan saya di pesawat, tetapi waktu itu berbeda. Ternyata ada barang berharga di dalam tas dan mengingatnya ketika tiba di rumah. Saya tidak menghubungi maskapai karena yakin tas itu hilang,” ujar Omer. Berbeda dengan Omer, Ola Hamed yang berangkat dari Yordania menuju Jeddah saat Umroh kehilangan tasnya dan panik karena tidak menemukannya saat menunggu di ban berjalan. Kemudian salah seorang anaknya yang bepergian dengan Hamed mengatakan untuk mengadukan kehilangan tersebut ke klaim bagasi. Untungnya Hamed melaporkan kehilangan tasnya dan setelah dilacak, tas miliknya terbawa ke Nigeria secara tak sengaja. Sedangkan seorang pria Arab yang membeli jas di London untuk pernikahannya di Jeddah kehilangan tasnya. “Saya membawa tas yang berisi jas pernikahan. Salah satu penumpang ternyata memiliki tas yang sama dengan saya dan mengambilnya. Tapi saya kemudian menyerahkan formulir kehilangan dan menuliskan apa saja yang ada di dalam tas itu dan untungnya di tas itu ada stiker yang berisikan nomor telepon saya. Satu jam kemudian saya mendapatkan telepon dari penumpang yang salah mengambil tas,” jelas Mohammed. Reem Omer, petugas pelayanan pelanggan General Authority of Civil Aviation (GACA) mengatakan, dalam kasus kehilangan barang, penumpang sebaiknya secara pribadi memberitahukan dan menyerahkan formulir kehilangan ke bagasi klaim karena akan di bantu dalam pencariannya. GACA pada tahun 2017 pernah menulis di akun Twitter-nya, dimana jika bagasi telah rusak, hilang atau tertunda maka penumpang berhak mengkalim kompensasi. Bandara King Abdulaziz atau King Abdulaziz International Airport (KAIA) baru akan dibuka pada Mei 2018, bandara baru ini menambahkan fitur penting untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi penumpang dan karyawan bandara lama. Bandara baru ini juga akan menjadi yang terbesar di dunia dan menjadi bandara tersibuk selama musim Haji. Bandara baru tersebut diketahui memiliki menara observasi (ATC) setinggi 136 meter, salah satu yang tertinggi di dunia. Hal paling penting adalah akan adanya sistem penanganan bagasi penumpang canggih dengan panjang 34,6 km yang terhubung ke sistem keamanan multi-level terbaru. Baca juga: Lebaran 2018: Garuda Indonesia Tingkatkan Kapasitas Penerbangan Hingga 8 Persen KAIA dikenal dengan terminal Hajinya, yang khusus dibangun untuk jamaah Umroh yang setiap tahun ke Mekah dan dapat menangani 80 ribu penumpang dalam satu waktu. Bandara ini juga memiliki masjid yang dapat menampung tiga ribu jamaah dengan halaman luar untuk shalat seluas 2.450 meter persegi, di samping lantai atas sebagai area sholat wanita yang akan menampung sekitar 700 orang.

Demi Kereta Cepat “Aero Train,” Cina dan Jepang Resmi Berkolaborasi

Seolah tiada henti menelurkan beragam teknologi baru, Cina dan Jepang terus berada di jalur persaingan demi memenangkan pasar, tidak terkecuali di sektor transportasi. Baru-baru ini, kedua negara kampiun industri ini saling bahu membahu dalam mengembangkan sebuah kereta berkecepatan tinggi yang mampu melesat hingga kecepatan 500 km per jam. Konsep Aero Train ini digadang bakal menandingi kecepatan yang kini dijawarai oleh Shanghai Maglev yang punya kecepatan 430 km per jam. Baca Juga: Tiga Tahun Lagi Cina Luncurkan Kereta Maglev Berkecepatan 600 Km Per Jam Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman scmp.com (26/4/2018), desain Aero Train ini sendiri terinspirasi dari burung albatros, salah satu jenis burung laut besar. Dengan menggunakan desain ini, kedua negara penghasil kereta cepat ini mempercayai bahwa mampu mencuri perhatian publik. Selain cepat, desainnya pun sangat menarik perhatian. Menurut Lai Chenguang, seorang profesor dari Chongqing University of Technology menyebutkan bahwa pembuatan dan uji coba Aero Train versi pertama dan kedua ini telah dilakukan di Jepang. Semisal rampung kelak, kereta ini akan memangkas estimasi perjalanan dari Tokyo menuju Osaka, yang semula membutuhkan waktu dua setengah jam, menjadi satu jam saja. Menggunakan dasar teknologi yang sama seperti Shanghai Transrapid, Aero Train ini pun mengaplikasikan gaya levitasi magnetik (maglev), yang menjadikan kereta tidak berjalan di atas rel. Adapun kehadiran sayap yang menyerupai huruf U ini membuat kereta lebih aerodinamis. Menurut laporan dari Industry Leaders, kereta Shanghai Transrapid terkesan tidak efisien dan memiliki biaya pengoperasian yang diatas ambang, karena adanya hambatan angin yang khas di antara bagian bawah kereta maglev dan rel. Baca Juga: Whoosh! Inilah Lima Kereta Tercepat di Dunia, Proyek di Indonesia Ada di Peringkat Berapa Ya? Tidak bisa dipungkiri, Cina memang salah satu eksportir kereta cepat ke seluruh dunia. Ini merupakan bagian dari program “Belt and Road Initiative”, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan hubungan perdagangan dan infrastruktur dengan negara-negara dari Asia ke Afrika. Pada kesempatan yang sama, Lai Chenguang mengemukakan bahwa desain Aero Train yang menyerupai burung albatros ini pun mengadopsi teknik terbangnya, yaitu Dynamic Soaring untuk mencapai elevasi antara massa udara dengan kecepatan yang berbeda. Unik ya!