Meski Ramai dan Strategis, Ternyata Stasiun Depok Baru Belum Ramah Disabilitas

Commuter Line di Jalur Bogor memang terkenal dengan paling ramainya perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL). Selain itu masyarakat yang berdomisili disekitaran perhentian stasiun-stasiun KRL di jalur Bogor ini pun sudah semakin padat baik saat hari biasa maupun hari libur biasa terlebih lagi pada saat hari besar. Selain stasiun akhir seperti Bogor dengan padatnya penumpang yang hendak ke wilayah Jabodetabek maupun sebaliknya, kabapenumpang kali menyoroti Stasiun Depok Baru. Ya, stasiun yang memiliki bangunan bertingkat ini juga ramai dengan penumpang yang sebelumnya dipadati di Stasiun Depok (Depok Lama). Sekilas sejarah, Stasiun Depok Baru ternyata sudah ada ketika Presiden Ke-2 RI Bpk H.M. Soeharto dengan menggunakan KRL dari Jakarta menuju Depok (berhenti di Stasiun Depok Baru) sekaligus secara langsung meresmikan penggunaaan KRL Jakarta-Bogor pada 12 Agustus 1976 bersamaan dengan peresmian Perumahan Nasional Depok I (sekarang Perumnas Depok Jaya) yang merupakan proyek perumahan nasional pertama di Indonesia. Dengan peresmian tersebut, beroperasilah KRL Jakarta Bogor mulai tanggal 1 September 1976.
Stasiun Depok Baru era tahun 1980-an. (Foto: Dok. Perpusnas)
Seiring perubahan, bangunan Stasiun Depok Baru di renovasi. Renovasi yang selesai pada tahun 1992 tersebut sekaligus penambahan jalur yang semula hanya memiliki 2 jalur menjadi 3 jalur lintasan. Pada masanya, Stasiun Depok Baru merupakan stasiun dengan pendapatan tertinggi dan terpadat di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) dengan omzet tidak kurang dari Rp2 Milyar per bulan. Tentu saja omzet tersebut merupakan omzet dari penumpang kereta layanan Commuter Line yang telah ada sejak 2013 menggantikan layanan KRL Jabodetabek. Saat ini bangunan 2 lantai Stasiun Depok Baru tersebut masih terlihat hingga sekarang. Namun sangat disayangkan, masyarakat beranggapan bahwa stasiun ini kurang ramah terhadap disabilitas. Ya, dari pantuan tim kabarpenumpang, stasiun ini masih kurang nyaman untuk penumpang disabilitas terutama yang berkursi roda. Jarak antar peron 1 hingga peron 3 cukup berjauhan dan tidak memiliki penyebrangan khusus untuk penyandang disabilitas. Untuk menyeberang dari peron jalur 1 ke peron jalur 2 maupun sebaliknya hanya memanfaatkan tangga menuju bawah tanah. Ya, sejak dulu Stasiun Depok Baru memang sangat identik dengan jalan kolongnya untuk penumpang yang ingin pindah antar peron. Sedangkan untuk lantai 2 stasiun saat ini tidak digunakan lagi, karena waktu itu sempat digunakan juga untuk alternatif bagi penumpang yang ingin pindah peron. Bangunan Stasiun Depok Baru juga terlihat sedikit memperihatinkan di beberapa titik terutama bagian atap yang terlihat adanya lubang. Pun karena stasiun ini adalah kelas 1 dengan ramai penumpang, stasiun ini tidak memiliki elevator (lift) ataupun eskalator. Jadi penumpang yang ingin naik dan turun pun harus terima fasilitas yang telah disediakan di Stasiun Depok. Harapan masyarakat tentu fasilitas yang ada di Stasiun Depok Baru lebih diprioritaskan lagi khususnya untuk ramah disabilitas, agar masyarakat yang naik dan turun di Stasiun Depok Baru lebih nyaman.
Stasiun UI Depok Hadirkan Konsep Ruang Tunggu Layaknya Ruang Tamu Rumah

Susuri Perjalanan Panjang, Ini Sensasi Naik Bus dari Sumatera ke Bali

Perjalanan darat lintas pulau kerap dianggap melelahkan. Namun bagi sebagian orang, naik bus dari Sumatera menuju Bali justru menjadi pengalaman yang penuh warna, menawarkan cerita di balik jendela kaca, persinggahan di terminal, hingga momen melewati selat dengan kapal feri. Dari Andalas ke Dewata Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, rute bus antar kota antar provinsi (AKAP) dari Sumatera menuju Bali biasanya berangkat dari kota-kota besar seperti Medan, Palembang, Jambi, atau Padang. Penumpang akan melewati perjalanan panjang ribuan kilometer dengan menyusuri jalur lintas Sumatera, menyeberang melalui Pelabuhan Bakauheni–Merak, melintasi Pulau Jawa dari barat ke timur, hingga akhirnya tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, lalu menyeberang menuju Gilimanuk di Bali. Durasi perjalanan bisa mencapai 2–4 hari, tergantung titik keberangkatan. Meski panjang, setiap etape perjalanan menghadirkan cerita tersendiri. Dari hamparan sawah dan perkebunan di Lampung, hiruk-pikuk kota besar di Jawa, hingga suasana laut di Selat Bali yang menyambut dengan angin asin dan pemandangan kapal lalu lalang. Pesona Terminal dan Ferry Di tengah perjalanan, bus akan singgah di berbagai terminal besar seperti Terminal Rajabasa (Lampung), Terminal Tirtonadi (Solo), hingga Terminal Mengwi (Bali). Setiap persinggahan adalah kesempatan menikmati kuliner lokal mulai dari pempek Palembang, gudeg Yogyakarta, hingga sate lilit Bali. Momen paling ditunggu tentu saat bus masuk ke lambung kapal ferry. Penumpang bisa turun, menikmati hembusan angin laut, duduk di dek sambil melihat matahari terbenam, atau sekadar menyeruput kopi di kantin kapal. Bagi banyak orang, ini menjadi highlight perjalanan yang jarang ditemui jika naik pesawat. Tips Nyaman Perjalanan Panjang Meski menarik, perjalanan panjang lintas pulau ini tetap membutuhkan persiapan. Berikut beberapa tips agar tetap nyaman: 1. Pilih kursi yang tepat Kursi di bagian tengah biasanya lebih stabil dan tidak terlalu terguncang. Jika tersedia, pilih bus dengan leg rest agar kaki bisa lebih rileks. 2. Bawa perlengkapan pribadi Sediakan bantal leher, selimut tipis, serta earphone untuk mengusir kebosanan. Masker tidur juga membantu saat ingin beristirahat di malam hari. 3. Persiapan makanan ringan Walau bus singgah di rumah makan, ada baiknya membawa camilan sehat, air minum cukup, dan obat pribadi untuk mencegah mabuk perjalanan. 4. Manfaatkan waktu transit Saat bus berhenti di rest area atau terminal, gunakan waktu untuk peregangan otot, berjalan sebentar, dan menghirup udara segar. 5. Jangan lupa dokumen penting KTP, tiket, hingga dompet digital harus selalu mudah dijangkau, apalagi saat akan naik kapal feri atau memasuki terminal besar. Lebih dari Sekadar Transportasi Naik bus dari Sumatera menuju Bali bukan hanya tentang berpindah dari satu pulau ke pulau lain. Ia adalah perjalanan penuh cerita: melihat Indonesia dari dekat, mendengar logat berbeda di setiap daerah, hingga menikmati ragam kuliner lokal sepanjang jalur. Bagi para penumpang yang sabar dan siap menikmati setiap detik perjalanan, bus lintas Sumatera–Bali adalah cara terbaik memahami betapa luas dan kayanya negeri ini.
Sejarah ALS, Perusahaan Otobus dengan Trayek Terjauh Lintas Jawa-Sumatera

Wow! Sepanjang September, Naik Kereta Api Cuma Bayar 80% Aja, Simak Penjelasannya

Sebagaimana diketahui bahwa Bulan September ini merupakan bulan yang sangat spesial bagi PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI). Ya, bertepatan 28 September 2025 nanti PT KAI akan merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Selain merayakan, pasti ada informasi spesial untuk masyarakat pengguna setia kereta api. Salah satunya adalah tebar diskon hingga 20%. Tak tanggung-tanggung, diskon 20 persen dari KAI berlaku untuk berbagai kelas kereta, mulai dari ekonomi, bisnis, eksekutif, luxury, hingga compartment. Perjalanan KAI selama delapan dekade pastinya penuh tantangan. Akan tetapi, dukungan dari masyarakat memungkinkan KAI terus berinovasi dalam pelayanan. Promo diskon ini menjadi bentuk apresiasi KAI kepada para penumpang yang telah setia memilih kereta api. Berikut ketentuan yang ingin memanfaatkan diskon 20%, berikut ini: • Periode pembelian tiket: 1–30 September 2025 • Periode keberangkatan: 1–30 September 2025 • Pembelian tiket dapat melalui aplikasi Access by KAI, website kai.id, atau mitra resmi/agen perjalanan yang bekerja sama dengan KAI • Diskon tidak berlaku untuk tarif khusus dan tidak dapat digabung dengan promo atau reduksi lainnya • Tiket diskon dapat dibatalkan atau diubah jadwal sesuai aturan yang berlaku Selain meramaikan HUT KAI ke-80, masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk merasakan perjalanan nyaman dengan kereta api. Serta pilihan kereta api tetap menjadi moda transportasi publik pilihan yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Penumpang dapat mengecek daftar kereta api yang mendapatkan diskon melalui aplikasi Access by KAI. Tersedia 38 perjalanan kereta yang mendapat potongan harga tiket 20 persen sepanjang bulan ini: • Argo Dwipangga • Argo Lawu • Batavia • Banyubiru • Banyubiru Expres • Bogowonto • Fajar Utama Solo • Fajar Utama YK • Gajahwong • Jaka Tingkir • Joglosemarkerto • Lodaya • Manahan • Mataram • Sancaka • Senja Utama Solo • Senja Utama YK • Taksaka • Sancaka Utara • Argo Semeru • Argo Wilis • Bangunkarta • Bima • Gajayana • Gaya Baru Malam Selatan • Jayakarta • Kertanegara • Madiun Jaya • Malabar • Matarmaja • Malioboro Ekspres • Mutiara Selatan • Pasundan • Ranggajati • Singasari • Turangga • Wijayakusuma.  

Sejarah Singkat Stasiun Telawa yang Berusia Lebih dari Satu Abad

Siapa yang belum mengetahui bahwa Boyolali itu memiliki stasiun Kereta Api (KA), lho. Nah, tepatnya adalah Stasiun Telawa adalah satu-satunya stasiun kereta api antarkota yamg ada di Boyolali. Stasiun ini dibuka oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 10 Februari 1870. Walaupun umurnya sudah 155 tahun, bangunan stasiunnya masih asli dan terawat dengan baik.
Stasiun Telawa
Stasiun yang kini berada di wilayah PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasional (Daop) 4 Semarang itu dulunya masih satu paket pembangunan jalur Semarang-Voorstenlanden. Voorstenlanden atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai tanah para raja mengacu pada wilayah Kerajaan Mataram atau daerah Solo dan Yogyakarta masa kini. Dulunya daerah di sekitar stasiun merupakan penghasil kayu jati, bahan bakar terbaik bagi lokomotif uap, dan komoditas andalan di wilayah tersebut, sehingga menjadi titik vital untuk dibangun jalur kereta api. Berada di ketinggian 63 meter di atas permukaan laut, Stasiun Telawa juga masih mempertahankan bentuk asli dari arsitekturnya dan hanya mengalami renovasi minor. Stasiun Telawa membawa arsitektur Indische Stijl, yang menggabungkan elemen arsitektur Eropa dengan adaptasi terhadap iklim tropis di Indonesia. Terlihat bentuk bangunan yang sederhana seperti jendela dan ventilasi yang besar untuk sirkulasi udara . Tak jauh dari Stasiun Telawa, terdapat sebuah bangunan Belanda atau dikenal dengan Loji Papak untuk rumah administratur perkebunan. Loji Papak semacam ini di Jawa Tengah cukup langka karena hanya ada di Gundih, Telawa, dan Salatiga. Seiring berjalannya waktu, fungsi Stasiun Telawa berkembang dari yang semula hanya melayani angkutan barang menjadi melayani perjalanan penumpang. Perkembangan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan transportasi umum bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya. Walaupun namanya Telawa, namun letaknya tak persis di Desa Telawa, namun di Desa Pilangrejo, Juwangi. Sehingga stasiun ini juga dikenal sebagai Stasiun Juwangi. Di Stasiun Telawa ada beberapa perjalanan kereta api antarkota yang berhenti, yaitu KA Banyubiru, Joglosemarkerto, Matarmaja dan Majapahit. KA-KA ini telah memudahkan masyarakat Boyolali untuk bermobilitasi ke kota-kota lain, seperti: Solo, Semarang, Yoguakarta, sampai Jakarta.
“Tanggung,” Stasiun Kedua Tertua di Indonesia, Masih Beroperasi dan Jadi Cagar Budaya

Makan Pizza Rasa Rumahan? Di Kuba Ada Restoran dari Bus Sekolah Bekas

Pizza menjadi salah satu makanan favorit banyak orang dan bisa dinikmati di restoran Italia atau Amerika tergantung kesukaan Anda. Bila biasanya restoran pizza berada di mall atau gedung tersendiri, bagaimana kalau dijual di dalam bus? Di Kuba, Anda bisa menikmati pizza di dalam sebuah bus yang sudah di ubah menjadi restoran di kawasan Grand Rapids. Tepatnya restoran pizza bernama Montejo’s Cookhouse tersebut di buka di Wyoming di 1540 28th St SW dekat Burlingame Avenue. Pemiliknya adalah Jazmin Montejo Bersama sang suami. Pizza yang dijual dibus sekolah ini layaknya pizza tipe Amerika yang disertai keju renyah dan dimakan seperti taco yang terlipat dua. Bus yang dulunya bus sekolah ini didapatkan Montejo setelah dirinya dan suami memiliki ide untuk menawarkan sesuatu bagi komunitas mereka. “Kami makan pizza setiap hari di rumah selama sekitar satu atau dua bulan selama melakukan percobaan untuk resep kami. Kami buat ini untuk berbagi rasa dengan komunitas kami,” ujar Montejo. Pasangan dengan lima Anak ini menghabiskan Waktu sekitar satu tahun untuk mengubah bus sekolah bekas menjadi ruang makan untuk restoran pizza mereka. Montejo sendiri mengaku banyak dibantu oleh anggota gereja mereka dalam pembuatan meja untuk diletakkan di dalam bus. Mereka juga membantu membuat logo di meja kayu yang ada di dalam bus. “Itu berarti banyak bagi kami, seperti komunitas ingin terlibat dalam ini,” kata Montejo. Restoran pizza dari bus bekas ini pun akhirnya selesai pada akhir Juli 2025 kemarin dan merayakan pembukaannya secara besar-besaran. Dikatakan Montejo, para pelanggan mengaku bahwa pizza yang mereka santap seperti makan di rumah. “(Pelanggan) seperti keluarga bagi kami, dan kami selalu ingin memberikan yang terbaik bagi mereka,” kata Montejo. Untuk diketahui, pizza yang dijuan merupakan pizza keju tradisional dengan topping pepperoni, Hawaiian, udang, dan Meksiko. Penggunaan bus sekolah ini pun dipilih setelah berjualan dengan tenda tidak berhasil dengan baik karena hujan dan angin.
Street Gourmet, Bus Kuliner dan Wisata Sejarah di Bandung

Tips Aman Penumpang Bus dan Kendaraan Umum Saat Terjadi Gempa

Gempa bumi bisa datang tanpa peringatan dan menimbulkan kepanikan, terutama bagi mereka yang sedang berada di dalam bus atau kendaraan umum. Agar tetap selamat, penumpang perlu mengetahui langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan ketika guncangan terjadi. Berikut beberapa tips aman bagi penumpang bus dan kendaraan umum saat gempa yang sudah dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber. 1. Tenang dan jangan panik Saat ada gempa dan berada di dalam kendaraan yang tengah berjalan, jangan panik. Karena panik hanya akan memicu kepadatan dan saling dorong antarpenumpang. Tenangkan diri agar bisa berpikir jernih dan mengikuti arahan sopir maupun petugas. 2. Tetap berada di dalam kendaraan Ingat, jangan melompat keluar dari bus atau kendaraan yang sedang berjalan karena sangat berbahaya. Baiknya tunggu hingga kendaraan berhenti dengan aman sebelum Anda keluar. 3. Lindungi kepala dan tubuh Gunakan tas, jaket, atau tangan untuk menutupi kepala saat gempa terjadi. Selain itu juga bisa duduk merunduk di kursi, karena ini dapat mengurangi risiko cedera akibat benturan atau barang jatuh. 4. Ikuti arah pengemudi dan kru Jika bus sudah berhenti di tempat aman, dengarkan instruksi dari sopir atau kondektur. Mereka biasanya dilatih untuk menghadapi kondisi darurat, sehingga penumpang bisa tenang dan paham dengan arahan kru maupun pengemudi. 5. Keluar dengan tertib saat gempa reda Saat evakuasi, hindari berebut pintu, sebab bisa terjatuh dan justru membuat celaka bukannya aman. Ingat untuk selalu mengutamakan penumpang lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas. 6. Jauhi bangunan tinggi dan tiang listrik Setelah keluar, menjauhlah dari terminal, jembatan, atau gedung yang berpotensi runtuh. Carilah lapangan terbuka atau area aman. 7. Waspada gempa susulan Setelah gempa mereda, baiknya jangan langsung kembali ke kendaraan atau bangunan. Ingat untuk tetap waspada, karena gempa susulan bisa datang kapan saja. Tips sederhana ini diharapkan bisa membantu penumpang bus dan kendaraan umum lebih siap menghadapi situasi darurat. Ketenangan, kewaspadaan, dan kerja sama antarpenumpang menjadi kunci untuk selamat saat gempa bumi terjadi.
Sempat Hancur Dilanda Gempa, Terowongan Mrawan Kembali Kokoh Hingga Ratusan Tahun

Terminal Hamid Rusdi, Pintu Masuk Selatan Kota Malang

Apakah terminal induk haruslah bertipe A? Ternyata tidak, karena di kota Malang, Jawa Timur ada terminal tipe B yang menjadi salah satu terminal induk. Ya inilah Terminal Hamid Rusdi, terminal induk selain Terminal Arjosari dan Landungsari di Malang. Terminal ini letaknya di sisi selatan pintu masuk kota Malang, makanya bisa dikatakan sebagai salah satu terminal induk karena hal tersebut. Bukan hanya letaknya di sisi selatan kota Malang, Terminal Hamid Rusli ini letaknya juga berada di perbatasan antara wilayah Kabupaten Malang ke arah Lumajang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek. Nama terminal ini mengabadikan sosok pahlawan yang berasal dari kota Malang yakni Mayor TNI Hamid Roesdi. Untuk diketahui, Mayor TNI Hamid Roesdi (1911 – 8 Maret 1949) merupakan seorang pejuang asal Malang yang berhasil menumpas PKI pada tahun 1948 di Donomulyo. Terminal Hamid Rusdi beroperasi menggantikan Terminal Gadang yang lebih dulu beroperasi sejak tahun 1995. Terminal Gadang direlokasi ke lokasi saat ini karena tidak mendukungnya area lahan terminal yang terlalu berdekatan dengan Pasar Induk Gadang. Selain itu relokasi menjadi solusi yang tepat mengingat jumlah angkutan umum yang sangat tinggi tidak sebanding dengan volume jalanan, sehingga rawan menyebabkan kemacetan tinggi di kawasan traffic light Pasar Induk Gadang. Lokasi terminal yang baru ini berada jarakanya lebih kurang 1,5 km arah timur dari Pasar Induk Gadang. Lebih tepatnya di Jl. Mayjen Sungkono No. 11, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Terminal yang beroperasi dari pukul 04.00 sampai dengan 21.00 WIB ini melayani moda transportasi umum berupa angkutan kota, angkutan pedesaan dan angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP). Seiring waktu, fasilitas terminal terus dibenahi. Area parkir diperluas, ruang tunggu diperbarui, dan integrasi dengan angkutan kota serta layanan bus modern diperkuat. Kehadiran Hamid Rusdi juga mengubah wajah kawasan Kedungkandang. Warung, kios, bengkel, hingga usaha kecil tumbuh, menandai geliat ekonomi baru di sekitar terminal. Meski popularitasnya masih kalah dibanding Terminal Arjosari yang lebih dikenal sebagai pusat bus AKAP di utara kota, Terminal Hamid Rusdi tetap berdiri sebagai saksi perubahan. Dari Terminal Gadang yang padat, hingga lahirnya terminal modern di timur kota, Hamid Rusdi kini menjadi bagian penting dari denyut transportasi Malang.
Terminal Arjosari, Pusat Utama Mobilitas Kota Malang

Terminal Anak Air, Simbol Pergeseran Wajah Transprtasi Darat di Padang

Terminal Anak Air merupakan terminal kelas A yang beroperasi sejak Oktober 2021 silam. Terletak di Batipuh Pajang, Kota Padang, Sumatera, terminal ini menjadi terminal utama di Padang. Kehadiran Terminal Anak Air ini menggantikan Terminal Lintas Andalas yang berubah menjadi Plaza Andalas dan Terminal Bengkuang yang berubah menjadi Balai Kota Padang. Terminal ini dekat engan Pasar Lubuk Buaya dan halte kereta api Lubuk Buaya. Jaraknya pun tak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau yakni sekitar sembilan kilometer dan 3,5 km dari gerbang Tol Padang-Pekanbaru. Terminal ini juga dapat diakses menggunakan bus Trans Padang koridor Anak Air–Teluk Bayur (via Jalan Bypass). Bukan sekedar tempat naik-turun penumpang bus, terminal inilahir ari kebutuhan besar kan pusat transportasi darat modern yang mampu menampung arus perjalanan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarprovinsi (AKAP). Saat pertama kali difungsikan, Terminal Anak Air sempat menimbulkan pro-kontra. Banyak penumpang mengeluh karena jaraknya jauh dari pusat kota, sementara akses transportasi umum ke lokasi belum maksimal. Namun, seiring berjalannya waktu, terminal ini mulai menunjukkan perannya sebagai gerbang penting mobilitas. Beberapa perusahaan otobus besar menempatkan armadanya di sini, dan fasilitas pun terus ditingkatkan. Bagi warga sekitar, hadirnya terminal membawa dinamika baru. Kawasan yang dulunya relatif sepi kini tumbuh dengan aktivitas ekonomi dari pedagang kecil, warung makan, hingga jasa angkutan pengumpan. Pemerintah Kota Padang bersama Kementerian Perhubungan berencana terus mengembangkan Terminal Anak Air sebagai simpul transportasi modern. Rencananya, integrasi dengan moda lain, termasuk bus rapid transit (BRT) Trans Padang, akan diperkuat agar mobilitas masyarakat lebih efisien. Meski masih menghadapi tantangan dalam hal integrasi transportasi, Terminal Anak Air kini menjadi simbol pergeseran wajah transportasi darat di Kota Padang. Dari Lintas Andalas ke Anak Air, jejak sejarah terminal ini menggambarkan bagaimana kebutuhan mobilitas mendorong lahirnya simpul-simpul baru perjalanan di Sumatera Barat. Untuk diketahui, pada 9 Februari 2018, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peletakan batu pertama proyek pembangunan Terminal Anak Air. Lahan untuk terminal dibebaskan oleh Pemerintah Kota Padang, sedangkan pembangunan fisiknya dikerjakan oleh pemerintah pusat.
Terminal Arjosari, Pusat Utama Mobilitas Kota Malang

Kapal Bersandar Angkut Hasil Timah ke Eropa, Ini Sejarah Pelabuhan Tanjung Pandan

Pelabuhan Tanjung Pandan merupakan salah satu pelabuhan tua di Kepulauan Bangka Belitung yang menyimpan jejak sejarah panjang. Berada di ibu kota Kabupaten Belitung, pelabuhan ini sejak masa kolonial Belanda berfungsi sebagai pintu utama keluar masuk barang dan hasil bumi, khususnya timah dan lada yang menjadi komoditas unggulan Belitung. Pada abad ke-19, ketika Belanda mulai mengembangkan industri pertimahan di Belitung, Pelabuhan Tanjung Pandan menjadi jalur vital. Kapal-kapal besar bersandar untuk mengangkut hasil tambang timah ke Batavia bahkan hingga ke Eropa. Selain itu, pelabuhan ini juga ramai dengan perdagangan rempah dan hasil laut, menjadikannya pusat ekonomi kawasan. Di masa itu, Pelabuhan Tanjung Pandan juga menjadi titik mobilitas manusia. Para pekerja dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan dari Tiongkok, datang melalui pelabuhan ini untuk bekerja di tambang timah maupun berdagang. Kehadiran mereka membentuk ragam budaya di Belitung yang masih terasa hingga kini. Memasuki era kemerdekaan, pelabuhan ini tetap menjadi denyut nadi masyarakat Belitung. Aktivitas bongkar muat barang kebutuhan pokok, hasil laut, hingga distribusi material pertambangan terus berjalan. Seiring perkembangan pariwisata Belitung pada awal 2000-an, Pelabuhan Tanjung Pandan juga berperan sebagai pintu gerbang wisatawan yang datang lewat jalur laut, meski belakangan lebih banyak ditopang oleh Bandara H.A.S. Hanandjoeddin. Kini, Pelabuhan Tanjung Pandan dikelola secara modern di bawah Pelindo. Meski tak seramai masa jayanya saat timah menjadi primadona, pelabuhan ini tetap penting sebagai simpul logistik dan transportasi laut, khususnya kapal penumpang dan angkutan barang dari dan ke Belitung. Bagi masyarakat setempat, pelabuhan ini bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga bagian dari identitas sejarah maritim Pulau Belitung. Sejak 11 Juni 2011, Pelabuhan Tanjung Pandan memiliki terminal penumpang yang dinamakan Pelabuhan Laskar Pelangi, yang semakin mendukung perkembangan pariwisata di Belitung, terkenal dengan novel dan film “Laskar Pelangi”. Hingga kini bisa dikakatan, Pelabuhan Tanjung Pandan mengalami perubahan fungsi seiring perkembangan zaman, dari jalur perdagangan dan ekspor menjadi gerbang utama kepariwisataan Pulau Belitung saat ini.
Berada di Pusat Kota, Pelabuhan Bastiong Jadi Simpul Ekonomi dan Pariwisata Maluku Utara

Misterius, Lima Lokasi Ini Mampu ‘Mengacaukan’ Alat Navigasi (Kompas), Termasuk Kompas Digital

Meskipun kompas magnetik dikenal sebagai alat navigasi yang andal, ada beberapa lokasi di Bumi di mana kompas tidak bisa diandalkan. Ini bukan karena kompasnya rusak, melainkan karena kondisi alam yang ekstrem dan langka, seperti anomali magnetik, endapan bijih besi yang besar, atau pergeseran medan magnet. Anomali magnetik memiliki pengaruh yang signifikan, terutama pada navigasi transportasi yang masih mengandalkan kompas magnetik. Namun, seiring perkembangan teknologi, dampaknya kini bisa dikelola dan dihindari. Dan berikut adalah lima lokasi yang disebut misterius, di mana kompas tidak berfungsi dengan baik. 1. Kutub Magnetik (Magnetic Poles) Di dekat kutub magnetik Bumi (terutama di Arktik Kanada), kompas tidak berfungsi karena garis medan magnetiknya menukik hampir vertikal ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan jarum kompas menjadi bingung dan berputar-putar. 2. Anomali Magnetik Kursk (Kursk Magnetic Anomaly/KMA) Berlokasi di Rusia bagian barat, KMA adalah salah satu anomali magnetik terkuat di dunia. Fenomena ini disebabkan oleh endapan bijih besi yang sangat besar di bawah tanah, yang secara signifikan mengganggu medan magnet Bumi. 3. Dataran Tinggi Kerguelen (Kerguelen Plateau) Ini adalah dataran vulkanik bawah laut yang luas di Samudra Hindia bagian selatan. Struktur geologisnya yang kompleks, termasuk aliran lava kuno, menciptakan anomali magnetik lokal yang memengaruhi pembacaan kompas. 4. Danau Vostok (Lake Vostok) Terletak di Antartika, Danau Vostok adalah danau subglasial (di bawah lapisan es). Survei telah mendeteksi anomali magnetik yang signifikan di sana, yang kemungkinan disebabkan oleh struktur geologis di bawah es yang dapat mengganggu kompas. 5. Wilayah Teluk Hudson (Hudson Bay Region) Survei magnetik di wilayah ini di Kanada mencatat adanya anomali dan tanda magnetik yang tidak biasa terkait dengan patahan geologi. Ini menunjukkan bahwa kompas magnetik tradisional dapat memberikan pembacaan yang tidak akurat di sana.
Inilah Velo 2 Beeline, Kompas Digital Khusus Sepeda, Goweser Wajib Coba!
Bagaimana dengan Kompas Digital? Meskipun kompas digital di ponsel pintar atau perangkat GPS terlihat canggih, prinsip kerjanya masih sama. Ia menggunakan sensor yang disebut magnetometer untuk mendeteksi dan mengukur kekuatan serta arah medan magnetik lokal Bumi. Jadi, jika medan magnetik di suatu tempat terdistorsi secara signifikan, sensor tersebut akan menerima data yang salah dan memberikan pembacaan yang tidak akurat atau bahkan tidak stabil. Satu-satunya keuntungan kompas digital adalah mereka seringkali terintegrasi dengan GPS. Perangkat dapat menggunakan data GPS untuk menentukan posisi dan arah yang benar, sehingga mengimbangi pembacaan kompas yang salah. Namun, sensor kompasnya sendiri tetap tidak berfungsi dengan baik di lokasi-lokasi tersebut.
Kompas Digital, Tetap Presisi dalam Wujud Aplikasi di Smartphone