Cegah Korsleting Power Bank, Otoritas Penerbangan Korea Selatan Bakal Gunakan Kantong Plastik

Buntut dari insiden kebakaran fatal yang menimpa pesawat Air Busan di Bandara Internasional Gimhae di Busan pada 30 Januari 2025, telah meningkatkan kewaspadaan ekstra, pasalnya ada dugaan penyebabnya adalah baterai pada power bank penumpang yang terbakar sebelum penerbangan menuju Hong Kong. Tak ingin kejadian terulang, para ahli merekomendasikan tindakan lain untuk mencegah korsleting internal, salah satunya adalah usulan untuk menempatkan baterai powerbank di kantong plastik Seperti dikutip The Korean Times, petugas keamanan bandara di Korea mungkin akan segera menambahkan barang penting lain ke dalam perlengkapan mereka di samping detektor logam genggam dan sarung tangan inspeksi. Sejak bulan lalu, penumpang diharuskan membawa baterai mereka di dalam tas selama penerbangan untuk melindungi terminal dari kontak dengan barang lain, sebagai bagian dari tindakan untuk mencegah potensi kebakaran dari baterai tanpa perlindungan korsleting. Bagi mereka yang lupa melakukannya, petugas pemeriksa di pemeriksaan keamanan akan menyediakan kantong plastik bagi penumpang, menurut pedoman yang dikeluarkan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi baru-baru ini kepada otoritas bandara.
Gegara Insiden Air Busan, Mulai 1 Maret Korea Selatan Berlakukan Aturan Ketat Terkait Power Bank dan Rokok Elektrik
Tindakan ini dilakukan setelah kebakaran di dalam pesawat Air Busan pada bulan Januari. Diduga baterai powerbank yang disimpan di tempat penyimpanan atas terbakar sesaat sebelum lepas landas di Bandara Internasional Gimhae, yang memaksa evakuasi darurat seluruh 176 penumpang dan awak. Arahan kementerian tersebut dengan cepat menuai kritik, dengan pertanyaan yang paling mendesak: Apakah kantong plastik benar-benar efektif dalam mencegah kebakaran baterai? “Membagikan kantong plastik sama sekali tidak ada gunanya,” kata Lee Yong-kang, seorang profesor keamanan penerbangan di Universitas Hanseo “Tidak seperti baterai yang dapat dilepas di ponsel lama, power bank masa kini adalah unit tertutup, yang membuat risiko kebakaran dari korsleting eksternal sangat rendah,” katanya. Lebih buruk lagi, banyak penumpang membuang kantong plastik setelah melewati pos pemeriksaan keamanan untuk menggunakan baterai di area imigrasi, menurut seorang pejabat senior dari cabang Incheon dari Konfederasi Serikat Buruh Korea, salah satu dari dua serikat pekerja payung terbesar di negara tersebut. “Sebagian besar penumpang akhirnya membuang kantong plastik, sehingga tindakan tersebut tidak efektif,” katanya yang tidak mau disebutkan namanya. Para ahli mengatakan pemerintah harus fokus pada tindakan yang lebih praktis untuk mencegah korsleting internal. Lee berpendapat bahwa pendekatan yang lebih efektif untuk mencegah risiko kebakaran dalam penerbangan yang terkait dengan baterai litium adalah dengan melengkapi pesawat dengan kontainer portabel yang diisi dengan pasir kering — yang terbukti efektif terhadap kebakaran akibat baterai lithium, atau dengan agen pemadam yang dirancang untuk kebakaran logam, daripada mengandalkan kantong plastik. “Dengan begitu, jika risiko kebakaran muncul, power bank portabel dapat ditempatkan di dalam dan segera disegel,” katanya. Langkah keselamatan lain yang direkomendasikan adalah mendorong penumpang untuk membawa lebih sedikit baterai yang terisi penuh, karena baterai yang terisi penuh lebih rentan terhadap kebakaran yang disebabkan oleh kegagalan sirkuit internal. Badan Penerbangan Federal AS, misalnya, menyarankan agar sel litium-ion yang tidak dikemas dengan atau terdapat dalam peralatan diangkut dengan kondisi daya tidak lebih dari 30 persen saat dikirim sebagai kargo. Para ahli juga merekomendasikan penggunaan baterai dengan Tanda Sertifikasi Korea, yang dianggap lebih aman. Di negara-negara besar lainnya, menempatkan setiap baterai dalam kantong plastik dapat dianggap sebagai salah satu metode yang dapat diterima di antara beberapa metode lainnya, tetapi bandara tidak mendistribusikan kantong plastik, dan tidak diwajibkan seperti di Korea. Di Amerika Serikat, baterai lithium-ion cadangan yang tidak terpasang — termasuk power bank dan casing pengisi daya ponsel — hanya diizinkan dalam tas jinjing. Untuk mencegah korsleting, terminal baterai harus dilindungi, biasanya dengan pita nonkonduktif. Uni Eropa mengikuti kebijakan yang sama tetapi melangkah lebih jauh, dengan mewajibkan agar baterai diuji dengan benar sesuai dengan Manual Uji dan Kriteria Perserikatan Bangsa-Bangsa. Untuk memastikan kepatuhan, pelancong didorong untuk membeli baterai dari pengecer yang memiliki reputasi baik dan menghindari produk berbiaya rendah dari sumber yang tidak dapat diandalkan.
Ada Pembatasan Kapasitas mAh pada Power Bank di Dalam Kabin Pesawat, Ini Sebabnya!

Di Luar Harga Tiket Pesawat, Otoritas Penerbangan Filipina Tetapkan Biaya $17 per Pax Untuk Penumpang Internasional

Otoritas Penerbangan Sipil Filipina – Civil Aviation Authority of the Philippines (CAAP) telah mengumumkan kenaikan biaya layanan penumpang – passenger service charges (PSC) menjadi $17 untuk penumpang internasional di semua bandara di bawah yurisdiksinya. Penyesuaian tersebut, yang diuraikan dalam Memorandum Circular (MC) No. 019-2025 tertanggal 4 April 2025, dilakukan menjelang musim perjalanan musim panas, saat lalu lintas penumpang biasanya melonjak. Surat edaran tersebut, yang ditandatangani oleh Raul L. Del Rosario, Direktur Jenderal lembaga tersebut, berisi jadwal revisi semua bandara dan biaya konsesi serta biaya untuk semua bandara di bawah CAAP. Menurut surat edaran tersebut, PSC untuk penerbangan internasional akan naik dari 700 peso menjadi 900 peso ($17) per penumpang, atau ada kenaikan sebesar 28%.
Bagi Kamu yang Mau Melancong ke Thailand, Ada “Pajak Perjalanan” Mulai Berlaku di Pertengahan 2025
Filipina memiliki 12 bandara internasional, termasuk hub utama seperti Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di Manila, Clark di Pampanga, dan Bandara Internasional Mactan-Cebu di Cebu. Sebagai perbandingan, penumpang yang terbang dari Bandara Changi Singapura saat ini membayar biaya layanan dan keamanan penumpang (PSSF) sebesar $46,40, yang selanjutnya akan meningkat sebesar $3 per tahun mulai 1 April 2027. Menurut CAAP, PSC biasanya sudah termasuk dalam harga tiket saat penumpang memesan tiket, dan maskapai bertanggung jawab untuk mengirimkan pembayaran ke bandara. Namun, karena kebijakan baru, biaya tambahan sekarang harus dibayarkan langsung di bandara, jika biaya yang lebih rendah dibebankan pada saat tiket dibeli. Penumpang disarankan untuk menyiapkan jumlah yang cukup untuk menutupi biaya terminal tambahan. Memorandum tersebut secara tegas menyatakan bahwa penumpang yang menolak atau gagal membayar PSC yang diwajibkan tidak akan diizinkan untuk menaiki pesawat mereka. Namun, pengecualian diberikan untuk kategori tertentu, termasuk anak-anak di bawah usia dua tahun, penumpang transit, pekerja Filipina di luar negeri (OFW) yang meninggalkan negara tersebut, dan penumpang yang ditolak masuk ke Filipina. Surat edaran tersebut menunjukkan bahwa tarif baru akan diberlakukan 15 hari setelah memorandum dipublikasikan di dua surat kabar yang beredar umum, sesuai dengan prosedur peraturan. Meskipun CAAP belum menentukan tanggal pasti kapan biaya yang direvisi akan berlaku, media lokal melaporkan biaya baru akan berlaku mulai hari ini, Senin, 21 April 2025. Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya biaya operasional bandara dan meningkatnya permintaan perjalanan udara.
Ikuti Jepang, Mulai 2020 Perancis Kenakan “Pajak Keberangkatan” untuk Semua Penerbangan

“The Boneyard”, Inilah Tempat Bersemayam Para Pesawat Setelah Pensiun dari Masa Tugasnya

Kuburan ini memang tidak seseram kuburan pada umumnya, tapi tetap saja menyimpan misteri yang terus membuat benak kita berusaha mencari tahunya. Jika Anda pernah mendengar julukan The Boneyard, ya inilah pemakaman pesawat terbesar bernilai US$35 miliar atau setara dengan Rp326 triliun. Pemakaman yang membentang sejauh 1.052 hektare ini terletak di Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Baca Juga: Jejak Boeing 707 di Indonesia: Pernah Dioperasikan 4 Maskapai Hingga Jadi Pesawat Kepresidenan Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, adapaun nama Davis-Monthan Air Force Boneyard, nama tempat ini, diambil dari dua nama pilot asal Tucson yang gugur pada saat Perang Dunia I, Letnan Samuel H. Davis dan Oscar Monthan. Keduanya tewas dalam kecelakaan pesawat. Letnan Samuel H. Davis meninggal dalam kecelakaan pesawat di Florida, sedangkan Oscar Monthan meninggal di Hawaii pada 1924. Tempat ini merupakan satu fasilitas milik 309th Aerospace Maintenance and Regeneration Group (AMARG), yang diketahui dulunya bernama Military Aircraft Storage and Disposition Center (MASDC). Pada awalnya, Davis-Monthan Air Force Boneyard digunakan sebagai tempat penyimpanan pesawat militer terhitung sejak berakhirnya Perang Dunia II, dan dewasa ini tempat tersebut sudah berevolusi sebagai kuburan pesawat terbesar di dunia.
Sumber: airplaneboneyards.com
Dilansir dari laman jejaktapak.com, pejabat AMARG menyebutkan bahwa The Boneyard menyimpan lebih dari 4.200 pesawat tempur dan 40 moda transportasi udara lainnya. Layaknya tempat yang sangat tertata, tidak sembarang pesawat bisa disimpan sembarangan di tempat ini. Ada kode tertentu yang menentukan dimana pesawat tersebut harusnya berada. Kode “1000” adalah untuk pesawat yang disimpan jangka panjang dengan perawatan penuh. Pesawat-pesawat di area ini berada dalam kondisi siap jalan, jikalau suatu saat dipanggil kembali untuk bertugas. Kode “2000” adalah untuk pesawat yang bagian-bagiannya memungkinkan untuk ‘dikanibalkan’ ke pesawat lain. Kode “3000” adalah untuk pesawat yang masih dalam kondisi siap terbang setiap saat, seperti tempat penitipan sementara, entah pesawat tersebut sedang menunggu transfer ke maskapai lain, di jual ke negara lain, atau reklasifikasi ke tiga jenis lainnya. Dan kode “4000” merupakan kode untuk pesawat yang akan dihancurkan atau didaur ulang. Baca Juga: Bicara Dimensi dan Bobot, Lima Pesawat Ini Masih Juara Adapun beberapa pesawat yang ‘bersemayam’ di tempat ini di antaranya adalah B-29 Superfortresses, C-47 Skytrains, Convair B-36 Peacemaker, hingga B-52 Stratofortress. Diantara dari sekian banyak pesawat yang ada di sini, ada beberapa pesawat yang dibalut kain penutup untuk menghindari kerusakan yang ditimbulkan oleh cuaca di sekitaran lokasi.

Rayakan 100 Tahun Operasional, ‘Pasukan KRL’ Parade di Stasiun Manggarai dan Tanjung Priok

Senin, (21/4) merupakan hari dimana momen khusus dilakukan. Ya, dalam rangka menyambut acara penting dan bersejarah yaitu 100 tahun operasional KRL yang akan diselenggarakan di Stasiun Jakarta Kota pada Selasa, 22 April 2025 ini sejumlah rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) tengah dipersiapkan. Dari informasi yang kami peroleh, rangkaian KRL yang akan dipamerkan adalah KRL baru yang di produksi pabrikan asal Cina CRRC Sifang, kemudian rangkaian KRL Produksi anak bangsa dari PT INKA, lalu yang baru-baru ini menjadi sorotan di Depo KRL Depok kemarin adalah rangkaian seri 8518 dengan julukan dibagian depan dan belakang bertuliskan JALITA, serta tak ketinggalan Lokomotif listrik pertama di Indonesia adalah “Si Bon-Bon”, atau lebih tepatnya Lokomotif Listrik ESS3201. Si Bon-Bon memulai operasi pada 6 April 1925, menandai elektrifikasi rute Tanjung Priok-Meester Cornelis (Jatinegara) beserta 2 rangkaian kereta Djoko Kendil.
Lokomotif Bon-Bon dan Djoko Kendil di Stasiun Manggarai persiapan berangkat ke Stasiun Tanjung Priok. (Foto: Dok. Istimewa)
Pengiriman pertama dilakukan dari Balai Yasa Manggarai yakni si Bon-Bon dan Djoko Kendil pada pukul 19.50 WIB keberangkatan dari Stasiun Manggarai. Rangkaian ini diberangkatkan di jalur 5 melewati rute memutar seperti Stasiun Sudirman Tanah Abang, Duri, Angke, Kampung Bandan dan Jakarta Kota. Saat di Stasiun Jakarta Kota, rangkaian ini akan dilanjutkan perjalanannya menuju ke Stasiun Tanjung Priok untuk disimpan sementara hingga acara berlangsung. Rangkaian selanjutnya akan melewati Stasiun Kampung Bandan (atas), Stasiun Ancol, dan berakhir di Stasiun Tanjung Priok. Dikabarkan sebelumnya perjalanan kirim rangkaian lokomotif Bon-Bon + Djoko Kendil ini pada keberangkatan Stasiun Manggarai pukul 23.50 WIB. Sempat berubah jadwal kembali dan dimajukan menjadi pukul 21.30 WIB. Namun tak lama berselang, perubahan jadwal kembali muncul yang signifikan. Jadwal kirim rangkaian tersebut dimajukan menjadi jam 20.00 WIB keberangkatan Stasiun Manggarai. Tapi karena dirasa cukup aman setelah pengecekan, akhirnya rangkaian itu berjalan diluar perkiraan, yakni 10 menit lebih awal. Selain Lokomotif Bon-Bon + Djoko Kendil lain halnya rangkaian KRL yang keberangkatannya dari Stasiun Depok. Ada 3 rangkaian KRL dengan masing-masing jenis yang berbeda, yaitu KRL CRRC Sifang, KRL produksi INKA, dan KRL dengan julukan JALITA. Perjalanan dari Stasiun Depok yang selanjutnya untuk pengiriman KRL-KRL ini nantinya akan di simpan di Stasiun Manggarai, Sementara untuk lokomotif Bon-Bon + Djoko Kendil yang disimpan di Stasiun Tanjung Priok. Pada keberangkatan rangkaian pertama akan dilakukan pada KRL seri 8518 julukan JALITA 8 unit pukul 20.48 WIB dari Stasiun Depok dan tiba di Stasiun Manggarai pukul 21.25 WIB. Untuk KRL seri 8518 ini langsung dilangsir ke Depo KRL Bukit Duri. Kemudian diikuti rangkaian kedua yaitu KRL CRRC Sifang 12 unit, keberangkatan Stasiun Depok pada pukul 21.00 WIB dan tiba di jalur 5 Stasiun Manggarai pukul 21.35 WIB. Dan yang terakhir adalah rangkaian produk PT INKA (EA.207) pada keberangkatan Stasiun Depok pukul 22.00 WIB dan tiba di jalur 6 Stasiun Manggarai pukul 22.40 WIB. Rencananya pagi hari ketiga rangkaian tersebut akan dikirim menuju Stasiun Jakarta Kota via Stasiun Gambir.
KRL CRRC Sifang berada di jalur 6 Stasiun Manggarai.

Sabuk Pengaman Ternyata Sudah Ada Sejak 1800-an

Naik mobil, taksi dan pesawat penumpang wajib mengenakan sabuk pengaman dalam perjalanan. Bila di pesawat untuk menghindarkan penumpang dari kecelakaan yang diakibatkan turbulensi dan di kendaraan beroda empat seperti mobil atau taksi dari kecelakaan kendaraan. Baca juga: Hanya 12,3 Persen Masyarakat UEA Gunakan Sabuk Pengaman di Kursi Belakang Dengan adanya sabuk pengaman ini, pengemudi dan penumpang bisa lebih aman ketika kecelakaan terjadi. Bahkan untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi cedera akibat tabrakan sekitar 53-59 persen. Nah, setelah tahu bahwa sabuk pengaman bisa membantu menghindarkan cedera dan menyelamatkan nyawa, sebenarnya sejak kapan sabuk pengaman ada dan bagaimana sejarahnya? KabarPenumpang.com merangkum laman defensivedriving.com, sabuk pengaman awalnya ditemukan oleh George Cayley pada 1800-an akhir. Insinyur asal Inggris ini menciptakan sabuk pengaman untuk membantu menjaga pilot tetap berada di dalam pesawat mereka. Tetapi kemudian sabuk pengaman yang dipatenkan pertama kali dibuat oleh orang Amerika yakni Edward J Clanghorn pada 10 Februari 1885. Kehadiran sabuk pengaman buatan Edward adalah untuk membuat pelancong aman ketika naik taksi di kota New York. Seiring berjalannya waktu, sabuk pengaman perlahan hadir di mobil-mobil untuk membantu pengemudi dan penumpang aman di jok mereka saat berkendara. Kemudian tahun 1930-an beberapa dokter Amerika Serikat mulai menguji sabuk pengaman dan melihat dampak yang ditimbulkannya serta kemudian mendesak para produsen mobil menghadirkan sabuk pengaman di semua mobil. Bahkan tahun 1945, Sport Car Club of Amerika mewajibkan pengemudi untuk mengenakan sabuk pengaman mereka selama kompetisi. Bisa dikatakan, pengemudi mobil balap adalah orang pertama yang benar-benar mengenakan sabuk pengaman untuk membantu melindungi mereka dari cidera internal yang serius. Tahun 1955 Society of Automotive Engineers (SAE) menunjuk Komite Sabuk Pengaman Kendaraan Bermotor. Hingga akhirnya di tahun 1958 ditemukan sabuk pengaman tiga titik oleh insinyur Swedia Nils Bohlin. Sampai sebelum sabuk pengaman tiga titik ditemukan, pengguna mobil menggunakan sabuk pengaman dua titik yang diikat di seluruh tubuh. Kemudian, kehadiran Bohlin direkrut oleh Volvo dan merancang sabuk pengaman tersebut. Desain tiga titik ini diciptakan untuk membantu mengamankan tubuh bagian atas dan bawah lebih baik lagi dimana desainnya terbilang sederhana namum efektif sehingga pabrikan mobil lainnya meminjam desain tersebut. Bohin, pencipta sabuk pengaman tiga titik meninggal tahun 2002 silam dan berkat rancangannya tersebut Volvo memperkirakan sabuk pengaman sudah menyelamatkan lebih dari satu juta jiwa dalam empat dekade sejak dikenalkan. Setelah gaung tentang manfaat sabuk keselamatan tersebar luas di publik Amerika Serikat, hal ini kemudian membuat penjualannya meroket. Beberapa perusahaan mobil menawarkan sabuk pengaman sebagai peralatan opsional dan ini dijual di pompa bensin lokal. Kendaraan Amerika sejak 1966 mengharuskan adanya sabuk pengaman di mobil dan tahun 1975 sebagian besar negara dunia memiliki syarat sabuk pengaman di mobil mereka. Undang-undang sabuk pengaman pertama muncul tahun 1970 di Victoria, Australia yang mana mengharuskan penumpang menggunakan sabuk pengaman setiap dalam perjalanan. Sedangkan Amerika Serikat, undang-undang sabuk pengaman muncul saat adanya Undang-Undang Keselamatan Lalu Lintas Nasional dan Kendaraan Bermotor tahun 1966. Meskipun mereka diharuskan oleh hukum untuk berada di mobil, mengenakan sabuk pengaman adalah cerita yang berbeda. Dewan Iklan Nasional menjalankan iklan yang tak terhitung jumlahnya selama 25 tahun plus mendorong pengemudi untuk “Buckle Up.” Negara perlahan mulai menerapkan undang-undang dan pada 1995, setiap negara bagian kecuali New Hampshire memiliki undang-undang “Klik atau Tilang”. Saat ini, semua negara bagian memiliki sabuk pengaman yang menegakkan hukum. Baca juga: Ternyata, Sabuk Pengaman Lindungi Anda dari Lima Arah Tahun 2001, Ford mendemonstrasikan sabuk pengaman tiupnya, sabuk bahu berisi airbag akan segera mengembang ketika mobil mengalami tabrakan. Pabrikan mobil lain mencari untuk membuat sabuk pengaman lebih nyaman dan nyaman untuk pengemudi.

Taruh Barang di Bagasi Kereta, Pahami Ketentuannya!

Meski tak seketat aturan bagasi di pesawat terbang, namun sejatinya ada ketentuan untuk bagasi di gerbong kereta. Dalam aturannya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga memiliki ketentuan berat barang bawaan penumpang yakni 20 kg. Jika penumpang membawa barang dan kelebihan muatan, penumpang wajib untuk membayar kelebihan tersebut. Baca juga: Lebih dari 100 ml, Cairan Tak Boleh Masuk ke Dalam Kabin Dari berbagai laman sumber, dari peraturan yang berlaku sejak 11 November 2015, disebutkan setiap penumpang berhak membawa barang yang memiliki berat maksimal 20 kg dan volume maksimal 100 liter dengan dimensi 70x48x30 cm. Bukan hanya itu, setiap penumpang juga dibatasi membawa maksimal 4 koli (satuan barang bagasi). Penumpang yang membawa barang sesuai ketentuan tidak akan dikenakan biaya tambahan alias gratis. Sedangkan bagi penumpang yang membawa barang melebihi 20 kg dan kurang dari 40 kg serta jika barang memiliki volume tidak melebihi 200 liter wajib membayar kelebihan bagasi sebelum masuk ke gerbong kereta api. Bagi penumpang kereta eksekutif jika kelebihan bagasi akan dikenakan tarif tambahan Rp10 ribu per kg, kelas bisnis/ekonomi komersial Rp6 ribu per kg dan kelas ekonomi non komersial Rp2 ribu per kg.
Penampakan rak bagasi penumpang kereta api
Tetapi jika, saat dilakukan pemeriksaan dan Anda kedapatan tidak memiliki surat kelebihan muatan, maka tarif yang dikenakan oleh petugas kereta yakni, kelas eksekutif Rp50 ribu per lima kg, bisnis/ekonomi komersial Rp30 ribu per lima kg dan Rp15 ribu per lima kg untuk kelas ekonommi non komersial. Tak hanya itu, jika Anda memiliki barang dengan berat lebih dari 40 kg, cairan lebih dari 200 liter dan membawa hewan piaraan, baiknya titipkan melalui jasa ekspedisi untuk memudahkan perjalanan. Sedangkan barang yang masih diperbolehkan masuk dalam kereta api dan tidak dikenakan biaya tambahan yakni kursi roda manual, sepeda lipat dan kereta bayi. Untuk diketahui, bagasi penumpang yang memiliki bau tajam dan barang bawaan mudah terbakar dan sifatnya berbahaya juga tidak diperkenankan masuk dalam kereta api. Baca juga: Agar Barang Bawaan Tak Kena Denda, Cermati Ketentuan dari Bea Cukai di Bandara! Pihak KAI juga menawarkan kompensasi kelebihan bagasi dengan membeli tempat duduk ekstra. Sehingga barang yang dibawa penumpang tidak mengganggu penumpang lain dan agar barang bawaan tersebut tidak di letakkan di lorong serta di kolong kereta. Setiap kelebihan bagasi akan dikenakan biaya tambahan yang disesuaikan kelebihan berat dan kelas kereta api yang digunakan. Pihak KAI juga menawarkan kompensasi kelebihan bagasi dengan membeli tempat duduk ekstra.

Jalur KRL Lintas Kemayoran – Ancol Hingga Kini Belum Digunakan, Ini Alasannya

Jalur Commuter Line khususnya Kereta Rel Listrik (KRL) yang sudah semakin ramai di wilayah Jabodetabek membuat masyarakat terbantu dalam melakukan perjalanan ke berbagai daerah. Mulai dari Stasiun Bogor, Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Tangerang, Stasiun Cikarang, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Tanjung Priok masyarakat sudah bisa melakukan perjalanan yang singkat dan praktis. Misalnya pada rute Tanjung Priok – Jakarta Kota, jalur KRL yang terhubung melewati Stasiun Ancol dan Kampung Bandan ini memang sangat praktis bagi masyarakat yang ingin berwisata di kawasan Kota Tua. Begitu pun sebaliknya, masyarakat yang hendak melanjutkan perjalanan ke luar kota, Stasiun Tanjung Priok menjadi alternatif terdekat menuju Terminal Bus Tanjung Priok. Nah, dari jalur yang disebutkan tadi ternyata masih ada jalur KRL yang terhubung menuju Stasiun Tanjung Priok. Jalur ini juga merupakan akses terdekat jika menggunakan KRL dari arah Cikarang/Bekasi yang seharusnya bisa terhubung menuju Tanjung Priok. Ya, jalur dari Stasiun Kemayoran – Stasiun Rajawali – Stasiun Ancol – Stasiun Tanjung Priok yang hingga kini masih belum terhubung ataupun terealisasi. Padahal pada tahun 2000-an jalur ini masih bisa dilayani angkutan KRL, namun khusus untuk kereta wissta dengan keberangkatan dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Ancol melewati Stasiun Kemayoran. Karena waktu itu jalur Kampung Bandan atas masih belum bisa digunakan. Seperti diketahui jalur Tanjung Priok – Ancol – Kemayoran – Jatinegara merupakan jalur bersejarah. Jalur kereta api Tanjung Priok-Jatinegara dibangun pada tahun 1923 dan selesai pada tahun 1924. Jalur ini merupakan bagian dari rencana pembangunan kereta api oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda.
Jalur KA menuju Tanjung Priok belum gunakan peron tinggi di Stasiun Kemayoran.
Hingga kini jalur KRL yang menghubungkan dari Kemayoran – Ancol – Tanjung Priok masih belum di operasikan. Ini karena belum adanya pembangunan baru di Stasiun Kemayoran. Penambahan bangunan baru seperti peron tinggi di Stasiun Kemayoran masih belum terlihat. Jalur ini hanya dilewati rangkaian KA angkutan barang saja yang setiap hari melintas. Padahal elektrifikasi sudah bisa dioperasikan untuk rangkaian KRL yang sewaktu-waktu melintas. Pemandangan Stasiun Kemayoran yang masih belum adanya peron baru untuk melayani jalur KRL menuju Tanjung Priok hingga kini tidak ada informasi selanjutnya. Padahal beberapa tahun belakangan sempat adanya wacana mau diaktifkan rute baru KRL dari Kemayoran menuju Tanjung Priok melewati Rajawali dan Ancol. Jadi jika rute KRL ini aktif, penumpang bisa menggunakan alternatif lain untuk transit KRL di Stasiun Kemayoran selain yang saat ini Kampung Bandan sebagai stasiun transit utama menuju Tanjung Priok yang praktis. Selain Stasiun Kemayoran ada juga stasiun yang hingga kini masih belum selesai pengerjaannya 100 persen. Ya, Stasiun JIS yang merupakan stasiun baru dan akan terintegrasi menuju Jakarta International Stadium (JIS). Menurut kabar yang beredar, pada 2024 lalu pembangunan stasiun KRL di JIS sudah mencapai 30 persen. Namun hingga kini, pengerjaan stasiun tersebut belum ada peningkatan yang signifikan. Padahal dengan keberadaan stasiun KRL dekat JIS ini diharapkan bisa menambah akses masyarakat dari dan menuju JIS. Informasi lainnya mengatakan lainnya bahwa Stasiun JIS akan beroperasi pada akhir 2024, sedangkan hingga tahun 2025 ini stasiun tersebut belum bisa digunakan. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Belum adanya pembamgunan lanjutan untuk Stasiun JIS. (Foto: Tangkapan Layar Youtube/Didi Sangrival)

Bus Listrik Wisata Beroperasi di Luar Trayek Trans Jogja

Kendaraan listrik kini sudah menjadi trend dan banyak digunakan oleh masyarakat. Bukan hanya sepeda motor dan mobil, tetapi bus pun mulai melebarkan sayapnya menggunakan teknologi listrik. Meskipun kendaraan konvensional dengan bahan bakar minyak masih banyak digunakan. Di Jakarta sendiri, berbagai angkutan umum pun kini menyasar kendaraan yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Seperti PT Transportasi Jakarta yang sudah menggunakan bus listrik diberbagai koridor. Nah, hal ini pun kemudian diikuti oleh daerah lainnya di Indonesia, salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemerintah Jogja baru-baru ini mulai memfokuskan bus listrik sebagai angkutan yang melayani pelancong di pusat Kota Yogyakarta. Operasionalnya sendiri akan mulai pada 1 Mei 2025 mendatang. Dinas Perhubungan (Dishub) DIY mengungkapkan bahwa sosialisasi proyek trayek bus listrik akan dilakukan akhir bulan April 2025 ini. Kepala Bidang Angkutan Dishub DIY Wulan Sapto Nugroho mengatakan, sosialisasi perubahan tersebut agar masyarakat tahu dan tidak bingung. Namun dikatakan Wulan bahwa perherseran trayek masih dalam tahap finalisassi dan akan diputuskan melalui rapat koordinasi Bersama dengan operator dan Dishub. Wulan menjelaskan, ada dua lokasi yang disiapkan sebagai titik keberangkatan bus listrik. Adapun tempat keberangkatannya di parkiran Nabean di sisi barat dan Kridosono di sisi timur Jogja. Sebelum dioperasikannya, bus listrik akan menjalani uji teknis yakni termasuk pengujian daya tahan baterai serta penghitungan jumlah putaran operasional bus listrik. Charger untuk pengisian daya saat ini berada di Bandara Adisutjipto dan saat baterai bus mencapai 30 persen maka harus Kembali ke tempat pengisian. Untuk diketahui, operasional bus listrik di Jogja dinilai kurang maksimal karena masih tumpeng tindih dengan rute Trans Jogja 1A. Sehingga dengan trayek baru ini, diharapkan bus listrik dapat berfungsi lebih efektif sebagai shuttle di Kawasan wisata utama. Selain itu juga jalur bus listrik sendiri akan berbeda dengan Trans Jogja. Pada pegoperasiannya akan ada dua unit Bus Listrik milik Pemda DIY rencananya akan dioperasikan dalam satu trayek yang sama. Sementara itu, layanan tetap digratiskan untuk masyarakat hingga akhir 2025.
Mudik ke Jogja dan Surabaya? Bus Sinar Jaya Bisa Jadi Pilihan

Bukan Ilusi Mata Biasa, Ini Sebab Baling-baling Helikopter Nampak Tidak Berputar Saat Mengudara

Tak jarang kita lihat bilah baling-baling helikopter nampak tegak dan tidak berputar saat mengudara. Nah, hal tersebut kerap mengundang pertantanyaan dari netizen, pasalnya hal tersebut terjadi karena efek pada kamera atau karena kecepatan putaran bilah baling-baling? Fenomena bilah baling-baling helikopter yang nampak diam, tegak, atau tidak berputar saat helikopter sedang mengudara biasanya merupakan efek visual yang disebut rolling shutter effect atau aliasing effect. Efek ini muncul karena cara kerja kamera digital menangkap gambar secara bertahap, bukan sekaligus. Penjelasannya, kamera digital seperti smartphone atau DSLR merekam gambar baris demi baris dari atas ke bawah dalam sepersekian detik. Jika bilah baling-baling berputar sangat cepat, kamera bisa menangkap posisi bilah di tempat yang sama tiap kali frame diambil, seolah-olah bilah tidak bergerak. Jika kecepatan putar rotor sinkron (atau hampir sinkron) dengan kecepatan pengambilan gambar kamera, bilah bisa terlihat seperti diam di tempat, berputar sangat lambat dan elengkung aneh atau tampak bengkok. Strobe atau flicker effect (jika disorot lampu atau terpapar pencahayaan tertentu), juga bisa memperkuat ilusi visual tersebut. Analoginya mirip seperti roda mobil dalam film yang kadang terlihat berputar ke belakang padahal mobil melaju ke depan, ini disebut wagon wheel effect dan prinsipnya serupa. Efek bilah baling-baling helikopter tampak diam atau berputar sangat lambat saat mengudara biasanya tidak terlihat oleh mata manusia secara langsung. Kamera menangkap gambar dalam frame per detik (fps). Bila putaran baling-baling memiliki frekuensi yang seolah “sinkron” dengan fps kamera, maka kamera bisa menangkap baling-baling di posisi yang sama atau mirip di setiap frame, sehingga tampak diam, lambat, atau bahkan berbalik arah. Sementara, mata manusia dan otak memproses gambar secara berkelanjutan (continuous), tidak frame-by-frame seperti kamera. Maka secara langsung, kita akan selalu melihat baling-baling berputar cepat atau menjadi blur dan efek visual aneh itu tidak akan muncul kecuali kita melihat lewat layar digital yang merekam atau memutar ulang gambar. Jadi jika Anda pernah lihat helikopter terbang dan baling-balingnya seperti nggak bergerak, bisa jadi Anda sedang menonton rekamannya, bukan melihat langsung.
Mengapa Helikopter Tidak Bisa Terbang di Ketinggian ‘Tinggi’ (di Atas 25.000 Kaki)?

Murah Banget! Kereta Bandara Soetta Kini Tarifnya Mulai dari Rp3 Ribu Saja, Simak Penjelasannya

Kereta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) merupakan layanan KAI Commuter untuk penumpang dari dan menuju Bandara Soetta. Keberangkatan KA Bandara ini berawal dari Stasiun Manggarai yang berhenti di beberapa stasiun, seperti Stasiun BNI City, Stasiun Duri, Stasiun Rawa Buaya, Stasiun Batu Ceper, dan berakhir di Stasiun Bandara Soetta. Perjalanan dengan KA Bandara ini memakan waktu yang cukup singkat yaitu 57 menit dari Stasiun Manggarai dan 32 menit dari Stasiun Duri maupun sebaliknya. Kenyamanan dengan KA Bandara ini selain waktunya yang cukup singkat, penumpang pun dimanjakan dengan berbagai fasilitas didalamnya, dimulai dari adanya penyimpanan bagasi untuk koper, port USB, kursin nyaman, toilet pria dan wanita, dan WiFI yang bisa digunakan saat diperjalanan. Tapi tahukah kalian, selain fasilitasnya yang lengkap untuk memenuhi kenyamanan penumpang selama perjalanan KA Bandara, ternyata tarif KA Bandara tak tanggung-tanggung telah menurunkan harganya sebagai tarif promo/diskon. Ya, tarif yang semula Rp10 ribu untuk jarak dekat ini, bisa kalian nikmati hanya dengan Rp3 ribu saja. Tarif promo ini bisa dinikmati pada 14-30 April 2025. Adapun daftar tarif tiket KA Bandara sebagai berikut: • Stasiun Manggarai – Stasiun BNI City, Stasiun Manggarai – Stasiun Duri, serta Stasiun BNI City – Stasiun Duri atau sebaliknya, tarif Rp3.000 dari harga normal Rp10.000. • Stasiun Duri – Stasiun Batu Ceper/Rawa Buaya atau sebaliknya, tarif Rp25.000 • Stasiun Manggarai/BNI City – Stasiun Rawa Buaya/Batu Ceper atau sebaliknya, tarif Rp35.000. • Stasiun Manggarai/BNI City/Duri – Stasiun Bandara Soekarno Hatta atau sebaliknya, tarif Rp60.000 – Rp80.000. Dengan pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, jumlah perjalanan Commuter Line Basoetta kini mencapai 64 perjalanan per hari dengan waktu tempuh sekitar 56 menit. Layanan Commuter Line Basoetta beroperasi dari Stasiun Manggarai mulai pukul 05.00 WIB hingga 21.30 WIB, sementara dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta mulai pukul 06.12 WIB hingga 22.42 WIB. Headway atau waktu tunggu antar kereta adalah 30 menit. Transaksi pembelian tiket Commuter Line Basoetta di stasiun dapat dilakukan menggunakan QRIS atau kartu debit/kredit bank. Selain itu, tiket juga dapat dibeli melalui aplikasi C-Access, Access by KAI, dan situs web reservation.kci.id mulai H-7 sebelum jadwal keberangkatan. Pengguna juga dapat menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) dengan saldo minimal Rp70.000. Bagaimana, tertarik untuk mencoba?