Hampir Hilang dari Peradaban, Black Cab Malah Pasang Stiker Visit Indonesia

Siapa yang tidak kenal dengan kota London? Ibu Kota dari Inggris dan Britania Raya ini selalu saja memiliki cerita yang melegendaris, dari mulai grup musik asal Liverpool The Beatles, Routemaster si Double Decker merah ikon Kota London, hingga jalan Abbey Road yang terkenal akan rawan kecelakaannya. Mungkin Anda melewatkan salah satu ikon transportasi London yang sama terkenalnya juga dengan Routemaster, yaitu Black Cab. Taksi yang dikenal juga dengan nama Hackney Carriage ini pada awalnya berbentuk kereta kuda. Lisensi kereta kuda ini pertama kali keluar pada tahun 1662 lalu pada 1834, hackney carriage mengalami modernisasi. Tidak lagi menggunakan kuda sebagai sumber tenaganya, hackney carriage menggantinya dengan menggunakan mesin dan masih beroperasi sebagai alat transportasi. Hackney pada awalnya ditarik dengan dua  ekor kuda, dimana kita akan duduk di dalam kereta dengan empat roda dan dilengkapi dengan enam kursi di dalamnya. Ada banyak cerita yang berkembang mengenai sejarah nama Hackney, namun salah satu yang paling terkenal adalah nama yang diambil dari sebuah desa bernama Hackney, yang kini menjadi bagian dari London. Pada awalnya, taksi bermotor ini semuanya berwarna hitam, walaupun warna-warna lain bermunculan, namun taksi hitam ini seolah sudah menjadi ciri khas yang sulit untuk dihilangkan. Nama Black Cab mulai tersaingi setelah taksi berbasis aplikasi, Uber mulai berkeliaran di kota London. Dilansir dari tribunnews.com, Walikota London Sadiq Khan mengeluarkan berbagai kebijakan dan perhitungan bisnis bagi perusahaan transportasi berbasis aplikasi ini. Sadiq mengatakan Uber boleh menggunakan badan jalan layaknya kendaraan pada umumnya, namun dilarang untuk menunggu penumpang di pinggir jalan, alias “ngetem” Lebih jauh, pemerintah setempat menyumbangkan sejumlah dana agar ikon kota London ini terus bisa hidup dan tidak luntur tergerus oleh kemajuan jaman. Tidak tanggung-tanggung, 65 juta pounsterling atau setara dengan Rp1,1 triliun dikucurkan oleh pemerintah kota London agar Black Cab dapat bertransformasi menjadi mobil ramah lingkungan. Terhitung, dana segar sekitar Rp 86,4 juta disalurkan kepada setiap mobil mungil ini. Tidak hanya itu, seluruh black cab wajib menerima pembayaran dengan kartu kredit setidaknya sampai akhir Oktober 2016. Ini betujuan untuk memudahkan para penumpang dalam melakukan pembayaran. Pasalnya, selama ini black cab hanya menerima metode pembayaran tunai. “Saya ingin melindungi masa depan Black Cab kita yang ikonik serta memberi pelayanan unik dan bernilai bagi warga London,” ujar Khan seperti dikutip dari CNN Money, Rabu, 14 Septermber 2016 silam. Jumlah black cab terus menurun sejak mencapai puncak terakhirnya pada periode 2011-2016. Fakta ini terlihat sejak moda transportasi berbasis aplikasi semakin menjamur, mengakibatkan jumlah Black Cab terus berkurang hingga kini mencapai persentase satu dari sebelumnya empat.
stiker Visit Indonesia di salah satu Black Cab.
stiker Visit Indonesia di salah satu Black Cab.
Pada akhir 2016 lalu, ditemukan sesuatu yang unik dari “taksi hitam” ini, yaitu terdapat stiker visit Indonesia terpajang di bagian pintu taksi ini. Tidak hanya satu, tapi sekitar 400 taksi dipasang dengan stiker yang mempromosikan Indonesia ini. Ratusan taksi situ kemudian berkeliling London dan tidak lupa menyapa jalan paling sibuk di London, Mansell street dan Aldgate High Street. Promosi tersebut bertujuan untuk mempromosikan Indonesia, selain sebagai upaya untuk menjaga konsistensi kampanye tentang kesadaran merek Wonderful Indonesia di pasar utama, termasuk Britania Raya. Ini bukan tanpa alasan, karena Inggris merupakan salah satu destinasi wisata dunia dan dinilai cocok sebagai media mempromosikan Indonesia.

Banyak Kecelakaan Tapi Bandara Ini Mendapat Award Bergengsi

Ada satu bandara di dunia yang memiliki lansadan pacu paling ekstrem yakni berada di Madeira, Portugal ini bernama Funchal dulunya dikenal dengan bandara Saint Catarina. Bandara ini pertama kali dibuka tahun 1964 dengan dua landasan pacu sepanjang 1600 meter. Menjadi salah satu bandara berbahaya karena memiliki landasan pacu yang pendek dan letaknya sangat dekat dengan tebing curam. Pendeknya landasan pacu ini, mencatat banyak terjadi kecelakaan. Salah satu yang paling fenomenal adalah kecelakaan pada 1980, pesawat Boeing 727 yang terbang dari Brussel menuju ke Madeira jatuh di ujung landasan saat akan mendarat dan menewaskan 131 penumpang. Sejak adanya kejadian itu, landasan pacu ini diperpanjang dengan sanggahan 150 tiang beton untuk menopang. landasan-berbahayaWalaupun sudah diperpanjang, karena letaknya yang dekat dengan pegunungan dan laut tetap tidak bisa disepelekan apalagi saat cuaca buruk. Untuk pilot senior yang berpengalaman pun, dengan adanya cuaca buruk, memberikan masalah yang cukup serius. Bandara yang melayani penerbangan domestik dan internasional dari pulau Madeira ini setelah memanjangkan lansadan pacunya menyabet penghargaan bergengsi yakni Struktur Outstanding Award. Penghargaan ini didapat karena dibangun dengan tingkat kerumitan yang luar biasa yang pernah dibangun di dunia dengan teknologi modern. Dilansir dari Wikipedia, tahun 1972, kepopuleran Madeira meningkat, sehingga landasan pacu harus diperpanjang. Kemudian tahun 1973, bandara di Madeira ini membangun sebuah terminal baru untuk menangani 500ribu penumpang. Setelah terjadinya kecelakaan tahun 1980 yang lalu, bandara Funchal dipanjangkan menjadi 1800 meter dengan waktu pengerjaan empat tahun dari tahun 1982 sampai 1986. Setelah perpanjangan bandara selesai, maka dibuka empat gerbang dan terakhir tahun 2000 lalu, landasan di panjangkan lagi dan dibuka kembali 15 September 2000. Ternyata, kecelakaan di Bandara Funchal ini pernah tiga kali terjadi sebelum kejadian tahun 1980 yang menewaskan 131 penumpang. Pada 5 Maret 1973, tidak lama setelah bandara ini di buka, sebuah Aviao Sud Caravelle 10R (Registrasi EC-BID) masuk ke laut dan menewakan 3 orang kru dan menyebabkan pesawat rusak. Empat tahun kemudian, tepatnya 19 November 1977, TAP Portugal perbangan 425, Boeing 727-200 terbang Brussels ke Madeira via Lisbon. Setelah berputar, pesawat mencoba mendarat dalam keadaan cuaca yang buruk, pesawat mendarat panjang pada landasan pacu 24 dan terjun melewati tepian yang curam. Kemudian menabrak sebuah jembatan batu dan sayap kanannya rusak, lalu menabrak keras ke sebuah pantai. Api membakar pesawat dan menewaskan 131 penumpang dari 164 penumpang di dalmnya. Ditahun yang sama tepatnya sebulan kemudian pada 18 Desember 1977, SA de Transport Aérien Penerbangan 730 di perbolehkan oleh pihak bandara untuk mendekati landasan pacu, sayangnya ketinggian pesawat tersebut dibawah 720 kaki dan menyebabkan pesawat menghantam laut, serta menewaskan 36 penumpang.

Pembangunan (Kembali) Jalur KA Yogyakarta – Magelang, Hidupkan Nostalgia Era 70-an

Akses kereta api dari Yogyakarta boleh dibilang tersedia lumayan lengkap, baik ke arah barat dan kea rah timur, namun saying akses ke arah utara (Magelang) di Jawa Tengah terputus sejak tahun 1976. Padahal jalur kereta api (KA) ke arah Magelang punya fungsi penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan wisata. Jalur KA Yogyakarta – Magelang juga punya nilai historis tinggi, pasalnya jalur ini dibangun oleh Nederland Indiscje Spoorweg Maarscappij (NIS) mulai tahun 1898 dan selesai pada 1905. Kini ditengah upaya untuk mendorong sektor wisata, terutama akses menuju kawasan Candi Borobudur, pemerintah tengah melakukan berbagai kajian untuk menghidupkan kembali rute yang penuh nostalgia tersebut. Karena membutuhkan investasi yang besar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan proses pembangunan jalur KA ini baru akan selesai di tahun 2020 atau 2021. Terkait jalur yang akan digunakan, banyak kalangan meminta agar jalur KA nantinya dapat memakai jalur lama yang terputus. Namun, Budi Karya Sumadi menyebut akan sangat sulit bila jalur KA dibangun mengacu ke jalur lama.
Jalur KA di Magelang tahun 1910.
Jalur KA di Magelang tahun 1910.
“Secara teknis tidak masalah, namun ketika menggunakan jalur lama, masalah sosial dan hukumnya jauh lebih banyak. Jalur lama sudah padat penduduk dan sudah digunakan fungsi-fungsi yang lain. Masalah teknis bagus yang lama, tetapi masalah sosial dan hukumnya banyak sekali,” ujar Budi Karya Sumadi, dikutip dari Kompas.com (27/12/2016). Lebih jauh Budi menyebut anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jalur KA ini sangat besar, diperkirakan butuh Rp400 miliar untuk satu kilometer. Sementara jalur Yogyakarta – Magelang mencapai 40 kilometer. Pilihan pembangunan jalur baru mengemuka dengan dua opsi, yakni melalui jalur dari Stasiun Patukan melalui Degan, Tempel, Blondo hingga Borobudur. Jalur ini beriringan dengan jalan provinsi sehingga tidak harus melakukan banyak pembebasan tanah dan membangun rel baru. Sedangkan pilihan lain melalui Sentolo melalui Kalibawang dan sampai ke Borobudur. Sementara jalur KA lama banyak dipilih karena nilai historis yang tinggi, dan secara teknis sudah teruji. Namun karena sudah dipadati pemukiman dan rel banyak tertindih aspal jalan raya, maka sangat menyulitkan untuk menghidupkan kembali jalur KA lama. Dirunut dari sejarahnya, akhir dari masa perkeretaapian di Yogyakarta – Magelang berakhir saat banjir lahar dingin dari Gunung Merapi menghantam jembatan Krasak diperbatasan antara Jawa Tengah dan DIY pada bulan Desember 1976. Sebelumnya pada tahun 1960 dan 1967 juga pernah rusak terkena banjir lahar dingin. Maka putusnya jembatan Krasak di tahun 1976 tersebut benar-benar melumpuhkan jalur KA Magelang – Yogyakarta. Meski jalur KA Yogyakarta – Magelang lumpuh di tahun 1976, KA Borobudur Express yang melayani sejak tahun 1973 tetap mengantar penumpang dari Magelang sampai Muntilan hingga tahun 1978. Demikian juga dengan kereta Taruna Express yang khusus mengangkut Taruna Akmil ke Yogyakarta otomatis terhenti dengan ambrolnya jembatan krasak ini. Taruna Express diresmikan oleh Gurbernur Akmil Sarwo Edhi Wibowo pada tahun 1973 untuk melayani para Taruna Akmil yang berlibur ke Yogyakarta.

PT Angkasa Pura II, Buat Transparasi Penanganan Bagasi

Selama ini penumpang mengeluhkan masalah bagasi yang rusak, hilang hingga tertukar. Hal ini mungkin terjadi karena adanya kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam pengambilan bagasi. Beberapa tahun lalu, hal ini sering sekali terjadi dan membuat penumpang cemas akan barang-barang yang dibawa. Sampai terkadang para penumpang bertanya-tanya seperti apa barang-barang yang dibawa dan diambil sampai ketempat pengambilan barang di terminal kedatangan. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian di jawab oleh PT Angkasa Pura II (Persero), pihak AP II memahami betul dengan keluhan penumpang terkait penanganan bagasi di bandara Internasional Soekarno-Hatta. AP II merespon keluhan para pelanggan dengan mengimplementasikan sistem penanganan layanan bagasi secara transparan di Terminal 3. Adanya transparansi ini sebagai upaya untuk memastikan bagasi cepat diterima penumpang sesuai standar regulator dan barang-barang penumpang tidak rusak dan jauh dari tidak pencurian. Transparansi layanan bagasi, AP II melakukannya melalui digitalisasi pengoperasian sistem teknologi informasi baggage handling time monitoring system. Pengaturan sistem ini dilakukan memlalui aplikasi internal AP II yakni iPerform serta pemasangan CCTV di area penempatan bagasi ke baggage handling system. Sekarang, sistem transparansi ini sudah ada di terminal 3 domestik dengan 2 layar monitor di setiap conveyor belt pengambilan bagasi. Guna layar ini, untuk menampilkan informasi perkiraan kedatangan bagasi dan CCTV secara langsung yang memperlihatkan proses pengantaran bagasi oleh crew groundhandling ke baggage handling system. Bagasi yang di tangani melalui baggage handling system perharinya di terminal 3 domestik bandara Soetta sekitar 12 ribu koli hingga 15 ribu koli dengan jumlah 350 pergerakan pesawat. Selain melihat keamanan bagasi, dengan baggage handling time monitoring system, penumpang juga bisa memantau waktu proses penanganan sesuai dengan ketentuan PerMenHub No.178/2015 tentang Standara Pelayanan Pengguna Jasa Bandar Udara yakni bagasi pertaman yang tiba di baggage claim area paling lama 20 menit dari pesawat merapat ke terminal dan paling lama 40 menit. Pemasangan CCTV ini juga bisa membantu penumpang untuk penanganan bagasi dengan baik, cepat dan aman. Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, “di setiap conveyor belt yang ada di baggage calim area telah dipasang monitor agar penumpang dapat memantau waktu dan cara penanganan bagasi. Kami berharap upaya transparansi penanganan layanan bagasi ini akan berdampak kepada peningkatan kualitas pelayanan kepada penumpang pesawt. “AP II menjadikan Terminal 3 sebagai proyek percontohan digitalisasi bandara sehingga transparansi penanganan layanan bagasi terlebih dahulu dilakukan di sana. Ke depannya transparansi penanganan layanan bagasi ini juga akan diimplementasikan di Terminal 1 dan 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta serta bandara-bandara lain di bawah pengelolaan AP II,” jelasnya. Dengan adanya transparasi layanan penanagan bagasi di terminal 3, menambah layanan berbasis digital yang sudah ada di bandara Soetta seperti Digital Cinema, Smart Parking, Smart Queuing System untuk taksi, Digital Baggage Handling System, Self-Service Check-in, WiFi berkecepatan tinggi, serta aplikasi Indonesia Airports yang saat ini dapat diakses melalui smartphone Android dan kedepannya melalui iOS. Transparansi layanan penanganan bagasi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini merupakan bentuk dukungan AP II terhadap maskapai dan ground handling untuk mewujudkan kepuasan pelanggan.

Intip Keindahan Bangka Belitung dari Laut dan Udara

Bangka Belitung, provinsi baru yang berdekatan dengan Sumatera Selatan. Kedua provinsi ini berada dipulau yang terpisah, dan hanya bisa ditaklukan dengan menggunakan kapal ferry ataupun pesawat terbang untuk sampai ke Pulau Bangka dan Belitung. Keindahan Bangka dan Belitung banyak sekali dikenal orang, tetapi Anda yang kesana mungkin hanya akan merasakan sensasi naik pesawat saja. Padahal kedua pulau nan indah ini, sebenarnya mampu di jajaki dengan kapal ferry bagi yang menyeberang melalui Palembang, Sumatera Selatan dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. dscf7096_resize2Jalur penyeberangaan yang ada di Pulau Bangka sendiri ada di tiga tempat yakni Pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok, Pelabuhan Pangkal Balam di Pangkal Pinang dan Pelabuhan Tanjung Gudang di Belinyu. Sedangkan di Belitung juga memiliki tiga pelabuhan yang bisa disinggahi oleh kapal ferry ataupun kapal cepat yakni Pelabuhan Laskar Pelangi di Tanjung Pandan, Pelabuhan Tanjung Batu dan Pelabuhan Manggar. Untuk sampai ke Bangka ataupun Belitung bila menggunakan pesawat terbang dari Jakarta, jarak yang ditempuh hanya 45 menit dan sebaliknya. Namun, untuk Anda yang ingin menuju ke Bangka atau Belitung menuju dari Palembang waktu yang akan Anda tempuh hanya 30 menit penerbangan. Dari jendela pesawat sebelum Anda akan mendarat di Babel, biasanya akan terlihat tanah-tanah putih yang menghias daratan, ini adalah bekas-bekas tambang timah. Karena kedua pulau ini penghasil timah terbesar di Indonesia. Memang bisa dikatakan jarak tempuh kedua pulau ini tak begitu sulit, berbagai maskapai sudah bisa mendarat di kedua Pulau ini, di bandara Pangkal Pinang, Bangka dan Tanjung Pandan di Belitung. Tetapi, bagi Anda yang ingin sensasi berbeda, sebenarnya bisa menggunakan kapal ferry atau roro. Jangan berpikir hanya transportasi dari Palembang saja yang bisa ditempuh menggunakan kapal ferry, dari Jakarta dan Tanjung Pinang di Kepulauan Riau juga bisa menggunakan ferry atau roro. 360b30d916ce8849eefa8b8b9ff53b2cDari Palembang (Tanjung Api-api) menuju ke pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok, ditempuh dengan kapal ferry, selain memudahkan Anda, ferry juga diperuntukkan bagi Anda yang membawa kendaraan dan ingin menuju ke Bangka. Waktu tempuhnya sekitar 2,5-3 jam perjalanan. Sedangkan Pelabuhan Bom Baru menyediakan kapal cepat sebagai moda penyeberangan untuk sampai ke Bangka maupun Belitung. Nikmati suasana air biasanya lebih terasa dibanding perjalanan menuju pesawat. Memang jarak yang ditempuh cukup lama sekitar 3-5 jam dari Palembang maupun Tanjung Pinang. Apalagi dari Jakarta yang memakan waktu 24 jam. Namun, waktu yang lama ini justru bisa membuat Anda memiliki pengalaman baru, merasakan desiran ombak, mencium aroma air asin laut. Tak jarang, bila beruntung Anda bisa melihat lumba-lumba ataupun penyu yang berenang di dekat kapal cepat atau kapal ferry yang Anda tumpangi. Tenang saja, kejenuhan dan kegelisahan Anda saat berada di dalam kapal justru terbayarkan bila sudah sampai ke Bangka maupun Belitung. Hamparan pasir putih yang indah, bebatuan besar yang menambah eksotisme pelabuhan, justru membuat Anda pasti tercengang dan memilih kembali ke Babel dengan menggunakan transportasi laut. Selain mendapat keindahan, harga tiket menggunakan moda transportasi laut lebih murah ketimbang menggunakan pesawat. Dengan pesawat biaya yang di habiskan sekali perjalanan Rp400 ribu- Rp500 ribuan. Sedangkan harga tiket kapal cepat berkisar Rp140 ribu- Rp200 ribu dengan harga termurah di kelas ekonomi dan termahaal untuk VIP sedangkan eksekutif Rp170 ribu dengan keberangkatan dari Pelabuhan Pangkal Balam setiap hari kecuali hari Selasa. Transportasi Darat Sesampainya di Bangka atau Belitung, Anda akan jarang melihat angkutan umum, kalaupun ada hanya dikota Pangkal Pinang atau Tanjung Pandan. Sedangkan untuk menuju tempat wisata lain di Babel tersedia mobil sewaan, ojek ataupun penyewaan motor. Biasanya kisaran untuk sebuah mobil berkapasitas 8 orang dengan pengemudi perharinya Rp350 ribu, untuk ojek Rp100 ribu tergantung tujuan. Sedangkan untuk penyewaan motor Rp60 ribu perhari.

Rail Clinic, Klinik Berjalan Diatas Rel Milik PT KAI Gratis

Rail Clinic merupakan kereta yang diperuntukan seperti klinik biasa namun dijalankan dengan Kereta Rel Diesel (KRD). Dengan dua gerbong yang dilengkapi dengan lampu, sirene dan tanda palang merah seperti yang ada di ambulans. Namun, kereta ini sangat berbeda isinya dengan kereta regular. Dalam kereta regular biasanya terdapat bangku-bangku untuk penumpang, sedangkan dalam Rail Clinic ini Anda akan menemukan perlengkapan medis sesuai dengan fungsi ruangannya. Dikutip dari kompas.com, rancangan ruangan ini adalah hasil ide dari Clarissa Sukmoro anak dari Edi Sukmoro. Pada kedua gerbong ini, PT KAI membagi setiap gerbongnya sesuai kebutuhan medis. Di  gerbong pertama, seluruh tindakan medis dari pelayanan darurat yang meliputi bantuan hidup dasar atau CPR, alat monitoring pasien, alat kejut jantung, tindakan minor, rekam jantung hingga penangan khusus dapat dilakukan. Bisa dikatakan gerbong pertama ini diperuntukkan untuk Unit Gawat Darurat (UGD).
tempo.co
tempo.co
Pada gerbong pertama ini juga, PT KAI membagi menjadi tiga bagian lain yakni ruang monitoring dokter, ruang tindakan, pemeriksaan gigi dan laboratorium. Pada gerbong kedua, dilengkapi dengan ruang pemeriksan ibu hamil dan bersalin, ruang menyusui, ruang pemeriksaan umum dan ruang farmasi. Di dalam Rail Clinic, ruang untuk bersalin memiliki ukuran 2×3 meter dan dilengkapi peralatan bersalin yang lengkap. Dokter yang ada di dalam ruang bersalin ini ada satu dokter kandungan dengan dua orang bidan untuk menangani persalinan. Sebenarnya, PT KAI membuat Rail Clinic ini untuk membantu masyarakat kurang mampu yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan. Selain itu dengan adanya Rail Clinic ini, nantinya bisa membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak bisa terjangkau kendaraan bermotor atau wilayah bencana alam. Rail Clinic resmi beroperasi pada tahun 2015 lalu untuk wilayah Pulau Jawa. Tak hanya itu, saat ini gerbong kereta untuk Rail Clinic baru beroperasi dua gerbong, kedepannya selain menambah pada wilayah Sumatera, pihak PT KAI juga akan ditarik 4 gerbong dengan gerbong ketiga untuk kereta penolong.
kaorinusantara.or.id
kaorinusantara.or.id
Saat ini, untuk Divre 4 Tanjung Karang, Bandar Lampung Rail Clinic sudah mulai beroperasi sejak awal Februari 2017. Dalam penanganannya Rail Clinic Divre 4, membatasi 200 pasien saja setiap harinya. Untuk Divre 4 ini, PT KAI pun membuat gerbong pelayanan kesehatan tak berbeda jauh dengan di wilayah Daop di Pulau Jawa, hanya saja ada penambahan pemeriksaan mata. Untuk awal, Rail Clinic di Divre 4 ini menangani daerah Bekri dan selanjutnya Sukamenanti. Sedangkan di Pulau jawa, Rail Clinic telah menangani daerah Jawa Tengah, tepatnya di stasiun Wojo, Bagelen, Purworejo dan rute Yogyakarta-Madiun (PP). Rail Clinic milik PT KAI dibangun dari basis kereta rel diesel bekas yang disulap menjadi klinik berjalan. Dibangun dari KRD bekas MCW 302 yang tersimpan di Bali Yasa Yogyakarta dan interior dalamnya diubah menjadi sebuah klinik untuk dioperasikan bagi masyarakat tidak mampu sekitaran rel kereta baik di Pulau Jawa maupun Sumatera. Ini adalah salah satu program CSR (Corporate Social Resposibility) PT KAI dengan menggratiskan segala biaya pengobatan di Rail Clinic. Dikutip dari Wikipedia, Rail Clinic milik PT KAI ini telah mendapat rekor MURI sebagai kereta klinik pertama di Indonesia. Rail Clinic ini memiliki dua versi dengan versi I memiliki tutup semboyan berbentuk kupu-kupu pada kaca kabin mesin dengan strip depan berwarna biru, logo Railclinic pada strip depan dan livery “Kesepakatan”degan kontur airline dan beroperasi di daerah Jawa. Untuk versi II dan III tidak menyiskan tutup semboyan, karena dulu menggunakan KRD ekonomi Bumi Geulis, pada versi II dan III ini, menggunakan strip berwarna hijau, logo Rail Clinic diatas kaca kabin masinis dan livery “Kesepakatan” tanpa kontur airline dan akan beroperasi di Divre I dan III.

Highlander, Pesona Baru Wisata Transportasi Ibu Kota

Jakarta tidak mau kalah saing dengan Bandung terkait masalah di sektor pariwisatanya. Apabila Bandung memiliki Bandros (Bandung Tour on Bus) yang siap membawa pengunjung berkeliling kota yang berjuluk kota Kembang tersebut, maka Jakarta memiliki bus wisata yang siap membawa pengunjung berkeliling spot-spot penting di Ibu Kota. Bus Wisata Jakarta dikelola oleh PT TransJakarta ini menyediakan beberapa route yang terkonsentrasi di sepanjang daerah Pusat dan Selatan. Pada pagelaran pameran bus, truk, industri komponen dan aksesoris yang berlangsung sejak 29 Maret hingga 1 April 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta ini, Karoseri New Armada turut mengambil satu “lapak” untuk turut memamerkan karyanya. New Armada memajang dua bus besar yang salah satunya akan digunakan sebagai bus wisata Jakarta. Bus besar berkonsep premium Evolander dan bus tingkat Highlander. Banyak kalangan yang langsung jatuh hati pada bus hibah dari Agung Sedayu Group ini. Seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Branch Manager Marketing & Sales New Armada, Magelang, Joko Susilo mengatakan harga satu bus Highlander ini ditaksir senilai Rp 1,250 miliar rupiah. Harga tersebut sudah termasuk bangku, AC, dan audio, namun tidak termasuk dengan sasis bus. Adapun fitur yang ditawarkan oleh bus ini adalah CCTV yang terpasang di bagian atap depan dan belakang, running text LED di bagian eksterior depan dan setiap lantai, televisi 22 inch, dan tempat duduk khusus bagi penyandang disabilitas. Desain bus ini terlihat mirip dengan bus yang dihibahkan oleh Alfamart untuk Transjakarta.
sasis mercedes-benz oc 500 rf 2542. Sumber: 3.bp.blogspot.com
sasis mercedes-benz oc 500 rf 2542. Sumber: 3.bp.blogspot.com
Bus yang dibangun di atas sasis Mercedez-Benz OC 500 RF 2542 ini mampu mengangkut beban kotor seberat 25 ton, dengan tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 420 horse power. Kaki-kakinya menggunakan 8 roda yang bertumpu pada 6 titik, dengan sumbu roda ganda pada bagian belakangnya. Penumpang dengan tinggi kurang lebih 175 cm tidak perlu khawatir kepalanya terbentur karena pintu yang tersedia terbilang cukup tinggi. Wajar saja apabila bus ini terlihat amat besar. Pemandangan yang ditawarkan di lantai 2 pun terbilang cukup luas. Joko Susilo menambahkan tidak perlu mengimpor bus dari luar negeri karena dari dalam negeri pun sudah dapat membuat karya yang menarik perhatian ini. “Agung Sedayu pun memesan 8 unit ke kita, dan semuanya proses penggarapannya sudah hampir rampung,” tambahnya. Bus ini juga memiliki satu fitur yang bisa dibilang cukup unik, yaitu dengan ditambahkannya tinta glow in the dark pada gurat garis body bus dua lantai ini. Bus ini juga sudah dilengkapi dengan sistem keamanan terbaik dari Mercedes-Benz, yaitu disk break, Electronic Stability Program atau sistem anti selip, sistem rem elektronik, Antilock Breaking System, dan retarder untuk memastikan daya pengereman dan ASR sistem pengereman. Suspense independen terpasang di bagian as roda depan bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada pengemudi maupun penumpang. Di Indonesia sendiri, perusahaan otobus pertama yang menggunakan sasis Mercedes-Benz OC 500RF 2542 ini adalah PO Kurnia, sebuah perusahaan otobus yang berasal dari Aceh. Namun bedanya dengan highlander wisata Transjakarta ini terletak pada penggunaan body. PO Kurnia menggunakan body Jetbus HD 2 Karoseri Adiputro. Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama membuka rute baru yaitu ke Kalijodo. Rute-rute sebelumnya melayani perjalanan Sejarah Jakarta, Jakarta Baru, Kesenian dan Kuliner, serta rute Pencakar Langit Jakarta. Warga Ibu Kota terlihat antusias dengan hadirnya rute baru ini, namun kebanyakan warga masih belum mengetahui bahwa bus wisata ini tidak berbayar alias gratis.

Bus TransJakarta Zhongtong Terbaru Diklaim Ramah Lingkungan

TransJakarta yang saat ini menggunakan bus merek Scania, kembali menambah armada barunya dengan merek Zhongtong pabrikan Tiongkok. Memang kualitas bus ini tidak layak untuk menjadi bus TransJakarta. Sehingga trayek bus Zhongthong ini diberhentikan. Sebenarnya kedatangan bus merek Zhongtong ini bukanlah pembelian baru, melainkan bagian dari perjanjian lama yang sempat tertunda di era Kadishub DKI Jakarta Udar Pristono. Diketahui, bus merek Zhongtong terbaru yang digunakan untuk TransJakarta ini memiliki spesifikasi yang mulai membaik. Dikutip dari sindonews.com, teknologi manufaktur yang digunakan bus ini, menerapkan teknologi Eropa. Bus yang sudah mengantongi ISO 9001 dan sertifikat 3C ini memiliki kelebihan hemat energi dan ramah lingkungan. Bus ini mampu melaju dalam kecepatan maksimal 80 km per jam dengan panjang bus mecapai 18 meter ini dengan menggunakan mesin diesel. Bus ini bisa melaju dengan kecepatan 80 km per jam dikarenakan memiliki bagian depan seperti peluru sehingga mengurangi tekanan angin dari depan.
About-Buses
About-Buses
Bus merek Zhongtong ini merupakan bus milik operator bus Perum Pengangkutan Djakarta (PPD) yang pengadaannya belum terpenuhi pada tahun 2013 lalu. Bus baru ini beroperasi pada koridor 1 Blok M – Kota. Tak hanya memiliki sertifikat ISO, bus yang diklaim masih baru bukan bus bekas ini, sudah dilengkapi dengan sensor pemadam kebakaran dan sudah dipasangi empat titik CCTV, semua ini juga sudah di jamin oleh PPD sebagai pemilik operator. Zhongtong terbaru yang digunakan untuk TransJakarta memiliki berat 28.000 kg dengan model WP12.336N/YC6L330-30ISLE+300B. Dengan sasis standar konfigurasi dengan air suspension 2 didepan dan ditengah, 4 rear dan 4 airbag.
wartakota
wartakota
Zhongtong Bus Zhongtong Bus Holding Co, Ltd adalah manufaktur bus yang terdaftar di Tiongkok dengan total aset sekitar Rp 13,5 triliun. Dengan pekerja sebanyak 4 ribu staff dan memiliki 1.300 alat produksi dengan teknologi Belanda dan standar internasional untuk membuat bus baru yang hemat energi. Hingga kini, Zhongtong telah memproduksi bus lebih dari 40 tahun dan tumbuh menjadi ahlinya dibidang manufaktur bus. Selama 40 tahun ini, telah mendapat banyak sertifikat dari berbagai negara dan didedikasi oleh penelitian keselamatan terkait bus hemat energi yang dimiliki Zhongtong. Melalui energi barunya sudah Zhongtong menghasilkan 200 hak paten dari 30 standar negara dan memperoleh 50 peghargaan baik domestik maupun internasional. Tak hanya itu, Zhongtong juga telah menjadi pelopor majunya industri bus di Tiongkok. Salah satu perkembangan teknologi yang sudah menjadi bukti keberhasilan Zhongtong di mata dunia adalah penggunaan teknologi terkemuka pada bus yang melayani kegiatan internasional terpenting yakni Olimpiade Beijing 2011 lalu.  

Airport City, Tantangan Impelementasi Terbesar PT Angkasa Pura I

Dewasa ini, bandara di beberapa Negara di dunia, termasuk Indonesia, sedang berlomba untuk mewujudkan suatu program yang bernama Airport City. Definisi sederhana dari Airport city ini adalah sebuah bandara dimana pengunjung akan merasakan suasana tidak seperti di bandara. Mulai dari pusat perbelanjaan, hingga food court yang layaknya kita temui di tengah kota. Dengan kata lain, konsep ini nantinya akan mewujudkan bandara dengan environment sebuah mall di tengah kota. Selain itu, konsep airport city ini juga menawarkan kemudahan bagi para penumpang, yaitu dengan menyediakan layanan Automated People Mover System (APMS) atau yang populer disebut Skytrain. Layanan ini akan memanjakan para penumpang, karena Skytrain akan mengantarkannya menuju terminal yang mereka inginkan, tapi masih dalam ruang lingkup bandara. Jadi, penumpang tidak perlu bejalan jauh ketika ia hendak berpindah pesawat atau menuju tempat lain yang jaraknya agak jauh. Lain halnya dengan kereta bandara, kereta ini nantinya akan membawa penumpang menuju titik-titik tertentu di Ibu Kota. Tidak hanya 2 point di atas, konsep airport city yang nantinya diterapkan di Indonesia pun melingkupi cakupan significant employment, shopping, trading, business meeting, entertainment dan leisure destinations sehingga menjadi kota handal dan menjadi daya tarik global (melalui airplane network) dan local (melalui multimodal lokal). Perubahan fungsi dan bentuk ini nantinya akan merubah sebuah bandara yang awalnya merupakan bandara kota (city airport) menjadi kota bandara (airport city), menurut seorang professor dari University of North Carolinas Kenan-Flagler Business School , dan Direktur dari the Kenon Institute of Private Enterprise, John D. Kasarda. Berkaca dari Negara lain yang sudah menerapkan konsep airport city di bandaranya, seperti Bandara Internasional Changi di Singapura, PT Angkasa Pura I sedang berusaha untuk mewujudkan konsep ini. Bukanlah hal mudah bagi PT AP I dalam mewujudkan konsep ini, terbukti dengan banyaknya elemen yang terlibat, seperti dari sektor bisnis dan pemerintah, industri, logistik, dan turisme. Tugas yang diemban oleh PT Angaksa Pura ini semakin berat karena Presiden Joko Widodo menginginkan konsep airport city diterapkan di Bandara Kulon Progo, the New Yogyakarta International Airport, pada tahun 2019 mendatang. Banyak yang harus dibenahi oleh PT Angkasa Pura I demi merealisasikan keinginan dari orang nomor 1 di Indonesia tersebut. Seperti yang dikutip dari harianjogja.com pada 19 November 2016 lalu, General Manager PT Angkasa Pura Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama mengatakan Pemerintah Daerah harus mengubah Rencana Umum Tata Ruang. “Jadi radius 10 sampai 12 kilometer dari bandara akan ditata sesuai program airport city yang kita ajukan. Pemda juga sudah setuju,” katanya. Adapun alasan bandara Kulon Progo ini dibangun dengan konsep airport city adalah daya tampung penumpang di bandara Adi Sucipto yang sudah melebihi batas. Menurut Jokowi, seperti yang dilansir oleh beritasatu.com, bandara Adi Sucipto sudah terlalu penuh dan crowded. “Mau tidak mau pembangunan bandara harus segera dimulai. Bandara ini nantinya kalau sudah selesai akan berkapasitas 14 juta penumpang, besar sekali. Tahap kedua bahkan akan sampai 20 juta penumpang,” kata Jokowi ketika menghadiri proses groundbreaking (peletakan batu pertama) di Bandara Kulon Progo pada 27 Januari lalu. Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Danang S Baskoro mengatakan, apabila konsep airport city berhasil diterapkan di bandara Kulon Progo, maka permasalahan di atas akan teratasi. “ Tak hanya untuk memenuhi standar pelayanan bandara bertaraf internasional di Yogyakarta, kehadiran bandara baru ini juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect, akan memacu perkembangan perekonomian, aktivitas bisnis, serta semakin mendukung kegiatan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan,” tuturnya.

Mencapai 64%, Jalur Pembelian Tiket PT KAI Mayoritas via Online

Penyediaan layanan pembelian secara online terpadu lintas platform menjadi barometer suksesnya perusahaan berbasis transportasi. Dan dari beberapa perusahaan yang menerapkannya di Tanah Air, PT KAI boleh dibilang telah menuai keberhasilan dalam implementasi pembelian tiket secara digital, memudahkan calon penumpang untuk melakukan tahapan reservasi sampai pembelian tiket dari aplikasi dan website. Meski jalur pembelian tiket KA sudah tersebar luas di banyak merchant, jalur pembelian tiket langsung (offline) tetap diminati oleh para penumpang tradisional kereta api. Pada prinsipnya, jalur pembelian online untuk tiket KA masuk dalam skenario B2B (Business to Business), disini PT KAI menggandeng mitra seperti Traveloka, Agoda, Tiket.com, Indomaret, dan lain-lain untuk menyediakan channel pembayaran. Merujuk informasi dari Kumparan.com (1/2/2017), disebutkan jumlah penumpang PT KAI sepanjang tahun 2016 mencapai 351,8 juta orang, naik 7,94 persen dibandingkan tahun 2015. Melihat besarnya jumlah penumpang di tahun lalu, muncul pertanyaan, berapa persen sebenarnya penumpang kereta yang membeli tiket secara online? Kepada KabarPenumpang.com, M. Kuncoro Wibowo, Direktur Komersial PT KAI menyebutkan, “Jumlah penumpang kereta yang membeli tiket secara online sudah mendominasi, persisnya pembelian lewat online mencapai 64 persen, sementara 36 persen sisanya penumpang yang membeli langsung di loket stasiun.” PT KAI tergolong perusahaan yang cepat dalam beradaptasi pada sistem pembelian online, pasalnya BUMN ini baru memulai sistem pembelian online pada akhir tahun 2010, yakni saat menyambut momen Natal dan Tahun Baru. PT KAI diketahui juga lumayan membuka diri dalam bermitra dengan perusahaan lain untuk memasarkan tiket secara online, sehingga penjualan tiket kereta api kini sangat mudah ditemukan, bahkan beberapa mitra utama PT KAI juga membuka jalur agent resseler.