Korea Selatan Hadirkan Pembayaran Tarif Bus dengan Sistem Bluetooth

Pembayaran tanpa uang tunai atau cashless kini sudah jamak. Solusi terbaru datang dari Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, dimana penumpang yang akan bepergian menggunakan bus tak lagi membayar tarif dengan mengetuk kartu ke pembaca nirsentuh di dalam bus tetapi dengan sistem baru.

Baca juga: Apple Pay dan Google Pay Dilarang di Rusia, Metro Moskow Kacau

Sistem itu adalah menggunakan teknologi Bluetooth untuk memungkinkan pembacaaan tarif onboard di dekat pintu bus. Nantinya, perangkat pembaca tarif akan mendeteksi sinyal Bluetooth dari ponsel pintar penumpang saat mereka naik dan turun dari bus.

Pelanggan yang ikut serta dalam uji coba tidak perlu lagi mengetuk pembaca nirsentuh onboard untuk membayar

Sistem tersebut mulai digunakan pada Jumat (18/3/2022) lalu dan Senin (21/3/2022), sebanyak 1.760 bus yang melintasi 212 rute di seluruh provinsi, akan dilengkapi dengan teknologi pembayaran tarif baru. Kehadiran sistem ini, membuat bus tingkat dan dua pintu dikeluarkan dari skema itu.

KabarPenumpang.com melansir dari laman koreaherald.com (18/3/2022), untuk menggunakan sistem Bluetooth ini, penumpang perlu menginstal aplikasi Tagless pay di ponsel pintar Android mereka. Penumpang juga akan bisa menggunakan layanan tersebut setelah mendaftaran kartu transit pra atau pasca bayar untuk pembayaran otomatis.

Bagi penumpang yang menggunakan iPhone, diharuskan membali stiker kartu Cashbee dari Naver Shopping dan menempelkannya di bagian belakang ponsel mereka sebelum menginstal aplikasi. Harga stiker tersebut adalah 12.000 won atau sekitar Rp141 ribu.

Penumpang juga bisa mendapat diskon transfer ketika berpindah bus atau kereta bawah tanah yang tidak menyediakan layanan. Bagi mereka yang tidak dapat atau tidak mau menginstal aplikasi termasuk orang tua, masih dapat menggunakan uang tunai atau kartu transportasi seperti biasanya.

Baca juga: LinkAja Resmi Jadi Pembayaran Non Tunai Pertama di TransJakarta

Sejak Januari, kantor provinsi telah menjalankan program percontohan untuk layanan di daerah-daerah tertentu termasuk Gimpo, Uijeongbu dan Pocheon. Untuk diketahui sebelum digunakan sepenuhnya pada Maret kemarin, sistem ini sudah diuji mulai Juni tahun lalu dan dikembangkan oleh Korea Selatan Loca Mobility.

 

Agar Tidak Terjatuh Saat Turun dari Bus, Ini Dia Tipsnya!

Keselamatan dalam berkendara merupakan hal penting yang patut digaris bawahi oleh semua pengguna jasa layanan transportasi. Bukan hanya oleh para penggunanya, pengemudi pun mesti menyadari betul mengenai hal tersebut. Seperti kejadian memilukan yang dialami oleh seorang wanita muda asal Korea, dimana Ia terseret oleh bus yang dtumpanginya sesaat setelah turun dari bus tersebut. Baca juga: Ini Kata Pengemudi di Glasgow Ketika Penumpang Paksa Turun dari Bus Saat Macet Berdasarkan infiormasi yang dilansir dari laman korea.stripes.com, wanita tersebut terseret sejauh 10 meter setelah baju yang ia kenakan tersangkut di pintu bus. Awalnya, wanita berusia 22 tahun tersebut turun di daerah Saha-Gu 18th sebelum akhirnya baju yang dikenakan korban tersangkut di pintu bus. Pada awalnya, ia dapat mengimbangi laju bus yang masih berjalan perlahan, namun lama kelamaan, tubuhnya malah terseret seiring bus yang mulai memacu kecepatannya. Sang pengemudi bus sudah diperingatkan untuk berhenti oleh penumpang lain yang menyadari kejadian tersebut, namun ia yang tidak mengetahui kejadian tersebut lalu tidak mengindahkan seruan dari penumpangnya itu. Setelah mengetahui bahwa ada sesuatu yang janggal, si pengemudi lalu menghentikan busnya di dekat kantor polisi setempat, petugas kepolisian mencoba untuk memberhentikannya. Namun sayang, gadis belia tersebut sudah terseret sejauh 10 meter. Untungnya, gadis yang namanya tidak dicantumkan tersebut berhasil untuk melepaskan pakaian yang tersangkut di pintu  bus, dan mendapatkan beberapa luka yang tidak terlalu parah. Jika wanita tersebut tidak dapat melepaskannya, kemungkinan ia akan mengalami luka yang lebih serius. Akibat kejadian ini, pengemudi bus tersebut mendapatkan beberapa hukuman ringan karena kelalaiannya. Berkaca dari kejadian tersebut, ada beberapa tips aman untuk naik atau turun dari kendaraan umum seperti bus yang akan KabarPenumpang.com coba rangkum untuk Anda. Tunggu Kendaraan Berhenti dengan Sempurna
Sumber: gazette.com
Sumber: gazette.com
Kebanyakan penumpang tidak sabaran untuk segera turun atau naik kendaraan walaupun moda tersebut masih melaju dengan pelan, namun ini adalah cara yang salah dan dapat berakibat pada keselamatan Anda di perjalanan. Tunggulah moda tersebut berhenti dengan sempurna, maka keseimbangan Anda akan lebih terjaga dan terhindar dari kemungkinan jatuh saat naik atau turun dari moda tersebut. Dahulukan Orang yang Turun
Sumber: guim.co.uk
Sumber: guim.co.uk
Di beberapa sarana transportasi umum Ibu Kota seperti KRL dan Bus TransJakarta terpampang himbauan yang kerap kali diabaikan oleh para penumpangnya, yaitu “Dahulukan Penumpang yang Hendak Turun”. Pada kenyataannya, para penumpang yang hendak naik justru tidak memberikan kesempatan pada penumpang lain yang hendak turun, sehingga risiko kecelakaan semakin bertambah. Adapun tujuan dari dibuatnya larangan tersebut adalah agar memberikan ruang gerak untuk penumpang yang hendak naik ke dalam moda yang bersangkutan, sehingga mereka bisa lebih leluasa untuk masuk ke dalam. Gunakan Kaki Prioritas dan Berhati-hati Saat Melangkah
Sumber: merdeka.com
Sumber: merdeka.com
Menurut ilmu fisika, setiap benda bermasa memiliki kelembaman, dengan kata lain, benda yang sedang diam akan sulit untuk bergerak dan sebaliknya benda yang sedang bergerak pun akan sulit untuk berhenti. Berdasarkan teori di atas, jika Anda berada di dalam sebuah bus yang sedang bergerak kemudian turun ke aspal yang diam, maka tubuh Anda akan cenderung tetap bergerak sehingga memungkinkan Anda terjatuh. Fenomena tersebut muncul di negara yang lajur kendaraannya berada di sisi kiri, atau kendaraan dengan kursi pengemudi disebelah kanan, salah satunya adalah Indonesia. Sehingga jika Anda turun dengan mendahulukan kaki kiri, yang Anda lakukan adalah mempertahankan posisi tubuh kita agar ketika turun ke aspal, Anda cenderung bergerak ke depan dan tubuh menjadi lebih seimbang dengan bergerak ke depan. Tapi sebaliknya, jika kaki kanan yang terlebih dahulu turun, maka tubuh Anda akan sedikit berputar ke kiri, akibatnya, Anda akan cenderung bergerak ke samping dan menjadi tidak stabil. Dari 2 contoh kejadian di atas, akan lebih mudah untuk mempertahankan keseimbangan dengan bergerak ke depan.

Kursi di Gerbong Menghadap Laut, Inilah “Sea Rail” Kereta Wisata Khas Pesisir Korea Selatan

Mau menyusuri sepanjang pantai timur Korea Selatan? Sea Rail menjadi solusi yang memudahkan pelancong. Pasalnya, kereta yang mulai beroperasi sejak 25 Juli 2007 ini akan membawa pelancong menyusuri wilayah pantai timur Korea Selatan. Sea Rail sendiri adalah kereta wisata yang dioperasikan oleh Korail Tourism Development. Baca juga: Inilah Stasiun Jeongdongjin, Stasiun Kereta Paling Dekat dengan Laut di Dunia Sea Rail menempuh jarak sejauh 36 mil atau sekitar 58 km melalui Gangneung, Donghae dan Samcheok. Ketiga kota ini semuanya berada di Gangwon-do yang memberikan pemandangan ke arah Laut Jepang. Ketiga kota ini bersama dengan Korail Tourism mengembangkan perjalanan kereta api wisata terintegrasi.
Kursi gerbong Sea Rail menghadap ke laut. Foto: Wikipedia
Persisnya Korail memberikan kontribusi layanan kereta penumpang dan ketiga kota menginvestasikan uang untuk memodifikasi gerbong penumpang biasa dengan konfigurasi kursi menghadap langsung ke laut. Lantaran melayani jalur di sepanjang pantai timur, kereta ini sering disebut kereta laut atau Sea Rail. Ini adalah salah satu renovasi kereta industri dan bagian dari inisiatif pengembangan pariwisata Korail pada pertengahan 2000-an untuk mengubah jalur kereta api industri batubara yang ada. Bahkan bisa dikatakan layanan ini telah menurun menjadi jalur tur. Sea Rail memiliki empat gerbong dengan tiga diantaranya mempunyai kursi yang menghadap ke jendela untuk membuat penumpang bisa melihat pemandangan laut. Gerbong keempat memiliki kursi keluarga yang mana penumpang bisa duduk saling berhadapan. Dinding interior kereta dicat dengan warna biru laut untuk mensimulasikan dunia bawah laut. Ada beragam kegiatan penumpang di kereta, mulai dari pembicaraan tentang daerah Gangneung dan Samcheok, menikmati musik dan berbagi cerita melalui pesan teks. Tak hanya itu, ada juga yang meminta gerbong kereta untuk charter prosesi lamaran pernikahan. Sea Rail juga berhenti di Stasiun Jeongdongjin yang pernah dipopulerkan oleh drama Korea tahun 90-an yang populer yakni The Hourglass. Menjadi populer dikalangan masyarakat Korea Selatan, Jeongdongjin merupakan tempat melihat matahari terbit dan juga karena memiliki beberapa aktivitas wisata lokal di luar kereta seperti sepeda rel yang membentang dari Stasiun Jeongdongjin ke tempat-tempat lokal. Baca juga: Hubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania, Mesir Kembangkan Jaringan Kereta Cepat Untuk perjalannya sendiri dari Stasiun Gangneung ke Stasiun Samcheok memakan waktu sekitar satu jam sepuluh menit. Sea Rail menggunakan jalur Yengdong dengan fasilitas selain pemandangan laut adalah katering kafe di dalam gerbong.
 

Kabar Baik Buat Pelancong, Mulai Bulan Depan, Gyeongbok Palace Buka di Malam Hari

Gyeongbok Palace adalah destinasi yang wajib disambangi oleh para pelacong yang bertandang ke Korea Selatan. Lantaran menjadi magnet wisata utama, Cultural Heritage Administration (CHA) mengumumkan akan membuka Gyeongbok Palace di malam hari mulai bulan depan. Tur malam hari di Istana Gyeongbok memungkinkan pelancong merasakan suasana malam yang tenang dari istana tua yang terletak di pusat kota Seoul. Baca juga: Khusus ke Pulau Jeju, Bertandang ke Korea Selatan Memang Tak Perlu Visa Seperti dikutip Yonhap News, CHA mengatakan akan membuka tur malam musim semi tahunan di istana mulai 8 Mei hingga 2 Juni 2024. Setiap musim semi dan musim gugur, istana kerajaan utama era Joseon (1392-1910) membuka gerbangnya pada malam hari, yang biasanya ditutup untuk umum, untuk waktu terbatas, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan istana yang diterangi cahaya di bawah sinar bulan. CHA menyebut program tahun lalu menarik sekitar 274.000 pengunjung Tur malam yang akan datang berlangsung mulai jam 7 malam. sampai jam 21:30 malam. dan tiket masuk ditutup pada pukul 20:30. Tur tidak tersedia pada hari Senin, Selasa, dan selama periode 17-19 Mei. Reservasi tiket online diperlukan untuk semua pengunjung, tidak termasuk orang asing. Gyeongbok Palace, juga dikenal sebagai Gyeongbokgung, merupakan istana kerajaan yang terletak di pusat kota Seoul, Korea Selatan. Istana ini sangat disukai oleh wisatawan asing karena memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang luar biasa. Sebagai salah satu istana kerajaan terbesar dan paling ikonik di Korea, Gyeongbok Palace menawarkan pengalaman yang kaya akan budaya dan sejarah Korea. Selain itu, sering diadakan acara khusus, seperti upacara pergantian penjaga dan pertunjukan budaya tradisional, yang menambah daya tarik wisatawan yang ingin merasakan keindahan dan kekayaan warisan budaya Korea. Gyeongbok Palace dibangun pada tahun 1395 oleh Raja Taejo, pendiri Dinasti Joseon, setelah ia memindahkan ibu kota ke Seoul (sebelumnya dikenal sebagai Hanyang). Istana ini menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja selama berabad-abad.
Kursi di Gerbong Menghadap Laut, Inilah “Sea Rail” Kereta Wisata Khas Pesisir Korea Selatan
Selama masa Dinasti Joseon, Gyeongbok Palace mengalami beberapa kali perluasan dan renovasi. Pada puncak kejayaannya, istana ini memiliki lebih dari 500 bangunan dan mencakup area yang luas. Namun, pada tahun 1592, selama invasi Jepang ke Korea (Perang Imjin), istana ini hancur hampir seluruhnya. Istana kemudian direkonstruksi pada awal abad ke-20 selama masa pemerintahan Kaisar Gojong. Sayangnya, sebagian besar bangunan istana hancur lagi selama masa penjajahan Jepang di Korea (1910-1945). Pada tahun 1911, pemerintah Jepang merobohkan sebagian besar istana untuk membangun jalan dan bangunan pemerintah kolonial. Namun, sejak tahun 1990-an, pemerintah Korea Selatan telah melakukan upaya besar untuk memulihkan dan merestorasi istana ini. Saat ini, Gyeongbok Palace adalah salah satu situs bersejarah paling terkenal di Korea Selatan dan menjadi daya tarik wisata utama di Seoul.

New Private Room Hadir di Tokaido Shinkansen, Ubah Gaya Perjalanan Bisnis dari Tokyo ke Kyoto

Jepang saat ini memiliki sepuluh jalur Shinkansen untuk mengantar penumpang keliling Jepang dengan kecepatan super tinggi, namun yang tersibuk sejauh ini adalah Tokaido Shinkansen, yang diketahui mengoperasikan lebih dari 470 kereta di sepanjang rute tersebut dalam satu hari. Baca juga: Mampu Melesat 300 Km Per Jam dalam Tiga Menit, Inilah Rahasia Shinkansen Tokaido Shinkansen membentang dari Tokyo hingga Kyoto dan Osaka, menjadikannya salah satu yang paling dikenal oleh wisatawan asing di negara ini, dan dalam waktu dekat akan ada kursi kelas baru yang menjanjikan lebih mewah dibandingkan kelas satu saat ini. Menurut operator jalur tersebut, Central Japan Railway Company (JR Central), private room adalah bagian dari keinginan perusahaan untuk menanggapi diversifikasi kebutuhan dari perubahan hidup dan gaya kerja pelanggan, serta meningkatkan lingkungan bisnis di dalam kereta. Seperti dikutip Sora News, Private room baru ini akan dilengkapi di sejumlah kereta N700S pada rute Tokaido Shinkansen, dengan awalnya dua kamar per kereta. Setiap kamar akan memberikan privasi tingkat tinggi, dengan beberapa fasilitasnya adalah WiFi gratis, pencahayaan yang dapat disesuaikan, dan kursi reclining dengan sandaran kaki. Fasilitas lain yang direncanakan untuk ruangan ini adalah panel AC dan pengatur volume untuk pengumuman di dalam pesawat, memungkinkan Anda menyesuaikan tingkat suara dan suhu serta pencahayaan agar sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda. Meskipun kamar-kamar ini ditujukan untuk pelancong bisnis yang mungkin ingin mengadakan pertemuan online atau melakukan panggilan telepon selama perjalanan, siapa pun yang ingin bersantai dan menikmati privasi akan mendapatkan keuntungan dari pengaturan baru ini. Private room akan menawarkan tingkat kenyamanan dan privasi tertinggi di dalam kereta peluru Jepang, dan ini akan menjadi populer ketika diperkenalkan pada tahun 2026. Detail lebih lanjut mengenai spesifikasi kamar, layanan, zona operasi, dan harga akan diumumkan menjelang tanggal peluncurannya.
Kamome – Inilah Desain Shinkansen “Merah Putih” yang Akan Melayani Jalur ke Nagasaki

Mengenal Lockheed L-188 Electra – Pesawat yang Menjadi Ikon di Film “The Hijacking of Flight 601”

Melanjutkan tentang film “The Hijacking of Flight 601” yang tengah tayang di Netflix, selain plot pembajakan yang menegangkan, turut menjadi perhatian adalah jenis pesawat yang menjadi latar kejadian, yakni Lockheed L-188 Electra yang dalam film disebut dioperasikan Aerobolivar Airlenes, meski dalam kisah asli, yang terkait adalah SAM Airlines, maskapai penerbangan asal Kolombia. Baca juga: Maskapai Aerobolivar di Film “The Hijacking of Flight 601”, Nyata atau Sekedar Rekaan?   Menjadi ikon dalam “The Hijacking of Flight 601”, tentang Lockheed L-188 Electra menjadi sesuatu yang menarik untuk diketahui lebih dalam. Lockheed L-188 Electra pertama kali terbang pada bulan Desember 1957 dan mulai dioperasikan secara komersial oleh American Airlines pada tahun 1959. Pesawat ini dirancang untuk mengisi kebutuhan maskapai penerbangan akan pesawat bermesin turboprop yang lebih efisien daripada pesawat bermesin piston pada saat itu. Lockheed L-188 Electra adalah pesawat turboprop empat mesin dengan kemampuan untuk mengangkut hingga sekitar 100-130 penumpang tergantung konfigurasi kursi. Berikut adalah beberapa spesifikasi umum dari pesawat ini: – Kru: 3-4 (pilot, kopilot, mekanik, pramugari) – Kapasitas: 99-130 penumpang – Panjang: 31,7 meter – Rentang sayap: 37,4 meter – Tinggi: 10,8 meter – Berat kosong: sekitar 27.000 kg – Berat maksimum lepas landas: sekitar 50.000 kg – Mesin: 4 × Allison 501-D13 turboprop, masing-masing 3.750 hp – Kecepatan jelajah: sekitar 587 km/jam – Jangkauan: sekitar 3.900 km – Ketinggian layanan: sekitar 7.620 meter Meskipun Electra awalnya mendapat sambutan yang baik, reputasinya tercoreng setelah serangkaian kecelakaan yang melibatkan kegagalan struktural sayap. Insiden tersebut memicu perubahan desain pada pesawat, dan Electra diperbaiki dan dimodifikasi menjadi model yang lebih aman. Di luar kecelakaan tersebut, Electra tetap menjadi pesawat yang populer di kalangan maskapai penerbangan, terutama untuk penerbangan regional dan pendek. Beberapa versi dari Electra juga digunakan untuk keperluan militer dan misi khusus, menunjukkan fleksibilitas dan kehandalan pesawat ini. Lockheed L-188 Electra terakhir kali dioperasikan oleh maskapai penerbangan Afrika Selatan, Phoebus Apollo Aviation, hingga sekitar tahun 2008. Meskipun telah pensiun dari sebagian besar maskapai penerbangan komersial, beberapa pesawat masih digunakan untuk tugas khusus, seperti pemadam kebakaran udara dan pengujian teknologi penerbangan. Sebanyak 170 pesawat Lockheed L-188 Electra telah diproduksi. Desain Lockheed L-188 Electra memiliki beberapa kesamaan dengan Douglas DC-6, terutama dalam hal konfigurasi sayap dan bentuk badan pesawat. Namun, keduanya merupakan pesawat yang berbeda dengan sejarah dan pengembangan yang berbeda pula.
Hari Ini, 64 Tahun Lalu, Lockheed L-188 Electra Sang ‘Maut’ Andalan Garuda Indonesia Terbang Perdana

Pembajakan Pesawat Terlama di Dunia, 39 Hari Kelam Bagi Penumpang El Al Flight 426

23 Juli 1968 akan menjadi momen kelam yang tak terlupakan bagi seluruh penumpang maskapai Israel, El Al Flight 426. Pasalnya, pesawat Boeing 707 tersebut semula dijadwalkan berangkat menuju Roma dari Inggris pada 22 Juli 1968 sore hari. Namun karena mengalami kendala pada mesin, memaksa pihak maskapai untuk mencari pesawat pengganti. Sayangnya, pesawat pengganti tersebut tidak cukup kuat untuk menempuh perjalanan dari Inggris menuju Roma. Baca Juga: KNKT: Isi Black Box Bisa Diterjemahkan ke Format Excel Ketika pesawat tersebut baru saja melanjutkan perjalanannya, kondisi dalam pesawat hanya ada 38 penumpang, tujuh diantaranya merupakan karyawan El Al beserta anggota keluarga mereka. Jumlah awak kapal saat itu 10 orang, dimana empat diantaranya berada di ruang kokpit, yaitu Chief Pilot Oded Abarbanell, flight engineer Yonah Lichtman, training pilot Avner Slapak dan first officer Maoz Poraz. Pesawat tersebut lalu dibajak oleh tiga orang anggota Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), sebuah organisasi sekuler Palestina yang didirikan pada tahun 1967. Dalam melakukan aksinya, ketiga tersangka dalam kasus ini membagi tugas sesuai dengan keahlian mereka. Satu orang menyambangi ruang kokpit untuk memulai pembajakan, dan dua sisanya mengurusi para penumpang dan kru pesawat lainnya. Pembajak yang masuk ke ruang kokpit lalu memukuli co-pilot dengan menggunakan gagang pistol yang ia bawa lalu memerintahkan sang pilot untuk menerbangkan pesawat tersebut menuju Algeria. Sementara dua pembajak lain sibuk mengurusi para penumpang serta kru pesawat yang berada di kabin. Para sandera tersebut diancam dengan menggunakan beceng dan beberapa buah granat. Baca Juga: Mengenal Jasa Penerbangan Charter di Indonesia Drama kembali terjadi kala pesawat naas tersebut mendarat di Bandara Dar El Beida di Algeria. Sejurus kemudian, pihak berwenang Aljazair menyita pesawat tersebut. Dalam waktu 24 jam setelah tiga orang tersebut menguasai pesawat, semua penumpang non-Israel, kurang lebih sekitar 23 orang, diterbangkan kembali ke Roma dengan status bebas. Pada tanggal 27 Juli, 10 perempuan berkebangsaan Israel yang tersisa, awak kapal, dan ketiga anak kecil yang juga berada di kapal lalu dibebaskan. Berarti tersisa 12 orang Israel dengan rincian tujuh awak pesawat dan lima penumpang, dua di antaranya adalah karyawan maskapai penerbangan. Dua minggu berselang, para sandera kedatangan seorang pria Abarbanell yang dikenal sebagai George Habash, yang notabene merupakan pimpinan dari PFLP. Tidak ada yang mengetahui maksud dari kunjungan tersebut, tetapi tak berselang lama setelah kunjungan tersebut, para sandera yang merupakan orang-orang Israel tersebut dipindahkan ke vila pribadi dengan kondisi yang jauh lebih manusiawi dari sebelumnya. Dengan akses ke surat kabar dan radio, para pembajak ini mengerti bahwa berbagai upaya internasional seperti yang dilakukan oleh PBB, pihak berwenang Italia, dan Federasi Internasional Asosiasi Pilot Penerbangan untuk menjamin pembebasan mereka.  Pada saat yang bersamaan, Abarbanell kemudian mulai mencari celah, dan merencanakan sebuah operasi militer untuk membebaskan para sandera tersebut. Baca Juga: Terpaksa Menginap di Bandara? Siapa Takut! Di bawah perintah Menteri Pertahanan Moshe Dayan, dan arahan dari Kepala Staf Haim Bar-Lev dan Panglima Angkatan Udara Mordechai Hod, sebuah rencana penyelamatan dirancang. Menurut Abarbanell, perampok Israel tersebut bermaksud menggunakan kesempatan untuk menghancurkan semua pesawat Air Algerie yang diparkir di bandara. Pada tanggal 1 September 1968, 12 sandera Israel dinyatakan bebas dan diterbangkan menuju domisili masing-masing. Boeing 707 senilai $ 6 juta juga dikembalikan ke Israel. Tidak ada yang kehilangan nyawa dalam drama pembajakan yang berlangsung selama 39 hari tersebut. Tapi era pembajakan politik dan serangan teror lainnya baru saja dimulai.

Maskapai Aerobolivar di Film “The Hijacking of Flight 601”, Nyata atau Sekedar Rekaan?  

Film “The Hijacking of Flight 601” saat ini tengah tayang di Netflix, dengan tema pembajakan pesawat di era 70-an, plot film ini lumayan menarik untuk dinikmati para pecinta dunia dirgantara. Plot dasar film ini didasarkan pada kisah nyata; namun, banyak peristiwa dan nama karakter telah diubah dalam serial ini karena alasan kreatif. Baca juga: Pembajakan Pesawat Terlama di Dunia, 39 Hari Kelam Bagi Penumpang El Al Flight 426 Aerobolivar Airlines, misalnya, didasarkan pada perusahaan penerbangan Medellin bernama SAM Airlines yang mulai beroperasi pada tahun 1946. Kantor pusat utama perusahaan tersebut berada di Bogota, mirip dengan yang kita lihat di serial Netflix. Sesuai kejadian sebenarnya, pesawat SAM Airlines dari jenis Lockheed Electra HK-1274 dibajak pada tanggal 30 Mei 1973, oleh dua perompak yang tergabung dalam komunitas imigran Paraguay. Namun, para pembajak ini tidak menaiki pesawat di Bogota, seperti yang disajikan dalam serial tersebut. Sebaliknya, mereka mengejar penerbangan di Pereira, yang pada dasarnya merupakan tempat asal para teroris ini. Selain itu, ada sekitar 84 penumpang di dalamnya, sementara serial Netflix mengurangi separuh jumlahnya. Seperti yang disajikan dalam serial tersebut, segera setelah pesawat dibajak, markas besar Aerobolivar di Bogota menerima pesan radio tentang hal yang sama. Kemungkinan besar, kejadian-kejadian ini masih mendekati kenyataan; Namun, seluruh politik internal perusahaan penerbangan tersebut tampak fiktif. Dalam kehidupan nyata, segera setelah para pembajak menyampaikan tuntutan awal mereka, pemerintah Kolombia mundur karena mereka tidak ingin bernegosiasi dengan para teroris. Pembajakan seperti ini sudah sering terjadi di negara ini, dan menuruti tuntutan salah satu teroris berarti mendorong teroris lain untuk melakukan pembajakan udara serupa. SAM Airlines, sebaliknya, mendatangkan pengacara negosiasi, Ignacio Mustafa, yang sebenarnya tidak memiliki pengalaman dengan teroris dan belum pernah berurusan dengan teroris seumur hidupnya. Kenyataannya, dia bertanggung jawab atas tim negosiasi perburuhan di perusahaan. Dalam serial tersebut, pimpinan Aerobolivar, Aristides Pirateque, bahkan melontarkan lelucon serupa saat rapat dewan direksi, jika ada yang ingat. Belakangan, Pirateque mengambil tanggung jawab menangani para pembajak. Sejujurnya, Pirateque tidak memenuhi syarat untuk tugas tersebut, dan itulah alasan mengapa seluruh strategi negosiasinya tampak seperti lelucon.
Sementara itu, karakter Misael Pastrana memang berdasarkan pada kehidupan nyata presiden Kolombia. Namun beberapa peristiwa yang terjadi di sekitarnya cukup fiktif. Misalnya, setelah para pemimpin Kolombia menolak bernegosiasi dengan teroris, mereka tidak menghentikan perusahaan penerbangan tersebut untuk bernegosiasi dengan teroris. Mustafa, bersama sekretaris jenderal SAM, tiba di Aruba (tempat pesawat mendarat) untuk merundingkan persyaratan dengan para teroris. Mustafa dan sekretaris jenderal ingin naik ke pesawat untuk membicarakan hal ini lebih lanjut, namun para pembajak ketakutan dan mengancam mereka untuk tidak ikut campur lebih jauh. Sebagai catatan, SAM Airlines adalah maskapai penerbangan asal Kolombia. Maskapai ini melayani rute domestik di Kolombia serta beberapa rute internasional ke negara-negara di Amerika Latin. SAM Airlines memiliki basis di Bandar Udara Internasional El Dorado di Bogotá. Sementara, Aerobolivar Airlines yang ditampikan di Netflix, sejatinya adalah maskapai penerbangan Venezuela yang berbasis di kota Ciudad Bolivar. Maskapai ini melayani rute domestik di Venezuela serta beberapa rute internasional ke negara-negara di Amerika Latin. Aerobolivar Airlines didirikan pada tahun 1972 dan telah menjadi salah satu maskapai penerbangan yang penting di wilayah tersebut.
Minta Tebusan Rp20Juta dan Parasut, Inilah Kronologi Pembajakan Pesawat Pertama di Indonesia

Bolak Balik di Tutup, Stasiun Purworejo Kini Jadi Cagar Budaya

Berbicara tentang stasiun bersejarah, saat ini banyak sekali yang sudah tidak aktif dan tak sedikit yang di jadikan cagar budaya. Seperti salah satu stasiun besar di Jawa Tengah yakni stasiun Purworejo. Stasiun yang dijadikan cagar budaya sejak tahun 2010 ini, merupakan stasiun kelas satu dan berada tepatnya 11 km arah timur stasiun Kutoarjo. Baca juga: Analisis Ilmiah Berbalut Nuansa Mistis Warnai Rentetan Kecelakaan di Stasiun Cipeundeuy Awal tahun 2018 ini, stasiun Purworejo sempat digunakan oleh masyarakat Purworejo untuk tempat resepsi pernikahan. Pada resepsi tersebut, para undangan yang hadir menuliskan nama pada papan putih layaknya jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta. Tak hanya itu, para tamu juga akan melewati portal seperti di jalan raya menunggu kereta lewat dan bersalaman dengan petugas sebelum bertemu pengantin.
Stasiun Purworejo masa lalu (Sportourism.id)
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, bahwa stasiun ini pertama kali didirikan pada masa kolonial Belanda oleh Staatsspoorwegen (SS) pada 20 Juli 1887 atau sekitar 131 tahun yang lalu. Berada di ketinggian +63 meter Purworejo menjadi stasiun paling timur di Daerah Operasional (Daop) V Purwokerto. Stasiun Purworejo sendiri masih menggunakan sistem persinyalan manual atau mekanik. Dimasa peralihan dari Belanda ke Jepang, stasiun ini melayani relasi antara Kutoarjo menuju Magelang, Secang, Temanggung hingga Ambarawa. Namun, saat ini stasiun yang menjadi cagar budaya tersebut tidak lagi melayani satu pun kereta api. Diketahui kereta terakhir yang singgah di stasiun ini adalah kereta api Feeder Purworejo-Kutoarjo, ditarik lokomotif simbah BB300 dan tidak lagi beroperasi sejak November 2010 lalu. Bangunan stasiun ini sendiri dari awal dirancang sudah menggunakan pondasi beton dengan tinggi delapan meter. Untuk peronnya sendiri menggunakan bahan baja dengan atap berbentuk setengah lingkaran seperti bentuk peron stasiun di Eropa pada masa itu. Stasiun Purworejo sendiri sudah dua kali dilakukan pemugaran, namun tidak merubah bentuknya sama sekali. Meski tak lagi digunakan, stasiun Purworejo masih tetap kokoh berdiri meski hampir 1,5 abad dibangun.
Bagian dalam stasiun dan jalur sepur stasiun Purworejo
Sebelum akhirnya tidak aktif lagi pada tahun 2010, selain menjadi jalur kereta api Feeder, stasiun ini juga pernah ditutup empat kali. Pertama pada masa penjajahan Jepang, kedua saat peralihan menjadi Djawatan Kereta Api, kemudian tahun 1977 dan sempat dihidupkan tahun 1990an serta hingga kini tutup dan entah kapan lagi kembali beroperasi. Baca juga: Stasiun Cirebon, Bernilai Strategis dan Menyandang Bangunan Cagar Budaya Meski wacana untuk menghidupkan kembali terus bermunculan. Tetapi sepertinya sulit untuk merealisasikan hal tersebut mengingat transportasi darat semakin banyak jumlahnya ditambah, saat ini setiap keluarga sudah menggunakan kendaraan pribadi. Tetapi terealisasi atau tidaknya, PT KAI bisa diapresiasi, karena mampu untuk menjaga serta merawat stasiun Purworejo tersebut apalagi sejak menjadi bangunan cagar budaya yang wajib dilindungi.

Saat Ada Penumpang Meninggal di Kabin Pesawat? Inilah Prosedur Penanganannya

Apapun bisa terjadi pada pesawat atau penumpang yang tengah terbang menuju suatu tempat. Mungkin bila sakit biasa awak kabin bisa menangani dengan cepat. Namun bagaimana jika seseorang tiba-tiba meninggal dalam sebuah penerbangan dengan ketingian 35 ribu kaki? Baca juga: Tergelincir di Dalam Toilet, Seorang Penumpang Tuntut Rp2,2 Miliar ke Pihak Jetstar Hal ini sepertinya tidak pernah dipikirkan dan bertanya-tanya akan diapakan. KabarPenumpang.com merangkum dari laman goodyfeed.com, ada beberapa fakta yang akan dilakukan awak kabin dalam menangani penumpang yang meninggal dalam pesawat. 1. Tidak diletakkan dalam toilet Tubuh penumpang yang meninggal tidak bisa dipindahkan ke dalam toilet. Selain sempit, tidak ada pengikat atau sesuatu yang bisa menjaga keamanan jenazah dan bisa terjatuh ke lantai. Awak kabin biasanya akan memindahkan jenazah tersebut ke kursi kosong dan merebahkannya serta menutupnya dengan selimut. Atau bila tidak ada maka akan tetap di tempat serta ditutup selimut. Bahkan bisa dipindahkan ke kabin kelas bisnis atau kelas satu karena penumpang yang sedikit. Singapore Airlines memiliki lemari penyimpanan jenazah dalam penerbangan jarak jauh mereka. Prioritas utama awak kabin adalah memindahkan jenazah dari pandangan penumpang untuk meminimalisir trauma. 2. Butuh dokter atau petugas medis Seseorang dalam kondisi pucat, dingin dan tidak responsif belum tentu meninggal. Karena hanya seorang dokter yang bersertifikatlah yang bisa menyatakan seseorang itu meninggal. Biasanya awak kabin bila melihat sesuatu kejadian yang janggal pada penumpang sakit akan bertanya kepada semua penumpang apakah ada dokter untuk melihat penumpang tersebut. Bila dokter tersebut kemudian merasakan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan maka penumpang tersebut akan dinyatakan meninggal. 3. Beritahu pilot Bila ada seorang penumpang yang meninggal, awak kabin wajib memberitahukan kepada pilot. Jika pilot tidak memeriksa secara pribadi jenazah tersebut dan berbicara kepada keluarga penumpang, maka harus memberitahukan staf darat di bandara tujuan. Ini merupakan prosedur hukum yang mana staf darat akan memberitahu otoritas yakni polisi dan pemeriksa negara serta menyiapkan ambulans atau mobil jenazah ketika pesawat sudah mendarat. Baca juga: Selundupkan Kokain di Dalam Perut, Penumpang Asal Jepang Meregang Nyawa di Ketinggian 4. Interogasi Pesawat mendarat bukan langsung selesai masalah penumpang yang meninggal. otoritas terkait seperti polisi akan datang untuk melakukan pemeriksaan. Beberapa penumpang yang duduk dekat penumpang dan awak kabin bisa diwawancarai untuk mendapat keterangan pasti. Jika tidak ada hal yang dicurigai, jenazah akan dikeluarkan dari pesawat terlebih dahulu sebelum penumpang dan awak lainnya turun dari pesawat.