Harga Murah: 4 KA Pilihan ke Banyuwangi yang Paling Irit Ongkos dan Nyaman

Healing ke Pulau Jawa paling timur, pasti memberikan suasana yang berbeda. Apalagi jika letak geografisnya yang baik, membuat kita betah dan ingin berlama-lama disana. Ya, mengunjungi hingga ke Banyuwangi menggunakan kereta api tak melulu naik yang lebih nyaman dan harus mengeluarkan tarif ekstra yang lebih mahal. Tapi, fasilitas dan kemudahan, tentu bisa dirasakan saat di perjalanan. Namun, bagaimana jika menggunakan kereta api dengan tarif yang relatif murah?

Diketahui jalur kereta api dari Surabaya maupun dari Malang punya beberapa jadwal kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Ketapang, Banyuwangi. Bahkan ada pula jadwal perjalanan kereta api dari Jakarta, yakni dari Stasiun Pasar Senen yaitu Kereta Api (KA) Blambangan Ekspres. KA tersebut merupakan perjalanan rute terjauh dan pecahkan rekor setelah KA Matarmaja (Pasar Senen – Malang) sejauh lebih dari 1.000 kilometer.

Aktifitas kereta api di Stasiun Ketapang. (Foto: Dok. Tangkapan Layar Youtube Suaidi Bahtiar)

Nah, untuk perjalanan KA dengan tarif yang relatif mutah bahkan subsidi ternyata ada 4 jadwal perjalanannya, lho! Walaupun fasilitas seadanya yakni kelas ekonomi berkapasitas 106 tempat duduk, namun bisa jadi ini alternatif buat kalian yang healing ke Banyuwangi dengan irit ongkos. Sekarang kabarpenumpang akan merangkum daftar kereta murah hingga ke Banyuwangi, sebagai berikut:

• KA Sri Tanjung (Lempuyangan – Ketapang pp.)
Menggunakan kereta ini, kamu bisa naik dari arah Yogyakarta tepatnya di Stasiun Lempuyangan. KA Sri Tanjung mengantar kamu hingga Stasiun Ketapang sejauh 614 kilometer dengan waktu tempuh 13 jam. Nah, tarif KA ini adalah Rp94.000 hingga Stasiun Ketapang.

Keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan adalah pukul 07:00 WIB dan tiba di Stasiun Ketapang pukul 20:00 WIB. Sedangkan dari arah sebaliknya yakni dari Stasiun Ketapang pukul 07:15 WIB dan tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 19:33 WIB.

• KA Tawang Alun (Malang – Ketapang pp.)
KA yang satu ini relatif lebih murah. Kamu bisa menggunakan KA Tawang dari Stasiun Malang (Kota Baru). Ya, KA Tawang Alun memberikan pengalamanmu dengan perjalanan melewati pemandangan yang menarik, yakni bisa melihat Gunung Arjuno yang nampak lebih jelas sebelum memasuki Stasiun Bangil. Sensasi yang berbeda berikutnya adalah saat memasuki Stasiun Bangil, lokomotif KA Tawang Alun harus langsir dan putar posisi. Jadi harus menunggu sekitar 20 menit lebih.

Perjalanan KA Tawang Alun sejauh 314 kilometer ini dikenakan tarif yaitu Rp62.000 dengan kapasitas 106 tempat duduk per kereta. Keberangkatan KA Tawang Alun dari Stasiun Malang adalah pukul 17:18 WIB dan kedatangan di Stasiun Ketapang pukul 23:55 WIB (7 jam 05 menit). Sedangkan sebaliknya dari Stasiun Ketapang pukul 05:00 WIB dan tiba di Stasiun Malang pukul 11:47 WIB (6 jam 47 menit).

• KA Probowangi (Surabaya Gubeng – Ketapang pp.)
Selain KA Sri Tabjung yang juga mampir di Surabaya, masih ada alternatif lainnya untuk keberangkatan dari Stasiun Surabaya Gubeng. Nah, jika kamu berdomisili atau sekedar singgah di Surabaya, bisa gunakan KA Probowangi sebagai alternatif dengan mode irit ongkos. Tarif subsidi untuk KA Probowangi ini adalah Rp56.000 tetap dengan kapasitas 106 tempat duduk per kereta.

Jarak tempuh KA Probowangi adalah 305 kilometer. Keberangkatan dari Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 05:55 WIB dan tiba di Stasiun Ketapang pukul 12:45 WIB (6 jam 50 menit). Sedangkan dari Stasiun Ketapang pada pukul 17:20 WIB dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng pukul 21:36 WIB (5 jam 51 menit).

• KA Pandanwangi (Jember – Ketapang pp.)
KA yang satu terbilang memiliki tarif yang sangat murah. Tak heran warga khususnya yang berdomisili di kawasan Jember, Jawa Timur ini sering memanfaatkan KA Pandanwangi hanya sekadar jalan-jalan hingga Stasiun Ketapang pulang pergi. KA Pandanwangi sebetulnya merupakan kereta lokal wilayah Daerah Operasi (Daop) 9 Jember dengan tarif hanya Rp8.000.

Ada 2 perjalanan keberangkatan dari Stasiun Jember maupun Stasiun Ketapang. Untuk jadwal KA Pandawangi adalah sebagai berikut:

– Berangkat Stasiun Jember
05:10 WIB dan 07:45 WIB
– Tiba Stasiun Ketapang
07:45 WIB dan 16:45 WIB

– Berangkat Stasiun Ketapang
10:00 WIB dan 18:45 WIB
– Tiba Stasiun Jember
12:30 WIB dan 21:15 WIB

Itulah jadwal perjalanan yang berhasil dirangkum. Menggunakan kereta api walaupun dengan ongkos yang relatif murah tentu membuat perjalanan tetap nyaman walaupun fasilitas sederhana. Gimana, tertarik untuk mencoba?

Mengenal Kereta Api Lokal yang Super Murah dan Wajib Kalian Tahu

Kisah Stasiun Garum: Bangunan Kecil yang Pernah Jadi Pusat Percabangan Rel Lori Kereta

Berada di wilayah Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun, Stasiun Garum merupakan stasiun dengan bangunan kecil namun mampu menarik penumpang untuk naik dan turun kereta api disini. Stasiun dengan bangunan terlihat bersejarah ini masih berdiri kokoh untuk melayani perjalanan kereta api dan melayani penumpang.

Stasiun dengan +244 meter ini hanya melayani pemberhentian kereta lokal baik dari arah Malang maupun Kertosono yang sama-sama berakhir di Kota Surabaya. Stasiun Garum memiliki 3 jalur aktif dengan sistem persinyalan masih menggunakan mekanik. Namun, jalur kereta api yang melewati stasiun ini masih jalur tunggal. Tak heran beberapa kereta api yang singgah di Stasiun Garum ini harus bergantian jika ada persilangan kereta api dari arah berlawanan.

Baru-baru ini Stasiun Garum ramai diperbincangkan di media. Wajah Stasiun Garum, Kabupaten Blitar bersiap untuk dirombak total tahun depan. Namun, di balik janji modernisasi dan peningkatan ekonomi, 11 pedagang kios yang telah lama menggantungkan hidupnya di sana harus menghadapi kenyataan pahit yakni penggusuran.

Mereka pun terpaksa harus mencari tempat berjualan lain agar tungku dapurnya tetap mengepul. Namun, PT KAI Daop 7 Madiun sebenarnya tidak tinggal diam. Pihaknya akan memberikan kompensasi berupa uang yang akan ditransfer ke 11 pedagang terdampak. Namun kompensasi ini sebatas pengembalian kontrak sewa.

Alasan perombakan Stasiun Garum ini karena lonjakan penumpang naik dan turun di stasiun ini semakin ramai. Tercatat, data menunjukkan tren positif sejak tahun 2022, dengan 60 ribu penumpang, melonjak menjadi lebih dari 85 ribu pada 2023, dan diperkirakan mencapai 94 ribu penumpang di tahun 2024. Hingga Agustus tahun ini saja, angka penumpang sudah menembus 60 ribu.

Stasiun Garum.

Ramainya masyarakat memanfaatkan stasiun ini sebagai tujuan untuk naik dan turun, ternyata ada destinasi wisata yang tak jauh dari Stasiun Garum. Ya, Blitar Park merupakan wisata yang digemari warga Blitar dan sekitarnya untuk bersuka cita.

Salah satu keunggulan Blitar Park adalah lokasinya yang cukup strategis. Taman ini berada sekitar 2,7 kilometer dari Stasiun Garum, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 6 menit menggunakan kendaraan. Bagi wisatawan yang datang dengan kereta api, Stasiun Garum menjadi akses transportasi paling dekat untuk menuju ke Blitar Park.

Meski Stasiun Garum ramai oleh masyarakat yang ingin berwisata, namun hingga saat ini, belum tersedia angkutan umum yang langsung menuju ke lokasi wisata tersebut. Sebagian besar masyarakat harus menggunakan kendaraan pribadi atau jasa transportasi online untuk mencapai taman rekreasi ini.

Selain dekat dengan area wisata, Stasiun Garum juga memiliki keunikan lainnya. Stasiun ini dahulu sempat memiliki lemari yang menyimpan tiket beserta mesin tiket yang bersejarah. Tiket tersebut dikenal sebagai tiket Edmonson. Tiket ini berbentuk persegi panjang yang memiliki beberapa warna.

Tak hanya itu, sejarah lainnya bahwa dulunya di Stasiun Garum ada rel crossing antara Rel milik Staatsspoorwegen (SS) dan Rel Lori Sf Garoem. Termasuk percabangan dari rel SS menuju ke Sf Garoem. Namun, seiring perubahan situasi dan lokasi, rel lori tersebut sudah tidak terlihat lagi dan menyisakan cerita yang cukup melegenda saja.

Saat ini bangunan Stasiun Garum masih dinikmati keasliannya. Belum diketahui kapan akan di renovasi serta apakah bangunan aslinya ikut terbongkar atau tidak. Yang jelas, stasiun ini tidak menghilangkan keaslian bangunannya agar masih dinikmati hingga saat ini meskipun saat melakukan perjalanan dengan kereta api.

Stasiun Blitar, Sejarah Panjang dari Fokker Hingga Soekarno

Fenomenal Tapi Jarang Diketahui, Inilah Lima Stasiun Komuter yang Dibangun di Atas Jembatan

Di Indonesia sepertinya tidak ada, tapi di luar negeri (meski terbilang langka), ada beberapa stasiun kereta komuter yang dibangun di atas jembatan. Adanya stasiun di atas jembatan tentu dilatarbelakangi beberapa alasan, seperti tingkat kepadatan penumpang di suatu area sampai karena keterbatasan lahan.

Baca juga: Inilah 10 Stasiun Bawah Tanah Terpadat di Dunia

Ada beberapa stasiun kereta yang dibangun di atas jembatan di berbagai belahan dunia, meskipun ini adalah fenomena yang relatif jarang. Berikut adalah beberapa contoh terkenal:

1. Stasiun Blackfriars (London, Inggris)
Stasiun ini adalah bagian dari jembatan Blackfriars Bridge yang melintasi Sungai Thames di London. Stasiun ini mengalami renovasi besar-besaran dan diperluas di atas sungai, sehingga sebagian besar peron dan stasiun berada di atas jembatan. Ini adalah satu-satunya stasiun di London yang terletak di atas sungai Thames.

2. Stasiun Düsseldorf Hamm (Jerman)
Stasiun ini terletak di atas Jembatan Hamm, sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Rhine di Düsseldorf, Jerman. Stasiun ini melayani lalu lintas kereta komuter.

Stasiun Düsseldorf Hamm (Jerman)

3. Stasiun Hamburg Elbbrücken (Jerman)
Terletak di atas jembatan Elbbrücken yang melintasi Sungai Elbe di Hamburg, stasiun ini melayani jalur kereta S-Bahn dan U-Bahn. Stasiun ini memiliki desain modern dengan atap kaca melengkung dan menawarkan pemandangan spektakuler dari sungai.

Stasiun Hamburg Elbbrücken (Jerman)

4. Stasiun Gare de Lyon (Paris, Prancis)
Stasiun ini sebagian terletak di atas jembatan yang membentang di atas Sungai Seine di Paris. Meskipun tidak sepenuhnya berada di atas jembatan, bagian dari struktur stasiun ini melintasi sungai, dan kereta yang datang dari arah selatan Paris melintasi jembatan ini sebelum tiba di stasiun.

5. Stasiun Charing Cross (London, Inggris)
Bagian dari stasiun ini berada di atas Hungerford Bridge, yang melintasi Sungai Thames. Kereta yang melayani stasiun ini melintasi jembatan sebelum tiba atau setelah berangkat dari stasiun.

Pembangunan stasiun di atas jembatan umumnya dilakukan di daerah urban yang sangat padat, di mana ruang untuk infrastruktur transportasi terbatas. Stasiun-stasiun ini sering kali menawarkan pemandangan unik dari sungai atau kota di sekitarnya.

Positif Negatif Menjadi Pramugari, Gaji Rendah hingga Jadi ‘Pemain’ Cadangan

Sekilas, kehidupan pramugari tampak sangat glamor dan menyenangkan ketika berkeliling dunia, mengunjungi tempat-tempat eksotis, dan menikmati pengalaman baru. Namun, dibalik semua itu, ada harga mahal yang harus ‘dibayar’ oleh para bidadari angkasa tersebut.

Baca juga: Inilah 20 Syarat ‘Tak Resmi’ untuk Jadi Pramugari, Nomor Dua Agak Aneh

Selain kerja keras, pramugari sering kali terpaksa meninggalkan banyak agenda pribadi, seperti datang ke resepsi pernikahan sahabat, keluarga, bahkan menghadiri prosesi pemakaman orang tua, karena tidak mendapat cuti ataupun sedang bertugas di luar negeri.

Pada intinya, profesi pramugari juga mempunyai sisi positif dan negatif layaknya profesi lain. Namun, apa saja sisi positif dan negatifnya? Dikutip dari Simple Flying, berikut daftar sisi positif dan negatif menjadi pramugari.

Positif

1. Jalan-jalan Keliling Negeri dan Dunia

Sebagian orang yang sudah maupun ingin menjadi pramugari mungkin didasari oleh alasan tersebut, keliling dalam dan luar negeri gratis. Tentu mengikuti rute-rute dari maskapai itu sendiri. Jalan-jalan gratis di dalam dan luar negeri memang dimungkinkan untuk pramugari dengan kebijakan layover.

Tak hanya itu, di beberapa maskapai pramugari dimungkinkan untuk jalan-jalan ke luar negeri secara gratis beserta keluarga atau orang terkasih. Sekalipun tak sampai gratis, banyak maskapai paling tidak menerapkan harga khusus untuk pramugari dan keluarga bilamana ingin bepergian ke luar negeri.

2. Fleksibel

Tidak terikat waktu atau kerja setiap hari, layaknya pekerja kantoran, jadi keuntungan lain menjadi seorang pramugari. Dalam kondisi tertentu, misalnya di peak season, pramugari bukan tak mungkin akan bekerja setiap hari sampai peak season berakhir. Namun, hal itu tentu sejalan dengan take home pay yang dibawa pulang. Di luar itu, atau dalam kondisi normal, pramugari bisa dengan leluasa mengatur jadwal terbang mereka dari jadwal yang sudah diatur semula.

3. Bertemu Banyak Orang Baru

Bagi seseorang yang senang bertemu dengan orang baru, profesi pramugari sangat cocok untuk digeluti. Setiap hari, pramugari bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang budaya, agama, bahasa, suku, dan bangsa di berbagai tempat, seperti hotel, pesawat, bandara, dan berbagai tempat lainnya yang dihampirinya.

Negatif

1. Upah Kecil

Bila disandingkan dengan tugas dan tanggung jawab mereka, pramugari tergolong mendapat gaji relatif rendah; terlebih, untuk pramugari junior atau newbie yang baru saja bergabung. Hal itu setidaknya akan terus berlangsung selama 15 tahun sebelum akhirnya bisa mendapat gaji yang layak.

Baca juga: Sembunyikan Heroin di Celana Dalam dan Bra, Pramugari Asal Malaysia Dipenjara di Melbourne

2. Pramugari Cadangan

Di beberapa maskapai, pramugari newbie hanya diplot sebagai ‘pemain’ cadangan. Pada periode ini, pramugari diminta menunggu di rumah atau di bandara sampai penjelasan lebih lanjut. Jika ada jadwal terbang, pramugari juga diminta untuk melapor dua jam sebelumnya.

3. Jauh dari Keluarga

Pramugari senior mungkin bisa dengan leluasa memilih jadwal terbang, sekalipun pada umumnya masing-masing maskapai berbeda dalam memperlakukan pramugari senior. Namun, bagi pramugari pada umumnya, mereka harus patuh dengan penugasan yang kadang kala lebih sering keluar kota atau negeri. Bagi yang sudah berkeluarga, mungkin jauh dari rumah akan jadi mimpi buruk.

Kuliner Jadi Incaran Pelancong? Ini Kiat dapat Rasa Otentik

Kuliner menjadi salah satu tujuan pelancong berlibur. Bukan hanya destinasi wisatanya yang menjadi tujuan, tetapi berbagai makanan lokal menjadi incaran yang menggiurkan.

Namun, kerap kali para pelancong kecewa dengan makanan incaran yang terasa standar dan rasanya tidak otentik. Bahkan tak jarang kecewa karena harga yang luar biasa fantastis mahalnya padahal tempatnya tidak sepadan.

KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, ada beberapa hal sederhana untuk membantu para pelancong menemukan rumah makan dengan rasa otentik. Saat tiba di rumah makan atau restoran lokal, biasanya ada menu yang tertulis di papan tulis.

Ini adalah makanan yang fokus pada hidangan dengan bahan-bahan lokal musiman. Sedangkan menu yang tercetak dalam bahasa Inggris atau bahasa lokal, lebih ditujukan bagi pelancong.

Tapi bagi pelancong yang mau menikmati seperti yang dirasakan penduduk lokal, bisa memilih menu yang ada di papan tulis harian. Menikmati kuliner lokal di suatu negara pun, jangan tergiur ketika melihat makanan pada menu dan berpikir itu otentik.

Pasalnya, tanda restoran otentik justru terlihat dari dekorasi yang sederhana, suasana pedesaan serta daftar minuman khas yang ditawarkan. Dari pada bingung dengan makanan rasa otentik lokal, pelancong bisa bertanya pada penduduk setempat dengan sopan.

Biasanya para penduduk lokal sangat senang bila Anda menunjukkan ketertarikan dan dengan senang hati membantu menunjukkan restoran lokal. Bagi Anda yang benar- benar suka dengan kuliner lokal, ingat untuk menjauhi area turis yang populer.

Salah satunya adalah pusat utama yang menawarkan emnu standar bagi para pelancong. Sehingga ada baiknya Anda menjelajahi jalan-jalan kecil atau lokasi yang jarang dikunjungi pelancong.

Biasanya ini membuka peluang Anda menemukan rumah makan atau restoran berkualitas dengan harga terjangkau dan rasa otentik juga di dapat. Penulis buku Italy for Food Lovers, arick Steve mengatakan, tanda sebuah restoran populer, jika penduduk lokal maupun pelancong berlomba-lomba untuk mandapatkan reservasi.

“Terkadang, hanya mencari restoran terbaik bisa jadi pengalaman yang membuat frustrasi,” katanya seperti dilansir dari Travel+Leisure.

Dia juga menyarankan untuk mencari restoran yang berlokasi di kawasan yang tidak dipadati wisatawan. Banyak restoran di jalan yang lebih besar dan lebih populer bukan milik warga lokal, yang tidak menarik penduduk lokal untuk makan di sana.

“Saya akan mencari tempat di jalan dengan harga sewa rendah beberapa blok jauhnya, yang ramai dengan pelanggan lokal. Jika menemukan tempat itu, merasa senang karena penuh dengan makanan lokal, itu akan menjadi makan malam yang luar biasa,” ujarnya.

Sedangkan dalam memilih menu, Steves menyarankan untuk memilih makanan sesuai musim. Ini adalah cara yang bagus untuk menjelajahi dan mempelajari budaya suatu daerah.

Mau Hemat Pengeluaran Saat Melancong? Cek Tips Ini

Terungkap! Kereta Wisata Gambir – Cianjur Bakal Diberlakukan, Ini Jadwalnya

Beredar di media sosial mengenai beroperasinya perjalanan kereta wisata yang menghubungkan dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Cianjur pulang pergi. Berawal dari perencanaan bahwa mau diberlakukan kereta wisata di jalur tersebut, kini sudah tersebar kabar mengenai hal tersebut. Bahkan hingga daftar jadwal kereta wisata tersebut.

Seperti pada kabar di laman instagram @ssci.bogordepok menjelaskan bahwa rencana kereta api (KA) wisata relasi Gambir – Bogor – Cianjur. Disitu terpampang pula penjelasan mengenai perjalanan pada jam keberangkatan mulai dari Stasiun Gambir yakni pukul 08.00 WIB dan tiba di Stasiun Cianjur pukul 12.45 WIB. Sedangkan sebaliknya dari Stasiun Cianjur pukul 16.00 WIB dan tiba kembali di Stasiun Gambir pukul 20.35 WIB.

Adapun KA wisata ini melewati stasiun-stasiun di rute tersebut dan berhenti sebanyak 17 stasiun yang disinggahi. Beberapa stasiun pemberhentian diantaranya meliputi Stasiun Manggarai, Stasiun Depok, Stasiun Bogor, Stasiun Sukabumi, hingga Stasiun Lampegan.

Nah, untuk Stasiun Lampegan dikabarkan bahwa nantinya penumpang akan berwisata di Gunung Padang yang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat yang diperkirakan berusia antara 10.000 hingga 25.000 tahun Sebelum Masehi. Setelah berkunjung ke Situs Gunung Padang, penumpang melanjutkan perjalanan hingga stasiun akhir di Cianjur.

Stasiun Lampegan yang nantinya melayani penumpang KA wisata dengan destinasi sejarah Situs Gunung Padang. (Foto: Dok. Kompas)

Saat di pemberhentian terakhir yakni Stasiun Cianjur, penumpang bisa berkeliling Kota Cianjur selama sekitar 3 jam. Di Cianjur penumpang bisa berkeliling ke alun-alun sambil berbelanja oleh-oleh dan tentu mencicipi kuliner yang melimpah ruah. Dan pastinya ramah dikantong jika ingin berbelanja di kota yang memiliki julukan Kota Beras ini.

KA wisata ini tentu berstatus Kereta Luar Biasa (KLB). Jadi dengan tentu KA ini bakal bertemu bahkan bersilang dengan kereta api yang dilewati selama di jalur Bogor – Cianjur. KA wisata ini nantinya akan bersilang dengan rangkaian KA Pangrango (Bogor Paledang – Sukabumi pp.) maupun KA Siliwangi (Sukabumi – Cipatat pp.).

Selain menikmati fasilitas yang nantinya dirasakan selama perjalanan, tentu saja bisa menikmati pemandangan yang menawan. Melihat hamparan sawah, pedesaan, dan beberapa aliran sungai, tentu menambah keindahan bumi Jawa Barat. Belum lagi saat memasuki Stasiun Lampegan, penumpan bisa merasakan sensasi memasuki terowongan kereta api pertama kali dibuat dalam sejarah perkeretaapian.

Melewati Terowonhan Lampegan, KA wisata tersebut berjalan dibawah 30 km/jam yang sesuai dengan batas kecepatan yang berlaku. Terowongan ini adalah pertama dan tertua di Indonesia. Dibangun antara tahun 1879 hingga 1882 oleh Staatsspoorwegen (SS), terowongan ini panjangnya mencapai 686 meter dan menjadi bagian penting dari sejarah transportasi dan pembangunan jalur kereta api di Jawa.

Kabar selanjutnya mengenai KA wisata ini masih belum diketahui berapa kereta yang akan dioperasikan dan jenis keretanya seperti apa. Yang pasti dengan adanya KA wisata Gambir – Cianjur ini, jika sudah dioperasikan diprediksi bakal menarik perhatian dan juga minat penumpang untuk mencobanya. Apalagi KA wisata ini menyajikan perjalanan dengan panorama alam pegunungan sekaligus membuka akses langsung menuju destinasi wisata populer di Jawa Barat.

Julukan KA “Argo Peuyeum” Sempat Muncul Karena Adanya Stasiun Ini

Hanya 2 Menit! Jembatan Tertinggi di Dunia Resmi Dibuka di Cina, Pangkas Waktu Tempuh 2 Jam

Warga dan wisatawan di Cina Selatan kini dapat menghemat waktu tempuh secara drastis berkat pembukaan resmi Jembatan Huajiang Grand Canyon. Jembatan ini, yang berlokasi di Provinsi Guizhou, memecahkan rekor sebagai jembatan tertinggi di dunia dan memangkas perjalanan melintasi jurang dari dua jam menjadi hanya dua menit.

Jembatan megah ini secara resmi dibuka untuk lalu lintas pada Minggu, 28 September 2025, setelah dibangun selama tiga tahun delapan bulan.

Ketinggian Mencengangkan dan Rekor Ganda
Jembatan Huajiang Grand Canyon menjulang setinggi kurang lebih 2.050 kaki (sekitar 625 meter) di atas Sungai Beipan. Ketinggiannya bahkan melampaui ketinggian gedung pencakar langit terkenal di Amerika.

Tidak hanya memegang rekor sebagai yang tertinggi di dunia, jembatan ini juga menjadi jembatan terpanjang di wilayah pegunungan dengan panjang mencapai 4.600 kaki (sekitar 1,4 kilometer). Sekaligus menggeser rekor lama. Jembatan ini mengambil alih gelar “jembatan tertinggi di dunia” dari jembatan lain yang juga berada di Provinsi Guizhou, yaitu Jembatan Beipanjiang.

Pembangunan jembatan ini tidak hanya bertujuan mempersingkat komuter, tetapi juga untuk meningkatkan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Jembatan ini menghubungkan berbagai titik wisata utama dan dirancang sebagai destinasi itu sendiri:

Salah satu menara jembatan dilengkapi dengan kedai kopi yang berdiri sekitar 2.600 kaki (sekitar 792 meter) di atas sungai. Wisatawan dapat menggunakan elevator berkecepatan tinggi untuk menikmati pemandangan jurang yang memukau.

Bagi pencari sensasi, tersedia opsi bungee jumping dari jembatan atau berjalan di atas trotoar kaca yang berada di ketinggian 1.900 kaki (sekitar 579 meter) di udara.

Pembukaan Jembatan Huajiang Grand Canyon sekali lagi menegaskan posisi Cina sebagai pemimpin global dalam bidang teknik dan infrastruktur, menghubungkan area terpencil dan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.

Kalahkan Menara Eiffel, Jembatan Chenab di India Jadi Jembatan Tertinggi di Dunia

Bakal Digabung dengan BNI City, KRL Nantinya Tak Berhenti Lagi di Stasiun Karet

Pengguna setia Kereta Rel Listrik (KRL) sepertinya perlu mengetahui kabar informasi mengenai Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. Ya, sedang ramai diperbincangkan bahwa sebelumnya Stasiun Karet berencana akan ditutup. Jadi penumpang akan naik maupun turun di Stasiun BNI City. Diketahui jarak antara Karet dengan BNI City sangat berdekatan.

Stasiun BNI City dengan yang megah membuat masyarakat sebagai pengguna KRL tentu sangat nyaman saat berada didalamnya. Berbagai fasilitas yang lengkap dan praktis tersedia di stasiun ini. Tak hanya KRL Jabodetabek yang berhenti di Stasiun BNI City, sebenarnya stasiun ini juga diperuntukkan pemberhentian kereta bandara dari Manggarau menuju Bandara Soekarno Hatta maupun sebaliknya.

Dua tahun mendatang masyarakat dialihkan naik dan turun KRL hanya di Stasiun BNI City, tak lagi di Stasiun Karet. (Foto: Dok. KAI Bandara)

Nah, berawal rencana akan ditutupnya Stasiun Karet, sepertinya ‘anker’ dapat bernafas lega. Pasalnya pemerintsh tak jadi menutup Stasiun Karet. Hanya saja KRL yang melewati Stasiun Karet nantinya tidak akan berhenti lagi seperti biasanya alias akan berjalan langsung. Namun, penumpang dialihkan untuk naik dan turun dari Stasiun BNI City dengan melewati Stasiun Karet sebagai penghubung agar penumpang tetap merasa nyaman.

Srbelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah bersepakat mengintegrasikan Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Wisma Mandiri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 29 September 2025.

Penggabungan kedua stasiun dilakukan untuk mewujudkan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) Dukuh Atas yang akan mengintegrasikan empat moda transportasi berbasis rel. Empat moda transportasi yang akan terintegrasi di kawasan tersebut meliputi Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara.

Terkait dengan penggabungan Stasiun Karet dan BNI City, dan sebagai penunjang konektivitas, PT KAI akan membangun koridor penghubung antara kedua stasiun tersebut. Saat ini koridor tersebut sudah tersedia namun masih memerlukan tambahan fasilitas peneduh. Seluruh proyek pengembangan kawasan TOD Dukuh Atas ini ditargetkan rampung tahun 2027.

Inilah Penampakan Gate di Stasiun BNI City Sudirman Diduga untuk Commuter Line. Nasib Stasiun Sudirman dan Karet, Gimana?

4 Stasiun Ini Sudah Tak Layani Naik dan Turun Penumpang, Bahkan Ada yang di Non Aktifkan

Meski bangunannya terlihat tidak begitu kecil, namun tak semua stasiun-stasiun khususnya di jalur kereta api bagian timur yang tidak layani penumpang. Bisa jadi faktor beberapa alasan, salah satunya adalah faktor okupansi penumpang yang membuat pemasukan stasiun tersebut tidak begitu besar dibanding stasiun yang berada di kabupaten kota. Memang sangat baik jika stasiun tersebut dijadikan sebagai alternatif agar tidak jauh ke stasiun yang mendekati kota.

Seperti stasiun-stasiun kereta api yang berada di wilayah Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun tepatnya di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Beberapa stasiun ini tengah menjadi sorotan karena seharusnya bisa menjadi alternatif masyarakat khususnya pedesaan yang bisa menggunakan kereta api tanpa harus ke kawasan kota. Stasiun yang berada di kabupaten Nganjuk ini hanya memiliki 2 stasiun besar dengan volume penumpang yang cukup banyak, yakni Stasiun Nganjuk dan Kertosono.

Ya, kedua stasiun tersebut berada dekat dengan pusat keramaian kota dan menjadi stasiun andalan penumpang untuk naik dan turun kereta api dari dan ke berbagai kota besar di Pulau Jawa. Untuk Stasiun Nganjuk merupakan stasiun kelas I yang berlokasi sekitar 700 m dari Alun-Alun Nganjuk. Stasiun ini juga merupakan salah satu stasiun kereta api utama di Kabupaten Nganjuk.

Selanjutnya adalah Stasiun Kertosono yang masih berada di Kabupaten Nganjuk dan merupakan stasiun ramai dengan penumpang kereta api. Meski posisinya jauh dari pusat Kota Nganjuk, namun Stasiun Kertosono memiliki jadwal perhentian kereta api lokal yakni Commuter Line Dhoho/Penataran yang terhubung ke Surabaya maupun Malang. Tak heran stasiun ini dijuluki stasiun ujung di ‘jalur kantong’ dengan dari Surabaya melewati Sidorajo, Bangil, Malang, Kediri, Kertosono, Mojokerto, dan berakhir kembali di Surabaya.

Lantas,kira-kira stasiun apa ya, sudah tak layani penumpang padahal seharusnya menjadi alternatif masyarakat untuk naik dan turun kereta api? Ya, stasiun yang dimaksud ini adalah Stasiun Baron, Sukomoro, Bagor, dan Wilangan. Jika menggunakan kereta api melewati Stasiun Baron, Bagor, dan Wilangan terlihat bangunannya sudah modern nan megah. Memiliki peron di setiap jalur kereta api, serta memiliki fasilitas untuk penumpang seperti ruang tunggu, toilet, dan lahan parkir yang luas.

Emplasemen jalur kereta api Stasiun Baron. (Foto: Dok. Istimewa)

Namun, tidak untuk Stasiun Wilangan. Semenjak selesai pembangun jalur ganda kereta api, stasiun ini sudah di nkn aktifkan. Selain sepi dengan penumpang, saat Stasiun Wilangan aktif pun hanya dipergunakan untuk persilangan kereta api. Ya, selama masih menggunakan jalur tunggal saat itu, kereta api banyak yang singgah untuk menunggu pergantian jalur. Kini, Stasiun Wilangan sudah tidak aktif, namun begitu bangunan stasiun terlihat jelas meski di dalam perjalanan kereta api.

Meski sudah tidak beroperasi sepenuhnya, PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) tidak menutup kemungkinan stasiun yang ada di Baron, Sukomoro, dan Bagor bisa dibuka kembali secara normal. Namun dengan catatan ada kereta yang berhenti di lokasi-lokasi tersebut. Namun jika melihat kondisi saat ini, besar kemungkinan kereta yang lewat di stasiun-stasiun tersebut adalah kereta lokal. Dengan jarak tempuh yang pendek.

Lebih lanjut, meski tidak beroperasi penuh, stasiun-stasiun tersebut juga masih terus dirawat. Kecuali Stasiun Wilangan yang memang sudah ditutup lokal. Karena memang, ada kemungkinan stasiun tersebut bisa digunakan di kemudian hari. Uniknya ada dua dari empat stasiun yang disebutkan, memiliki fungsi tambahan lainnya bagi masyarakat sekitar yaitu bisa dijadikan untuk berswafoto seperti pada Stasiun Baron dan Sukomoro.

Stasiun Barat Menjadi Magetan – Hilangnya Bangunan Ikonik Bersejarah, Kini Berubah Modern nan Megah

Rayakan HUT TNI ke-80, Naik Transportasi Umum Cuma Bayar Segini

Masyarakat yang ingin menggunakan transportasi umum pada Minggu, 5 Oktober 2025 mendatang, sepertinya patut berbangga hati. Selain murah meriah, naik transportasi umum lebih praktis dan efisien.

Nah, pada tanggal tersebut adalah bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI yang ke-80, lho! Beredar kabar bahwa acara HUT TNI juga akan diadakan tarif promosi khusus untuk transportasi umum di seluruh wilayah Jakarta.

Ya, transportasi umum meliputi Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta dan LRT Jabodebek akan dikenakan tarif hanya Rp80 saja. Sesuai kebijakan dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan diberlakukannya tarif tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap TNI yang selama ini menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa.

LRT Jakarta

Pramono menjelaskan kebijakan tarif Rp80 tersebut diberikan kepada seluruh warga di Jakarta sebagai bentuk apresiasi Pemprov Jakarta kepada TNI dalam menegakkan kedaulatan negara.

Kebijakan tarif Rp80 ini sekaligus melanjutkan tradisi Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan keringanan biaya transportasi umum pada momen-momen peringatan penting. Sebelumnya, pada 17 September 2025 lalu, tarif khusus sempat diberlakukan untuk memperingati Hari Perhubungan Nasional.

Momen tersebut tentu disambut positif oleh masyarakat karena dianggap meringankan biaya perjalanan sekaligus meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya transportasi berkelanjutan dan keselamatan di jalan raya.

Dalam menikmati tarif Rp80 ini, masyarakat bisa melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik seperti Mandiri E-Money, BCA Flazz, BNI Tap Cash, BRI Brizzi, Kartu JakLingko, KMT, JakCard, atau melalui aplikasi JakLingko dan MyMRTJ. Selain itu, dapat juga melalui dompet digital (e-wallet) GoPay, DANA, AstraPay, i.saku, bank digital blu by BCA Digital, kartu kredit Mastercard, Kredivo di Aplikasi MyMRTJ.

Selain transportasi umum yang dikenakan tarif promo, acara dalam rangka HUT TNI ke-80 ini pun meriah. Berlokasi di silang Monas, tentunya ada atraksi dan pameran dari TNI Angkatan Udara (TNI AU) yang memastikan akan menurunkan kekuatan besar dalam perayaan HUT ke-80 TNI.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana mengungkapkan, sebanyak 156 pesawat akan ikut serta dalam rangkaian acara akbar tersebut. Armada udara itu terdiri dari pesawat angkut, termasuk Hercules C-130, serta sejumlah pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi, dan Hawk 100/200. Para penerbang tempur akan menampilkan manuver berkelas dunia, mulai dari simulasi pertempuran hingga formasi udara yang bisa disaksikan langsung dari kawasan silang Monas.

Kehadiran kebijakan tarif transportasi umum Rp80 dari Pemprov DKI diharapkan dapat memudahkan mobilitas masyarakat yang ingin menyaksikan langsung jalannya acara, sekaligus mempertegas sinergi antara pemerintah daerah dan TNI dalam memberikan pelayanan publik yang bermanfaat.

Naik 400 Ribuan Pengguna, LRT Jabodebek Layani 2,7 Juta Penumpang Sepanjang Juli 2025: Stasiun Ini Paling Ramai