Dalam pagelaran National Business Aviation Association (NBAA) Conference and Exhibition yang dihelat di Las Vegas beberapa waktu yang lalu, salah satu produsen manufaktur pesawat terkemuka di dunia, Bombardier meluncurkan Flight Test Vehicle (FTV) keempat dari seri Global 7000. Prototipe baru yang diberi nama The Architect ini merupakan pesawat Global 7000 pertama yang dipamerkan dalam sebuah acara publik dan merupakan kendaraan uji terbang pertama yang dilengkapi dengan interior kabin.
Baca Juga: Atasi Dampak Kebisingan di Bandara, Bombardier Rilis Jet C Series
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman businessaircraft.bombardier.com (8/10/2017), pesawat ini nantinya akan digunakan untuk memvalidasi pengalaman penumpang secara keseluruhan, termasuk sistem manajemen kabin dan pilihan hiburan. Tidak hanya itu, kursi dan fasilitas pendukung lainnya turut ditata sedemikian rupa yang diaplikasikan di empat ruang tamu yang tersedia di dalam kabin. Terdapat pula tempat istirahat kru berukuran penuh serta dapur gourmet.
Penerbangan perdana FTV4 ke Las Vegas yang diadakan pada 28 September 2017 silam berbuah manis, dimana semua kontrol dan sistem yang diuji coba dalam penerbangan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. “FTV4, pesawat pertama yang dilengkapi dengan interior kabin, memiliki keunikan dalam validasi penerbangan.
Ini seolah mematenkan standar tinggi dalam segi kenyamanan dan desain interior yang tak tertandingi,” ungkap Senior Vice President program Global 7000 dan Global 8000, Michel Ouellette. “Kami telah berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan pesawat Global 7000 sebagai jet bisnis yang beda dengan pesawat lainnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Sukses di C Series, Bombardier Hadirkan Fitur Connected Cabin di Armada Berikutnya
Global 7000 merupakan pesawat jet yang lebih stabil ketimbang jet bisnis lainnya. Dengan menggunakan desain sayap yang lebih maju, pesawat yang hanya mampu menampung delapan penumpang ini mampu menempuh jarak 7.400 NM (Nautical Miles) atau setara dengan 13.705 km saat melaju di Mach 0,85 (647 mph atau setara dengan 1.041 km per jam). Sistem hiburan di dalam kabinnya juga bisa dibilang ciamik, ditambah dengan kecepatan koneksinya yang menggunakan Ka-band, memungkinkan penumpang untuk melakukan streaming konten High-Definition dan menikmati hiburan selama perjalanan.
Hadirnya teknologi mobil otonom atau self driving cars memang membawa perubahan besar dalam paradigma di masyarakat. Dengan label ‘otonom’ pikiran publik kadang dibuat menerawang kecanggihan mobil otonom yang kerap duperlihatkan di film-fim fiksi. Tak ada yang salah memang, karena pada dasarnya arah perkembangan teknologi otomotif akan mengarah kesana juga.
Baca juga: Audi Pasang Banyak “Mata” Untuk Sistem Auto Pilot di Armada Anyarnya
Namun, faktanya adopsi teknologi pada mobil otonom masih mengalami keterbatasan pada fase-fase urutan pencapaiannya. Seperti yang terbaru, Audi, merek otomotif mewah asal Jerman belum lama ini merilis Audi A8, dimana mobil otonom ini punya kemampuan otonom di level 3. Dengan imbuhan level pada seri terbaru Audi tersebut menyiratkan suatu tahapan kemajuan inovasi. Namun disisi lain, masih banyak warganet yang bingung dengan kebenaran tentang fitur di mobil otonom.
Dikutip KabarPenumpang.com dari brandinsider.straitstimes.com (17/10/2017), berikut ini adalah fakta dan mitos seputar teknologi mobil otonom.
1. Kendaraan yang bisa menyetir sendiri
Istilah otomom sendiri menyiratkan bahwa kendaraan bisa mengemudi sendiri dan ini hanya sebagian dari yang benar. Sebab ada lima tingkatan dalam otomom seperti yang ditentukan oleh Society of Automotive Engineers.
The Audi A8 comes with a whole array of sensors for short-range, mid-range and long-range detection (Audi)
Sebagian besar mobil yang diproduksi saat ini memiliki level 1 atau bahkan tingkat otonom di level 2. Fitur cruise control adaptif atau bantuan parkir tersedia pada model Audi A8. Kemudi juga masih dipegang oleh manusia yang juga terus memantau situasi jalan. Audi A8 baru diperkenalkan dengan kemampuan penggerak otonom di level 3. Artinya masih otomom bersyarat, dimana pengemudi sebenarnya dapat dengan aman mengalihkan perhatiannya dari kemudi untuk berkonsentrasi pada hal lain saat kondisi memungkinkan.
Inovasi terbaru yang hadir pada Audi A8 ini yakni kemudi Audi AI (Artifical Intelligent) saat macet. Hal ini memungkinkan mobil bisa mengemudi dalam kondisi lalu lintas bergerak lambat hingga 60 km per jam di jalan raya dan Undang-undang setempat sudah mengizinkan. Tetapi jika kecepatan sudah sampai batas maksimum, pengemudi akan diminta untuk mengambil alih kembali kemudi.
2. Mobil otonom membuat tak nyaman, apalagi tanpa pengemudi manusia
Ini pasti sangat mengejutkan, apalagi masih banyak yang memilih masuk mobil dengan adanya pengemudi manusia. Tapi mungkin menaiki mobil tanpa pengemudi manusia akan lebih nyaman. Sebab dari data statistik data.gov.sg, sekitar 94 persen dari 6.888 kecelakaan lalu lintas tahun 2016 disebabkan oleh kesalahan manusia.
Baca juga: Konsep Audi City Bus, Inikah Gambaran Bus Masa Depan?
Audi memperkenalkan otomom di level 3 sebenarnya untuk membantu menurunkan angka kecelakaan tersebut. Dilengkapi dengan 12 sensor ultrasonik lengkap dengan informasi jarak dekat, empat sensor radar mid range dan radar jarak jauh di depan. Audi A8 yang baru ini adalah kumpulan kedua sensor ‘mata dan telinga,’ dimana empat kamera 360 derajat memastikan bahwa tidak ada detail yang terlewatkan. Kecerdasan ini untuk menentukan apakah kondisi jalan cukup aman untuk dikendarai.
3. Mobil dikendarai manusia atau tidak, bisa saja tak bantu masalah lalu lintas
Sebenarnya masalah kemacetan lalu lintas, bisa saja karena diri sendiri. Tahun 2008, sebuah percobaan yang dilakukan oleh Society of Traffic Flow di University of Nagoya menunjukkan bahwa kemacetan lalu lintas tak bisa dihindari saat pengemudi manusia berjalan bersamaan.
Namun, di masa depan, kemacetan lalu lintas seharusnya dihilangkan karena kendaraan otonom menjadi semakin umum. Berkaitan satu sama lain melalui Internet, kendaraan otonom akan dapat dengan mudah mengalihkan rute mereka sendiri jika terjadi halangan atau kemacetan yang tak terduga.
4. Bisa gunakan mobil tanpa pengemudi
Kendaraan otonom digadang-gadang seperti obat untuk masalah yang terkait transportasi, tetapi Undang-undang belum sepenuhnya jelas terkait kendaraan ini. Kedepannya Audi akan hadir denga otonom di level 4, yakni Audi Elaine yang mampu mengubah jalur dan mengarahkan sendiri secara mandiri. Elaine juga mampu mendeteksi celah lalu lintas di pinggir jalan untuk memarkir mobilnya sendiri, mengarah ke tempat cucian mobil, pompa bensin atau bahkan ke tujuan lainnya.
Bila Jakarta dan Palembang tengah menanti beroperasinya LRT (Light Rapid Transit), maka kota Lahore di Pakistan pun juga tak lama lagi akan mengoperasikan wahana transportasi yang sama, meski jaringan relnya tidak mengusung model upperground, LRT yang diberi label Lahore Metro akan dirilis lebih dulu dibandingkan LRT Jakarta – Bekasi dan LRT di Palembang.
Baca juga: Kereta Cepat Haramain Siap Layani Tamu Allah Akhir Tahun IniKabarPenumpang.com melansir dari laman economictimes.indiatimes.com (14/10/2017), Pemerintah Provinsi Punjab selaku pemilik Lahore Metro memperkenalkan sistem angkutan cepat massal dengan sistem otomatis dan tanpa pengemudi. Rangkaian gerbong dan mesin pertama yang disebut Orange Line Metro Train (OLMT) tiba di Lahore dari Cina atas kerjasama Cina – Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Setelah melewati serangkaian penundaan, Lahore Metro nantinya akan mulai resmi mengular pada 25 Desember 2017 dan akan diresmikan oleh Kepala Menteri Provinsi Punjab, Shahbaz Sharif.”Proyek Jalur Orange akan menyediakan fasilitas transportasi modern, aman, cepat dan terjangkau bagi para penumpang Pakistan,” kata Sharif.
Nilai proyek OLMT mencapai US$1,6 mililar dengan sokongan pinjaman dari Bank Dunia. Proyek ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2014 dan pembangunan infrastrukturnya dimulai pada tahun 2015. Menurut pejabat kereta Metro, proyek ini merupakan proyek jangka panjang dan diusulkan setelah pertimbangan semua kemungkinan masalah yang ada seperti populasi kota Lahore yang berpenduduk tujuh juta orang. Nantinya layanan kereta ini akan menyediakan transportasi yang mampu mengangkut hingga 250 ribu penumpang setiap harinya dan akan ditambah menjadi 500 ribu penumpang kedepanya. Setiap kereta memiliki kapasitas untuk membawa setidaknya 1.000 penumpang.
Baca juga: Al Mashaaer Al Mugaddassah Metro, MRT Unik di Kota Suci Makkah
OLMT ini akan didatangkan sebanyak 27 kereta dan akan beroperasi menempuh jarak 27 km dengan kecepatan 80 km per jamnya. Ada 26 stasiun yang nantinya akan dilintasi OLMT tersebut dan mengurangi waktu tempuh dari dua setengah jam perjalanan dengan angkutan umum lainnya hingga menjadi 45 menit setelah menggunakan kereta tersebut. Secara keseluruhan, Punjab Mass Transit Authority selaku pengelola Lahore Metro akan mengembangkan jaringan kereta sepanjang 82 km dengan tiga lintasan.
Rute kereta ini akan menghubungkan pusat perkantoran dan pendidikan di wilayah Ali, Allama Iqbal, Samanabad, Chuburji, Jalan McLeod, Lakshmi Chowk, Nicolson Road hingga Dera Gujran. “Jalur Orange bukan hanya proyek transportasi umum tapi sarana untuk memperluas penghormatan kepada warga negara dan memberikan fasilitas transportasi kelas dunia,” kata Shahbaz Sharif.
Proyek yang menjadi bagian CPEC ini hadir dengan angsuran selama 20 tahun, dimana Pakistan tak harus membayar tagihan selama tujuh tahun tersebut. Kereta ini beroperasi dengan listrik yang dipasok oleh perusahaan listrik Lahore (Lesco)
Sebagai salah satu lokasi wisata yang menyuguhkan keindahan pemandangan dan kebudayaan uniknya, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa dibilang masih kurang tereksplotasi oleh para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Untuk mendukung pengembangan pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), PT Angkasa Pura I melakukan beberapa tindakan, salah satunya adalah memberikan insentif bagi maskapai yang membuka rute scheduled flight baru dari dan ke Bandara El Tari di Kupang.
Baca Juga: Horee! Sriwijaya Air Akhirnya Buka Rute Menuju Raja Ampat
Lansiran KabarPenumpang.com dari siaran pers, salah satu keuntungan dari pihak maskapai yang membuka rute perjalanan dari dan ke Kupang akan mendapat jatah bebas landing fee. “Untuk menjaga pertumbuhan jumlah wisatawan yang tinggi ke NTT, Angkasa Pura I memberikan berbagai insentif kepada maskapai seperti penggratisan landing fee selama 6 bulan bagi maskapai yang membuka rute scheduled flight baru ke dan dari Kupang,” ungkap Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I, Moch. Asrori.
Tidak hanya dibebaskan dari landing fee, para maskapai yang hendak membuka rute baru dari dan ke Kupang juga akan menerima keuntungan lain, yaitu media promosi. “Maskapai juga mendapatkan free pemasangan spanduk selama satu bulan di bandara untuk kepentingan promosi mereka dan inaugurasi gratis di bandara,” imbuhnya. Jelas, ini merupakan suatu penawaran yang patut dipertimbangkan oleh para penyedia jasa layanan penerbangan domestik. Selain disinyalir bisa meningkatkan pendapat mereka, para pihak maskapai juga dapat membantu program pemerintah untuk mendorong sektor pariwisata.
Selain itu, PT Angkasa Pura I Cabang Bandara El Tari Kupang juga menginisiasi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Collaborative Destination Development (CDD) Kupang dan mendukung kegiatan Komodo Travel Mart (KTM), dengan topik “Collaboration to Improve Tourism Industry in East Nusa Tenggara”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis (19/10/2017) ini merupakan tindak lanjut dari CDD Kupang yang sebelumnya diselenggarakan pada Februari 2016 yang turut melibatkan perwakilan pemerintah setempat dari Dinas Pariwisata, Pemerintah Provinsi, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Tours and Travel Agent (ASITA), serta pelaku usaha di bidang pariwisata lainnya.
Sedangkan Komodo Travel Mart merupakan salah satu ajang tahunan ASITA dalam rangka mempertemukan para travel agent domestik dan internasional untuk dapat bekerja sama dan melakukan promosi paket perjalanan wisata di NTT. Untuk semakin meningkatkan dampak positif, ASITA dan Angkasa Pura I melakukan kolaborasi dengan menggabungkan acara CDD dan KTM.
Baca Juga: Pulau Rote, Strategis Bagi Perbatasan, Inilah Keindahan di Ujung Selatan Indonesia
“Penggabungan penyelenggaraan kegiatan CDD dan Komodo Travel Mart merupakan tindak lanjut dari CDD tahun 2016 di mana kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga-lembaga pariwisata di NTT merupakan poin penting dalam pengembangan pariwisata. Dengan digabungkannya penyelenggaraan dua kegiatan ini, diharapkan dapat membantu para agen wisata domestik dan internasional untuk membawa lebih banyak wisatawan datang ke Nusa Tenggara Timur,” papar Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Danang S. Baskoro.
Penyelenggaraan CDD pada Februari 2016 lalu secara tidak langsung memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke NTT. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan jumlah wisatawan secara drastis periode 2015-2016 sebesar 101% dari 441.316 wisatawan domestik dan internasional pada 2015 menjadi 889.833 wisatawan pada 2016. Sementara pertumbuhan tahun sebelumnya hanya 11% yaitu 397.543 wisatawan pada 2014 menjadi 441.316 pada 2015.
Meski sempat melunak saat musim Haji kemarin, buntut perselisihan antara Arab Saudi dan Qatar nyatanya tak lantas surut. Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi atau Saudi Arabia’s General Authority of Civil Aviation (GACA) justru baru-baru ini memutuskan menarik semua lisensi yang diberikan kepada maskapai Qatar Airways. GACA juga memerintahkan untuk menutup semua kantor yang dimiliki maskapai Qatar yang ada di Arab Saudi.
Baca juga: Terdampak Kisruh Diplomatik, Jamaah Asal Qatar Sulit Tunaikan Ibadah HajiKabarPenumpang.com melansir dari laman airport-technology.com (07/06/2017), penutupan dan pencabutan lisensi dari GACA juga berdampak pada semua pegawai Qatar Airways yang juga dicabut izin bekerjanya. Keputusan ini muncul setelah hubungan diplomatik dan konsuler diputus oleh pemerintah Arab Saudi dengan Qatar.
Sebuah surat edaran dikeluarkan oleh GACA yang isinya melarang semua maskapai penerbangan Qatar dan pesawat negara bagian atau milik pemerintah Qatar untuk mendarat atau pun terbang melintasi wilayah udara Arab Saudi. Tak berhenti disitu, GACA juga melarang semua maskapai milik Arab Saudi,baik itu komersial milik swasta atau pemerintah serta penerbangan charter untuk beroperasi lagi di Qatar.
Surat perintah dengan nada yang serupa juga dikeluarkan oleh Pemerintah Mesir sehubungan dengan penerbangan yang beroperasi antara Mesir dan Qatar. Pihak berwenang Mesir juga menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan yang berbasis di Qatar.
Keputusan serupa juga diambil oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Menanggapi perintah penutupan di wilayah udara yang di ambil oleh negara-negara Arab, Qatar Airways akhirnya menangguhkan semua penerbangannya ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir.
Baca juga: Terlepas Soal Boikot, Qatar Masih Rajai Penerbangan Langsung Jarak Jauh di Dunia
Dalam perintah tersebut, GACA menyarankan pada semua penumpang yang sudah memesan tiket penerbangan dari dan ke Qatar agar menghubungi maskapai penerbangan atau agen perjalanan untuk mendapatkan kembali uang mereka atau kompensasi. Kantor pusat GACA berada di kota Riyadh, badan inilah yang mengawasi dan mengatur masalah penerbangan dan hal terkait lainnya.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan setianya dan dalam upaya meningkatkan pengalaman penumpang, Citilink Indonesia menggandeng Bank Mandiri dalam meluncurkan uang elektronik. Tujuan utama dari peluncuran uang elektronik ini adalah untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi para pelanggannya.
Baca Juga: Menanti Kedatangan Pesawat Ke-50, Citilink Optimis Penuhi Target di Akhir Tahun
“Peluncuran uang elektronik ini merupakan bentuk dukungan Citilink Indonesia terhadap program Pemerintah Indonesia yakni Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk memberikan kemudahan transaksi serta manfaat tambahan bagi pelanggan Citilink Indonesia,” kata Direktur Niaga Citilink Indonesia, Andy Adrian, dikutip KabarPenumpang.com dari laman liputan6.com (19/10/2017).
Andy melanjutkan bahwa Citilink merupakan maskapai pertama di Indonesia yang memiliki dan menggunakan uang elektronik dalam transaksi layanan produk penerbangannya. Merujuk pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia pada bulan Agustus 2014 silam, menyebutkan bahwa peluncuran GNNT bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melakukan transaksi tidak menggunakan uang tunai dalam semua kegiatan ekonomi yang dilakukannya.
Rekanan Citilink dalam program ini, Bank Mandiri, dipercaya dapat membawa tren positif dan diharapkan manfaat dari model transaksi baru ini dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Direktur Distribusi Bank Mandiri, Hery Gunardi mengatakan bahwa sinergi yang dilakukan dengan pihak Citilink merupakan bagian dari strategi marketing uang elektronik berlogo Mandiri e-money tersebut. “Per Agustus lalu, jumlah uang elektronik berlogo Mandiri e-money yang telah diterbitkan mencapai lebih dari 10 juta keping dengan frekuensi transaksi lebih dari 300 juta transaksi senilai Rp3,4 triliun,” ungkap Hery.
Namun, kehadiran uang elektronik di Indonesia ini tidak serta merta mendapat dukungan penuh dari para warganya. Dibutuhkan edukasi khusus dari pihak penyedia layanan kepada masyarakat yang tampaknya masih kebingungan dengan keuntungan dan mekanisme dalam menggunakan uang elektronik. Tidak hanya itu, wacana pengenaan biaya isi ulang uang eletronik ini pun turut memperkeruh polemik yang sudah ada sebelumnya.
Baca Juga: Airbus A320Neo: Tawarkan Kabin Lebih Senyap, Inilah Pesawat Terbaru Citilink
Dihimpun dari sumber lain, rencana kebijakan ini dikritik oleh salah seorang Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Menurutnya, rencana pengenaan biaya isi ulang dianggap tak adil dan justru malah akan menghambat upaya GNNT. “Ini lalu timbul ketidakadilan, belum lagi soal fee top up uang elektronik. Infrastruktur yang harusnya disediakan oleh pemerintah dan perbankan dibebankan ke masyarakat,” kata Bhima dilansir dari laman kumparan.com (18/10/2017).
Kembali ke topik awal, nantinya uang elektronik Citilink dapat dipergunakan di lebih dari 30.000 merchant Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Di depannya, uang elektronik ini akan dipergunakan sebagai alat transaksi yang sah untuk beragam keperluan, seperti pembelian tiket pesawat, pembayaran layanan produk Onboard Citilink seperti makanan dan minuman, membayar charge tambahan bagasi di bandara, dan lain-lain. Menurut Anda, akankah penggunaan uang elektronik ini dapat mempermudah transaksi seperti yang sudah disebutkan di atas?
Sebagai salah satu sarana transportasi tertua yang hingga kini masih beroperasi di Indonesia, kereta api yang pada masa penjajahan Belanda dulu lebih banyak dipergunakan sebagai angkutan hasil bumi, kini sudah beralih fungsi menjadi angkutan penumpang yang melayani perjalanan baik dalam dan luar kota. Tanpa kita sadari, sistem perkeretaapian Belanda yang digunakan di Indonesia sudah mencapai 150 tahun, sudah sangat tua bukan?
Baca Juga: Menapaki Sentuhan Belanda di 10 Stasiun Tua di Indonesia
Mengingat tumpukan cerita pahit dan manis yang menghiasi moda darat berjuluk ular besi ini, maka akan terasa sayang sekali jika itu semua tidak diabadikan. Maka dari itu, pada 6 Oktober 1976, didirikanlah Museum Kereta Api Ambarawa untuk melestarikan lokomotif uap yang pernah berjaya pada masanya. Tidak hanya memamerkan koleksi kelengkapan kereta api saja, lokomotif uap nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabrik Esslingen, serta B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG juga ditugaskan untuk mengantar wisatawan berkeliling.
Ada cerita unik dibalik B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG, dimana ini merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia, sedangkan dua lainnya berada di Swiss dan India. Pada awalnya, Museum Ambarawa ini merupakan sebuah stasiun yang dibangun pada 21 Mei 1873. Stasiun kereta yang awalnya bernama Willem I ini dibangun di atas lahan seluas 127.500 m². Nama tersebut diambil dari Raja Belanda pertama, Raja Willem I yang memerintah untuk membangun sebuah stasiun kereta baru yang memungkinkan pemerintah untuk mengangkut tentaranya ke Semarang.
Stasiun ini awalnya menjadi titik temu antara lebar sepur 1,435 mm (4 ft 8 1⁄2 in) ke arah Kedungjati dengan 1.067 mm (3 ft 6 in) ke arah Yogyakarta melalui Magelang. Hal ini masih bisa terlihat bahwa kedua sisinya dibangun stasiun kereta untuk mengakomodasi ukuran lebar sepur yang berbeda. Museum Ambarawa ini mengoleksi 21 lokomotif uap. Terdapat juga 3 lokomotif kuno yang hingga kini masih dioperasikan, sebagaimana yang sudah dijabarkan di atas. Koleksi yang lain dari museum adalah telepon antik, peralatan telegraf Morse, bel antik, dan beberapa perabotan antik.
Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman thejakartapost.com (17/10/2017), dalam delapan tahun terakhir, Perkeretaapian Indonesia telah meniupkan kembali nafas kehidupan baru kepada jalur kereta dan kereta api jaman dulu yang mereka punya. Tidak berjalan sendiri, PT KAI menggaet Nederlands Smalspoor Museum dari Belanda mulai mempromosikan Museum Ambarawa ke Belanda.
Baca Juga: NIS 107, Jejak Lokomotif Tertua di Indonesia Yang Terlupakan
Dihimpun dari sumber lain, Vice Production Conservation, Maintanance, and Architecture Design, PT Kereta Api Indonesia kala itu, Ella Ubaidi mengatakan bentuk kerjasama yaitu saling mempromosikan museum antarnegara. “Promosi bersama, museum PT KAI akan dipromosikan di Belanda nanti bisa dapat banyak tamu segmen Eropa. Nanti promosi museum mereka di kita,” kata Ella mengutip detik.com, 17 Oktober 2014.
Ella juga menegaskan kemungkinan museum KA Ambarawa akan menjadi museum kereta api terbesar, terlebih lagi jika rel dari Semarang-Magelang sudah selesai direstorasi semuanya. “Insya Allah jadi museum KA terbesar di Asia bahkan bisa di dunia. Jalan rel dari Semarang ke Magelang akan direstorasi. Bisa dipakai tidak hanya KA umum, tapi bisa dalam kemasan KA wisata.” Tutup Ella.
Nampaknya era otomatisasi kian merajalela. Setelah beberapa inovasi yang memudahkan penumpang, seperti autogate yang ada di terminal internasional dan domestik Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sistem Autogate ini merupakan sarana pemeriksaan keimigrasian melalui pintu perlintasan otomatis bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia. Hampir mirip dengan yang ada di dalam negeri, Singapura juga rencananya akan mengaplikasikan gerbang tarif otomatis di beberapa stasiun MRT (Mass Rapid Transit)-nya.
Baca Juga: Agar Proses Imigrasi Lebih Cepat, Yuk Manfaatkan Autogate di Bandara Soekarno-Hatta
Menurut lansiran KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, nantinya penumpang MRT Singapura tidak perlu lagi menempelkan kartu (tapping) seperti sistem yang masih berlaku di KRL Jabodetabek saat ini, melainkan tarif perjalanan Anda akan terpotong secara otomatis melalui perangkat mobile computer dengan menggunakan teknologi Bluetooth atau dengan kartu Radio-Frequency Identification (RFID) yang mereka bawa.
Di Singapura, gerbang tiket “Handsfree” ini akan diuji coba di beberapa stasiun terpilih terlebih dahulu pada tahun 2018 mendatang. Ini merupakan salah satu dari banyak inovasi yang ditampilkan di pameran Future of Transport, yang diadakan di Sands Expo and Convention Center di Marina Bay Sands, Kamis-Jumat, 12-13 Oktober 2017 kemarin. Tidak hanya menggelar pameran, acara yang dituan rumahi oleh Singapura tersebut juga berbarengan dengan Asean Transport Ministers Meeting ke-23.
Di etalase, delegasi transportasi dan pejabat daerah diberi gambaran umum tentang inovasi yang mereka tawarkan, seperti penggunaan analisis data dan teknologi otonom untuk pengoperasian di pelabuhan Tuas Terminal di masa yang akan datang. Tidak hanya itu, para delegasi transportasi dan pejabat daerah juga diberi tahu tentang percobaan kendaraan otonom yang akan menyediakan transportasi penumpang on demand, point-to-point.
Dolly. Sumber: straitstimes.com
Demonstrasi yang melibatkan penggunaan robotika dan teknologi otonom untuk operasi ground-handling di bandara juga dilakukan oleh Sats, penyedia layanan katering darat dan penyedia layanan penerbangan di Changi Airport, Singapura. Dolly, robot yang dikhususkan untuk memindahkan beberapa troli makanan dari dapur ke lounge bandara, merupakan salah satu robot yang dipamerkan Sats dalam ajang tersebut.
Baca Juga: Sambut Olimpiade Musim Dingin, LG Hadirkan Dua Robot Canggih di Bandara Incheon
Tidak hanya Dolly, Sats juga turut memamerkan sistem kursi roda cerdas, yang memungkinkan staf bandara memindahkan kursi roda secara otonom. Jangan lupakan Caddy, kendaraan berpemandu otonom yang dapat digunakan untuk mengirimkan dokumen dari terminal bandara ke pesawat terbang ini juga menjadi salah satu daya tarik pengunjung di yang hadir di acara tersebut.
Kehadiran sistem otonom bak mata koin. Di satu sisi memberikan kemudahan bagi pihak yang mengoperasikannya, sedangkan di sisi lainnya, mereka menyingkirkan peran manusia yang secara otomatis akan kehilangan pekerjaannya. Jika perusahaan pengguna teknologi robotika menawarkan pekerjaan di sektor lain, tentu ini bukanlah masalah serius. Tetapi jika mereka melakukan PHK, maka masalah baru akan muncul menggantikan yang lama.
Masih butuh waktu sembilan tahun lagi bagi warga Malaysia dan Singapura untuk bisa menikmati layanan kereta cepat bilateral tersebut. Pasalnya pengerjaan proyeknya baru ditandatangani pada 13 Desember 2016. Meski implementasi masih lama, konsep stasiun kereta cepat tersebut sudah diperkenalkan, tak tanggung-tanggung yang memperkenalkan adalah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Baca juga: 10 Poin Utama Pada Proyek Kuala Lumpur–Singapore High Speed Rail
Najib mengatakan rancangan konsep ini diluncurkan untuk tujuh stasiun baru di sepanjang Kuala Lumpur menuju Singapura yang dilalui High Speed Rail (HSR). KabarPenumpang.com merangkum dari channelnewsasia.com (17/10/2017), desain ini nantinya menjadi cerminan kuat identitas dan warisan Malaysia walau dengan perubahan lebih modern dan futuristik.
Terminal Bandar Malaysia di Kuala Lumpur dibuat dengan desain pertemuan kembali Klang dan Sungai Gombak. Di Stasiun Bangi-Putrajaya yang terletak di perbatangan Selangor dan Putrajaya, Najib mengatakan bahwa rancangan tersebut mencakup pengaruh detail arsitektur Islam yang agung dan penuh keindahan.
“Saat kita masuk ke daerah Malaka, inspirasi diambil dari sejarah Malaka sebagai pelabuhan perdagangan strategis di masa jayanya. Dengan demikian desain Stasiun Malaka diambil dari citra kapal dagang, yang melambangkan semangat kewiraswastaan masyarakat setempat, “kata Najib.
Najib Rajak (TODAYonline)
Najib menambahkan, bergerak menuju ke arah selatan tepatnya ke arah Johor, dimana elemen terkaya budaya Melayu tercermin disini dengan Stasiun Muar yang terinspirasi oleh rehal dimana secara tradisional digunakan untuk menempatkan Quran saat siswanya belajar membaca. Menurutnya untuk membuat desain masing-masing stasiun HSR di Malaysia dilakukan lewat penelitian esktensif dan upaya substansial sebelum direalisasikan.
“Saya secara pribadi telah terlibat dan memastikan bahwa setiap desain stasiun mempertahankan refleksi kuat atas identitas dan warisan Malaysia, meski tak melupakan kesan modern dan futuristik,” kata Najib.
Baca juga: Inilah 10 Kereta Tercepat di Dunia
HSR sendiri akan menghubungkan beberapa kota di Malaysia, seperti Kuala Lumpur, Bangi dan Putrajaya, Seremban, Malaka, Muar, Batu Pahat, Iskandar Puteri dan Singapura. Proyek ini digambarkan sebagai game charger untuk Malaysia dan Singapura dimana waktu tempuh antara kedua negara ini nantinya hanya ditempuh 90 menit dengan kereta api cepat.
Dalam pembangunan HSR, Najib mengatakan, pembebasan lahan akan dimulai pada 1 November 2017 dan Ia akan bertemu dengan masyarakat sekitar yang terkena imbasnya. Najib mengatakan, dalam tiga bulan masyarakat bisa menyampaikan keprihatinannya dan memberikan umpan balik sebelum daerah tersebut selesai untuk diakuisisi di pertengahan tahun 2018.
“Dalam proses pembekuan lahan, kita akan melihat area seluas 500 meter di sepanjang jalur dari Bandar Malaysia sampai ke Iskandar Puteri di Johor. Tanah tersebut akan dipersempit menjadi 50 meter saat selesai,” kata chief executive untuk MyHSR Corp Mohd Nur Ismal Mohamed Kamal.
“Sejak awal, HSR KL-Singapore tidak hanya merupakan proyek transportasi. Proyek itu juga berfokus pada penyediaan kesempatan kerja yang signifikan dan tak terbatas untuk kepentingan pemerintah, “katanya. HSR KL-Singapura dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026.
Bagi Garuda Indonesia, bukan perkara mudah untuk menerbangkan 110 ribu jamaah Haji, apalagi diantara ratusan ribu jamaah tersebut berasal dari latar belakang dan suku yang berbeda-beda. Salah satu tantangan yang dihadapi pihak maskapai adalah mempersiapkan awak kabin (pramugari dan pramugara) yang tepat.
Baca juga: Seragam Pramugari Garuda, Beda Warna, Beda Pula Arti dan Jabatannya
Jika dibandingkan dengan melayani penerbangan reguler, membawa penumpang jamaah Haji jelas perlu persiapan khusus, diantaranya mempersiapkan awak kabin yang mengerti bahasa daerah (bahasa lokal) dari daerah embarkasi. Maklum sampai saat ini, masih ada jamaah Haji usia lanjut yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Untuk itu sentuhan kedaerahan sangat penting dipersiapkan sedari awal.
Tak hanya soal penguasaan bahasa lokal, pihak Garuda Indonesia juga harus memilah setup crew berdasarkan usia calon jamaah Haji. Bila dalam satu kloter banyak jamaah yang berusia lanjut dan berpotensi mengalami sakit, maka yang dipersiapkan adalah awak kabin yang punya stamina ekstra.
Kepada KabarPenumpang.com, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan mengatakan, pemilihan pramugari untuk Haji sengaja dilakukan orang daerah agar memudahkan dalam membantu penumpang yang tak mengerti bahasa Indonesia dan memberikan kenyamanan karena ada orang (pramugari-red) yang berasal dari daerah mereka.
Ikhsan menuturkan, para awak kabin ini diberikan pendidikan khusus seperti membantu penumpang asal daerah menggunakan toilet. Menurutnya, ini memang hal sepele bagi penumpang biasa, tetapi untuk penumpang yang berasal dari kampung atau pelosok hal tersebut bukanlah hal biasa, apalagi mereka baru pertama kali menaiki pesawat.
“Awak kabin kami ini sengaja dipilih orang daerah masing-masing, bukan hanya bisa berbahasa tetapi asli daerah sana seperti Makasar, Medan, Padang atau lainnya. Mereka bisa memiliki kedekatan khusus, karena penumpang dari daerah ini unik, kadang ada yang tidak mau minum karena takut buang air atau hal lainnya. Maka awak kabin yang berasal dari daerah bisa membantu sekaligus membujuk agar penumpang tidak dehidrasi dan tidak takut saat menggunakan toilet atau meminta bantuan pada awak kabin kami,” ujar Ikhsan yang ditemui KabarPenumpang.com di kantornya (17/10/2017).
Dia juga menambahkan, tak hanya awak kabin, para jemaah Haji juga diberikan edukasi dalam penggunaan toilet atau apapun yang ada di pesawat. Biasanya edukasi ini diberikan saat di asrama haji sebelum embarkasi dilakukan.
Baca juga: Sesama Anggota SkyTeam, Vietnam Airlines dan Garuda Indonesia Sepakati Codeshare dan MRO
Dengan adanya penjelasan ini, ternyata tak hanya pada penerbangan Haji saja, tahukah Anda bahwa hampir semua awak kabin maskapai Garuda Indonesia baik internasional biasasa maupun domestik adalah orang asli Indonesia. Ikhsan menuturkan, pemilihan awak kabin bukanlah dari etnis atau apapun, sebab Indonesia memiliki suku bangsa dengan etnis dan suku yang berbeda-beda.
Sehingga setiap awak kabin baik perempuan maupun laki-laki tak masalah dari etnis atau suku apapun. “Indonesia sama dengan beberapa negara lainnya seperti India yang punya banyak suku bangsa, makanya lebih lebih banyak terlihat asli Indonesia bukan dari luar. Kita dulu punya putri Papua yang menjadi awak kabin, dia rambutnya keriting dan kulitnya hitam, ini justru yang membuat unik dan bangga dengan identitas Indonesia,” jelas Ikhsan.