Angkasa Pura I Perketat Prosedur Keamanan di 13 Bandara

Terkait merebaknya isu keamanan pada penerbangan, PT Angkasa Pura I memperketat prosedur pemeriksaan terhadap laptop dan barang elektronik penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelola oleh perusahaan demi meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jasa penerbangan di Tanah Air. Prosedur pemeriksaan akan dilakukan sebelum calon penumpang menaiki pesawat udara. Hal ini sejalan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara, dan Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan, serta Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor SE 6 Tahun 2016 Tentang Prosedur Pemeriksaan Bagasi dan Barang Bawaan Yang Berupa Perangkat Elektronik Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara. Calon penumpang pesawat udara saat ini diwajibkan untuk mengeluarkan laptop dan barang elektronik penumpang dari bagasi kabin/tas jinjing penumpang dan diperiksa melalui mesin X-Ray. Apabila laptop atau barang elektronik yang telah diperiksa melalui pemeriksaan X-Ray tetapi masih mencurigakan, petugas aviation security (avsec) akan melakukan pemeriksaan secara manual dengan meminta calon penumpang untuk menghidupkan dan mengoperasikan laptop dan perangkat elektronik. Petugas Avsec akan mengawasi dan melihat hasil pengoperasian laptop dan perangkat elektronik calon penumpang. “Demi meningkatkan keamanan dan keselamatan penumpang selama penerbangan sekaligus mengantisipasi  eskalasi ancaman keamanan penerbangan, kami mohon bantuan dan kerjasama calon penumpang untuk dapat mengikuti dan mematuhi prosedur  pemeriksaan yang ditetapkan,” ujar Israwadi, Corporate Secretary Angkasa Pura Airports. Pemeriksaan ketat terhadap laptop dan barang elektronik ditegaskan dalam Instruksi Dirjen Perhubungan Udara Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Upaya Peningkatan Penanganan Bom (Bomb Threat) pada Penerbangan Sipil  yang ditetapkan pada 30 Maret 2017 karena maraknya Isu Ancaman Bom.

Royale VIP Bus, Pindahkan Nuansa Klub Malam ke Dalam Bus

Dunia hiburan malam di Tanah Air dewasa ini semakin menjamur, banyaknya klub malam dan bar di tengah kota seakan menandakan eksistensi dari para penggiatnya. Banyak anak muda, terutama pada akhir pekan, beramai-ramai mengunjungi klub malam atau yang terkenal dengan tempat dugem ini. Namun pernahkah terlintas di benak Anda tentang alat transportasi yang menyediakan tempat untuk tripping? Royale VIP Bus, merupakan bus pertama yang menyediakan fasilitas “pesta” anak muda, lengkap dengan komponen pendukungnya, seperti TV 32 inci, kulkas, premium sound system, lampu disko, sofa yang nyaman pada bagian sisinya, dan sebuah tiang dansa. Suasana khas disko dengan pencahayaan yang redup seolah siap menambah “keliaran” dari pesta yang dihelat di dalamnya. Memang, kegiatan seperti ini lebih cocok dilakukan pada malam hari, karena selain kita bisa melupakan sejenak urusan di kantor, tanpa mengganggu aktifitas di siang hari.
Sumber: gogonesia.com
Sumber: gogonesia.com
Bus berwana putih dengan pelat kuning ini merupakan milik seorang yang gemar mengadakan pesta, yaitu Daisy Wong Will. CEO dari Royale VIP Bus ini mengadaptasi gaya hidup orang luar yang sudah terlebih dahulu memiliki party bus semacam  ini. Berawal dari sebuah ide gila, Daisy akhirnya menawarkan cara lain untuk menikmati gemerlap dunia malam di Ibu Kota dengan menggunakan bus ini. “Mulanya dari ide gila sendiri. Referensi memang dari luar Negeri. Kalau ada party bus, dari rumah mau ke tempat pesta, sudah seru di mobil. Jalanan macet juga jadi tidak terasa,” tutur Daisy seperti yang dilansir dari laman BisnisIndonesia.com (11/4/2015). Harga sewa dari bus ini berkisar Rp3.500.000 per 3 jam, ini merupakan waktu minimal untuk menyewa party bus ini. Bus yang mampu memuat 20 hingga 25 orang ini juga menyediakan fasilitas air mineral dan es, terdapat juga snack yang dapat dipesan namun akan dikenakan biaya tambahan. Bus ini biasanya digunakan untuk perayaan pesta ulang tahun, kelulusan, maupun pesta-pesta lainnya. Penyewanya pun beragam, dari mulai perorangan hingga korporat pernah menyewa party bus ini. Walaupun bus ini terkesan sempit dengan jumlah orang yang masuk, serta dentuman musik dengan volume yang keras, ini bukanlah menjadi suatu halangan bagi para penggunanya. Diantara mereka malah mengatakan lebih senang berdesak-desakan, karena suasana yang didapat begitu intim. Tidak ada batasan untuk jarak tempuh dari bus ini, yang penting Anda tidak melebihi waktu sewanya. Apabila Anda melebihi waktu sewa, Anda tinggal membayar selisihnya saja. Begitu pula dengan pilihan rutenya, Anda dapat meminta sopir untuk melewati daerah yang Anda mau. Namun, yang namanya fasilitas publik, pasti ada saja peraturan yang harus ditaati. Aturan dari bus ini sebetulnya sederhana saja, yaitu tidak boleh merokok di dalam bus, dilarang membawa segala jenis obat-obatan terlarang, dilarang berbuat asusila, serta menjaga fasilitas yang ada di dalam bus. Dan jangan sekali-kali Anda mencoba untuk melanggar aturan tersebut, karena setiap gerak gerik Anda dipantau oleh kamera CCTV yang terpasang di dalamnya. Bagi Anda yang tertarik untuk menyewanya, Anda dapat mengakses ke laman royalevipbus.com. So, Let’s start the party guys!

Ini Dia! 9 Tipe Orang yang Biasa Kita Temui di Bandara

Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa bandara kini menjadi salah satu tempat berkumpulnya banyak orang, baik masyarakat lokal maupun mancanegara, dan tentu saja dengan kepentingan yang berbeda-beda. Seolah menjadi tempat yang “tidak pernah tidur”, bandara selalu saja dihiasi oleh aktifitas orang-orang yang berada di dalamnya, terutama bandara-bandara besar. Apabila Anda perhatikan dengan seksama, ada banyak sekali tipe orang yang hilir mudik di sini. Seperti yang dilansir dari manrepeller.com, berikut adalah 9 tipe orang yang biasanya Anda temui di bandara. Businessman
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Sumber: 2.bp.blogspot.com
Dandanan necis, lengkap dengan jas, dasi, kacamata hitam, serta sepatunya yang mengkilap seolah menandakan bahwa ia adalah seorang pebisnis handal yang hendak melakukan perjalanan jauh. Dengan smart phonenya yang menempel telinga dan menyanggahi lawan bicaranya dengan nada yang cukup keras, orang-orang seperti ini terlihat sama sekali tidak ingin ada waktu yang terbuang untuk usaha yang ia kendalikan. Businessman biasanya memilih seat di kelas utama, walaupun tidak menutup kemungkinan ia akan menggunakan kelas lain di bawahnya. Penumpang yang Baru Pertama Kali Terbang
Sumber: traveloista.com
Sumber: traveloista.com
Pengalaman terbang pertamanya membuat orang-orang pada tipe ini bergelagat sedikit aneh, ada yang lebih memilih untuk banyak diam karena takut, ada pula yang bertingkah di luar batas, layaknya anak kecil yang baru saja mendapatkan kado idamannya. Sedikit banyaknya, Anda mungkin akan risih pada orang yang bertingkah di luar batas seperti ini. Karena ini merupakan pengalaman terbang pertama baginya, orang-orang seperti ini biasanya mendengarkan setiap instruksi keselamatan di dalam pesawat dengan jeli. Muda-mudi
Sumber: vfortner.files.wordpress.com
Sumber: vfortner.files.wordpress.com
Tidak ada yang mengetahui persis tujuan muda-mudi ini “mengudara”, mungkin mereka ingin melakukan travelling atau ada keperluan lainnya. Mereka biasanya berbicara satu dengan yang lainnya dengan nada keras dan saling melempar ejekan. Bermodalkan tas ransel dan head set yang tersambung pada smart phonenya serta outfit yang alakadarnya, para muda-mudi seperti ini akan turut menghiasi perjalanan Anda. Orang yang Suka Membuang Waktu
Sumber: dailymail.co.uk
Sumber: dailymail.co.uk
Sebagai salah satu sarana transportasi yang memiliki ketepatan waktu yang amat tinggi, tentu saja para penumpang pesawat tidak boleh membuang waktu apabila tidak ingin ketinggalan penerbangannya. Sebenarnya ada banyak macam orang-orang yang suka membuang waktu, namun yang sering dijumpai adalah orang-orang yang membawa banyak barang tapi ia selalu mengulur waktu untuk melakukan persiapan sebelum terbang. Orang yang Siap Terbang
Sumber: tallinn-airport.ee
Sumber: tallinn-airport.ee
Orang-orang yang termasuk dalam tipe ini adalah orang yang menghargai waktu. Karena tahu resiko ketinggalan pesawat, orang-orang seperti ini telah mempersiapkan segalanya dengan amat matang, dari mulai barang bawaannya yang tertata rapih, hingga mengetahui kapan ia harus ke toilet sebelum pesawat mengudara. Wildcard
Sumber: cdn0.lostateminor.com
Sumber: cdn0.lostateminor.com
Orang-orang yang termasuk tipe ini sangat tidak bisa diprediksi, dilihat dari tampilannya yang terkesan “slengean” dengan menggunakan sepatu kanvas, kaos, jaket, serta bawaannya yang tidak terlalu banyak. Orang seperti ini biasanya sibuk dengan gadgetnya masing-masing disaat ia menunggu keberangkatannya. Manula
Sumber: i.huffpost.com
Sumber: i.huffpost.com
Orang dengan usia lanjut juga kerap kali terlihat di bandara, bukan untuk mengantarkan keluarganya, tapi merekalah yang akan “mengudara”. Menghadiri acara keluarga atau hanya sekedar berlibur merupakan tujuan dibalik kehadiran mereka di bandara. Biasanya mereka didampingi oleh beberapa orang sanak saudara yang turut membantu membawa barang bawaan dan melepas mereka di zona check in. Petugas Bandara
Sumber: pramugari.id
Sumber: pramugari.id
Namanya juga bandara, tidak mungkin apabila Anda tidak melihat petugas bandara atau bahkan pramugari yang hendak terbang atau baru saja mendarat. Selain mudah dibedakan dengan beberapa tipe orang di atas, petugas bandara biasanya terlihat sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, dari mulai memainkan gadget hingga bercengkrama dengan teman sejawatnya. Sebenarnya ada banyak petugas bandara, namun mereka mudah dikenali dari seragam yang dikenakannya. Orang yang terlambat
Sumber: i.dailymail.co.uk
Sumber: i.dailymail.co.uk
Terburu-buru diimbangi langkah yang cepat merupakan ciri dari orang yang sudah terlambat. Pemandangan seperti ini bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di bandara. Orang-orang seperti ini merupakan salah satu contoh yang tidak boleh ditiru oleh para penumpang yang hendak bepergian menggunakan transportasi umum. Persiapan yang matang merupakan kunci agar Anda tidak termasuk ke dalam kategori ini.

Maskapai Pacu Kemampuan WiFi dalam Penerbangan

Akses internet lewat jalur WiFi (Wireless Fidelity) kini telah menjadi ‘bahasa’ standar dalam layanan transportasi, terlebih di angkutan udara yang identik dengan pelayanan premium dengan kebutuhan penumpangnya yang serba ingin lebih. Dilansir dari www.thestar.com, WiFi dalam sebuah pesawat bisa mengubah investasi sistem maskapai untuk meningkatkan konektivitas dalam mengikuti perkembangan teknologi yang dihubungkan melalui teknologi ground based dan satelit. Ini sama seperti menaik turunkan layar film pada pesawat di masa lalu, monitor layar sentuh di sandaran yang akhirnya masuk ke tempat sampah karena penumpang sudah menggunakan perangkat nirkabel pribadi atau tablet dari maskapi yang dikenakan biaya untuk mengakses hiburan dan internet di atas awan.
www.thestar.com
www.thestar.com
Memang ada beberapa hiburan dan informasi yang dibagikan secara gratis, tetapi bila menggunakan internet akan dikenakan biaya tergantung lama penggunaannya. Dalam akses internet di pesawat ada dua sistem yang digunaka,  yakni air to ground (ATG) yang mengakses dari menara selular dengan antena di sisi pesawat atau antena yang terletak di bawah pada penerbangan domestik. Kemudian sistem berikutnya melalui konektivitas satelit yang juga menggunakan antena, namun berada di atas badan pesawat pada penerbangan internasional. “Adanya akses WiFi di dalam sebuah pesawat, bukanlah hal yang murah baik dalam pembiayaan maupun prosedurnya,” ujar Jason Rabinowitz, Direktur Riset Maskapai Routehappy. Hal ini menjadi alasan bagi maskapai carter yang menyewakan pesawat mereka tidak menghadirkan WiFi di dalamnya. Routehappy baru-baru ini merilis studi tentang keadaan layanan internet global saat ini dalam penerbangan. Rabinowitz mengatakan, instalasi perangkat WiFi di pesawat tak bisa dibilang murah, butuh kocek di kisaran US$50 ribu sampai US$100 ribu atau lebih per pesawatnya, dan teknologinya masih terus berkembang hingga kini. Hal ini juga yang membuat banyak maskapai belum membuat keputusan yang tepat sebelum teknologi yang jelas benar-benar hadir. Seperti Air Canada dan WestJet yang tidak ingin terikat pada salah satu basis teknologi belum tentu pas untuk kebutuhan mereka. “2Ku adalah satelit yang paling cepat bergulir di saat ini. Kami juga memiliki ViaSat sebagai solusi yang juga bisa ditemukan di Jetblue dan United, tetapi belum menyediakan cakupan di Kanada dan Inmarsat masih dalam uji coba serta belum digunakan untuk komersial,” tambahnya. Rabinowitz mengatakan sedangkan Air Canada memiliki body pesawat yang lebih kecil dari jet, sudah dilengkapi dengan sistem ATG yang dikembangkan oleh Gogo. Maskapai ini pun telah berkomitmen untuk memasang satelit yang terhubung dengan sistem WiFi 2Ku serta perusahaan akan menggunakannya dalam waktu dekat di pesawat dengan body besar. Gogo sendiri merupakan pemasok konektivitas dan sistem hiburan dalam penerbangan dan AirCanada menjadi bagian dari 17 maskapai di seluruh dunia yang bermitra dengan Gogo. “Sekarang mungkin ada kurang dari 150 pesawat di seluruh dunia dengan sistem 2Ku dan mereka (Gogo) mungkin menginstal secepat mereka bisa,” kata Rabinowitz. Gogo menginstal sistem di 3.000 pesawat komersial dengan 130 satelit 2Ku terbaru yang juga sudah melengkapi 4200pesawat bisnis pada 8 maret lalu. Sedangkan WestJet Connect merupakan sistem hiburan nirkabel yang terhubung dengan setelit hasil pengembangan Panasonic. Ada 84 Boeing 737, empat Boeing 767s dan semua pesawat Boeing di masa depan akan menggunakan sistem yang sama. Peluncuran sistem baru dalam penerbangan WestJet ini dimulai sejak 2015 lalu dan diharapkan selesai tahun 2017. “Kami memilih satelit untuk cakupan global. Ini penting, kami menawarkan pengalaman yang konsisten di jaringan yang membentang dari Inggris ke Hawaii dan juga cakupan di atas air,” ujar Lauren Stewart, Penasehat hubungan Media WestJet. Ia menambahkan, sekitar 45 persen pengguna yang terbang dengan WestJet menggunakan konetivitas dan umpan balik yang lebih memuaskan.

Kalahkan Changi, Fort Smith Regional Airport Menangkan Kontes Toilet Terbaik di Dunia

Toilet merupakan satu unsur penting yang wajib ada di hampir seluruh fasilitas publik, dari mulai pusat perbelanjaan, tempat wisata, hingga pra-sarana transportasi. Tanpa toilet, lingkungan sekitar tentu saja akan terkesan jorok dan bau. Dewasa ini, ada banyak pra-sarana transportasi baik darat, udara, maupun laut yang berlomba-lomba untuk mendirikan toilet senyaman dan seunik mungkin agar menjadikannya satu cerita tersendiri bagi para penggunanya, sebut saja toilet bandara. Ada banyak toilet di bandara dari berbagai pelosok dunia menawarkan konsep unik. Seolah tidak mau momen tersebut terlewatkan, Cintas, sebuah perusahaan asal Amerika pernah membuat kontes toilet terbaik di di Amerika dan Kanada pada tahun 2005 silam. Pada tahun tersebut, pihak bandara dari berbagai daerah di Amerika dan Kanada berlomba untuk memenangkan kontes tersebut. Pada pagelaran tersebut, keluarlah nama Fort Smith Regional Airport (FSM) di Arkansas yang menyandang juara sebagai toilet terbaik di Amerika dan Kanada dalam pagelaran yang dihelat oleh Cintas ini.
Sumber: bestrestroom.com
Toilet di Fort Smith Regional Airport, Arkansas. Sumber: bestrestroom.com
Dalam perjalanannya menuju jawara toilet terbaik di Amerika dan Kanada, FSM menitik-beratkan pada pengingkatan kebersihan dan pengaplikasian sistem otomatis, dimana para pengguna toilet tidak perlu untuk menyentuh apa-apa. Toilet otomatis akan menyiram karena terdapat sensor yang terpasang di badan toiletnya.
Sumber: apex.aero
Toilet di Bandara Changi. Sumber: apex.aero
Para pesaing dari FSM tidaklah mudah, sebut saja Bandara Changi yang ada di Singapura dan Bandara Samui yang ada di Thailand. Keduanya memiliki konsep sendiri yang mejadikannya senjata utama untuk memenangkan kontes ini. Bandara Changi menawarkan suatu konsep unik pada bagian toilet pria, yaitu pemandangan yang langsung mengarah kepada landas pacu bandara modern tersebut. Dari sini Anda dapat melihat aktifitas petugas yang sedang mengeluarkan atau memasukkan barang ke bagasi, hingga pesawat yang hendak turun atau lepas landas. Berbeda dengan Bandara Samui di Thailand, toilet di bandara ini menawarkan konsep natural pada bagian toilet prianya, yaitu dengan menyimpan sebuah akuarium raksasa yang di dalamnya terdapat puluhan ikan hias, lengkap dengan ekosistem buatannya. Sebenarnya ada banyak bandara lain, selain 3 bandara di atas, yang menawarkan konsep unik pada toiletnya. Seperti Bandara Internasional Portland yang mengaplikasikan gagang penyiram urinoir dan beberapa varian aliran toilet yang menjadikannya sebagai bandara yang dapat menghemat air hingga 50%. Berbeda dengan yang lainnya, Bandara Seymour yang berada di kepulauan Galapagos menggunakan energi berkelanjutan dan menjadikannya bandara pertama di dunia yang mengadaptasi sistem tersebut. Selain dioperasikan menggunakan tenaga surya dan angina, serta memanfaatkan pipa minyak yang dikeringkan pada konstruksinya, Bandara Seymour juga menggunakan air daur ulang untuk menyiram toiletnya. Ini merupakan salah satu bentuk evolusi dalam bidang pelestarian alam sekitar. Toilet dapa dijadikan salah satu faktor penilaian apakah bandara tersebut baik atau tidak, dilihat dari rancangan dan cakupannya, yaitu kenyamanan, layanan, suasana, hingga hiburan yang terdapat di dalamnya. Pada akhirnya, toilet-toilet tersebut dapat dijadikan tolak ukur, tergantung dari keperluan para penggunanya.

Saingi Dubai, Singapura Akan Hadirkan Taksi Udara

Selama ini, Anda mungkin bepergian menggunakan moda udara seperti pesawat hanya untuk perjalanan jarak jauh saja, seperti keluar kota dan keluar negeri. Namun dalam waktu dekat, warga Singapura akan lebih sering menggunakan moda udara karena akan meluncurkan salah satu sarana transportasi terbarunya, yaitu taksi udara tanpa awak. Taksi ini sebelumnya telah terlebih dahulu direncanakan oleh pemerintah Dubai untuk mengikuti perkembangan jaman di dunia transportasi. Seperti yang dikutip New York Post dari Singapore Business Times pada Senin (26/3/2017) lalu, Menteri Transportasi Singapura bahkan sudah melakukan negoisasi dengan perusahaan teknologi, untuk mulai melakukan uji coba taksi udara ini. Tahap uji coba nantinya akan menitik beratkan pada mengambil dan mengantarkan penumpang sesuai dengan tujuannya. Sistem pemesanan yang nantinya akan diterapkan oleh taksi udara mengadaptasi dari sistem transportasi online yang saat ini sedang marak, seperti GoJek, Grab, dan Uber, yaitu menggunakan pemesanan via online. Dengan kata lain, penumpang tidak harus bersusah payah untuk mencari lokasi dimana taksi udara ini “mangkal”, cukup memesannya dari smart phone, lalu taksi futuristik ini akan datang menjemput Anda. Ada beberapa pertimbangan dari pemerintah Singapura untuk merealisasikan mimpi dari masyarakatnya yang menginginkan sebuah terobosan anyar dalam dunia transportasinya, salah satunya adalah pertimbangan soal pemilihan drone. Tercatat, ada beberapa perusahaan yang menjadi pertimbangan, yaitu Hoversurf Scorpion buatan perusahaan startup asal Rusia, Volocopter V200 dari Jerman, dan Ehang 184 dari China. Sementara itu, Dubai telah memilih Ehang 184 sebagai taksi terbang yang rencananya akan mulai beroperasi pada musim panas tahun ini. Walaupun resiko yang berhubungan dengan keselamatan penumpang akan selalu muncul dari berbagai jenis moda, namun ketiga moda udara di atas memiliki kelebihan tersendiri untuk meyakinkan para kostumernya untuk menggunakan produk mereka. Sebut saja Ehang 184, moda ini akan segera mendarat di tempat yang memungkinkan apabila ada kesalahan yang terdeteksi oleh sistem keamanan dan keselamatan. Begitu pula dengan Volocopter V200 dan Hoversurf Scorpion, produsen moda ini sudah merancang sedemikian rupa sehingga keselamatan para penumpangnya amatlah diutamakan. Rata-rata, drone ini hanya mampu mengangkut 1 penumpang dengan bobot maksimal hingga 100 kg. Sekretaris Kementerian Transportasi Singapura, Pang Kin Keong mengutarakan bahwa masyarakat Singapura akan memiliki banyak pilihan sarana transportasi hingga 2030 mendatang. Rencananya, bus otonomos juga akan didatangkan sebagai salah satu moda transportasi umum di Singapura. Bus ini dapat mengubah jalurnya sendiri sesuai dengan keinginan penumpang. “Pada tahun 2030, transportasi udara juga akan menjadi sarana mobilitas perkotaan,” Ujar Pang seperti yang dikutip dari Kompas.com, Senin (27/3/2017).

Bus 3 Pintu, Calon Primadona Masyarakat Singapura

Sebagai salah satu moda darat yang sering dicari oleh para penumpang, bus tentu saja harus mengalami evolusi dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan jaman. Selain lebih mementingkan keselamatan para penumpangnya, perusahaan produsen bus juga dewasa ini sudah mulai harus memikirkan bagaimana penumpangnya dapat turun dengan cepat tanpa membuat antrian pada kendaraan yang ada di belakangnya. Pada umumnya, bus memiliki 2 pintu penumpang yang terletak pada bagian depan dan belakang. Namun, baru-baru ini Singapura menguji coba bus dengan 3 pintu, yaitu 1 pintu untuk masuk dan sisanya untuk keluar. Ini bertujuan untuk mempercepat perputaran penumpang yang terjadi di dalam bus. Baik bus maupun pengemudinya akan menjadi bagian dalam studi 6 bulan yang diterapkan. Ada beberapa fitur yang digunakan dalam kendaraan baru ini, yaitu kursi pengemudi yang dapat bergetar, bertujuan agar pengemudi tetap tersadar walaupun ia sedang dalam kondisi mengantuk. Selain itu ada juga USB Port yang dapat digunakan oleh para penumpang untuk mengisi daya gadget mereka, serta panel elektronik yang dapat menunjukkan lokasi bus dan halte selanjutnya. Terdapat 2 buah bus yang diuji coba, yaitu bus tingkat (double decker) dan bus penumpang biasa (single decker). Bus tingkat yang mulai beroperasi pada Senin (13/3/2017) ini menempuh perjalanan dari Jurong East menuju Toa Payoh, melewati HarbourFront, China Town, dan Orchard Road. Bus tingkat ini dioperasikan oleh Tower Transit Singapore. Berbeda dengan bus tingkat, bus single decker akan mulai diujicoba pada rentan April hingga Juni tahun ini, dan dioperasikan oleh SMRT Buses dan Land Transport Authority (LTA) akan mengumumkan layanan ini di kemudian hari.
Sumber: theonlinecitizen.com
Sumber: theonlinecitizen.com
Bus yang dirilis oleh salah satu firma yang menggeluti bagian mesin, ST Kinetics, turut dilengkapi dengan sistem pendeteksi kelelahan. Alat ini akan memantau gerakan kelopak mata pengemudi dan ekspresi wajah dari pengemudi, lalu akan bergetar apabila si pengemudi mulai mengantuk atau bahkan tertidur. Selain itu juga ada perangkat yang terpasang dalam bus ini, yaitu Mobileye yang akan memperingati pengemudi tentang blind spot yang ditimbulkan, dan akan menampilkannya dalam bentuk audio dan visual dalam kabin pengemudi. Ada keunikan dari bus ini, dimana jumlah bangku pada bus tingkat 3 pintu ini lebih sedikit daripada bus tingkat biasa, walaupun kedua bus ini merupakan hasil produksi dari pabrik yang sama. Keuntungan dari bus tingkat 3 pintu ini adalah penumpang yang berada di lantai 2 dapat turun menggunakan tangga yang lebih dekat menuju pintu yang ada di bagian belakang, sedangkan yang terjadi pada bus tingkat pendahulunya adalah penumpang dari lantai 2 turun menggunakan tangga yang sama dengan penumpang lain yang hendak naik ke atas. Dengan diluncurkannya kedua bus ini akan memungkinkan pihak LTA untuk meneliti tanggapan dari berbagai komuter, karena kedua bus ini akan melewati beberapa daerah, termasuk daerah pemukiman dan daerah komersil di Singapura. Pada karnaval bus perdana tahun lalu, 9 dari 10 suara dari 22.000 responden menyetujui tentang pengaplikasian bus dengan tiga pintu ini. Lebih dari 95 persen masyarakat mengatakan bahwa pintu kedua bus ini akan sangat berguna. Direktur Angkutan Umum LTA, Mr Yeo Teck Guan mengatakan penelitian ini memungkinkan pihak yang berwenang untuk menelaah bagaimana bus dapat beradaptasi dengan infrastuktur yang sudah ada seperti halte bus, permberhentian bus, dan mengamati arus komuter di sana. “Ulasan dari masyarakat tentang design bus merupakan kunci dari pengadaan sarana transportasi karena kita bergerak maju menuju car-lite society (program pengurangan kendaraan pribadi di Singapura),” tutur Yeo seperti yang dikutip dari laman todayonline.com (13/3/2017). Pada kesempatan yang berbeda, seorang penggemar bus, Cheung Ho Hoi (15) mengatakan dengan pengaplikasian bus 3 pintu ini memungkinkan bus meninggalkan pemberhentian bus lebih cepat. Senada dengan Cheung, Hasyim Ali (55) seorang pengguna jasa komuter mengatakan bus ini menggunakan sistem yang lebih baik. “Seharusnya pembaruan seperti ini sudah ada sejak lama,” tuturnya.

PT Angkasa Pura I Lakukan Simulasi Kecelakaan di Bandara Sultan Hasanuddin

PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan pelatihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) Dirgantara Raharja (Dhirja) ke 90 di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Latihan ini melibatkan sekitar 1000 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari AP I, TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin, Perum LPPNPI, Polri, Basarnas, Kesehatan, Imigrasi dan Bea Cukai Makassar serta beberapa rumah sakit sekitar bandara Sultan Hasanuddin. Dalam PKD Dhirja ke 90 ini, hal yang dilatih yakni full scale exercise atau latihan yang berkaitan dengan kecelakaan pesawat terbang, aviation security exercise atau latihan penanganan bom dan ancaman keselamatan penerbangan dan fire building exercise atau latihan penanganan kebakaran gedung. Dari ketiga latihan ini, waktu respon unit Airport Rescue anda Fire Fighting (ARFF) tidak boleh lebih dari 3 menit, ini tercantum dalam peraturan internasional dan nasional tentang Airport Emergency Plan (AEP). Selain ketiga latihan tersebut, ada juga pelatihan penanganan pasca kejadian yang terdiri dari penanganan keluar korban melalui simulasi Greeters Meeters dan penanganan terhadap media melalui Media Handling. Pada latihan ini menggunakan pesawat Losari Air dengan nomor penerbangan MKS090 dari Haneda menuju Makassar yang jatuh dan terbakar sebelum memasuki runway 21 bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Pesawat jenis Airbus 330-200 tersebut kehilangan kendali dan jatuh di areal luar pagar bandara, tepatnya di gridmap C6. Melihat kejadian tersebut petugas Air Traffic Control (ATC) segera menyalakan crash bell dan menginformasikan petugas watchroom. Kemudian General Manager bandara Sultan Hasanuddin segera mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) dan petugas ARFF langsung menuju lokasi kecelakaan, memadamkan api dan mengevakuasi korban. “Dalam bisnis kebandarudaraan, keamanan dan keselamatan penerbangan merupakan aspek utama yang perlu mendapat perhatian ekstra. Oleh karena itu, setiap 2 tahun sekali manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) melaksanakan kegiatan simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) untuk menguji fungsi koordinasi, komunikasi, komando dan sinkronisasi atas prosedur tetap dari setiap unsur yang ada di bandara dan fungsi penunjang di sekitarnya,” terang Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero), Wendo Asrul Rose. Dia berharap dengan adanya pelatihan ini, pihaknya selalu dalam keadaan siap menangani baik secara sumber daya manusia maupun fasilitas. Hal ini karena, kejadian atau kecelakaan bisa terjadi sewaktu-waktu. Tak hanya di bandara Sultan Hasanuddin, tahun ini latihan serupa juga akan dilakukan di bandara Lombok Praya, Syamsudin Noor Banjarmasi, Adisutjipto Yogyakarta dan Patimurra di Ambon.

Tingkatkan Efisiensi Perusahaan, PT KAI Pacu Penjualan Tiket Online

Dalam industri transportasi, penyediaan layanan online menjadi tonggak penting yang harus dicapai, terlebih bila yang disasar adalah tingkat efisiensi dari beban biaya operasional. Dan salah satu perusaahan transportasi nasional yang sukses menghantarkan sistem penjualan tiket online adalah PT KAI (Persero). Di masa lalu jalur penjualan tiket lumrah dilakukan di stasiun, dan kini PT KAI telah mampu menggeser tren pembelian tiket, dimana 46 persen jalur pembelian tiket KAI sudah dilayani secara online dari web dan aplikasi. Menyadari luasnya pasar online, dan target untuk mempercepat efisiensi biaya operasional, mayoritas sistem penjualan tiket KAI kini diserahkan lewat mekanisme business to business (B2B) dengan melibatkan 23 mitra swasta. “Kami memang berniat mendorong penjualan tiket secara online, pasalnya fokus pada online akan mengurangi beban biaya operasional, dengan mekanisme online maka tidak diperkukan pembinaan SDM, kami pun tak perlu repot memikirkan karir dan lokasi penjualan tiket seperti saat ini,” ujar M. Kuncoro Wibowo, Direktur Komersial dan IT PT KAI kepada KabarPenumpang.com. Ia menambahkan, pola dominasi sistem online pada penjualan tiket KA juga lumrah diterapkan di negara-negara maju. Dilihat dari komposisi mitra B2B penjualan tiket KAI, saat ini dikenal empat mitra utama, yakni Traveloka.com, Tiket.com, Indomaret, dan Alfamart. “Pangsa penjualan tiket mereka cukup besar, bisa sampai 5 miliar transaksi dalam satu hari,”ungkap M. Kuncoro Wibowo. Selain itu PT KAI juga mempunyai jalur penjualan online organik milik internal, yakni KAI Access, porsi penjualan tiket online dari jalur online milik KAI ini disebut-sebut mencapai 2,2 miliar per hari. Karena berusaha menggaet pasar lebih besar, PT KAI terus membuka kesempatan bagi mitra-mitra baru untuk bergabung dalam penjualan tiket online, seperti belum lama ini Blibli.com dan Bukalapak.com telah bergabung sebagai mitra B2B PT KAI. Meski terus membuka pintu bagi mitra-mitra baru, PT KAI memberi syarat dan aturan ketat dalam sistem penjualan tiket online. Selain harus berstatus sebagai PT (Perseroan Terbatas), setiap mitra harus menyediakan dana deposit Rp1 miliar, dan saldo minimum. Kuncoro menambahkan, “Kami tak ingin bermitra dengan yang ecek-ecek, jika target minimum tidak tercapai dan ada ketentuan yang dilanggar maka kami bisa saja menghentikan kerjasama dengan mereka,” kata M. Kuncoro.

Sulitnya Menghadirkan Free WiFi di Atas Kereta, Inilah Alasan PT KAI

Setelah kabin pesawat penumpang dan bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) menghadirkan layanan free WiFi lewat mobile broadband, lantas bagaimana dengan layanan sejenis di gerbong kereta? Ketimbang di pesawat dan bus, sepertinya menghadirkan free WiFi bagi penumpang masih terasa sulit dilakukan oleh penyedia layanan, dalam hal ini PT KAI (Persero), padahal harga tiket KA eksekutif sudah setara dengan tarif pesawat udara, bahkan tiket KA kebanyakan lebih mahal jika dibanding tarif bus eksekutif. Baca juga: Mobile Broadband di Atas Rel Kereta Lewat perbicancangan KabarPenumpang.com dengan Direktur Komersial PT KAI M. Kuncoro Wibowo di Kantor Pusat PT KAI di Bandung (23/3/2017), disebutkan bahwa serangkaian uji coba jaringan free WiFi sudah dilangsungkan sejak beberapa waktu lalu oleh PT KAI. “Tapi harus diakui implementasi free WiFi masih menyisakan beberapa kendala, namun pelan tapi pasti layanan free WiFi pasti akan kami hadirkan di rangkaian KA,” kata Kuncoro. Ia menyebut rangkaian set kereta (train set) masih putus sambung, artinya antar gerbong kerap dipindah atau ditukar-tukar. Semisal saat perbaikan, hanya satu gerbong yang dilepas. Pola ini menjadi menyulitkan dalam implementasi free WiFi. Lebih detail, Pria yang matang di industri telekomunikasi seluler ini menjelaskan, bahwa penempatan modul antena biasa disematkan di satu gerbong (kereta restorasi), dan saat antar gerbong dilepas atau diganti maka pengaturan kabel antar gerbong biasanya jadi bermasalah. Sebagai langkah perbaikan, beberapa KA kini sudah digelar dalam train set, artinya jika ada perbaikan (maintenance) maka ya harus dibawa satu train set tersebut, tidak lagi dilepas-lepas. Model train set sudah lumrah diadopsi di beberapa negara maju, seperti di kawasan Eropa. Dari aspek teknologi yang diusung, rasanya sulit pula untuk mengadopsi akses data via satelit, mengingat antena satelit yang menonjol akan bermasalah saat kereta memasuki terowongan. Sebagai gantinya, Kuncoro menyebut bahwa ada satu aplikasi yang dikatakan cukup menarik, bahwa bisa ditaruh dalam sebuah modul di tiap gerbong. “Dengan sinyal yang rendah, teknologi ini kami rasa cukup memungkinkan dipasang pada rangkaian kereta yang ada,” tambah Kuncoro. Seperti saat ini hotspot WiFi suda tersedia di KA Gajayana, namun internetnya masih belum jalan. Sebagian penumpang KA yang harus terus akfif di laptop, kini masih mengandalkan akses jaringan seluler operator, yanh kadang saat masuk wilayah pedusunan sinyal hanya hadir di level 2G (GPRS). Benchmark PT KAI sendiri untuk urusan hospitality mengacu ke Perancis dan Tiongkok, sementara dari aspek teknologi (IT) tidak ada acuan khusus, tapi umumnya condong ke operator KA di kawasan Eropa.