Wow! Sepanjang September, Naik Kereta Api Cuma Bayar 80% Aja, Simak Penjelasannya

Sebagaimana diketahui bahwa Bulan September ini merupakan bulan yang sangat spesial bagi PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI). Ya, bertepatan 28 September 2025 nanti PT KAI akan merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Selain merayakan, pasti ada informasi spesial untuk masyarakat pengguna setia kereta api. Salah satunya adalah tebar diskon hingga 20%. Tak tanggung-tanggung, diskon 20 persen dari KAI berlaku untuk berbagai kelas kereta, mulai dari ekonomi, bisnis, eksekutif, luxury, hingga compartment. Perjalanan KAI selama delapan dekade pastinya penuh tantangan. Akan tetapi, dukungan dari masyarakat memungkinkan KAI terus berinovasi dalam pelayanan. Promo diskon ini menjadi bentuk apresiasi KAI kepada para penumpang yang telah setia memilih kereta api. Berikut ketentuan yang ingin memanfaatkan diskon 20%, berikut ini: • Periode pembelian tiket: 1–30 September 2025 • Periode keberangkatan: 1–30 September 2025 • Pembelian tiket dapat melalui aplikasi Access by KAI, website kai.id, atau mitra resmi/agen perjalanan yang bekerja sama dengan KAI • Diskon tidak berlaku untuk tarif khusus dan tidak dapat digabung dengan promo atau reduksi lainnya • Tiket diskon dapat dibatalkan atau diubah jadwal sesuai aturan yang berlaku Selain meramaikan HUT KAI ke-80, masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk merasakan perjalanan nyaman dengan kereta api. Serta pilihan kereta api tetap menjadi moda transportasi publik pilihan yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Penumpang dapat mengecek daftar kereta api yang mendapatkan diskon melalui aplikasi Access by KAI. Tersedia 38 perjalanan kereta yang mendapat potongan harga tiket 20 persen sepanjang bulan ini: • Argo Dwipangga • Argo Lawu • Batavia • Banyubiru • Banyubiru Expres • Bogowonto • Fajar Utama Solo • Fajar Utama YK • Gajahwong • Jaka Tingkir • Joglosemarkerto • Lodaya • Manahan • Mataram • Sancaka • Senja Utama Solo • Senja Utama YK • Taksaka • Sancaka Utara • Argo Semeru • Argo Wilis • Bangunkarta • Bima • Gajayana • Gaya Baru Malam Selatan • Jayakarta • Kertanegara • Madiun Jaya • Malabar • Matarmaja • Malioboro Ekspres • Mutiara Selatan • Pasundan • Ranggajati • Singasari • Turangga • Wijayakusuma.  

Sejarah Singkat Stasiun Telawa yang Berusia Lebih dari Satu Abad

Siapa yang belum mengetahui bahwa Boyolali itu memiliki stasiun Kereta Api (KA), lho. Nah, tepatnya adalah Stasiun Telawa adalah satu-satunya stasiun kereta api antarkota yamg ada di Boyolali. Stasiun ini dibuka oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 10 Februari 1870. Walaupun umurnya sudah 155 tahun, bangunan stasiunnya masih asli dan terawat dengan baik.
Stasiun Telawa
Stasiun yang kini berada di wilayah PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasional (Daop) 4 Semarang itu dulunya masih satu paket pembangunan jalur Semarang-Voorstenlanden. Voorstenlanden atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai tanah para raja mengacu pada wilayah Kerajaan Mataram atau daerah Solo dan Yogyakarta masa kini. Dulunya daerah di sekitar stasiun merupakan penghasil kayu jati, bahan bakar terbaik bagi lokomotif uap, dan komoditas andalan di wilayah tersebut, sehingga menjadi titik vital untuk dibangun jalur kereta api. Berada di ketinggian 63 meter di atas permukaan laut, Stasiun Telawa juga masih mempertahankan bentuk asli dari arsitekturnya dan hanya mengalami renovasi minor. Stasiun Telawa membawa arsitektur Indische Stijl, yang menggabungkan elemen arsitektur Eropa dengan adaptasi terhadap iklim tropis di Indonesia. Terlihat bentuk bangunan yang sederhana seperti jendela dan ventilasi yang besar untuk sirkulasi udara . Tak jauh dari Stasiun Telawa, terdapat sebuah bangunan Belanda atau dikenal dengan Loji Papak untuk rumah administratur perkebunan. Loji Papak semacam ini di Jawa Tengah cukup langka karena hanya ada di Gundih, Telawa, dan Salatiga. Seiring berjalannya waktu, fungsi Stasiun Telawa berkembang dari yang semula hanya melayani angkutan barang menjadi melayani perjalanan penumpang. Perkembangan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan transportasi umum bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya. Walaupun namanya Telawa, namun letaknya tak persis di Desa Telawa, namun di Desa Pilangrejo, Juwangi. Sehingga stasiun ini juga dikenal sebagai Stasiun Juwangi. Di Stasiun Telawa ada beberapa perjalanan kereta api antarkota yang berhenti, yaitu KA Banyubiru, Joglosemarkerto, Matarmaja dan Majapahit. KA-KA ini telah memudahkan masyarakat Boyolali untuk bermobilitasi ke kota-kota lain, seperti: Solo, Semarang, Yoguakarta, sampai Jakarta.
“Tanggung,” Stasiun Kedua Tertua di Indonesia, Masih Beroperasi dan Jadi Cagar Budaya

Makan Pizza Rasa Rumahan? Di Kuba Ada Restoran dari Bus Sekolah Bekas

Pizza menjadi salah satu makanan favorit banyak orang dan bisa dinikmati di restoran Italia atau Amerika tergantung kesukaan Anda. Bila biasanya restoran pizza berada di mall atau gedung tersendiri, bagaimana kalau dijual di dalam bus? Di Kuba, Anda bisa menikmati pizza di dalam sebuah bus yang sudah di ubah menjadi restoran di kawasan Grand Rapids. Tepatnya restoran pizza bernama Montejo’s Cookhouse tersebut di buka di Wyoming di 1540 28th St SW dekat Burlingame Avenue. Pemiliknya adalah Jazmin Montejo Bersama sang suami. Pizza yang dijual dibus sekolah ini layaknya pizza tipe Amerika yang disertai keju renyah dan dimakan seperti taco yang terlipat dua. Bus yang dulunya bus sekolah ini didapatkan Montejo setelah dirinya dan suami memiliki ide untuk menawarkan sesuatu bagi komunitas mereka. “Kami makan pizza setiap hari di rumah selama sekitar satu atau dua bulan selama melakukan percobaan untuk resep kami. Kami buat ini untuk berbagi rasa dengan komunitas kami,” ujar Montejo. Pasangan dengan lima Anak ini menghabiskan Waktu sekitar satu tahun untuk mengubah bus sekolah bekas menjadi ruang makan untuk restoran pizza mereka. Montejo sendiri mengaku banyak dibantu oleh anggota gereja mereka dalam pembuatan meja untuk diletakkan di dalam bus. Mereka juga membantu membuat logo di meja kayu yang ada di dalam bus. “Itu berarti banyak bagi kami, seperti komunitas ingin terlibat dalam ini,” kata Montejo. Restoran pizza dari bus bekas ini pun akhirnya selesai pada akhir Juli 2025 kemarin dan merayakan pembukaannya secara besar-besaran. Dikatakan Montejo, para pelanggan mengaku bahwa pizza yang mereka santap seperti makan di rumah. “(Pelanggan) seperti keluarga bagi kami, dan kami selalu ingin memberikan yang terbaik bagi mereka,” kata Montejo. Untuk diketahui, pizza yang dijuan merupakan pizza keju tradisional dengan topping pepperoni, Hawaiian, udang, dan Meksiko. Penggunaan bus sekolah ini pun dipilih setelah berjualan dengan tenda tidak berhasil dengan baik karena hujan dan angin.
Street Gourmet, Bus Kuliner dan Wisata Sejarah di Bandung

Tips Aman Penumpang Bus dan Kendaraan Umum Saat Terjadi Gempa

Gempa bumi bisa datang tanpa peringatan dan menimbulkan kepanikan, terutama bagi mereka yang sedang berada di dalam bus atau kendaraan umum. Agar tetap selamat, penumpang perlu mengetahui langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan ketika guncangan terjadi. Berikut beberapa tips aman bagi penumpang bus dan kendaraan umum saat gempa yang sudah dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber. 1. Tenang dan jangan panik Saat ada gempa dan berada di dalam kendaraan yang tengah berjalan, jangan panik. Karena panik hanya akan memicu kepadatan dan saling dorong antarpenumpang. Tenangkan diri agar bisa berpikir jernih dan mengikuti arahan sopir maupun petugas. 2. Tetap berada di dalam kendaraan Ingat, jangan melompat keluar dari bus atau kendaraan yang sedang berjalan karena sangat berbahaya. Baiknya tunggu hingga kendaraan berhenti dengan aman sebelum Anda keluar. 3. Lindungi kepala dan tubuh Gunakan tas, jaket, atau tangan untuk menutupi kepala saat gempa terjadi. Selain itu juga bisa duduk merunduk di kursi, karena ini dapat mengurangi risiko cedera akibat benturan atau barang jatuh. 4. Ikuti arah pengemudi dan kru Jika bus sudah berhenti di tempat aman, dengarkan instruksi dari sopir atau kondektur. Mereka biasanya dilatih untuk menghadapi kondisi darurat, sehingga penumpang bisa tenang dan paham dengan arahan kru maupun pengemudi. 5. Keluar dengan tertib saat gempa reda Saat evakuasi, hindari berebut pintu, sebab bisa terjatuh dan justru membuat celaka bukannya aman. Ingat untuk selalu mengutamakan penumpang lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas. 6. Jauhi bangunan tinggi dan tiang listrik Setelah keluar, menjauhlah dari terminal, jembatan, atau gedung yang berpotensi runtuh. Carilah lapangan terbuka atau area aman. 7. Waspada gempa susulan Setelah gempa mereda, baiknya jangan langsung kembali ke kendaraan atau bangunan. Ingat untuk tetap waspada, karena gempa susulan bisa datang kapan saja. Tips sederhana ini diharapkan bisa membantu penumpang bus dan kendaraan umum lebih siap menghadapi situasi darurat. Ketenangan, kewaspadaan, dan kerja sama antarpenumpang menjadi kunci untuk selamat saat gempa bumi terjadi.
Sempat Hancur Dilanda Gempa, Terowongan Mrawan Kembali Kokoh Hingga Ratusan Tahun

Terminal Hamid Rusdi, Pintu Masuk Selatan Kota Malang

Apakah terminal induk haruslah bertipe A? Ternyata tidak, karena di kota Malang, Jawa Timur ada terminal tipe B yang menjadi salah satu terminal induk. Ya inilah Terminal Hamid Rusdi, terminal induk selain Terminal Arjosari dan Landungsari di Malang. Terminal ini letaknya di sisi selatan pintu masuk kota Malang, makanya bisa dikatakan sebagai salah satu terminal induk karena hal tersebut. Bukan hanya letaknya di sisi selatan kota Malang, Terminal Hamid Rusli ini letaknya juga berada di perbatasan antara wilayah Kabupaten Malang ke arah Lumajang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek. Nama terminal ini mengabadikan sosok pahlawan yang berasal dari kota Malang yakni Mayor TNI Hamid Roesdi. Untuk diketahui, Mayor TNI Hamid Roesdi (1911 – 8 Maret 1949) merupakan seorang pejuang asal Malang yang berhasil menumpas PKI pada tahun 1948 di Donomulyo. Terminal Hamid Rusdi beroperasi menggantikan Terminal Gadang yang lebih dulu beroperasi sejak tahun 1995. Terminal Gadang direlokasi ke lokasi saat ini karena tidak mendukungnya area lahan terminal yang terlalu berdekatan dengan Pasar Induk Gadang. Selain itu relokasi menjadi solusi yang tepat mengingat jumlah angkutan umum yang sangat tinggi tidak sebanding dengan volume jalanan, sehingga rawan menyebabkan kemacetan tinggi di kawasan traffic light Pasar Induk Gadang. Lokasi terminal yang baru ini berada jarakanya lebih kurang 1,5 km arah timur dari Pasar Induk Gadang. Lebih tepatnya di Jl. Mayjen Sungkono No. 11, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Terminal yang beroperasi dari pukul 04.00 sampai dengan 21.00 WIB ini melayani moda transportasi umum berupa angkutan kota, angkutan pedesaan dan angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP). Seiring waktu, fasilitas terminal terus dibenahi. Area parkir diperluas, ruang tunggu diperbarui, dan integrasi dengan angkutan kota serta layanan bus modern diperkuat. Kehadiran Hamid Rusdi juga mengubah wajah kawasan Kedungkandang. Warung, kios, bengkel, hingga usaha kecil tumbuh, menandai geliat ekonomi baru di sekitar terminal. Meski popularitasnya masih kalah dibanding Terminal Arjosari yang lebih dikenal sebagai pusat bus AKAP di utara kota, Terminal Hamid Rusdi tetap berdiri sebagai saksi perubahan. Dari Terminal Gadang yang padat, hingga lahirnya terminal modern di timur kota, Hamid Rusdi kini menjadi bagian penting dari denyut transportasi Malang.
Terminal Arjosari, Pusat Utama Mobilitas Kota Malang

Terminal Anak Air, Simbol Pergeseran Wajah Transprtasi Darat di Padang

Terminal Anak Air merupakan terminal kelas A yang beroperasi sejak Oktober 2021 silam. Terletak di Batipuh Pajang, Kota Padang, Sumatera, terminal ini menjadi terminal utama di Padang. Kehadiran Terminal Anak Air ini menggantikan Terminal Lintas Andalas yang berubah menjadi Plaza Andalas dan Terminal Bengkuang yang berubah menjadi Balai Kota Padang. Terminal ini dekat engan Pasar Lubuk Buaya dan halte kereta api Lubuk Buaya. Jaraknya pun tak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau yakni sekitar sembilan kilometer dan 3,5 km dari gerbang Tol Padang-Pekanbaru. Terminal ini juga dapat diakses menggunakan bus Trans Padang koridor Anak Air–Teluk Bayur (via Jalan Bypass). Bukan sekedar tempat naik-turun penumpang bus, terminal inilahir ari kebutuhan besar kan pusat transportasi darat modern yang mampu menampung arus perjalanan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarprovinsi (AKAP). Saat pertama kali difungsikan, Terminal Anak Air sempat menimbulkan pro-kontra. Banyak penumpang mengeluh karena jaraknya jauh dari pusat kota, sementara akses transportasi umum ke lokasi belum maksimal. Namun, seiring berjalannya waktu, terminal ini mulai menunjukkan perannya sebagai gerbang penting mobilitas. Beberapa perusahaan otobus besar menempatkan armadanya di sini, dan fasilitas pun terus ditingkatkan. Bagi warga sekitar, hadirnya terminal membawa dinamika baru. Kawasan yang dulunya relatif sepi kini tumbuh dengan aktivitas ekonomi dari pedagang kecil, warung makan, hingga jasa angkutan pengumpan. Pemerintah Kota Padang bersama Kementerian Perhubungan berencana terus mengembangkan Terminal Anak Air sebagai simpul transportasi modern. Rencananya, integrasi dengan moda lain, termasuk bus rapid transit (BRT) Trans Padang, akan diperkuat agar mobilitas masyarakat lebih efisien. Meski masih menghadapi tantangan dalam hal integrasi transportasi, Terminal Anak Air kini menjadi simbol pergeseran wajah transportasi darat di Kota Padang. Dari Lintas Andalas ke Anak Air, jejak sejarah terminal ini menggambarkan bagaimana kebutuhan mobilitas mendorong lahirnya simpul-simpul baru perjalanan di Sumatera Barat. Untuk diketahui, pada 9 Februari 2018, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peletakan batu pertama proyek pembangunan Terminal Anak Air. Lahan untuk terminal dibebaskan oleh Pemerintah Kota Padang, sedangkan pembangunan fisiknya dikerjakan oleh pemerintah pusat.
Terminal Arjosari, Pusat Utama Mobilitas Kota Malang

Kapal Bersandar Angkut Hasil Timah ke Eropa, Ini Sejarah Pelabuhan Tanjung Pandan

Pelabuhan Tanjung Pandan merupakan salah satu pelabuhan tua di Kepulauan Bangka Belitung yang menyimpan jejak sejarah panjang. Berada di ibu kota Kabupaten Belitung, pelabuhan ini sejak masa kolonial Belanda berfungsi sebagai pintu utama keluar masuk barang dan hasil bumi, khususnya timah dan lada yang menjadi komoditas unggulan Belitung. Pada abad ke-19, ketika Belanda mulai mengembangkan industri pertimahan di Belitung, Pelabuhan Tanjung Pandan menjadi jalur vital. Kapal-kapal besar bersandar untuk mengangkut hasil tambang timah ke Batavia bahkan hingga ke Eropa. Selain itu, pelabuhan ini juga ramai dengan perdagangan rempah dan hasil laut, menjadikannya pusat ekonomi kawasan. Di masa itu, Pelabuhan Tanjung Pandan juga menjadi titik mobilitas manusia. Para pekerja dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan dari Tiongkok, datang melalui pelabuhan ini untuk bekerja di tambang timah maupun berdagang. Kehadiran mereka membentuk ragam budaya di Belitung yang masih terasa hingga kini. Memasuki era kemerdekaan, pelabuhan ini tetap menjadi denyut nadi masyarakat Belitung. Aktivitas bongkar muat barang kebutuhan pokok, hasil laut, hingga distribusi material pertambangan terus berjalan. Seiring perkembangan pariwisata Belitung pada awal 2000-an, Pelabuhan Tanjung Pandan juga berperan sebagai pintu gerbang wisatawan yang datang lewat jalur laut, meski belakangan lebih banyak ditopang oleh Bandara H.A.S. Hanandjoeddin. Kini, Pelabuhan Tanjung Pandan dikelola secara modern di bawah Pelindo. Meski tak seramai masa jayanya saat timah menjadi primadona, pelabuhan ini tetap penting sebagai simpul logistik dan transportasi laut, khususnya kapal penumpang dan angkutan barang dari dan ke Belitung. Bagi masyarakat setempat, pelabuhan ini bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga bagian dari identitas sejarah maritim Pulau Belitung. Sejak 11 Juni 2011, Pelabuhan Tanjung Pandan memiliki terminal penumpang yang dinamakan Pelabuhan Laskar Pelangi, yang semakin mendukung perkembangan pariwisata di Belitung, terkenal dengan novel dan film “Laskar Pelangi”. Hingga kini bisa dikakatan, Pelabuhan Tanjung Pandan mengalami perubahan fungsi seiring perkembangan zaman, dari jalur perdagangan dan ekspor menjadi gerbang utama kepariwisataan Pulau Belitung saat ini.
Berada di Pusat Kota, Pelabuhan Bastiong Jadi Simpul Ekonomi dan Pariwisata Maluku Utara

Misterius, Lima Lokasi Ini Mampu ‘Mengacaukan’ Alat Navigasi (Kompas), Termasuk Kompas Digital

Meskipun kompas magnetik dikenal sebagai alat navigasi yang andal, ada beberapa lokasi di Bumi di mana kompas tidak bisa diandalkan. Ini bukan karena kompasnya rusak, melainkan karena kondisi alam yang ekstrem dan langka, seperti anomali magnetik, endapan bijih besi yang besar, atau pergeseran medan magnet. Anomali magnetik memiliki pengaruh yang signifikan, terutama pada navigasi transportasi yang masih mengandalkan kompas magnetik. Namun, seiring perkembangan teknologi, dampaknya kini bisa dikelola dan dihindari. Dan berikut adalah lima lokasi yang disebut misterius, di mana kompas tidak berfungsi dengan baik. 1. Kutub Magnetik (Magnetic Poles) Di dekat kutub magnetik Bumi (terutama di Arktik Kanada), kompas tidak berfungsi karena garis medan magnetiknya menukik hampir vertikal ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan jarum kompas menjadi bingung dan berputar-putar. 2. Anomali Magnetik Kursk (Kursk Magnetic Anomaly/KMA) Berlokasi di Rusia bagian barat, KMA adalah salah satu anomali magnetik terkuat di dunia. Fenomena ini disebabkan oleh endapan bijih besi yang sangat besar di bawah tanah, yang secara signifikan mengganggu medan magnet Bumi. 3. Dataran Tinggi Kerguelen (Kerguelen Plateau) Ini adalah dataran vulkanik bawah laut yang luas di Samudra Hindia bagian selatan. Struktur geologisnya yang kompleks, termasuk aliran lava kuno, menciptakan anomali magnetik lokal yang memengaruhi pembacaan kompas. 4. Danau Vostok (Lake Vostok) Terletak di Antartika, Danau Vostok adalah danau subglasial (di bawah lapisan es). Survei telah mendeteksi anomali magnetik yang signifikan di sana, yang kemungkinan disebabkan oleh struktur geologis di bawah es yang dapat mengganggu kompas. 5. Wilayah Teluk Hudson (Hudson Bay Region) Survei magnetik di wilayah ini di Kanada mencatat adanya anomali dan tanda magnetik yang tidak biasa terkait dengan patahan geologi. Ini menunjukkan bahwa kompas magnetik tradisional dapat memberikan pembacaan yang tidak akurat di sana.
Inilah Velo 2 Beeline, Kompas Digital Khusus Sepeda, Goweser Wajib Coba!
Bagaimana dengan Kompas Digital? Meskipun kompas digital di ponsel pintar atau perangkat GPS terlihat canggih, prinsip kerjanya masih sama. Ia menggunakan sensor yang disebut magnetometer untuk mendeteksi dan mengukur kekuatan serta arah medan magnetik lokal Bumi. Jadi, jika medan magnetik di suatu tempat terdistorsi secara signifikan, sensor tersebut akan menerima data yang salah dan memberikan pembacaan yang tidak akurat atau bahkan tidak stabil. Satu-satunya keuntungan kompas digital adalah mereka seringkali terintegrasi dengan GPS. Perangkat dapat menggunakan data GPS untuk menentukan posisi dan arah yang benar, sehingga mengimbangi pembacaan kompas yang salah. Namun, sensor kompasnya sendiri tetap tidak berfungsi dengan baik di lokasi-lokasi tersebut.
Kompas Digital, Tetap Presisi dalam Wujud Aplikasi di Smartphone

Hanya Enam Stasiun Kereta Api Punya Ciri Khas Lagu Kedatangan, Dua yang Lainnya Sudah Hilang

Jika kita naik kereta api pasti tak heran saat memasuki dan singgah di stasiun besar mendengar alunan musik khas kedatangan kereta api. Tak cuma itu, walaupun terdengar hanya instrumen pasti kita mengetahui judul lagu yang dimainkan petugas stasiun karena merupakan lagu tradisional khas dari daerah tersebut. Tapi informasi yang beredar di media sosial tengah ramai soal adanya royalti musik dari pencipta lagu tersebut. Banyak yang mengira bahwa lagu khas stasiun tidak masalah untuk diputar, karena menurut penumpang bisa mengetahui ciri khas lagu kedatangan kereta api di stasiun daerahnya masing-masing. Namun pada 28 Agustus 2025 lalu, PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta menghentikan sementara pemutaran lagu di stasiun-stasiun yang berada di wilayahnya, seperti Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, hingga Solo Balapan. Adapun lagu yang biasa diputar di Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan adalah Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki, sedangkan di Solo Balapan adalah Bengawan Solo karya Gesang Martohartono.
Stasiun Solo Balapan tak Lagi Putar Lagu Bengawan Solo Saat Kedatangan Kereta Api. Royalti?
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menjelaskan bahwa penghentian ini dilakukan untuk memastikan penggunaan karya musik di lingkungan KAI sesuai dengan ketentuan hak cipta. Lagu Bengawan Solo selama ini diputar saat kedatangan dan keberangkatan kereta api di Stasiun Solo Balapan. Hingga kini, suasana di keberangkatan kereta api terasa hening. Tak ada alunan lagu Bengawan Solo saat kereta rel listrik (KRL) Jogja-Solo tiba. Pun juga saat kereta lainnya di berhenti di stasiun lainnya seperti Yogyakarta dan Lempuyangan. Sebelumnya ada 8 stasiun kereta api yang mengalunkan lagu khas kedatangan stasiun di wilayahnya masing-masing. Berikut daftarnya: Stasiun Pekalongan Stasiun yang terkenal dengan Kota Batiknya ini memiliki ciri khas lagu instrumental berjudul “Nyidam Sari”. Lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi campur Sari Manthous ini berkisah tentang seorang lelaki yang tengah kasamaran. Stasiun Bandung Stasiun Bandung mempunyai lagu kedatangan kereta dengan judul “Sabilulungan”. Arti Sabilulungan dalam bahasa sunda adalah kesatuan, gotong royong, atau kerjasama. Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Sabilulungan adalah kearifan lokal yang menjadi filosofi masyarakat di bumi Pasundan. Stasiun Purwokerto Berjudul “Di Tepinya Sungai Serayu” yang merupakan sebuah lagu keroncong legendaris ciptaan R Sutedjo. Lagu ini mengisahkan tentang keindahan sungai Serayu, dimana jalur kereta Purwokerto menyusuri tepi sungai Serayu. Musik ini selalu membuat penumpang adem dan rindu akan Kota Purwokerto. Stasiun Surabaya Gubeng dan Pasar Turi Per akhir Mei 2021, Stasiun Surabaya Gubeng memiliki melodi penyambutan kereta api berirama keroncong berjudul “Soerabaja”. Pada awalnya, melodi yang digunakan berupa bel bersuara lagu instrumental berjudul “Rek Ayo Rek”. Sekarang kedua lagu tersebut menjadi bel penyambutan kereta api semua stasiun terminus kereta api antarkota di Kota Surabaya. Stasiun Cirebon Memiliki ciri khas, yaitu adanya pemutaran lagu instrumental berjudul “Kota Cirebon” setiap kedatangan dan keberangkatan kereta api penumpang. Lagu ini dipopulerkan oleh Diana Sastra, salah satu tokoh tarling cirebonan. Stasiun Semarang Tawang dan Poncol Mempunyai lagu khas instrumental untuk menyambut para penumpang yaitu Gambang Semarang. Sementara di Stasiun Semarang Poncol, alunan musik ini biasanya dimainkan saat kereta akan melintas, datang, dan berangkat dari Stasiun Semarang Poncol. Stasiun Gambir Suara bel kedatangan kereta api kini dapat didengar unik dengan bel bersuara lagu instrumen “Kicir-Kicir” setiap kedatangan kereta api antarkota. Selain Stasiun Gambir, di wilayah Daop 1 Jakarta ada beberapa stasiun yang memutar ciri khas lagu kedatangan tersebut, yaitu Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara.
Yang Unik dari Stasiun Tawang, Alunan Gambang Semarang Gantikan Bunyi Bel

Hari Ini, 24 Tahun Lalu, Sukhoi Su-80 Multirole dengan Sayap Gawang Terbang Perdana

Tepat pada hari ini, 24 tahun yang lalu atau 4 September 2001, pesawat unik multirole dengan desain sayap tinggi (high wing) model gawang, Sukhoi Su-80, terbang perdana. Pesawat angkut bermesin ganda dengan kemampuan short take-off and landing (STOL) umumnya digunakan untuk angkutan kargo dan penumpang. Baca juga: Kasihan, Sukhoi Superjet 100 Tak Terima Satupun Pesanan Tahun Ini Pesawat yang dirancang dan dikembangkan bersama oleh Sukhoi Company (JSC) dan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO), Rusia, ini sebelumnya dikenal sebagai Sukhoi S-80 yang dipamerkan pertama kali pada Paris Air Show ke-38 tahun 1989 di Le Bourget; ajang yang juga diikuti oleh pesawat turboprop pertama di dunia dengan teknologi fly-by-wire besutan Indonesia, N250. Sukhoi S-80 kemudian lama tak muncul sampai tahun 2001 saat pesawat dipamerkan sebagai Sukhoi Su-80. Pesawat ini dapat menampung dua awak (pilot dan co-pilot), 30 kursi, dan kargo seberat 3.300kg, cukup ideal untuk menjadi angkutan kargo sekaligus angkutan penumpang. Panjang dan tinggi kabin 7,75m dan 1,82m serta lebar maksimum kabin sebesar 2,17m dan lebar area mencapai 1,75m juga mendukung muatan kargo sebanyak dua kargo besar atau satu truk atau satu mesin jet pesawat. Proses bongkar muat serta jalan masuk penumpang juga dimudahkan dengan desain ramp kargo sebesar 1,82 x 1,89 meter. Tak lupa, kabin juga dilengkapi dengan pintu keluar darurat dengan dimensi 1,27 x 7 meter untuk penumpang. Adapun tinggi dan lebar pesawat sendiri mencapai 2,3 dan 2,4 meter. Dilansir aerospace-technology.com, Sukhoi Su-80 ditawarkan dalam tiga varian, Su-80GP, Su-80PT, dan Su-80TD.
Su-80GP sendiri merupakan pesawat kargo atau penumpang. Pesawat ini dapat dengan mudah dikonversi dari konfigurasi penumpang ke kargo dengan melengkapi jalur roller yang dapat dilepas ke dek kabin dan jalur kargo. Meskipun mudah dikonversi, namun, varian ini diklaim sangat menunjang kenyamanan penumpang. Berbeda dengan Su-80GP, Su-80PT diplot sebagai pesawat patroli atau angkut yang digunakan untuk operasi perbatasan darat dan laut. Pesawat ini mampu mengirimkan data relevan berkualitas tinggi ke pangkalan data (baik sipil maupun militer), mendeteksi ancaman, dan menghancurkan penyusup. Tak hanya itu, Su-80PT juga dapat melakukan pemantauan pipa minyak dan gas, pengukuran magnetometrik, dan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR). Untuk misi ini, sistem persenjataan pesawat umumnya diletakkan di sayap, dengan muatan bom, roket, senapan mesin, dan meriam ringan. Adapun Su-80TD lebih ke pengangkut pasukan atau pesawat kargo yang dirancang untuk operasi militer, seperti latihan terjun, melakukan misi casualty evacuation (casevac)/medical evacuation (medevac), dan menjalankan misi khusus lainnya. Avionik ketiga varian tersebut umumnya dilengkapi dengan air navigation and indication system, air signal system, kompas radio otomatis, sistem penginderaan ketinggian dan pengukur kecepatan radio, peralatan pengukur jarak, serta fitur avionik lainnya yang mampu menunjang operasi pesawat. Baca juga: Lockheed VLST, Desain Pesawat Angkut Raksasa yang Tak Pernah Terwujud Untuk urusan dapur pacu, pesawat Rusia itu masih mempercayakannya pada produsen luar, yakni dua General Electric CT7-9B turboprop, yang mampu membawa pesawat melesat 470 km per jam, jangkauan mencapai 1.300 km, serta ketinggian maksimum mencapai 8.000m. Saat ini, Sukhoi Su-80 diproduksi sebanyak delapan unit di dunia. Di antaranya digunakan oleh militer Cina, Yordania, dan Korea Selatan. Sisanya datang dari dalam negeri, mulai dari Blagoveshchensk Airlines, ChukotAvia, Dalavia, Petropavlovsk-Kamchatski Aviation Enterprise, hingga Polar Airlines.