Bali Mulai Buka Rute Internasional Regulernya dengan Kedatangan Pelancong dari Narita

Bali kembali melayani penerbangan internasional regulernya pada Kamis (3/2/2022) kemarin. Ini ditandai dengan mendaratnya pesawat Garuda Indonesia rute Narita – Bali dengan nomor penerbangan GA881. Pesawat itu mendarat pukul 16.32 WITA dan menjadi penerbangan rute internasional reguler pertama sejak dibuka rute internasional menuju Bali pada 14 Oktober 2021 silam.

Baca juga: 20 Bandara Angkasa Pura II Bakal Jadi Airport Metaverse, Sepert Apa?

Dari data didapatkan bahwa penerbangan yang menggunakan pesawat tipe Airbus A330 tersebut mengangkut 12 penumpang. Setibanya di terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, seluruh penumpang langsung menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari implementasi protokol kesehatan yang diterapkan oleh PT Angkasa Pura I selaku operator bandara, bekerja sama dengan sejumlah instansi anggota komunitas bandara.

“Penerbangan GA881 menandai dibukanya kembali rute internasional menuju Bali yang sebelumnya ditutup sementara pada awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 silam. Sebuah awal yang baik. Kami selaku pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai menyambut penerbangan ini dengan sangat baik, serta antusias terhadap penerbangan internasional reguler selanjutnya,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.

Faik Fahmi juga menekankan tentang implementasi protokol kesehatan dalam penanganan penumpang yang baru tiba di bandara. Penanganan penumpang berjalan lancar, sesuai proses alur yang telah disiapkan, serta sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.

Dia menambahkan, pihaknya turut mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh instansi komunitas bandara atas sinergi dalam penanganan kedatangan penumpang rute internasional perdana di Bali ini. Kesiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai selaku pintu gerbang udara utama Pulau Bali mencakup passenger journey sejak penumpang turun dari pesawat hingga penjemputan menuju hotel karantina.

Adapun proses kedatangan penumpang rute internasional adalah sebagai berikut:
1. Pre Flight: sebelum terbang ke Bali, calon penumpang rute internasional harus sudah mengisi e-HAC melalui aplikasi PeduliLindungi, menunjukkan vaksin dosis lengkap, memiliki hasil PCR 3×24 jam, mengisi electronics customs declaration (e-CD), memiliki dokumen pemesanan hotel karantina, memastikan dokumen keimigrasian dan memiliki asuransi perjalanan;
2. Pemeriksaan suhu badan melalui Thermo Scanner;
3. Check Point: pada tahap ini penumpang akan dilayani oleh petugas dan melakukan input data dari e-HAC. Petugas akan melakukan kontrol data serta print QR barcode. Terdapat 20 konter dengan kapasitas kursi tunggu sebanyak 300 kursi. Waktu proses registrasi sekitar 1-2 menit / orang;
4. Pemeriksaan dokumen kesehatan oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan;
5. Pengambilan sampel RT-PCR dengan waktu proses pengambilan sampel sekitar 1,5 menit. Terdapat 20 bilik pengambilan sampel RT-PCR;
6. Pemeriksaan dokumen keimigrasian dengan waktu pemeriksaan sekitar 1 menit. Terdapat 32 konter imigrasi;
7. Pengambilan bagasi di conveyor belt dengan waktu proses 20 s.d. 40 menit;
8. Tapping electronic customs declaration (e-CD) dengan waktu proses 0,16 menit;
9. Menunggu hasil RT-PCR di Holding Area dan melakukan tapping QR Code check point, serta melakukan registrasi hotel dan transportasi. Jika hasil RT-PCR positif, maka penumpang akan dibawa ke rumah sakit;
10. Penumpang melakukan tapping QR Code check point dan melakukan konfirmasi hotel dan transportasi;
11. Penumpang menuju area penjemputan dan menuju hotel karantina.

Secara umum, waktu yang dibutuhkan penumpang untuk menjalani seluruh proses tersebut adalah sekitar 104 menit atau satu jam 44 menit.

“Kami terus melakukan evaluasi atas implementasi proses penanganan penumpang di lapangan, dengan harapan agar proses penanganan kedatangan semakin efisien dan cepat, namun tetap mengedepankan implementasi protokol kesehatan demi terwujudnya perjalanan yang aman, nyaman, dan sehat,” ujar Faik Fahmi.

Baca juga: Dukung Pemulihan Pariwisata di Bali, Angkasa Pura I Berikan Stimulus Bagi Penerbangan Internasional

“Selain penerbangan ini, saat ini terdapat maskapai lain yang telah mengajukan izin rute secara resmi dan telah memperoleh izin, yaitu penerbangan Singapore Airlines rute Singapura-Bali pada 16 Februari, dan Batik Air tujuan Bali-Singapura. Dengan optimalnya implementasi protokol kesehatan, mulai dari bandara keberangkatan, di dalam pesawat, di bandara kedatangan, hingga di objek wisata, akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional untuk terbang lagi dan kembali berwisata di Bali, yang nantinya akan menimbulkan multiplier effect yang positif terhadap perekonomian,” tambahnya.

Komitmen Nol Emisi di 2030, India Kaji Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik di Stasiun Kereta Api

Menjadi salah satu negara yang berkomitmen nol emisi pada tahun 2030 mendatang, India mulai siapkan infrastruktur pengisian kendaraan listrik (EV). Hal ini diumumkan oleh National National Institution for Transforming India (NITI) Aayog yang akan menyiapkan pengisian EV di seluruh stasiun kereta api di India.

Baca juga: Bus Listrik Dianggap Bukan Solusi Terbaik untuk India, Ini Sebabnya!

Rancangan kebijakan tersebut juga menjadi usul baru untuk pasokan energi terbarukan ke pengisian daya dan telah dibagikan kepada Kementerian Perkeretaapian India. Karena itu, saat ini kebijakan terkait pembangunan infrastruktur pengisian EV tengah dalam pembahasan.

Dilansir KabarPenumpang.com dari opengovasia.com (29/1/2022), NITI Aayog telah menyarankan untuk sementara, kereta api dapat merencanakan dalam menempatkan fasilitas pengisian EV di semua stasiun secara bertahap hingga tahun 2030. Bahkan fasilitas ini akan segera disediakan di 123 stasiun kereta api yang dibangun kembali.

CEO NITI Aayog, Amitabh Kant, menjelaskan bahwa stasiun kereta api adalah lokasi landmark, dan mereka memainkan peran unik di seluruh sektor transportasi, yang menjadikannya lokasi strategis untuk menyediakan solusi pengisian publik untuk EV. Dalam penyiapan ini, ada skema Faster Adoption and Manufacturing of Hybrid and EV, di mana pemerintah menargetkan peningkatan adopsi EV terutaa di transportasi umum secara besar-besaran.

Tujuan lainnya untuk mendukung sekitar 7.000 e-bus, 500 ribu roda tiga listrik, 55 ribu mobil penumpang roda empat listrik dan satu juta roda dua listrik melalui subsidi. Untuk mencapai hal ini, menyediakan jaringan infrastruktur pengisian EV yang baik dan dapat diakses sangat penting.

Terlepas dari inisiatif pemerintah yang sudah ada untuk meningkatkan fasilitas pengisian EV, stasiun kereta api dapat menyediakan infrastruktur pengisian daya yang aman dan dapat diakses oleh penduduk kota. Awal bulan Januari, para peneliti dari beberapa Institut Teknologi India (IIT) mengembangkan teknologi baru untuk mengisi daya EV, yang harganya sekitar setengah dari teknologi pengisi daya onboard saat ini.

Ini dapat sangat membantu mengurangi biaya kendaraan roda dua dan empat. Untuk diketahui, pengembangan teknologi skala lab telah selesai dan gradasi serta komersialisasi sedang berlangsung. Salah satu produsen EV terkemuka di negara itu juga telah menunjukkan minat pada teknologi baru ini dan siap untuk mengembangkan produk komersial lengkap yang dapat diterapkan pada kendaraan listrik yang ada, klaim tim tanpa menyebut nama perusahaan.

Teknologi tersebut telah dikembangkan di IIT (BHU), Varanasi, bekerja sama dengan para ahli dari IIT-Guwahati dan IIT-Bhubaneshwar. Seorang perwakilan menjelaskan bahwa di tengah meningkatnya biaya produk minyak bumi dan meningkatnya tingkat polusi, EV adalah alternatif terbaik untuk mesin IC konvensional.

Namun, kurangnya infrastruktur pengisian daya off board memaksa pembuat mobil untuk memasukkan pengisi daya onboard ke dalam kendaraan itu sendiri. Dalam teknologi pengisi daya onboard yang diusulkan, tim mengurangi antarmuka elektronik daya tambahan yang diperlukan untuk mode propulsi dan, oleh karena itu, komponen yang terlibat dikurangi.

Baca juga: Kaza Himachal Pradesh Jadi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Tertinggi di Dunia

Teknologi ini akan memangkas biaya pengisi daya onboard hampir 40-50 persen dibandingkan dengan yang sudah ada. Pengurangan biaya pengisi daya selanjutnya akan mengurangi biaya EV juga. Seorang pejabat mencatat bahwa teknologi tersebut akan sepenuhnya dikembangkan secara lokal dan akan memiliki dampak signifikan pada pasar EV.

Filipina Akan Buka Akses Bagi Pelancong Luar Negeri

Di awal Februari ini, Filipina akan kembali membuka diri untuk pelancong dari luar negeri. Pengumuman ini setelah Departemen Pariwisata bertemu dengan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah serta unit pemerintah daerah. Pembukaan kembali destinasi Filipina ini untuk mengatasi masalah penutupan selama masa pandemi.

Baca juga: Filipina Larang Wisatawan Indonesia Masuk 16-31 Juli, Ini Data Kunjungan Kedua Negara

Howard Lance Uyking, asisten sekretaris pariwisata untuk branding dan komunikasi pemasaran mengatakan, mereka harus merampingkan proses perjalanan dan membuatnya lebih nyaman terutama bagi pelancong asing. Sebab selama ini, tidak ada protokol perjalanan yang sama di Filipina untuk setiap tujuan wisata.

Dilansir KabarPenumpang.com dari ttgasia.com (03/02/2022), Ritchie Tuano, mantan presiden Asosiasi Agen Perjalanan Filipina, melihat secercah harapan bahwa pembukaan kembali perbatasan “akan memulai kebangkitan perjalanan”. Tuano mengatakan penghapusan persyaratan karantina dan beberapa tes PCR untuk pelancong yang divaksinasi penuh dari lebih dari 150 negara yang bebas visa “membuka kembali peluang bagi orang untuk mempertimbangkan bepergian lagi”.

Bernadette de Leon, manajer umum Amiable Intertours, mengatakan pengumuman pembukaan kembali belum menimbulkan pertanyaan masuk, tetapi “karena pandemi ini dikendalikan, dikelola dan diteliti dengan cermat, kuartal kedua tahun 2022 lebih menjanjikan”. Sementara anggaran perjalanan “merupakan pertimbangan besar” untuk rencana perjalanan mendatang, De Leon tetap optimis “bahwa pergerakan perjalanan akan berputar lagi”.

Tuano, salah satu dari delapan anggota konsorsium agen perjalanan Good Morning Tourismo yang dibentuk untuk mendorong perjalanan yang aman, mengatakan kelompok itu mulai menerima pertanyaan tentang tujuan lokal dan internasional. Good Morning Tourismo juga mencatat “peningkatan jumlah pertanyaan dan permintaan untuk paspor dan aplikasi visa dan perpanjangan, petunjuk bahwa orang bersiap-siap untuk bepergian juga”.

Baca juga: Filipina Bangun Kapal Penumpang dengan Teknologi Trimaran untuk Kurangi Emisi Karbon

Tuano mengharapkan pemulihan awal datang dari lonjakan terutama dari balikbayan atau Filipina yang tinggal di luar negeri yang menahan mudik mereka selama dua tahun terakhir serta orang asing dari Asia Tenggara dan negara-negara lain yang tidak memiliki pembatasan perjalanan dari Filipina. De Leon dan Tuano keduanya mengatakan penting untuk mematuhi protokol keselamatan dan membuat para pelancong terus-menerus diingatkan tentang hal ini untuk memastikan bahwa masuk dapat dipertahankan dan menghindari peningkatan infeksi yang ceroboh dan pemulihan pembatasan.

Kurangnya Perawatan Reklame, Platform Screen Door MTR Hong Kong Jatuh

Bulan lalu, sepasang pintu gerbong jatuh dari kereta. Insiden ini karena kurangnya pengawasan petugas dan tidak ada pemeliharaan papan reklame preventif oleh operator kereta api di Hong Kong.

Baca juga: Akibat Iseng di Platform Screen Doors, Kereta Bawah Tanah Jepang Terlambat 1 Menit

Badan investigasi MTR Corporation dalam laporannya, menyebutkan bahwa panel miring ke luar dari papan reklame di sisi trek setelah menabrak dan membuat sepasang pintu gerbong copot. Insiden terjadi saat melintas di Kennedy saat mendekati peron di Stasiun Causeway Bay.

“Penyelidikan menyimpulkan bahwa panel akses condong ke luar dan menabrak sepasang pintu kereta offside pertama karena kegagalan dua kunci dan dua sumbat dalam menahan panel pada posisinya,” katanya.

Dalam laporan itu mengatakan, bahwa panel akses bergerak untuk mengganti poster di papan reklame yang seharusnya ditahan dengan dua kunci dan dua sumbat untuk perlindungan lebih lanjut.

“Sebelum kejadian, gerendel salah satu kunci telah jatuh, dan kunci lainnya rusak. Salah satu sumbat hilang dan yang lainnya ditemukan dengan salah satu dari dua sekrup pemasangannya hilang, mengakibatkan kegagalan untuk menghentikan panel akses agar tidak condong pada akhirnya setelah sering berderak,” kata laporan itu yang dikutip KabarPenumpang.com dari scmp.com (27/01/2022).

Laporan itu mengatakan pekerja untuk kontraktor gagal melihat kunci yang rusak, sementara yang lain tidak terpasang dengan benar karena pemahaman yang buruk tentang cara mengunci sepenuhnya dan mekanismenya, menambahkan bahwa ada kurangnya pemeliharaan preventif dari MTR Corp.

“Sementara kunci yang rusak tidak terdeteksi oleh kontraktor, untuk stopper, MTR Corporation tidak secara eksplisit meminta untuk dimasukkan dalam prosedur pemeriksaan kontraktor. Korporasi telah mengandalkan laporan kerusakan dari kontraktor untuk mengatur perbaikan yang diperlukan, dan tidak ada pemeliharaan preventif khusus yang diberikan pada kunci dan sumbat, terutama mengatasi keausannya,” jelas badan investigasi MTR.

Badan investigasi menambahkan, kontraktor harus meningkatkan prosedur dan pelatihan bagi para pekerjanya sementara MTR Corp perlu memperkuat rezim pemeliharaannya untuk papan reklame di pinggir jalan. Raksasa rel tersebut telah melepas semua panel akses dari delapan papan reklame pinggir jalan yang dapat dikonversi dan bagian terkaitnya untuk menghilangkan risiko miring keluar.

Baca juga: Ponsel Keluarkan Asap, 80 Penumpang MTR Hong Kong Terpaksa di Evakuasi

Perangkat penginderaan pemantauan jarak jauh dengan fungsi peringatan untuk memastikan penguncian yang tepat dari sekitar 300 papan iklan dengan panel depan yang menarik akan dipasang dengan indikator penguncian tambahan, katanya.

20 Bandara Angkasa Pura II Bakal Jadi Airport Metaverse, Sepert Apa?

20 bandara di Indonesia yang dikelola Angkasa Pura (AP) II akan bertransformasi menjadi airport metaverse. Bandara-bandara tersebut nantinya akan memperkuat DROID (Digitally Ready for Operational and Infrastructure Development) dalam menghadapi perkembangan global.

Baca juga: Mau Jadi ‘Airport of The Future,’ PT Angkasa Pura II Hadirkan Berbagai Teknologi

Kata kunci metaverse belakangan melonjak seiring digunakan sebagai nama pengganti Facebook. Metaverse yang diusung Meta (Facebook) adalah sebuah konsep dunia virtual yang di dalamnya siapapun bisa menjelajahi dunia tersebut bersama pengguna internet lainnya dalam sebuah sosok avatar atau karakter yang mereka buat.

Sedangkan Airport Metaverse AP II merupakan sinergitas antara ekosistem dunia digital dengan teknologi yang mendukung, salah satunya adalah teknologi extended reality seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mix Reality (MR).

Dalam keterangan pers AP II yang diterima KabarPenumpang.com, melalui metaverse setiap orang yang secara fisik tidak berada di ruang yang sama, dapat terhubung langsung di dunia digital untuk saling bertemu, bekerja, berkomunikasi, bersosialisasi, berkolaborasi, dan lain sebagainya.

“AP II akan mengembangkan Airport Metaverse sehingga tentunya metaverse ini digunakan untuk kepentingan bandara mulai dari operasional, pelayanan, hingga komersial,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.

“Melalui NEXT Airport 4.0, kami mengadopsi metaverse untuk memperkenalkan Airport Metaverse yang memperkuat penerapan DROID Model guna meningkatkan Operational Excellent, Customer Experience, dan Ecosystem Exploration,” jelasnya.

“Teknologi ini membantu pengunjung bandara atau penumpang pesawat untuk dapat lebih tepat memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan di bandara AP II,” tambahnya.

Setidaknya ada tiga program yang memanfaatkan metaverse. Pertama, Airport Metaverse Learning. AP II akan mengembangkan modul dan metode pelatihan untuk mendukung keandalan operasional bandara.

Pelatihan memanfaatkan metaverse ini lebih optimal dalam membuat standard operating procedure (SOP) yang dijalankan staf bandara tetap terjaga di seluruh bandara AP II.

Baca juga: Hadapi Pertumbuhan Penumpang, Angkasa Pura II Akan Bangun Bandara “Greenfield” di Jakarta

Program kedua adalah Tourism Activity Center. Memanfaatkan metaverse, masyarakat luas dari berbagai lokasi dapat mengetahui dan mengenal berbagai destinasi wisata di suatu wilayah di mana terdapat bandara AP II. Melalui metaverse, pengguna dapat saling berinteraksi termasuk juga berkomunikasi langsung dengan staf AP II.

Terakhir, Augmented Airport Experience. Dapat digunakan pengunjung bandara atau penumpang sebagai alat navigasi melalui gadget untuk menuju berbagai lokasi di bandara, misalnya boarding lounge, restoran atau tenant tertentu.

Garuda Indonesia Buka Penerbangan Reguler 1x Seminggu Denpasar – Narita

Garuda Indonesia mulai 3 Februari 2022 resmi melayani penerbangan internasional regular perdana ke Bali di tahun 2022, sejalan dengan kembali dilayaninya penerbangan internasional melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Adapun layanan penerbangan tersebut dioperasikan melalui rute Narita – Denpasar dengan armada A330-300.

Baca juga: Kabar Gembira, Garuda Indonesia Pertahankan Rute Internasional ke Sydney, Narita, Seoul dan Hong Kong 

Pada penerbangan perdana rute Narita – Denpasar tersebut, Garuda turut mengangkut komoditas kargo dari Jepang sebesar 30 ton yang terdiri dari sparepart konstruksi, otomotif, hingga barang elektronik.

Pengoperasian penerbangan ini sejalan dengan diresmikannya rute penerbangan khusus kargo Denpasar – Narita via Manado yang mulai beroperasi pada Rabu (2/2) lalu dan turut diselaraskan dengan kebijakan pemerintah terkait pembukaan akses pintu masuk internasional Bali mulai tanggal 4 Februari 2022 mendatang. Diresmikannya rute penerbangan Narita – Denpasar ini merupakan hasil kerja sama antara Garuda Indonesia dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Bali serta Kedutaan Besar RI di Jepang.

Pada tahap awal ini, penerbangan Narita-Denpasar akan melayani penumpang yang telah memiliki visa bisnis maupun masyarakat yang telah memenuhi kriteria perjalanan lainnya sesuai dengan ketentuan perjalanan internasional yang berlaku di Indonesia.

Adapun rute penerbangan Narita – Denpasar tersebut dilayani satu kali setiap minggunya pada hari Kamis, dengan nomor penerbangan GA 881 yang akan diberangkatkan dari bandara internasional Narita pada pukul 09.15 LT dan akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar pada pukul 16.00 WITA. Lebih lanjut, pesawat yang dioperasikan untuk melayani penerbangan tersebut merupakan armada yang sebelumnya digunakan sebagai angkutan khusus kargo dengan rute penerbangan Denpasar – Narita melalui Manado yang beroperasi sebanyak 1 kali per minggu setiap hari Rabu.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa dibukanya kembali layanan penerbangan Narita – Denpasar tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia sebagai national flag carrier dalam mendukung program pemerintah, khususnya terkait dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang dioptimalkan melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa.

Baca juga: Ukur Kepuasan Pelanggan, Bandara Tokyo Narita Sebar Perangkat Feedback Technology

“Layanan penerbangan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memaksimalkan potensi pasar Narita, Jepang secara berkesinambungan baik melalui pangsa pasar angkutan kargo yang difokuskan pada angkutan komoditas ekspor unggulan Bali melalui rute khusus penerbangan kargo Denpasar – Manado – Narita, serta angkutan penumpang inbound menuju Indonesia melalui rute penerbangan Denpasar – Narita”, papar Irfan.

Bandara Seletar, Bandara Kedua Singapura yang ‘Sering’ Terlupakan

Meski memiliki luas wilayah yang tergolong kecil, namun, Singapura menjadi salah satu hub penerbangan terbesar di Asia melalui Bandara Changi. Letak geografisnya yang berada sedikit di atas garis khatulistiwa dan berada di tengah antara Benuar Eropa dan Amerika, membuat Bandara Changi sangat sibuk.

Baca juga: Seletar Bus Depot, Pool Bus Berkapasitas Besar dengan Fasilitas Lengkap dan Mewah

Akan tetapi, selain Bandara Changi, Singapura mempunyai bandara lainnya atau bandara kedua. Itu adalah Bandara Seletar.

Dilansir Simple Flying, jauh sebelum Bandara Changi resmi beroperasi pada 29 Desember 1981, Bandara Seletar sudah lebih dahulu ada.

Bandara ini pertama kali dibuka pada 28 Februari 1928, dengan nama RAF atau Royal Air Force Seletar. Royal Air Force adalah air and space division angkatan bersenjata Inggris, dan hadir di Singapura sebagai koloni Kerajaan Inggris pada saat itu.

Rencana membuka pangkalan RAF di Singapura dimulai pada tahun 1921. Selain Seletar, ada lagi satu lokasi lainnya. Meski begitu, Seletar akhirnya aterpilih sebagai lokasi didirikannya RAF Seletar pada tahun 1923.

Pesawat pertama yang mendarat di RAF Seletar atau Bandara Seletar adalah Supermarine Southampton. Setelahnya, RAF Seletar menjadi salah satu bagian dalam sejarah penerbangan dunia setelah didarati oleh legenda aviasi, seperti penerbang perintis Amy Johnson pada 1930 dan Amelia Earhart, pilot wanita pertama di dunia pada tahun 1937 setelah melakoni penerbangan jarak jauh.

Meski didesain sebagai pangkalan militer, mulai tahun 1930 hingga 1947, RAF Seletar melayani penerbangan sipil.

Setelah sekian lama, RAF akhirnya minggat dari Singapura dan menyerahkan RAF Seletar kepada Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF). Sejak saat itu, Seletar sudah bertransformasi menjadi bandara sipil, terutama menangani penerbangan umum dan jet pribadi, dengan beberapa layanan komersial.

Dalam mendukung transisi ini, Bandara Seletar telah mengalami beberapa perubahan selama bertahun-tahun.

Setelah Bandara Changi didirikan dan menggeser keberadaan Bandara Seletar, praktis bandara tersebut bak anak tiri. Dinomorduakan. Namun, seiring meningkatnya traffic Bandara Changi, Bandara Seletar mulai dilirik kembali untuk mengurai beban yang begitu berat ke Bandara Changi.

Pada tahun 2011, runway Bandara Seletar diperpanjang, diikuti oleh perbaikan menyeluruh pda tahun 2015. Pada November 2018, terminal baru Bandara Seletar resmi dibuka. Kemudian, daerah sekitar Bandara Seletar juga ditata dan dijadikan Seletar Aerospace Park agar semakin memperkuat posisi Singapura sebagai pusat penerbangan.

Setelah tahun 2018, Bandara Seletar sempat ingin digunakan oleh konsorsium Bandara Changi untuk melayani pesawat-pesawat kecil.

Baca juga: Terminal Baru Bandara Seletar Mulai Beroperasi Akhir 2018

Sayangnya, rencana itu terhalang dengan adanya pandemi virus Corona. Pada Juni 2021, satu-satunya penerbangan terjadwal yang dilayani Bandara Seletar adalah maskapai Malaysia Firefly rute Bandara Subang (SZB) Kuala Lumpur – Bandara Seletar.

Akan tetapi, data RadarBox.com menunjukkan, baru-baru ini Airbus A320 Virgin Australia dan Airbus A321 Eurowings dilaporkan mendarat dan lepas landas di Bandara Seletar. Penerbangan kargo Lufthansa juga nantinya akan aktif beroperasi di bandara ini.

Keselamatan Perjalanan Kereta Api Terjamin, Asalkan Pakai Teknologi Ini

Perjalanan kereta api yang makin hari makin padat di jalur Jawa – Sumatera kini kian dirasakan. Banyaknya masyarakat pengguna kereta api untuk mobilitas kegiatan sehari – hari memang tak luput dari pandangan mata. Harganya yang ekonomis, praktis, hemat waktu, dan terjangkau menjadikan kereta api salah satu transportasi berbasis rel yang efisien. Tak hanya penumpang sebagai pengguna setianya, petugas yang melayaninya pun memberikan loyalitas dan prioritas terhadap penggunanya. Menghindari gangguan yang terjadi seketika merupakan langkah penting yang harus selalu waspada.

Baca juga: Melongok Peralatan Tempur di Kabin KRL, Penasaran?

Sibuknya perjalanan kereta api diharuskan petugas yang mengatur maupun yang mengendalikan sudah sewajarnya melakukan pekerjaan yang terbaik agar terlihat profesional. Maka dari itu istilah zero accident selalu diterapkan oleh PT KAI (Kereta Api Persero) setiap melakukan pekerjaan. Meskipun begitu kereta api selalu dilengkapi dengan alat – alat yang kini canggih untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Salah satunya teknologi yang sudah diterapkan oleh kereta api di Indonesia adalah Automatic Train Protection (ATP).

Teknologi ATP merupakan sistem pengamanan dan operasi perjalanan kereta api yang mencakup pengendalian sarana kereta api pada sistem pengeremannya maupun pengendalian kecepatan. Nah, dengan menggunakan Sistem Teknologi ATP atau dengan kata lain train control maka kelalaian masinis yang dapat menyebabkan kecelakaan kereta api dapat dihindari dan lebih lanjut dapat melakukan pengaturan-pengaturan terkait efisiensi operasi.
Sebenarnya teknologi train control ini sudah dilakukan pada jalur kereta api di lintas Jawa dan Sumatera per tahun 2016. Namun paling banyak dipasangi teknologi tersebut adalah jalur utara yang lalu lintas kesibukan kereta apinya lebih banyak mulai dari KA penumpang hingga KA angkutan barang.

Sebelumnya teknologi ATP ini telah diuji coba oleh kereta inspeksi 1 dan 2 pada tahun 2013. Uji coba tersebut dilakukan di jalan antara Solo – Yogyakarta, dengan kereta Inspeksi 1 dan 2 yang dirangkai menjadi satu. Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko turut menyaksikan pelaksanaan uji coba tersebut.

Bagaimana Cara Kerja ATP?
Seperti diketahui bahwa ATP adalah perangkat keselamatan yang fungsi dasarnya melakukan pengereman dan pengaturan kecepatan kereta berdasarkan informasi compatible dari sinyal atau batas kecepatan yang diizinkan. Informasi tersebut dikirim dari jalur kereta ke sarana/lokomotif dengan cara kopling medan magnet resonansi saat loco balise melewati track balise.

Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Djoko Tingkir – Sang Kereta Penolong

Informasi dari jalur tersebut mengaktifkan proses kendali prosedur masinis saat mengendarai kereta/lokomotif. Saat dibutuhkan sistem ATP akan melakukan pengereman demi meningkatkan nilai keselamatan perjalanan kereta bila masinis kurang memperhatikan sinyal atau tidak menurunkan kecepatan pada lintasan yang ada pembatasan kecepatan atau pada jalur lengkung. Pada saat pelanggaran kecepatan dan pelanggaran sinyal itu dilakukan di tiga tempat tersebut, fungsi ATP untuk melakukan service brake dan emergency brake itu bekerja dengan baik. (PRAS – Cinta Kereta Api)

Facebit, Deteksi Tanda Vital Pada Pengguna Masker

Sebuah perangkat baru dipasang di masker yang dirancang untuk membantu dan memantau vital serta mendeteksi kebocoran pada segel masker. Perangkat itu dibuat karena petugas kesehatan hingga hari ini masih terus menggunakan masker wajah dengan waktu cukup lama, yakni 12 jam.

Baca juga: Masker Cerdas ini Bisa Otomatis Sesuaikan Kemampuan Bernapas Penggunanya

Perangkat ini tengah dalam pengembangan di Universitas Northwestern Illinois yang mana prototipenya dikenal sebagai FaceBit, seperti yang digambarkan sebagai Fitbit untuk wajah. prototipe tersebut memiliki seukuran koin seperempat dolar AS, dan menempel di bagian dalam semua jenis masker N95, kain atau bedah melalui magnet kecil.

The FaceBit, di luar topeng. Foto: Universitas Northwestern

Meski menggunakan baterai, ada tambahan pada sistem onboard yang mendapatkan energi dari gerakan, cahaya serta panas dan kekuatan napas pemakainya. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com (13/1/2022), dengan tambahan sistem tersebut, satu baterai akan mampu bertahan lebih dari sebelas hari selain pengisian daya.

Setelah sistem pemanen energi dikembangkan lebih lanjut dan nantinya perangkat tidak memerlukan baterai sama sekali. Karena FaceBit dapat mendeteksi kekuatan napas individu, maka FaceBit dapat menghitung laju pernapasan pemakainya. Selain itu, dengan mendeteksi gerakan kepala kecil yang menyertai setiap detak jantung.

Facebit ini juga nantinya akan mampu membedakan antara gerakan tersebut dan gerakan tubuh lainnya sehingga dapat memastikan detak jantung pengguna. Jika Facebit mendeteksi penurunan tiba-tiba pada seberapa tahan masker untuk melepaskan udara yang dihembuskan, ia tahu bahwa segel antara topeng dan kulit pemakainya dapat dikompromikan.

Semua data ini ditransmisikan melalui Bluetooth ke aplikasi ponsel cerdas yang menyertainya dan memperingatkan pengguna jika mereka menjadi terlalu stres, terlalu lelah serta jika masker mereka perlu disesuaikan atau diganti. Data tersebut juga dapat digunakan oleh administrator layanan kesehatan, untuk memantau kesejahteraan karyawan mereka.

Meskipun FaceBit telah diuji di lingkungan perawatan kesehatan dunia nyata, teknologinya masih perlu divalidasi melalui uji klinis. Ini telah dirilis sebagai sistem sumber terbuka, sehingga kelompok lain dapat membantu dalam pengembangannya.

Baca juga: Lebih Jelas Tentang KN95, Masker Standar Cina yang Laris Manis

“FaceBit memberikan langkah pertama menuju penginderaan dan inferensi di wajah yang praktis, dan memberikan pilihan yang berkelanjutan, nyaman, dan nyaman untuk pemantauan kesehatan umum bagi pekerja garis depan Covid-19 dan seterusnya. Saya sangat bersemangat untuk menyerahkan ini kepada komunitas riset untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan dengannya,” kata Prof Josiah Hester.

Tiga Sebab AS Larang Warganya ke Indonesia: Covid-19, Terorisme, dan Bencana Alam!

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan travel advisory level 4 untuk Indonesia. Itu berarti, seluruh warga negara AS dilarang bepergian ke Indonesia karena dianggap berbahaya dan bisa menghilangkan nyawa mereka.

Baca juga: Travel Advice, Jangan Samakan dengan Travel Warning

Dilihat dari laman travel.state.gov Departemen Luar Negeri AS, setidaknya ada tiga alasan mengapa Indonesia dimasukkan ke dalam kelompok level 4 travel advisory AS; Covid-19, terorisme, dan bencana alam.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Selasa (25/1) diketahui memberi level I status perjalanan karena kasus Covid-19 di dalam negeri dianggap rendah.

Meski statusnya level 4 alias dilarang atau lebih tepatnya bukan larangan melainkan jangan bepergian ke Indonesia, namun, dalam laman tersebut ada narasi yang memperbolehkan warga AS bepergian ke Indonesia.

Disebutkan, bagi mereka yang tetap ingin bepergian ke Indonesia, disarankan agar tidak datang ke Sulawesi dan Papua karena ancaman keamanan. Maka dari itu, AS memperketat warganya yang ingin berkunjung ke Sulawesi dan Papua dengan mengajukan izin terlebih dahulu.

Penembakan antara kelompok radikal dengan TNI juga terus terjadi di wilayah antara Timika dan Grasberg di Papua. Di Sulawesi Tengah dan Papua, demonstrasi dan konflik dengan kekerasan dapat mengakibatkan cedera atau kematian bagi para wisatawan.

Kelompok yang dilabeli sebagai teroris dinilai dapat menyerang tanpa peringatan dengan menargetkan kantor polisi, tempat ibadah, hotel, bar, klub malam, pasar atau pusat perbelanjaan, dan restoran.

Selain itu, adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami atau letusan gunung berapi yang belakangan sering terjadi secara bergantian dapat mengakibatkan terganggunya transportasi, infrastruktur, sanitasi, dan ketersediaan layanan kesehatan.

Departemen Luar Negeri AS sendiri memiliki empat level Travel Advisory sebagai bahan pertimbangan warganya sebelum berkunjung ke suatu negara.

Level 1 adalah exercise normal precautions. Di level ini, warga negara AS bisa berkunjung ke sebuah negara dengan aman dan tanpa rasa cemas. Demikian juga dengan level 2 atau exercise increased caution.

Walau begitu, di level 2 ini, warga negara AS yang akan berkunjung ke sebuah negara tetap harus berhati-hati dan waspada terhadap segala kemungkinan, tergantung isu yang berkembang di sana, entah itu karena gesekan politik, demonstrasi besar-besaran, kerusuhan, terorisme, bencana alam, dan lain sebagainya.

Baca juga: Public Figure Ini Pernah Terobos Label Travel Warning di Indonesia

Di level 3 atau reconsider travel, warga negara AS diimbau untuk mempertimbangkan kembali perjalanan. Negara-negara yang dilabeli level 3 travel advisory biasanya terdapat beberapa ancaman yang membahayakan wisatawan.

Adapun level 4, sebagaimana Indonesia, yang sejak tanggal 25 Januari lalu masuk dalam travel advisory level 4, disarankan agar warga negara AS tidak mendatangi negara tersebut.