LATEST ARTICLES

Monorel Tertua Ada di Jerman dan Masih Beroperasi

Monorel merupakan salah satu moda transportasi yang sudah jarang ditemukan. Di Indonesia sendiri bisa ditemukan di Taman Mini Indonesia Indah dan di Jepang pun sudah dipensiunkan karena usia yang cukup tua. Namun, tak semua monorel di atas rel, ada juga yang menggantung seperti di Jepang yang belum lama ini dipensiunkan. Namun, tahukah kalian bahwa ada monorel tertua yang menggantung alias rel di atas? Monorel ini ada di Jerman dengan menggunakan kereta gantung bernama Schewebebahn Wuppertaler. Monorel Jerman ini pun seringali disebut dengan julukannya kereta mengambang. Ini karena monorel Jerman tersebut memiliki rel di bagian atas seperti menggantung. Schewebebahn Wuppertaler ini dibangun tahun 1989 silam dan sudah dirancang sejak tahun 1824. Monorel tersebut dirancang oleh insinyur Inggris Henry Palmer dan instalasi dengan stasiunnya dibangun di Barmen, Elberfeld dan Vohwinkel antara tahun 1897. Monorel tersebut dibangun dalam waktu tiga tahun dan jalur pertama tahun 1901 siap dioperasikan. Uji coba monorel ini dimulai pada 24 Oktober 1900 oleh Kaisar Jerman William II. Pada masa itu, monorel menjadi transportasi yang sangat diandalkan. Hingga sekarang, lintasan dari monorel ini sepanjang 13,3 km dengan 20 pemberhentian. Tingginya mulai dari delapan hingga 12 meter di atas tanah. Kecepatan monorel mencapai 60 km per jam dan ini mengangkut 75 ribu penumpang per hari, atau sekitar 25 juta per tahun (2008). Monorel tertua ini memiliki banyak kisah sejarah sejak Perang Dunia I hingga saat ini. Untuk diketahui, monorel Schewebebahn Wuppertaler pernah berhenti saat Perang Dunia II karena serangan udara dan merusak relnya. Sehingga pada tahun 1946, lintasan rel ini pernah direkonstruksi sehingga monorel ini bisa beroperasi lagi. Bukan hanya itu, kecelakaan paling fatal terjadi pada tahun 1999 yang menelan korban jiwa. Saat itu, kereta nomor 4 tergelincir karena danya benda yang tertingga di lintasan rel setelah dilakukan perbaikan. Hal ini kemudian membuat satu gerbong jatuh dan mengakibatkan lima penumpang meninggal dunia serta 47 lainnya luka-luka.
Beroperasi Sejak Tahun 1957, Tokyo Bersiap Pensiunkan Monorel di Kebun Binatang Ueno

Halte Gebang: Saksi Bisu Tempat Singgah Presiden Soekarno Saat Gunakan Kereta Api

Terletak antara petak Stasiun Blitar dengan Stasiun Garum, Halte Gebang memiliki ciri khusus dengan bangunan pada masa Era Hindia Belanda. Halte Gebang hingga saat ini masih berdiri kokoh dan masih terlihat jelas tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Kota Blitar, Jawa Timur. Tak ada kekurangan pada halte tersebut, terutama pada peron yang juga masih terlihat berdampingan dengan bangunan pada halte tersebut. Sempat ada kabar bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar bersama Daop 7 Madiun berencana merenovasi Halte Gebang. Pasalnya, halte kereta api ini dianggap menyimpan nilai sejarah penting Kota Blitar dahulu. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar, Juari mengatakan, rencana renovasi ini akan dilaksanakan dengan melibatkan PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) wilayah Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun.
Halte Gebang yang hingga kini bangunannya masih utuh dan kokoh. (Foto: Dok. Istimewa)
Dahulu bangunan Halte Gebang ini berawal memiliki nama yang dikenal sebagai Perhentian Gelang. Berdiri sejak era Hindia Belanda, halte ini ditopang bangunan kayu sederhana dan kanopi sebagai pelindung ruang tunggu. Halte ini berfungsi untuk melayani penumpang kereta lokal yang menghubungkan Blitar dengan kota-kota sekitarnya. Lokasi Halte Gebang sangat strategis. Hanya sekitar 400 meter dari Istana Gebang atau rumah masa kecil Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Dekatnya halte ini dengan area pendidikan seperti SMA Negeri 1 Blitar juga menjadikannya pusat mobilitas masyarakat di masa lalu. Tak hanya itu, halte ini pun dulu digunakan oleh Bung Karno untuk setiap singgah dan akan berangkat dari Blitar menggunakan kereta api. Keberadaan halte tersebut menjadi bukti sejarah perjalanan Bung Karno sehingga kondisinya perlu dijaga dan dilestarikan. Memasuki dekade 1980-an, Halte Gebang resmi dinonaktifkan. Menurunnya jumlah pengguna jasa kereta api lokal dan perubahan pola transportasi menjadi alasan utama penutupan tersebut. Berjalannya seiring waktu, bangunan asli halte sempat berubah fungsi menjadi rumah tinggal warga, pangkalan ojek, hingga warung kecil.
Stasiun Blitar, Sejarah Panjang dari Fokker Hingga Soekarno
Halte Gebang memang sudah tidak digunakan lagi sebagai naik dan turun penumpang kereta api mengingat jarak dengan Stasiun Blitar yaitu sekitar 1 kilometer. Namun begitu, halte ini akan dibangun kembali dengan konsep yang lebih rapi, indah, dengan tetap mempertahankan nilai sejarah. Dengan begitu, masyarakat maupun pengunjung yang datang dapat menyaksikan bagaimana tempat bersejarah itu dipelihara dengan baik. Meski demikian, beberapa sisa peninggalan, seperti papan nama dan kursi tua, masih bertahan sebagai saksi sejarah. Warisan ini mengingatkan kita bahwa transportasi rel pernah menjadi urat nadi utama pergerakan manusia dan ekonomi di masa lampau.

Airbus A330-900 Terbaru Tiba, Vietjet Kini Operasikan 121 Unit Pesawat

Vietjet resmi menyambut kehadiran pesawat Airbus A330-900 widebody terbaru dengan nomor registrasi VN-A820, sehingga menambah jumlah armada maskapai asal Vietnam ini menjadi 121 unit pesawat. Pencapaian tersebut mencerminkan strategi pertumbuhan berkelanjutan sekaligus kesiapan Vietjet dalam memenuhi lonjakan permintaan perjalanan dan perdagangan menjelang musim liburan akhir tahun. Selain itu, penumpang dari Indonesia yang terbang menuju Vietnam dapat menikmati fasilitas bagasi gratis hingga 20kg untuk penerbangan selama periode 10 Oktober – 31 November 2025. Pesawat Airbus A330 terbaru menawarkan keunggulan efisiensi bahan bakar dan keandalan operasional, yang sejalan dengan komitmen Vietjet untuk menghadirkan layanan modern dan ramah lingkungan. Pesawat tersebut akan dioperasikan untuk melayani beragam destinasi internasional seperti Australia, India, Jepang, dan Kazakhstan. Sebagai maskapai yang mengoperasikan lebih dari 145 rute domestik dan internasional di kawasan Asia-Pasifik, termasuk empat penerbangan langsung yang menghubungkan Jakarta dan Bali dengan Hanoi serta Ho Chi Minh City, penambahan armada ini akan memberikan lebih banyak pilihan perjalanan bagi wisatawan Indonesia untuk menjangkau berbagai destinasi di kawasan Asia-Pasifik. Langkah ini semakin memperkuat komitmen Vietjet dalam menghadirkan pengalaman perjalanan global yang bebas hambatan bagi seluruh penumpang. Vietjet juga menawarkan fasilitas bagasi gratis bagi penumpang yang memesan tiket pada rute Indonesia – Vietnam hingga 23 September 2025, untuk periode perjalanan antara 10 Oktober hingga 30 November 2025. Setiap penumpang otomatis mendapatkan bagasi terdaftar hingga 20kg tanpa dikenakan biaya tambahan cukup dengan memilih opsi 20kg saat melakukan pemesanan tiket. Didukung oleh armada yang modern serta lebih dari 400 pesawat baru yang telah dipesan dari Airbus dan Boeing hingga tahun 2030 mendatang, Vietjet terus memperluas jaringan internasional, mengadopsi teknologi terkini, dan mengoptimalkan keunggulan operasionalnya demi memastikan pengalaman perjalanan yang aman, nyaman, dan berkesan, sekaligus menciptakan nilai berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan.
Vietjet Pesan Tambahan 20 Unit Airbus A330-900, Total Pesanan Hingga 40 Unit

Peringati Hari Perhubungan Nasional, Si Benteng dan Bus Tayo Gratis

Peringati Hari Perhubungan Nasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangeran menggratiskan angkot Si Benteng dan Bus Tayo pada hari ini, Selasa (17/9/2025). Layanan gratis ini diberikan sebagai apresiasi sekaligus megajak masyarakat lebih sering menggunakan transportasi umum. “Kami ingin di momen Hari Perhubungan Nasional ini, warga bisa merasakan langsung manfaat transportasi publik yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan. Jadi, ayo manfaatkan kesempatan ini,” ujar Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin. Sachrudin berharap, agar masyarakat menggunakan angkutan umum untuk mengurangi kedapatan lalu lintas. Selain itu juga untuk mendukung kota lebih hijau untuk mengurangi emisi karbon. “Besok silahkan gunakan Si Benteng dan Bus Tayo secara gratis pada tanggal 17 September. Mari bersama-sama kita dukung budaya tertib berlalu lintas dan transportasi publik yang berkelanjutan,” tutupnya. Selain Tangerang, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memberlakukan tarif khusus bagi bus Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. DI mana tarif ketiga moda ini Rp1 untuk peringatan Hari Perhubungan Nasional serta Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mulai 17 sampai 19 September 2025. “Pemberian tarif khusus angkutan umum massal Jakarta dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2025 yang jatuh pada 17 September 2025 dan Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang jatuh pada 19 September 2025,” ujar Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo. Ajakan Syafrin ini agar masyarakat ikut menggunakan anggutan umum untuk menyemarakkan Hari Perhubungan Nasional dan Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bersama. Untuk diketahui program ini berlaku selama dua hari, tepatnya pada 17 September 2025 dan 19 September 2025, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Selama periode ini, penumpang tetap perlu melakukan tap in dan tap out menggunakan kartu elektronik atau aplikasi yang didukung, namun saldo yang terpotong hanya Rp1.
Hore! Naik MRT Jakarta, LRT Jakarta dan Transjakarta Kembali Rp1 Selama Dua Hari

Siap Jadi Primadona Baru, KA Tangkuban Perahu Perjalanan Praktis Tak Perlu Transit

Kabar terus berseliweran di media sosial mengenai akan terbitnya perjalanan baru Bandung – Ketapang pp. Ya, nama Kereta Api (KA) Tangkuban Perahu kini sedang santer dibahas di platform media sosial. Konon kabarnya, KA Tangkuban Perahu sangat praktis membawa penumpang dari Kota Bandung sampai dengan Kota Banyuwangi tanpa harus transit. Selama ini masyarakat yang menggunakan kereta api ingin berwisata ke Kota Bandung maupun ke Banyuwangi dan sekaligus menyeberang ke Pulau Bali harus berganti kereta api. Penumpang harus berganti kereta api di Stasiun Surabaya Gubeng maupun di Stasiun Malang. Itu pun jika penumpang mengharuskan menginap satu malam di Kota tersebut kemudian melanjutkan perjalanan hingga Stasiun Ketapang.
Ilustrasi Kereta Api Lodaya (Bandung – Solo Balapan) melintas di area Stasiun Lebak Jero. (Foto: Dok. Istimewa)
Perjalanan KA yang tak perlu transit hingga Stasiun Ketapang maupun sebaliknya saat ini sudah dioperasikan menggunakan KA Blambangan Ekspres dari Stasiun Pasar Senen sampai dengan Stasiun Ketapang pp. KA Blambangan Ekspres terdiri dari kelas eksekutif dan ekonomi tipe new generation ini menempuh waktu perjalanan selama 16 jam 30 menit. KA Tangkuban Perahu rute Bandung – Ketapang pp. Menjadikan perjalanan bakal jauh lebih praktis. Kereta ini rencananya bakal bawa rangkaian gabungan eksekutif dan ekonomi Stainless Steel (SS), jadi tentunya ada kenyamanan ekstra atau versi yang lebih praktis tak perlu transit. Bagi traveler, ini bisa jadi perjalanan yang hemat waktu ditambah pengalaman dengan kenyamanan yang ditawarkan PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI). Beruntungnya, KA Tangkuban Perahu tentu saja melewati jalur selatan yang terkenal dengan panorama menawan. Pun penumpang bersiap-siap disuguhi view pegunungan, sawah hijau, jembatan-jembatan tinggi serta melewati terowongan yang tentu saja memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kehadiran KA Tangkuban Perahu jelas bakal jadi angin segar buat dunia perkeretaapian Indonesia. Rute baru Banyuwangi – Bandung ini bukan Cuma bikin perjalanan jadi lebih cepat dan simpel, tapi juga membuka peluang wisata baru buat yang memiliki hobi berkeliling ke berbagaj destinasi di Pulau Jawa. Hingga saat ini masyarakat masih menunggu tanggal rilis resminya biar bisa langsung pesan tiket perdana dan jadi bagian dari sejarah jalur baru ini! Baca juga:

Warga Kecewa! Ini yang Membuat KRL Batal Sampai Stasiun Karawang

Rencana perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) hingga ke Stasiun Karawang mungkin hanya angan-angan saja. Beredar informasi yang cukup mengejutkan khususnya bagi warga Karawang dan sekitarnya bahwa KRL batal sampai dengan Karawang. Berbagai spekulasi pun mencuat, hingga akhirnya kabar yang informatif pun beredar di media sosial. Ya, harapan warga Karawang untuk segera menikmati layanan KRL Commuter Line pun pupus. Rencana penambahan jalur yang sudah digagas sejak 2019 itu pun batal. Setelah sebelumnya tertunda akibat pandemi, kali ini alasan yang disampaikan adalah keterbatasan anggaran.
Stasiun Karawang. (Foto: Dok. Kompasiana)
Saat ini, jalur KRL arah Bekasi itu masih mentok sampai Cikarang, Jawa Barat. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (LLKA) DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Arif Anwar mengatakan sampai saat ini pemerintah tak punya rencana untuk memperpanjang jalur KRL lintas Bekasi sampai ke Karawang. Anwar pun mengonfirmasi bahwa pembatalan disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas fiskal pemerintah. Selain butuh persiapan panjang, keterbatasan anggaran juga menjadi salah satu faktor rencana tersebut akhirnya dibatalkan. Anggaran yang ada saat ini akan digunakan untuk agenda prioritas lain. Kemenhub tengah memprioritaskan sejumlah program lain di sektor perhubungan udara dan darat. Hal ini yang menyebabkan keterbatasan alokasi anggaran untuk proyek elektrifikasi ke Karawang. Tak hanya itu, pemerintah pun harus melakukan pemasangan listrik aliran atas (LAA) terlebih dahulu untuk bisa memperpanjang rute KRL sampai Karawang sehingga membutuhkan dana yang lebih banyak. Hal tersebut yang menyebabkan keterbatasan alokasi anggaran untuk proyek elektrifikasi ke Karawang. Akibat pembatalan tersebut, masyarakat yang ingin bepergian ke Karawang dari wilayah Jabodetabek tetap harus menggunakan moda transportasi umum lainnya. Penumpang dapat berganti kereta dari KRL Commuter Line ke kereta lokal di Stasiun Cikarang untuk melanjutkan perjalanan ke arah Karawang atau Cikampek. Akibat pembatalan KRL sampai dengan Karawang, masyarakat hanya bisa berharap pemerintah menghadirkan transportasi massal yang terjangkau dan memadai. Terlebih, posisi Karawang strategis karena berada di antara Jakarta dan Bandung, serta tengah berkembang menuju kota metropolitan.
Usianya Lebih dari Satu Abad, Stasiun Karawang Masih Terlihat Megah dan Makin Eksis

“Pinem”, PO Bus Asal Tanah Karo

Sumatera Utara memiliki beragam suku, dan beragam pula pemilik transportasi darat seperti bus. Selain ALS, ada Bus Pinem yang memiliki trayek Medan ke Ujung Batu dan Rokan ke Mahato. Perusahaan otobus (PO) ini didirikan oleh Nomen Pinem yang merupakan orang Batak Karo yang juga memiliki hubungan dengan PO Liberty dan PO Medan Jaya. Berdiri tahun 1960-an, bus Pinem sendiri menyediakan layanan antar penumpang dan barang. Di awal kehadirannya, bus Pinem menggunakan armada CHevrolet dan tahun 1970 barulah menggunakan Mercedes-Benz dan L300. Kala itu, PT Pinem Abdi Rakyat memiliki 13 cabang dan mempekerjakan 13 pengemudi serta tiga pegawai loket. Bisa dikatakan, nama bus Pinem yang dikenal dengan Bos Pinem ini menjadi salah satu legenda transportasi darat asal Sumatera Utara. Perusahaan otobus ini lahir dari tanah Karo dan sudah puluhan tahun menjadi penghubung utama masyarakat Sumatera dengan berbagai kota besar di Pulau Jawa. Bus Pinem didirikan pada era 1970-an oleh keluarga Pinem di Kabanjahe, Tanah Karo. Awalnya, usaha ini dimulai dengan beberapa unit bus yang melayani rute pendek di sekitar Sumatera Utara. Namun, melihat tingginya kebutuhan perantau menuju kota-kota besar, armada Pinem kemudian merambah trayek lintas provinsi hingga lintas pulau. Pada masa kejayaannya di dekade 1980–1990, Bus Pinem menjadi salah satu pilihan utama untuk rute Medan–Jakarta, Medan–Bandung, hingga Medan–Surabaya. Identitas khas tulisan besar “PINEM” di bodi bus membuatnya mudah dikenali. Dengan harga tiket yang terjangkau dan layanan yang akrab bagi penumpang, Bus Pinem tak hanya sekadar sarana transportasi, melainkan juga bagian dari kisah mudik dan perantauan masyarakat Sumatera. Perjalanan panjang bus ini juga melewati masa-masa sulit. Persaingan dengan perusahaan otobus besar lain, ditambah dengan maraknya penggunaan transportasi udara, membuat Pinem mengalami pasang surut. Beberapa trayek jarak jauh sempat berhenti beroperasi, dan armada lebih banyak fokus pada jalur antarkota dalam provinsi (AKDP) di Sumatera Utara. Meski begitu, Bus Pinem tetap eksis hingga kini. Perusahaan berupaya memperbarui layanan dengan menghadirkan bus ber-AC, kursi yang lebih nyaman, serta fasilitas hiburan untuk menyesuaikan kebutuhan penumpang modern. Bagi banyak orang, terutama masyarakat Karo dan Sumatera Utara, Bus Pinem bukan hanya angkutan umum, tetapi juga bagian dari sejarah panjang perjalanan darat di Indonesia. Nama Pinem telah melekat sebagai simbol nostalgia perjalanan jauh, mudik, hingga perjuangan perantau mencari penghidupan di kota besar.
Antusias! Warga Bojonegoro Jadikan Kereta Api Sebagai Transportasi Paling Favorit ke Surabaya

China Eastern Luncurkan Penerbangan ‘Langsung’ Terpanjang di Dunia, Shanghai – Buenos Aires, 29 Jam!

China Eastern Airlines telah mulai menjual tiket untuk apa yang disebut sebagai penerbangan penumpang ‘langsung’ terpanjang di dunia. Rute ambisius ini menghubungkan Buenos Aires, Argentina, ke Shanghai, Cina membentang sekitar 12.000 mil (sekitar 19312,1 km) dan berdurasi hingga 29 jam, termasuk persinggahan teknis di Auckland, Selandia Baru. Layanan ini, yang dijadwalkan dimulai pada bulan Desember, beroperasi dua kali seminggu menggunakan pesawat Boeing 777-300ER, menawarkan kombinasi kursi kelas ekonomi, ekonomi premium, bisnis, dan kelas utama. Label kata ‘langsung’ pada penerbangan ini berarti penumpang tetap berada di pesawat yang sama dengan nomor penerbangan yang sama, bahkan selama persinggahan di Auckland, yang berlangsung sekitar dua jam untuk pengisian bahan bakar dan pergantian awak. Pengaturan ini memungkinkan China Eastern untuk mengatasi keterbatasan jangkauan teknologi pesawat saat ini sekaligus menghubungkan dua pusat ekonomi yang berjauhan.
Profil China Eastern Airlines, Punya Catatan Bagus dalam Rekor Keselamatan
Tiket penerbangan jarak jauh ini dibuka dengan harga tiket sekitar $1.200 untuk tiket kelas ekonomi sekali jalan, menjadikannya pilihan yang kompetitif bagi wisatawan yang mencari konektivitas antara Amerika Selatan dan Asia tanpa harus transit berkali-kali. Analis industri mencatat bahwa rute ini bukan hanya tentang daya tahan; ini merupakan ekspansi yang terencana bagi China Eastern di tengah pulihnya permintaan perjalanan internasional pasca pandemi. Dengan mengamankan hak kebebasan kelima—yang memungkinkan maskapai ini mengangkut penumpang antara Auckland dan Buenos Aires—maskapai ini memanfaatkan pasar yang kurang terlayani. Menurut laporan dari Business Insider, penerbangan ke arah timur dari Shanghai ke Buenos Aires memakan waktu sekitar 24 jam, sementara perjalanan pulang diperpanjang menjadi 29 jam karena hambatan yang ada di Pasifik. Perkembangan ini menyoroti tren yang lebih luas dalam penerbangan jarak sangat jauh, di mana maskapai menyeimbangkan kenyamanan penumpang dengan efisiensi operasional. Langkah China Eastern ini diambil ketika pesaing seperti Singapore Airlines mempertahankan rute nonstop 18 jam mereka dari New York ke Singapura. Di balik layar, pelaksanaan penerbangan maraton semacam itu melibatkan logistik yang rumit. Transit di Auckland sangat penting karena saat ini tidak ada jet komersial yang dapat terbang jarak penuh tanpa henti tanpa melebihi batas muatan. Rotasi kru dan protokol perawatan selama transit memastikan kepatuhan keselamatan, sebagaimana dijelaskan dalam wawasan dari blog penerbangan One Mile at a Time, yang menekankan bagaimana rute ini memanfaatkan lokasi strategis Selandia Baru. Bagi penumpang, pengalaman ini menjanjikan uji ketahanan. Fasilitas yang tersedia meliputi hiburan dalam pesawat yang ditingkatkan, berbagai layanan makan, dan tempat tidur lipat di kabin premium untuk mengurangi kelelahan. Namun, para ahli memperingatkan potensi risiko kesehatan seperti trombosis vena dalam pada perjalanan panjang tersebut, yang mendorong maskapai penerbangan untuk menambahkan fitur kesehatan seperti pengingat hidrasi dan panduan peregangan.
Biar Nyaman di Penerbangan Kelas Ekonomi Jarak Jauh, Baca Ini!

Hore! Naik MRT Jakarta, LRT Jakarta dan Transjakarta Kembali Rp1 Selama Dua Hari

Kabar gembira kembali mencuat khususnya untuk transportasi di Jakarta. Ya, sarana transportasi Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta kembali gunakan tarif Rp1 untuk semua rute. Masyarakat pun dibuat nyaman dengan kehadiran tarif tersebut termasuk merasakan biaya sangat murah dalam bertransportasi. Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta menetapkan tarif Rp1 tersebut sesuai kebijakan yang berlaku dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional serta Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional 2025. Selama masa penerapan tarif khusus ini, setiap perjalanan pelanggan pada seluruh moda akan terbaca menjadi Rp1 pada saat tap in maupun tap out. Tarif Rp1 ini berlaku tanggal 17 September 2025 mulai pukul 00.00-23.59 WIB dan 19 September 2025 mulai pukul 00.00-23.59 WIB. Lewat program ini, masyarakat diajak untuk lebih banyak bepergian menggunakan transportasi publik. Tujuannya bukan hanya untuk memeriahkan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) dan Hari Keselamatan Lalu Lintas, melainkan juga mendorong kebiasaan bertransportasi yang lebih aman, tertib, dan ramah lingkungan. Penerapan tarif ini berlaku untuk metode pembayaran dompet digital berbagai bank, termasuk kartu JakLingko, KMT, Jakcard. Tarif Rp 1 juga bisa didapatkan pelanggan yang menggunakan aplikasi JakLingko dan MyMRTJ. Program tarif Rp 1 bisa dinikmati di tiga moda transportasi utama yang melayani ribuan penumpang setiap harinya, yaitu: Transjakarta, yang menjangkau berbagai wilayah Jakarta dengan jalur bus rapid transit (BRT) dan non-BRT. MRT Jakarta, penghubung utama dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI yang menjadi tulang punggung mobilitas warga. LRT Jakarta, yang melayani koridor Velodrome hingga Pegangsaan Dua di Jakarta Utara. Masyarakat pengguna transportasi publik dengan membayar Rp1 dapat menghemat ongkos sekaligus menikmati fasilitas umum sehingga semakin banyak yang menggunakan transportasi umum/publik. Dalam skala yang lebih besar, langkah ini dapat menjadi langkah awal untuk menghemat energi atau bahan bakar. Terlebih, dapat mengurangi kemacetan dan kepadatan kendaraan di jalanan Jakarta. Diketahui setiap tanggal 17 September, bangsa Indonesia memperingati Harhubnas. Untuk tahun 2025 ini mengambil tema “Bakti Transportasi untuk Negeri” yang bisa memotivasi seluruh elemen perhubungan untuk memberikan pelayanan transportasi yang prima. Dalam menyambut Harhubnas 2025 ini pun menjadi kesempatan penting untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sektor transportasi. Dengan berpegang semangat “Bakti Transportasi untuk Negeri”, sektor perhubungan Indonesia diharapkan terus maju dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Merasakan Manfaat ‘Tarsus’ Kereta Api dengan Harga yang Sangat Terjangkau

Perjalanan menggunakan kereta api ada saja keuntungan yang didapat. Meski fasilitas dan harga tiket yang wajar, namun perjalanan tentu merasa nyaman. Berbagai kelebihan yang dimiliki membuat tiket kereta api selalu laris manis bak kacang goreng. Ya, kelebihan utama kereta api adalah tidak akan menemui kemacetan layaknya kendaraan darat lain seperti bus atau mobil pribadi. Namun, bagaimana jika masyarakat melakukan perjalanan secara mendadak atau tidak direncanakan? Ternyata pihak PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) dalam membuka layanan online /offline tiket kereta api tentu diberi kemudahan. Secara online misalnya, saat membuka layanan aplikasi Access by KAI tentu adanya tarif khusus (Tarsus) dengan keterangan tarif promo di jadwal kereta api pada aplikasi tersebut. Layanan pembelian secara online ini bisa dibeli hingga 30 menit sebelum keberangkatan. Untuk tarif promo tentunya ada beberapa kereta api yang diberi diskon hingga 20 persen untuk setiap kelas (eksekutif maupun ekonomi). Namun tarif khusus tersebut tak berlaku pada harga tiket untuk kereta subsidi. Pihak PT KAI ingin memastikan kereta api tetap relevan di tengah kebutuhan masyarakat yang semakin fleksibel. Sekaligus menjaga keberlanjutan dan efisiensi operasional kereta api. Untuk tarif khusus sendiri mencakup sejumlah relasi strategis yang menjadi jalur favorit masyarakat, seperti: • Jakarta (Pasarsenen/Jakarta Kota/Gambir) – Cirebon/Cirebon Prujakan • Bandung – Tasikmalaya – Banjar • Yogyakarta – Solo – Madiun – Malang Tak hanya untuk perjalanan jarak menengah hingga jauh, tarif khusus juga tersedia untuk relasi pendek. Misalnya Bekasi ke Gambir, Jakarta Kota, atau Pasarsenen, dengan tarif KA Ekonomi mulai Rp30.000 dan KA Eksekutif mulai Rp40.000. Sebelumnya, pemesanan tiket maksimal dilakukan 1 jam sebelum keberangkatan. Kini, dengan sistem terbaru, masyarakat bisa melakukan pembelian selain melalui aplikasi Access by KAI, bisa melalui situs web resmi KAI di booking.kai.id. Tentu saja pembelian tiket bisa dilakukan hingga mendekati waktu 30 menit sebelum keberangkatan. Tak hanya itu, aplikasi Access by KAI kini juga memungkinkan pembelian tiket tarif khusus atau go show, yang bisa dilakukan mulai 2 jam sebelum keberangkatan, selama tempat duduk masih tersedia. Ini memberikan alternatif lebih hemat bagi penumpang yang fleksibel dengan jadwal. Demi meningkatkan akurasi data dan keamanan perjalanan, KAI juga mewajibkan seluruh penumpang WNI untuk mengisi data diri menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK), termasuk bagi bayi (infant). Sementara WNA wajib mengisi data berdasarkan nomor paspor. Tentu manfaat yang dirasakan saat pembelian tarif khusus ini menjadikan masyarakat lebih terbantu dalam perjalanan kereta api untuk destinasi tujuan. Dengan fasilitas yang sama dirasakan oleh penumpang lainnya menjadi kepuasan sendiri dalam menikmati pelayanan KAI yang semakin nyaman. Untuk mendapatkan tarif khusus, tergantung pada situasi ketersediaan kursi. Karena pada saat werkend, biasanya masyarakat sangat antusias menggunakan kereta ke berbagai kota yang dituju. Jadi pastikan selalu cek jadwal terlebih dahulu, ya.