Zunum Aero Siap Operasikan Pesawat Komuter Bertenaga Hybrid

Dewasa ini, banyak perusahaan kedirgantaraan yang berlomba untuk menghadirkan inovasi yang berdampak positif bagi penumpangnya hingga lingkungan sekitar, tidak terkecuali sebuah startup yang berbasis di Seattle, Zunum Aero. Firma ini mendapatkan dukungan langsung dari Boeing dan JetBlue Airways untuk meluncurkan pesawat komuter bermesin hybrid dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Baca Juga: Bukan Sekedar Isapan Jempol, Dubai Mulai Uji Coba Taksi Drone KabarPenumpang.com melansir dari laman dezeen.com (9/10/2017), Zunum Aero telah mengumumkan rencana peluncuran pesawatnya yang menggunakan dua motor listrik dan baterai yang terintegrasi dengan sayap, ditambah dengan mesin jet-fuel tambahan. Zunum Aero sendiri yakin model pesawat tersebut akan mengisi celah di pasar penerbangan Low Cost Carrier (LCC). Moda udara bertenaga hybrid ini sendiri rencananya akan mulai dipasarkan pada tahun 2022 mendatang. Zunum Aero pun memprediksi bahwa perkembangan teknologi dan jaman tidak menutup kemungkinan pesawat terbang dengan menggunakan daya baterai. “Pesawat ini akan mengubah cara kita hidup dan bekerja,” kata pendiri Zunum Aero, Matt Knapp. “Kami memastikan diri untuk menentang kebijaksanaan konvensional dan batasan teknik untuk menghadirkan pesawat terbang yang sangat kita banggakan. Selain menawarkan efisiensi, pesawat ini juga menampilkan kinerja yang optimal,” imbuhnya. Zunum Aero juga mengatakan bahwa dengan kapasitas 12 orang tersebut juga akan mengurangi biaya dan durasi perjalanan dengan jarak di bawah 1000 mil. Setiap pesawat akan emiliki kecepatan jelajah maksimum hingga 340 mil per jam, dengan jangkauan terbang maksimum 700 mil. Startup tersebut mengatakan bahwa rute regional seperti dari Bandara Republik di Suffolk County, New York ke Bandara Cleveland Burke Lakefront, bisa ditempuh hanya dengan 2 jam 36 menit dengan biaya USD$ 160. Sebagai perbandingan, penerbangan dari Bandara John F. Keneddy, New York menuju Bandara Internasional Cleveland Hopkins saat ini memakan waktu penerbangan 4 jam 23 menit dengan biaya penerbangan USD$ 288. “Kami ingin mendemokratisasikan akses terhadap perjalanan berkecepatan tinggi dengan harga yang terjangkau,” ungkap pihak Zunum Aero. Baca Juga: CityAirbus, Prototipe Taksi Drone Lansiran Airbus, Mengudara di Akhir Tahun Depan Sebagai informasi tambahan, bulan lalu, EasyJet mengumumkan rencananya untuk mengembangkan pesawat bertenaga baterai , hasil kerja samanya dengan perusahaan AS Wright Electric. Sementara itu, perusahaan seperti Lilium, Airbus, Uber Technologies Inc., dan Kitty Hawk semuanya seolah terburu-buru mengembangkan pesawat listrik untuk pertama kalinya di pasar penerbangan. Dalam pengembangan terpisah namun terkait, Boeing mengumumkan pada awal bulan kemarin, mereka baru saja mengakuisisi Aurora Flight Sciences, sebuah perusahaan yang berfokus pada sistem penerbangan otonom yang dirancang untuk membuat pesawat dan kendaraan nirawak.

INSA: Periode 2017-2019, Pemerintah Targetkan 4,3 Juta Penumpang via Tol Laut

Indonesian National Shipowners Association (INSA) atau organisasi perusahaan pelayaran angkutan niaga menyebutkan bahwa tol laut penting karena Indonesia berada di negara yang dikelilingi lautan luas. Ini yang membuatnya menguntungkan dari segi pelayaran baik dari dalam maupun luar negeri. Baca juga: Rute Tol laut Tanjung Priok-Panjang, Akankah Berdampak Pada Lintasan Merak-Bakauheni? Keuntungannya bukan hanya dari ekspor dan impor peti kemas, melainkan dari segi angkutan penumpangnya. Saat ini banyak kapal-kapal penumpang baik pesiar maupun kapal biasa yang juga menggunakan jalur tol laut untuk mengantarkan penumpang menyeberang dari satu pulau ke pulau lainnya. Hal tersebut terlihat adanya kenaikan dari capian target pemerintah tahun 2014-2016 kemarin dari empat juta orang pada kapal milik Pelni menjadi 4,3 juta orang tahun 2017-2019 mendatang. Kenaikan ini juga ditargetkan pada kapal perintis yang tadinya 1,7 juta orang naik menjadi 1,9 juta penumpang. Dengan adanya kenaikan jumlah penumpang ini, INSA mengharapkan lebih banyak pengusaha yang menggunakan kapal dengan bendera Indonesia dibandingkan menggunakan kapal berbendera asing. Dari data yang dikumpulkan INSA, tahun 2017 ini, pemerintah memiliki tujuh trayek tol laut dimana empat diantaranya diintegrasikan dengan trayek eksisting PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) dan tiga lainnya akan di lepaskan pada pelayaran swasta nasional. Baca juga: Sistem Monitoring Jadi Hambatan Terbesar Implementasi Tol Laut Tak hanya itu, sebagai negara kepulauan yang menggunakan tol laut, Nova Y Mugiyanto, Ketua Bidang Angkutan Lepas Pantai INSA mengatakan, harus adanya alat keamanan dan keselamatan untuk penumpang. Sebab untuk kapal penumpang seperti yang ada di Kepulauan Seribu atau Kapal Kepulauan lainnya yang mengakut lebih dari 12 orang penumpang harus memiliki alat keselamatan. Bentuk keamanan dan keselamatan ini juga menjadi bagian terpenting pada pelayaran Indonesia. “Melalui tol laut sendiri Indonesia bisa memberdayakan kapal-kapal milik negara Indonesia yang memiliki kenaikan kapal nasional dari 2005 hingga 2014 mencapai 14.150 unit atau tumbuh 134 persen, dengan jumlah perusahaan pelayaran nasional mencapai 3080 atau tumbuh 93 persen tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2005 yang hanya terdapat 1591 perusahaan pelayaran,” ujar Nova di panel diskusi Indonesia Transport, Logistics & Maritime 2017 (11/10/2017). Tol laut sendiri merupakan suatu upaya pemerintah untuk menghubungkan wilayah kepulauan di Indonesia yang sebagian besar terpisahkan oleh perairan agar aktivitas perpindahan penumpang dan barang antar satu wilayah dengan yang lain lebih efisien, efektif dan ekonomis melalui transportasi laut. Hingga kini, diketahui tol laut yang sudah melayani penumpang yakni Pelabuhan Tanjung Priok menuju ke Pelabuhan Panjang di Bakauheni dan sebaliknya.

Ketika Oversupply, Armada Taksi Blue Bird Nantinya Tawarkan Jasa Antar Barang

Kemampuan beradaptasi dalam kompetisi menjadi kunci setiap perusahaan untuk tetap unggul di segmennya. Setelah menghadapi tekanan dari tumbuhnya layanan transportasi berbasis online, penyedia layanan taksi papan atas seperti Blue Bird kemudian berkolaborasi dengan Go-Jek dalam wujud integrasi sistem pemesanan dari aplikasi mobile. Lepas dari hal tersebut, armada taksi Blue Bird Group kini cenderung masih oversupply akibat dampak persaingan dengan penyedia layanan taksi online. Baca juga: Blue Bird dan Go-Jek, Dari Berkompetisi Kini Jadi Berkolaborasi Meski begitu, demand and supply dalam bisnis taksi bersifat situasional, momen seperti jam pulang kantor dan libur hari raya misalnya, bisa membalikkan keadaan, justru taksi terasa langka dan sulit didapat akibat demand dari pengguna jasa yang melonjak. Terkhusus pada jam pulang kantor, pihak Blue Bird dalam perbincangan di ajang “Indonesia Transport, Logistics & Maritime Week 2017,” menyebut bahwa jam sibuk di Jakarta di klasifikasikan antara pukul 17.00 sampai 20.00 WIB. “Permintaan taksi di daerah segitiga emas – Sudirman, Thamrin dan Kuningan – terbilang sangat tinggi,” ujar Amelia Nasution, Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk di JIExpo Kemayoran, Selasa kemarin (10/10/2017). Namun meski memiliki armada 25 ribu unit taksi, faktanya bukan perkara mudah untuk ‘menangkap’ demand di jam-jam sibuk, pasalnya jumlah armada taksi tersebar di beberapa wilayah, dan untuk mengarahkan taksi ke daerah bisnis bukan perkara mudah, maklum tingkat kemacetan sangat tinggi, menjadikan mobilitas armada taksi terbatas. Boleh jadi saat terjadi demand yang tinggi di suatu area, maka di daerah lain akan terjadi oversupply armada taksi, dimana taksi banyak dalam posisi standby namun minim mendapatkan order penumpang. Menyiasati fenomena diatas, pihak Blue Bird berupaya ‘memberdayakan’ armada taksi yang menganggur, caranya dengan mengupayakan taksi untuk mendukung kegiatan e-commerce. “Bisa jadi nanti taksi Blue Bird akan berperan juga sebagai pengantar pesanan barang dari satu titik ke titik lain,” papar Amelia. Serupa tapi tidak sama, model operasinya mirip dengan pengemudi motor Go-Jek yang melayani jasa pengantaran barang (Go-Send). Meski begitu, belum dijelaskan lebih lanjut seperti apa teknis penerapannya nanti, apakah akan disatukan dalam aplikasi My Blue Bird? Kita tunggu saja.

Sambut Olimpiade Musim Dingin, LG Hadirkan Dua Robot Canggih di Bandara Incheon

Sebagai salah satu langkah nyata untuk mempersiapkan Olimpiade Musim Dingin yang akan digelar di Korea Selatan tahun depan, raksasa elektronik asal Negeri Ginseng, LG Electronics, telah menguji coba robot baru di Bandara Internasional Incheon beberapa waktu yang lalu. Diketahui, bandara terbesar di Seoul, Korea Selatan tersebut akan menjadi rumah bagi dua robot prototipe terbaru milik LG, yaitu Robot Pemandu dan Robot Pembersih Bandara. Baca Juga: Ini Dia Troika! Robot Canggih di Bandara Incheon, Korea Selatan Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman theverge.com (21/7/2017), Robot Panduan Bandara ini pertama kali diperkenalkan secara luas pada ajang Costumer Electronics Show (CES) yang digelar di Las Vegas, awal tahun 2017 kemarin. Sesuai dengan namanya, robot ini akan menjalankan tugasnya masing-masing. Robot Panduan Bandara akan berkeliling mengitari bandara, selalu siaga memberikan petunjuk dan informasi kepada para wisatawan dan calon penumpang mengenai  jadwal keberangkatan. Robot Panduan Bandara sendiri bisa berbicara menggunakan empat bahasa, Inggris, Korea, Cina, dan Jepang, dan hebatnya lagi, robot ini bisa memindai boarding pass para wisatawan dan mengantarkan mereka menuju pintu keberangkatan. Berbeda dengan robot biasa, semua pergerakan robot ini diatur oleh sebuah sistem mutakhir yang dapat meningkatkan pelayanan bandara terhadap para calon penumpang. Mereka akan berjalan dengan kecepatan yang stabil dan berhenti jika Anda tertinggal, jadi robot ini sudah di program agar bisa membantu Anda tidak ketinggalan pesawat. Sementara itu, Robot Pembersih Bandara pada dasarnya adalah Roomba (robot pembersih terpintar dan terbaik dari iRobot) yang dilengkapi dengan tangki sehingga terlihat seperti boneka salju tanpa lengan. “Robot ini sendiri akan mendeteksi area mana saja yang butuh sering dibersihkan, menyimpannya ke database, dan mempertimbangkan rute mana yang paling efisien untuk tiba di lokasi tersebut,” tutur salah satu pihak LG. “Pastikan tidak ada yang membalik sakelar di belakang kepala robot itu, dari ‘Bersihkan’ jadi ‘Bunuh’,” kelakarnya.
Robot Pembersih Bandara. Sumber: theverge.com
Baca Juga: Ketika Dunia Transportasi “Teracuni” Perkembangan Jaman Dalam siaran pers yang diterbitkan oleh pihak LG, perusahaan multinasional ini mengatakan bahwa pengadaan robot ini merupakan ambisi perusahaan untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan salah satu peluang bisnis ini. “Bisnis robot komersil ini  merupakan gambaran pertumbuhan dunia elektronika di masa yang akan datang,” tulisnya dalam siaran pers tersebut. Pihak LG sendiri mengatakan, penggunaan robot untuk membantu manusia, khususnya di pra-sarana transportasi akan menjadi populer di depannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa konsep robotika yang selama ini muncul ke permukaan lebih banyak mengambil peranan sebagai pembantu pertunjukan saja, tidak seperti yang LG lakukan. Lebih lanjut, LG mengatakan bahwa robot ini akan tetap aman selama ia terhindar dari segala sesuatu yang mampu menimbulkan konslet, seperti terjatuh dari tangga atau terkena cipratan air mancur. “Kami tidak ingin insiden robot keamanan di DC terulang kembali, dimana robot keamanan tersebut tercebur ke kolam air mancur.” Tutupnya.

Hadirkan Drivetrain Baru, Proterra Janjikan Akselerasi Sempurna Nan Ramah Lingkungan

Sebuah perusahaan manufaktur asal Amerika yang berfokus pada perancangan dan pembuatan kendaraan nol emisi, Proterra, baru-baru ini memperkenalkan salah satu inovasi teranyarnya yang mampu membuat bus listrik menjadi lebih efisien dalam pengoperasiannya. Drivetrain DuoPower yang dirancang khusus untuk bus bertenaga baterai, Catalyst ini diperkenalkan dalam pertemuan tahunan dengan American Public Transit Association (APTA), Senin (9/10/2017) kemarin. Baca Juga: Catalyst E2, Bus Otonom Mampu Berjalan 966 Km Dalam Sekali Charge Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman proterra.com (9/10/2017), penggunaan drivetrain DuoPower ini mampu membuat bus Catalyst memiliki tenaga dan akselerasi hampir dua kali lipat dari bus lainnya. Tidak hanya itu, dengan menggunakan drivetrain DuoPower, bus Catalyst akan menjadi lima kali lebih efisien ketimbang bus diesel standar yang beroperasi di luar sana. Ditambah dengan kinerja drivetrain DuoPower mewakili peningkatan 20 persen efisiensi melalui sistem ProDrive standar milik Proterra. Untuk Catalyst E2 max, drivetrain DuoPower memungkinkan bus menjangkau jarak 426 mil atau setara dengan 686 km, hanya dengan sekali charge. Baru-baru ini juga Proterra baru saja menguji sistem drivetrain DuoPower yang mereka kembangkan di Navistar Proving Grounds di Indiana, dimana Catalyst E2 max mampu menempuh jarak 1.101,2 mil (1771km) hanya dengan sekali charge. Jarak tempuh tersebut pun tercatat di buku rekor dunia sebagai jarak terjauh yang pernah ditempuh oleh kendaraan listrik dalam sekali charge. Setelah menelurkan baterai padat energi, Proterra kini seolah menetapkan standar tinggi untuk efisiensi dan kekuatan sebuah moda listrik. Drivetrain DuoPower milik Proterra memiliki dua motor listrik yang mampu menghasilkan 510 tenaga kuda, dan juga meningkatkan akselerasi dari bus Catalyst, dimana bus listrik tersebut mampu meningkatkan kecepatan dari 0 hingga 20 mph hanya dengan 4,5 detik saja. Baca Juga: Luncurkan Electric Vehicle, Renault Janjikan Tempuh 279 Km Sekali Charge “Hadirnya drivetrain DuoPower milik Proterra membuka peluang untuk menghadirkan rute baru. Sebut saja rute antara Salt Lake City dan Park City melalui Parleys Canyon, itu merupakan jalur penting bagi kami, dan kini dengan hadirnya drivertrain baru tersebut, rute itu bisa ditempuh dengan menggunakan bus listrik,” ungkap ketua tim operasi Park City Transit, Destry Pollard. “Kami terkesan dengan inovasi ini, dimana Proterra tidak hanya mempertimbangkan medan pegunungan yang kami tempuh, tetapi juga menjaga kualitas udara di Park City,” imbuhnya. Pada awalnya, Proterra hadir dengan membawa teknologi EV ke industri transit, dan membuktikan bahwa teknologi mereka mampu bersaing  dengan moda berbahan bakar fosil, dan mampu mengalahkan eksistensi dari bus diesel di sebagian kota. “Kami terus melakukan inovasi, dan hari ini kami mengumumkan sebuah drivetrain yang benar-benar mengungguli mesin berbahan bakar diesel atau CNG internal di setiap kategori kinerja utama, seperti efisiensi, keandalan, percepatan, dan daya tempuh medan,” ungkap CEO Proterra, Ryan Popple. “Bagi pelanggan yang menginginkan armadanya memiliki kecepatan, kekuatan, efisiensi dan keandalan terbaik, drivetrain DuoPower untuk Electric Vehicle adalah jawabannya.” Tutup Ryan seraya mempromosikan inovasinya tersebut.

Ketika Kereta Bawah Tanah di India Mandeg, Perempuan Ini Pun Jatuh Pingsan

Seorang wanita India berusia 32 tahun terpaksa harus dibawa dan dirawat dirumah sakit lantaran mengalami sesak napas saat kereta metro bawah tanah terjebak di antara dua stasiun. Insiden ini terjadi pada Delhi Metro, Minggu (8/10/2017) pukul 06.30 pagi di Red Line jalur Dilshad Garden menuju Rithala. Baca juga: India Sukses Lubangi Perut Bumi Untuk Jalur MRT Bawah Airnya KabarPenumpang.com melansir dari laman timesofindia.indiatimes.com (9/10/2017), sebelum kejadian ini kereta berangkat dan meninggalkan stasiun Shastri Park untuk bergerak menuju stasiun Kashmir Gate. Namun tiba-tiba pantograf dan kabel atas kereta bermasalah saat melintasi Yamuna yang menyebabkan kereta berhenti. Karena insiden ini, penumpang kereta mulai merasakan sesak. Kemudian tim respon cepat (QRT) dari Central Industrial Security Force (CISF) langsung menuju ke tempat terjadinya insiden dan membantu mengevakuasi penumpang melalui pintu darurat. “Kereta yang berangkat dari platform 1 stasiun Shastri Park yang menuju stasiun Kashmir Gate terjadi kesealahan teknis di Overhead Equipment (OHE) yang menyebabkan pergerakan metro terhenti. Seorang QRT dari CISF bergegas ke tempat dan membantu para penumpang dalam evakuasi melalui pintu darurat. Mereka memfasilitasi penumpang di tempat yang aman,” ujar salah seorang kepala CISF. Baca juga: Gerbong Khusus Perempuan Tak Hanya Ada di Indonesia Saat evakuasi seorang wanita bernama Neha Jain tiba-tiba tidak sadarkan diri dan jatuh. Hal ini membuat personel QRT menggendongnya dikarenakan tidak ada tandu dan membawanya ke stasiun metro Kashmir Gate dan kemudian di rujuk ke rumah sakit terdekat. Tak hanya itu penumpang lain juga harus berjalan kaki menuju stasiun tersebut. “Selama kontinjensi, personel QRT telah menunjukkan rasa tanggung jawab mereka,” ujar salah seorang personel QRT. Juru bicara Delhi Metro Rail Coroporation (DMRC) mengatakan, pantograf kereta dan OHE terjerat sehingga harus dilepas. Dia menambahkan, kereta saat ini sedang dilakukan pemeriksaan. Untungnya akibat insiden ini, tidak berdampak pada keseluruhan lalu lintas kereta dan berjalan seperti biasa, dimana setiap kereta berjalan dengan jarak 15 menit. Untuk diketahui, pada Mei di tahun 2017 ini, penumpang metro juga harus dievakuasi karena adanya percikan api sehingga para penumpang harus dievakuasi ke stasiun Rajiv Chowk. Kejadian metro mati di bawah tanah bukanlah hal langka, karena banyak sebelum insiden hari Minggu kemarin penumpang dievakuasi dan harus berjalan di jalur.

Tingkatkan Pelayanan, AirAsia Gaet Inmarsat Untuk Pengadaan On Board Broadband

Demi meningkatkan pelayanan kepada para penumpangnya, AirAsia menandatangani kontrak dengan perusahaan penyedia layanan komunikasi satelit mobile terkemuka di dunia, Inmarsat perihal pengadaan layanan broadband. Adapun kontrak ini ditujukan untuk memasok solusi di lebih dari 120 pesawat Airbus milik AirAsia, termasuk tipe A320 dan A330 yang dioperasikan oleh seluruh grup AirAsia, termasuk AirAsia X. Baca Juga: Delta Airlines Tawarkan Akses Chatting Gratis via WiFi di Smartphone Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, penandatanganan hubungan kerja sama ini dilakukan oleh anak perusahaan AirAsia, ROKKI pada Rabu, 27 September 2017 kemarin. Layanan ini juga nantinya akan turut menyertai perjalanan dari Airbus A350 yang direncanakan akan menjadi armada teranyar AirAsia dalam beberapa tahun mendatang. Instalasi pertama GX Aviation di seluruh armada AirAsia Group ini rencananya akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2018 mendatang, berbarengan dengan peluncuran layanan komersialnya. GX Aviation sendiri merupakan solusi konektivitas in-flight pertama di dunia dengan jangkauan global berkecepatan tinggi. “AirAsia Group merupakan salah satu inovator di industri penerbangan terkemuka dan kami senang bahwa GX Aviation akan memainkan peran kunci dalam penawaran layanan masa depan mereka,” ungkap Aviation President Inmarsat, Philip Balaam. “Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini merupakan bukti kepercayaan AirAsia terhadap GX Aviation dan membangun rekam jejaknya sebagai pelanggan utama layanan SwiftBroadband kami,” imbuhnya. Inmarsat berkeyakinan bahwa kerja sama yang mereka jalin dengan pihak AirAsia merupakan salah satu gerbang untuk melebarkan sayap bisnisnya. “Setelah kesepakatan ini, diperkirakan lebih dari 1.300 pesawat akan ada di dalam kontrak lainnya, sebagai solusi GX Aviation dan European Aviation Network (EAN) generasi selanjutnya,” terang Philip percaya diri. Diketahui, ini merupakan salah satu order terbesar yang pernah ditangani oleh Inmarsat. Baca Juga: Iklan Menjurus Seksis, AirAsia Menuai Kecaman dari Netizen CEO AirAsia Group, Tony Fernandes mengatakan bahwa GX Aviation akan menjadi tulang punggung penawaran kabin digital AirAsia. “Kami akan menyediakan konektivitas tanpa batas selama penerbangan, baik untuk streaming video, membuka media sosial, chatting, hingga mengakses email,” kata Tony. “Ditambah dengan platform hiburan dan e-commerce ROKKI yang menampilkan film, musik, artikel dan permainan gratis,” tambanhnya. Dengan begitu, para penumpang AirAsia dapat segera menikmati perjalanan udara bertemakan digital terkaya di Asia. Ini merupakan salah satu inisiasi untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpangnya.

Dibalik Insiden Jet Blast Garuda Indonesia, Senantiasa Waspada Saat Berada di Apron!

Meski terlihat sebagai area yang lapang, namun setiap orang yang melintasi apron pesawat harus tetap waspada dan mengikuti instruksi dari ground crew, maklum di apron terdapat banyak aktivitas, mulai dari urusan bongkar muat kargo, pengisian bahan bakar sampai lalu lalangnya shuttle bus. Namun indisen yang terjadi di Bandara Ahmad Yani, Semarang pada Senin sore kemarin (9/10) merupakan sesuatu yang berbeda. Baca juga: Crosswind, Terjangan Angin dari Samping, Juga Jadi Ancaman di Moda Darat Akibat efek dari jet blast atau engine blast, tangga pesawat yang nampak kokoh pun dapat terdorong dan rubuh. Persisnya jet blast diakibatkan ‘hentakan’ mesin jet dari pesawat Bombardier CRJ700 milik Garuda Indonesia. Akibatnya hembusan angin jet dari ‘knalpot’ pesawat bermesin dua tersebut, tangga belakang pesawat Airbus A320 milik Batik Air ID 6356. Jet blast yang terjadi sore hari pukul 15.47 WIB menyebabkan tangga yang sedang dipasang di pesawat Batik Air ID 6356 jatuh dan menimpa 3 orang. Ketiga orang korban adalah petugas ground handling, petugas PT Angkasa Pura I, dan seorang penumpang Batik Air. Diantara ketiganya, petugas ground handling yang disebut-sebut mengalami luka berat, sementara dua lainnya sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis. Di dunia penerbangan Tanah Air, istilah jet blast jarang disebut. Merujuk dari definisinya, jet blast adalah fenomena pergerakan udara secara cepat yang dihasilkan oleh dorongan tenaga mesin jet. Umumnya jet blast terjadi pada proses sebelum pesawat tinggal landas. Sebuah pesawat dalam ukuran besar (wide body), secara teori dapat menghasilkan tekanan angin dengan kecepatan 190 km per jam hingga jarak 60 meter. Bila ada material dalam radius 60 meter di belakang mesin jet, maka akan merasakan 40 persen dari daya maksimum mesin jet tersebut. Dampak jet blast bisa berujung fatal, selain melukai orang, kendaraan pun bisa mengalami kerusakan akibat hembusan dari angin jet tersebut. Untuk itu selama pesawat bermanuver di dalam apron diharuskan mematuhi ketentuan tentang batas penggunaan kekuatan mesin (cool power). Dalam kasus yang terjadi di Bandara Ahmad Yani, seharusnya pilot Bombardier CRJ700 dapat lebih hati-hati mengingat area apron di bandara tersebut terbilang kecil. Baca juga: 10 Bandara Ini Punya Landasan Paling Ekstrim Jadi Atraksi Wisata Meski mengundang maut, sensasi hembusan dari tekanan angin mesin jet rupanya menjadi sensasi tersendiri bagi wisatawan pencari adrenalin. Di Karibia, Jet Blast jadi fenomena ‘menyenangkan’ bagi turis di kawasan pantai kepulauan St Marteen.Di sana, para turis bermain dengan jet blast karena bandara tepat di kawasan pantai. Namun, belum lama ini, seorang turis asal Selandia Baru dikabarkan meninggal dunia gara-gara jet blast di dekat salah satu bandar udara paling berbahaya di dunia. Perempuan 57 tahun tersebut dikabarkan tengah menyaksikan sebuah pesawat yang akan lepas landas dari bandara Putri Juliana di St Maarten, saat dia terdorong embusan salah satu mesin jet pesawat itu. Setelah terjatuh dan tak sadarkan diri, perempuan itu dilarikan ke rumah sakit. Namun, akhirnya dia dinyatakan meninggal dunia akibat luka di bagian kepalanya.

Punya Kualitas Rendah Karbon, Halte di Inggris Raih Predikat Ramah Lingkungan

Setelah bus hadir dengan teknologi ramah lingkungan, maka halte sebagai pra sarana transportasi idealnya juga harus mendukung kampanye yang sama. Namun pada penerapannya, terasa jauh lebih sulit mengimplementasikan halte yang ramah lingkungan. Namun nun jauh di Inggris, tepatnya kota Norwich, justru ada halte yang dibangun dengan tak hanya ramah lingkungan, tapi juga dapat memberi rasa nyaman bagi calon penumpang bus. Baca juga: Teknologi Ultra Broadband Sambangi Halte Bus di Selandia Baru KabarPenumpang.com melansir dari laman uea.ac.uk (6/10/2017), sebuah halte bus di Univesity of East Anglia (UEA) di Inggris mendapat penghargaan dari Asosiasi Arsitek Norfolk atas keahlian dan desain yang dihadirkannya. Halte ini mendapat penghargaan lantaran dianggap sebagai salah satu tempat yang memiliki kualitas karbon rendah. Sebab, proyek halte bus ini bangun oleh MJS dengan menggunakan bahan yang berkelanjutan dan memiliki atap hijau untuk memberikan kesan keanekaragaman hayati dan sangat ramah lingkungan. Sedangkan untuk desain halte ini sendiri dibuat oleh arsitek LSI yang membuat struktur bangunanan dengan baja Kantilever sederhana yang di susun di bagian tengah halte. Tempat duduk untuk menunggu bus di halte ini pun dibuat sedikit unik dengan menjadikan beberapa ayunan dan sisanya seperti tempat duduk biasa. Selain membuat nyaman, menunggu bus pun menjadi tidak bosan. Tak hanya ramah lingkungan dan nyaman, halte bus ini juga sudah dilengkapi dengan papan informasi elektronik dengan jadwal real time terkait kedatangan dan keberangkatan bus. Baca juga: Nunggu Bus di Halte ini Bisa Bikin Tambah Pintar, Lho! “Halte bus ini merupakan proyek kolaborasi dengan gagasan dan umpan balik dari pengguna bus, termasuk mahasiswa yang memang akses ke kampusnya menggunakan bus. Selain itu ide rancangan halte ini mendapat masukan kreatif dari para arsitek LSI. Ini menghasilkan tempat penampungan yang menarik atas beberapa gagasan dan memberi cetak biru untuk area tunggu di masa depan,” ujar Dawn Dewar, Koordinator Transportasi Univesity of East Anglia. Diketahui, halte bus ramah lingkungan di Univesity of East Anglia sudah ada dan dibuka pada November 2016 lalu yang juga menjadi bagian dari skema Dewan Norfolk County dan pihak univestitas untuk meningkatkan citra, efektivitas dan penggunaan transportasi umum di area kampus.

Sopir Pesan Kebab Sambil Mengemudi Kencang, Penumpang Panik dan Minta Turun

Seorang penumpang taksi bernama Harry Miskin di Inggris mengkalim bahwa saat menaiki taksi, sang pengemudi membahayakan dirinya. Ini terjadi saat Harry menaiki taksi dimana sang pengemudi membawa mobil dengan kecepatan 70 km per jam sembari bertelepon Baca juga: Bukan Sekedar Isapan Jempol, Dubai Mulai Uji Coba Taksi Drone KabarPenumpang.com melansir dari laman mirror.co.uk (5/10/2017), saat itu Harry baru pulang dari rumah kakek neneknya dan menumpang taksi. Sayangnya, pengemudi taksi yang ditumpanginya tidak membuatnya nyaman, melainkan memberikannya ancama  dan bahaya yang cukup besar. Pengemudi taksi yang diketahui berusia 22 tahun ini mengemudikan mobilnya dengan satu tangan memegang telepon  sembari memesan kebab ayam untuk dibawa pulang dalam kecepatan 70 km per jam. Harry menceritakan bahwa pengemudi tersebut memesan ayam doonner dan naan sebelum diberitahukan pesananan tersebut akan diambilnya. “Dia menempatkan orang-orang dalam bahaya yang semestinya tidak terjadi. Mengapa hidupku harus menjadi seorang yang akan berisiko karena seseorang?,” ujar Harry. Dia bercerita, teman baiknya satu tahun lalu meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Menurutnya, ini adalah rasa yang membuatnya mengingat temannya tersebut dan akhirnya meminta berhenti agar tidak terjadi sesuatu risiko tinggi terhadap dirinya. “Sebuah mobil adalah benda yang berbahaya dan hanya butuh satu detik untuk sebuah kecelakaan terjadi jika tidak dalam konsentrasi baik,” aku Harry. Harry saat itu juga merekam kejadian dirinya dalam bahaya tersebut dn mengunggahnya ke Facebook. Video tersebut diberi caption “Saya telah menggunakan taksi Silsden & Steeton Private Hire selama bertahun-tahun tetapi setelah malam ini saya bisa mempertimbangkan kembali sebelum menggunakannya. Berkendara dengan kecepatan 70 km per jam dan menuju bypass, mengemudi dengan santai sambil telpon dan memesan takeaway.” Baca juga: Biar Tak Bingung, Ini Panduan Pilih Taksi di Bandara Karena kejadian ini, Harry kemudian turun dan memberikan pengemudi £10 dan melanjutkan perjalanan pulangnya dengan jalan kaki. Video buatan Harry ini pun sudah sampai ke West Yorkshire Police. Atas kejadian ini Silsden & Steeton Private Hire telah diminta untuk mengomentar insiden tersebut. Sebab undang-undang yang baru menuliskan bagi pengemudi yang menggunakan ponsel mereka di belakang kemudi akan dikenanan denda dua kali lipat hingga £200.