Pembatalan Tiket Lama dan Ribet, PT KAI Coba Buat Aplikasi Mudahkan Penumpang dengan Online
Mulai 1 Juni, Pengembalian Dana Pembatalan Tiket KA Antar Kota Maksimal Tujuh Hari
Desain Pesawat Sayap Tinggi vs Sayap Rendah: Ini Perbedaan-Persamaan dan Untung-Ruginya
Avgeek sekalian sudah pasti pernah bahkan sering melihat pesawat terbang, bukan? Tipenya mungkin sangat beragam, tetapi pada umumnya mereka menggunakan dua model sayap; sayap tinggi (high wing) dan sayap rendah (low wing). Di luar dua itu, sebetulnya ada satu lagi, mid wing. Hanya saja, itu jarang ditemui ketimbang low wing dan high wing.
Baca juga: Digunakan Beberapa Jenis Pesawat, Ini Perbedaan T-Tail dan Tailplane
Dikutip dari Pilot Mall, secara umum, perbedaan sayap rendah dan sayap tinggi sangat mudah ditemukan. Sebagaimana namanya, sayap rendah merupakan pesaway yang sayapnya dipasang lebih rendah dari setengah badan pesawat. Di antara pesawat bersayap rendah yang masyhur di dunia, Piper Cherokee adalah salah satunya.
Sedangkan pesawat sayap tinggi ialah pesawat yang sayapnya di pasang di atas badan pesawat. Sayap di pesawat ini biasanya dibuat datar atau sedikit dihedral (horizontal ke atas) dan anhedral (horizontal ke bawah).
Di antara pesawat yang menggunakan model sayap itu (dihedral), Cessna 172 adalah salah satunya. Lebih lanjut, pesawat sayap tinggi dengan model anhedral, avgeek bisa menemukannya pada pesawat terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya.
Baik high wing ataupun low wing, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Kuantitasnya juga berimbang.
Pesawat high-wing memungkinkan pilot untuk melihat sekeliling lebih mudah (kecuali saat berbelok dengan gerakan roll) sehingga jangkauan pandangan lebih luas. Selain itu, pesawat ini juga lebih stabil dibanding low wing berkat pusat gaya angkat berada di atas pusat gravitasi (CG).
Pada sudut serang (Angle of attack) yang tinggi, sayap tidak mengganggu aliran udara menuju ekor, sehingga efektivitas control surface masih terjaga.
Selain itu, karena jarak sayap yang jauh dari tanah, maka sayap akan relatif lebih aman dari gangguan dari tanah seperti debu dan lain-lain. Ini pula mengapa konfigurasi high-wing sering dijumpai pada pesawat trainer.
Adapun pada pesawat low wing, kenggulannya berupa lebih aman ketika pendaratan darurat karena mampu menyerap efek benturan, lebih safety untuk pendaratan di air atau emergency water landing, tangki bahan bakar mudah dijangkau, sampai bobotnya yang lebih ringan.
Baca juga: Inilah Perbedaan Airlines dan Airways di Dunia Penerbangan
Ada kelebihan, ada pula kekurangan. Pada pesawat sayap rendah, kekurangannya ada di tingkat kestabilannya yang bisa dibilang lebih rendah dibanding high wing, efektivitas landing lebih rendah karena sayap yang berada di bawah mengganggu aliran udara ke elevator dan rudder, pesawat relatif melaju lebih pelan saat landing dan take off imbas ground effect, frekuensi debu yang bersarang di sayap karena posisinya dekat dengan tanah.
Sedangkan kekurangan pada pesawat high wing, badan pesawat cenderung lebih riskan saat emergency landing lantaran tak dibantu sayap, tangki bahan bakar sulit digapai, bobot lebih berat karena spar landing gear dan sayap terpisah, landing gear lebih panjang dan berat serta kurang stabil, hingga lebih sensitif terhadap crosswind dan turbulensi saat lepas landas ataupun take off.
Rusia dan Belarusia Kolaborasi Kembangan Pesawat Regional 19 Kursi LM-192 Osvey
Desain Pesawat Sayap Tinggi vs Sayap Rendah: Ini Perbedaan-Persamaan dan Untung-Ruginya
COMAC C919 Pertama Kali Lakukan Penerbangan Komersial di Luar Cina Daratan
Terbang Perdana Ke Luar Cina Daratan, COMAC C919 Sukses Mendarat di Hong KongCOMAC mengatakan sekitar 1.000 unit pesawat C919 telah dipesan, hampir semuanya dari maskapai penerbangan dan lessor Cina. Tiga maskapai besar milik negara China Eastern, Air China dan China Southern masing-masing telah memesan 100 pesawat tersebut. C919 digadang untuk bersaing dengan keluarga jet Boeing 737 MAX dan Airbus A320neo.
Anda Mau “Survive” di Dalam Gerbong KRL? Yuk Ikuti Tipis Berikut Ini


Bukan Turbulensi, Ternyata Penumpanglah yang Jadi ‘Ancaman’ Terbesar Bagi Awak Kabin

Kurangi Efek Turbulensi, Sebaiknya Pilih Kursi di Dekat Sayap
Vietjet Raih ‘Best Ultra Low-Cost Airline’ dan ‘Best Low-Cost Airline Onboard Hospitality’ 2024
Vietjet Terima Pesawat ke-105 Airbus A321neo ACF, Diklaim Bisa Mengurangi Kebisingan Hingga 75%
5 Kesalahan Populer Pilot Pemula Saat Taxi, Nomor Tiga Butuh Insting Tajam
2. Ngerem berlebih Mencoba performa rem saat taxiing kerap dilakukan pilot. Namun, pilot pemula umumnya kerap melakukannya secara berlebihan. Selain itu, mereka juga kerap menambah kecepatan sambil mengerem. Akibatnya, sistem pengereman pesawat jadi cepat haus. 3. Keluar jalur Kesalahan lainnya yang kerap dilakukan pilot pemula saat taxiing adalah keluar jalur atau off the centerline, ditandai dengan nose wheel yang tak berada tepat di garis. Membuat pesawat stabil berada di tengah memang bukanlah pekerjaan yang mudah bagi pilot pemula. Butuh feeling yang tepat untuk menguasai pesawat, selain mengacu pada indikator yang ada untuk membuat pesawat berada tepat di tengah. Keluar jalur saat di taxi way mungkin tak begitu masalah untuk ukuran pesawat latih seperti Cessna 172 Skyhawk atau Cessna 162 Skycatcher. Namun, bagi pesawat yang lebih besar, bukan tak mungkin keluar jalur akan menyebabkan wingtip pesawat akan berbenturan dengan wingtip pesawat lainnya, seperti senggolan pesawat A350 dan B777 Cathay Pacific akibat bandara penuh selain tidak berada dalam jalur yang pas. Baca juga: Pertama di Dunia, Airbus A350-1000 Berhasil Lepas Landas, Landing, dan Taxi Otomatis! Pilot Terancam? 4. Kurang komunikasi Terkadang, pilot pemula ragu untuk berkomunikasi, entah itu saat menyalahkan mesin, meluncur, mengurangi kecepatan. Padahal, ketika ragu, sikap pilot seharusnya berkomunikasi dengan menara pengawas secara berlebih, bukan malah tak berkomunikasi. 5. Flaps down Kebanyakan pilot pemula pernah melakukan kesalahan di titik ini. Saat taxiing, flaps down mungkin ada benarnya. Selain menguji perform flaps, itu mungkin dapat membantu menjaga kecepatan pesawat. Namun, ketika meluncur dan terbang, pilot pemula sering kali lupa menurunkannya kembali. Tentu saja laju pesawat jadi tertahan.