Buat sebagian dari Anda mungkin akan bertanya-tanya, mengapa awak kabin atau pramugari selalu terlihat menawan ketika tengah bertugas. Tidak hanya paras yang elok, postur tubuh mereka juga bisa terhitung molek. Lantas, apakah ada perawatan khusus yang mereka lakukan? Atau mungkin mereka hanya menggunakan produk kecantikan namun dengan harga selangit? Mungkin untuk beberapa pramugari, ada yang melakukannya, tapi memang ada perawatan khusus yang mereka lakukan untuk tetap menjaga kecantikan wajahnya.
Baca Juga: 10 Seragam Pramugari Paling Ikonik di Dunia
Bagi Anda yang masih betanya-tanya, berikut KabarPenumpang.com akan membeberkan beberapa tips sederhana yang bisa Anda tiru mengenai rahasia kecantikan para pramugari.
Air yang Cukup
Udara di dalam pesawat memang terkenal kering, apalagi jika Anda tengah berada dalam sebuah penerbangan jarak jauh. Dengan banyak minum air, maka kulit yang kering akibat udara di dalam kabin akan membantu kulit tetap lembab. Jika berkenan, Anda bisa menambahkan irisan jeruk lemon ke dalam air minum tersebut untuk menambah kesegaran.
Bawa Semprotan Wajah
Alih-alih membasuh muka dan akhirnya melunturkan make up Anda, ada baiknya menggunakan semprotan wajah. Menyemprot wajah akan memberikan kesegaran pada wajah untuk durasi yang tidak terlalu lama. Air yang bisa disemprotkan bisa berupa air asam atau air mawar yang bermanfaat untuk kelembaban wajah.
Pelembab
Jika kulit mulai terasa kering, mungkin barang ini yang sebaiknya Anda cari terlebih dahulu. Selain pelembab untuk kulit, ada juga berbagai produk kecantikan yang menyediakan pelembab untuk bagian tubuh lain, seperti lip balm dan pelembab wajah.
Pembersih Wajah yang Natural
dilansir dari cnnindonesia.com, seorang pramugari yang mengabdi pada salah satu maskapai di UAE mengatakan selalu membersihkan sisa make up setelah bertugas dengan air bersih. “Setelah semuanya sudah bersih, saya mengoleskan minyak kelapa untuk menjaga kelembaban kulit,” tuturnya.
Baca Juga: Seragam Pramugari Garuda, Beda Warna, Beda Pula Arti dan JabatannyaPenggunaan Masker Secara Rutin
Jika diperhatikan lebih detil, wajah mulus yang dimiliki oleh pramugari tentu saja tidak bisa didapatkan dengan sembarangan, atau bahkan mereka tidak merawatnya. Perawatan yang mereka lakukan salah satunya adalah dengan menggunakan masker. Banyak pramugari di luar sana yang menggunakan masker jika mereka sedang tidak mengudara, dan akhirnya mereka memiliki kulit yang mulus. Lakukanlah dua hingga tiga kali dalam seminggu untuk mendapatkan kulit mulus seperti pramugari.
Perlindungan Terhadap Radiasi
Semakin tinggi terbang, maka semakin tinggi risiko Anda terkena dampak radiasi. Padahal radiasi bisa berdampak pada kesehatan Anda, seperti memicu kanker. Anda pun perlu melindungi diri Anda dengan mengonsumsi cukup antioksidan, misalnya teh hijau, salad, atau produk kecantikan dengan kandungan vitamin A, C, dan E.
Sehari pasca pelantikan Gubernur baru DKI Jakarta, PT MRT Jakarta mengupayakan langkah percepatan pekerjaan konstruksi, salah satunya melakukan manajemen rekayasa lalu lintas di 6 (enam) lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Patung Pemuda, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi dan Bunderan HI). Hal ini dilakukan terkait dengan adanya beberapa tahapan pekerjaan diantaranya dalam rangka penataan kembali (reinstatement), penyelesaian relokasi utilitas, konstruksi pintu masuk (entrance) stasiun, cooling tower dan ventilation tower stasiun bawah tanah MRT.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan di Peron, Stasiun MRT Jakarta Akan Dilengkapi Platform Screen Doors
Beberapa tahapan pekerjaan ini akan membawa konsekuensi terhadap perubahan/pergeseran lajur lalu lintas secara bertahap mulai dari bulan Oktober 2017 hingga Juli 2018 di beberapa lokasi proyek stasiun MRT tersebut.
Tahapan Konstruksi di Bundaran Patung Pemuda Senayan
Pada titik transisi (jalur layang & jalur bawah tanah MRT) di bundaran Patung Pemuda Senayan, sedang dilakukan pekerjaan penimbunan tanah dalam rangka penataan kembali (reinstatement). Bundaran Patung Pemuda yang sebelumnya digunakan sebagai lokasi area kerja konstruksi, saat ini telah selesai dan kondisi jalan pada area tersebut secara bertahap dikembalikan seperti semula. Ditargetkan pada pertengahan tahun mendatang, bundaran Patung Pemuda akan kembali aktif dengan kondisi seperti kondisi sebelum konstruksi.
Tahapan Konstruksi di Stasiun MRT Senayan
Pada beberapa lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Stasiun Senayan) yang berlokasi di depan gedung Summitmas, saat ini sedang dilakukan pekerjaan konstruksi entrance stasiun dan CT/VT sisi timur stasiun Senayan yang ditargetkan selesai pada bulan Desember 2017. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pekerjaan konstruksi entrance dan CT/VT sisi barat stasiun Senayan (berlokasi di depan Ratu Plaza) mulai Januari 2018.
Tahapan Konstruksi di Stasiun MRT Istora
Pada lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Stasiun Istora) yang berlokasi di depan eks Senayan Golf Driving Range, saat ini sedang dilakukan pekerjaan konstruksi entrance stasiun dan CT/VT sisi barat stasiun Istora yang ditargetkan selesai pada bulan Desember 2017. Bersamaan dengan itu, mulai bulan Oktober 2017 hingga Desember 2017, akan dilakukan pekerjaan pemindahan saluran drainase dari sisi timur menjadi di area median jalan (depan area SCBD) yang berdampak pada penutupan jalur busway di kedua arah, sehingga jalur Transjakarta untuk sementara waktu akan menyatu dengan lajur kendaraan pribadi pada titik tersebut. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pekerjaan konstruksi entrance stasiun dan CT/VT sisi timur stasiun Istora (depan gedung Bursa Efek) mulai Januari 2018.
Tahapan Konstruksi di Stasiun MRT Bendungan Hilir
Pada lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Stasiun Bendungan Hilir) yang berlokasi di depan gedung Intiland, saat ini sedang dilakukan pekerjaan konstruksi entrance stasiun sisi barat dan CT/VT stasiun Bendungan Hilir yang ditargetkan selesai pada akhir bulan Mei 2018. Bersamaan dengan itu, akan dimulai pula pekerjaan konstruksi entrance stasiun Bendungan Hilir sisi timur pada Januari 2018 hingga target penyelesaian konstruksi pada bulan Juli 2018.
Tahapan Konstruksi di Stasiun MRT Setiabudi
Pada lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Stasiun Setiabudi) yang berlokasi di depan gedung Midplaza, saat ini sedang dilakukan pekerjaan konstruksi entrance stasiun sisi timur dan CT/VT stasiun Setiabudi yang ditargetkan selesai pada akhir bulan Mei 2018. Bersamaan dengan itu, akan dimulai pula pekerjaan konstruksi entrance stasiun Setiabudi sisi barat pada Januari 2018 hingga target penyelesaian konstruksi pada bulan Juli 2018.
Tahapan Konstruksi di Stasiun MRT Bundaran HI
Pada lokasi proyek stasiun bawah tanah MRT (Stasiun Bundaran HI) yang berlokasi di depan gedung Plaza Permata, saat ini sedang dilakukan pekerjaan konstruksi entrance stasiun sisi timur dan penimbunan tanah/reinstatement. Bersamaan dengan itu, akan dimulai pula pekerjaan konstruksi entrance stasiun Bundaran HI sisi barat pada Oktober 2017 hingga target penyelesaian konstruksi pada bulan Juli 2018.
Baca juga: Al Mashaaer Al Mugaddassah Metro, MRT Unik di Kota Suci Makkah
Dikutip dari siaran pers PT MRT Jakarta, berikut ini adalah ringkasan lokasi, jenis pekerjaan, dampak lalu lintas, serta jadwal:
Lokasi
Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan
Patung Pemuda
(Bundaran Patung Pemuda Senayan)
Pekerjaan penimbunan tanah dan penataan kembali (reinstatement)
Jalan akan dikembalikan seperti kondisi awal (sebelum proyek)
17 November 2017 – 30 Juni 2018
Jl. Sudirman
(Stasiun Senayan)
1. Pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun sisi Timur
2. Pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun dan CT/VT sisi Barat
Oktober 2017 – Juli 2018
Jl. Sudirman
(Stasiun Istora)
1. Pemindahan Saluran Drainase
2. Pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun dan CT/VT sisi Barat
3. Pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun dan CT/VT sisi Timur
Oktober 2017 – Juli 2018
Jl. Sudirman
(Stasiun Bendungan Hilir)
1. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Barat
2. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Timur
Oktober 2017 – Juli 2018
Jl. Sudirman
(Stasiun Setiabudi)
1. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Timur
2. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Barat
Oktober 2017 – Juli 2018
Jl. Thamrin
(Stasiun Bundaran HI)
1. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Timur
2. Pembangunan Pintu masuk (entrance) Stasiun sisi Barat
Selama ini label Ford identik sebagai manufaktur otomotif papan atas. Namun, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini baru saja memperkenalkan co-venture dari Ford Motor Company, yaitu Ford GoBike. Kehadirannya diusung-usung akan menjadi jaringan pangsa sepeda terbesar kedua di Amerika dengan menyediakan sekitar 7.000 buah sepeda di San Francisco dan Bay Area sepanjang Oakland hingga San Jose.
Baca Juga: Sarana dan Pra Sarana Transportasi Termutakhir, Tidak Semuanya Mewah Loh!
Sebagaimana yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman zdnet.com (3/7/2017), biaya yang dikenakan kepada para penyewa adalah US$ 3 per perjalanan. Terdapat juga layanan tiket bulanan dan tahunan, seperti yang biasanya ditemui pada jaringan bus dan kereta. Memang sedikit agak aneh ketika mendengar Ford berinvestasi di program bike sharing seperti ini. Namun dilansir dari sumber, Ford melihat ini merupakan cara untuk memahami kebutuhan transportasi masa depan yang lebih baik ketimbang drone dan segala jenis kendaraan lainnya.
Diketahui, tahun lalu Ford mengakuisisi sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco, Chariot dalam hal penyediaan layanan jarak pendek komuter on-demand. Walaupun dalam hal ini Ford berperan sebagai sponsor, namun yang lebih banyak bekerja dalam mewujudkan program ini adalah Motivate, sebuah startup yang berbasis di New York yang mampu menarik perhatian banyak orang dengan program-progamnya, salah satunya adalah merancang, membangun, dan mengoperasikan jaringan sepeda di sembilan kota dan masih terus akan bertambah. Jaringan pangsa sepeda terbesar ada di New York dengan 10.000 CitiBikes.
Bisa dibilang, ini merupakan pendamping layanan transportasi lain namun dengan versi yang “lebih hijau”. Terbukti dengan spot penyewaan sepeda yang terletak dengan pra-sarana transportasi umum. Ini akan memungkinkan bagi para penggunanya untuk dapat mengakses bus atau kereta tanpa harus kelelahan setelah berjalan jauh. Tantangan muncul ketika pihak promotor harus membangun “stasiun” sepeda di tempat yang terpencil dengan cepat. Dikhawatirkan pembangunan tersebut terhambat akibat akses menuju lokasi yang sulit dijangkau.
Sumber: zdnet.com
Perjuangan Ford dalam mewujudkan transportasi go-green masa depan tidak berjalan sendiri. Terdapat Espin yang menawarkan jasa serupa, namun moda yang digunakan berbeda. Espin menggunakan sepeda listrik atau yang lebih dikenal dengan selis. Barang tentu, kehadiran selis milik Espin ini menjadi alternatif banyak orang ketika mereka sudah mulai penat menggunakan transportasi umum.
Baca Juga: Survei: Keraguan Masyarakat Bakal Jadi Penghambat Kehadiran Drone Penumpang
Kecepatan yang ditawarkan oleh selis Espin ini juga bisa dibilang menggiurkan. Rata-rata, sepeda listrik ini dapat melaju hingga kecepatan 25 mph atau setara dengan 40km/jam. Tentu ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para calon penyewanya. Walaupun sepeda ini terbilang cukup berat, namun akan menjadi sangat ringan ketika dikendarai.
Lagi, masyarakat dihadapkan dengan dua pilihan. Espin menawarkan kenyamanan dan tenggat waktu perjalanan yang lebih singkat karena dapat memadukan antara tenaga manusia dan listrik secara bersamaan, sementara Ford bisa menjadi pilihan yang lebih praktis karena Anda tidak perlu khawatir dengan pencurian. Jadi, manakah yang akan Anda pilih?
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mungkin peribahasa tersebut pantas disematkan pada Bandara Oslo di Norwegia, karena bandara yang dikelola oleh Avinor ini tidak hanya mampu menjalankan sebuah proyek untuk melipatgandakan kapasitas penumpang, melainkan juga mendapatkan gelar bandara “terhijau” pertama di dunia berdasarkan penilaian berkelanjutan dari pihak Building Research Establishment Environmental Assessment Method (BREEAM), yang juga diakui secara internasional.
Baca Juga: Cair Tapi Bukan Sabun, Lantas Apa yang Dikeluarkan Dispenser Sabun di Bandara Detroit?
Tidak hanya melipatgandakan kapasitas penumpang menjadi 32 juta penumpang setiap tahunnya,tapi Bandara Oslo ini juga melebarkan bandara hingga 117.000 meter persegi, 11 jet bridged baru, dan 10 tempat parkir pesawat jarak jauh yang baru. Ini merupakan bagian dari proyek perluasan baru senilai NOK 14 miliar atau setara dengan Rp23,9 triliun. Tidak hanya itu, beberapa fitur ramah lingkungan juga ditonjolkan dari Bandar ini, seperti menurunkan salju untuk mendinginkan musim panas yang sangat terik.
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari laman airport-technology.com (31/7/2017), BREEAM menilai bandara ini mengedepankan aspek lingkungan yang terdepan di dunia. Proyek yang dikelola oleh ÅF Advansia AS dan selesai pada bulan April kemarin ini memiliki satu fokus sejak awal pengembangannya, yaitu bandara yang menggunakan energi berkelanjutan. Namun, tantangan terbesar yang akan dihadapi adalah menerapkan sistem pengurangan emisi, dimana ini akan menjadi solusi ramah lingkungan jangka panjang. Hal tersebut diungkapkan oleh kepala divisi lingkungan proyek perluasan Bandara Oslo, Asbjørg Næss.
“Penerbangan berkontribusi secara signifikan terhadap penyebaran emisi gas rumah kaca, jadi Avinor menganggap penting untuk lebih ramah lingkungan, terutama karena proyek besar seperti ini dapat memiliki dampak lingkungan yang besar,” tutur Asbjørg. “Selain itu, Avinor juga mengetahui bahwa bandara ramah lingkungan yang berkelanjutan merupakan contoh pasar bisnis yang baik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Asbjørg mengaku bangga dengan pencapaian yang sudah mereka raih, terutama penilaian BREEAM terhadap penggunaan salju alami pada musim panas. “Kami menjaga salju dari musim dingin di bawah serbuk gergaji dan mencairkannya di musim panas untuk mendinginkan ruangan di dalam gedung,” ungkap Asbjørg. “Kita memiliki begitu banyak salju di musim dingin biasanya kita tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu tapi sekarang kita menggunakannya sebagai sumber daya,” tambahnya.
Baca Juga: Atasi Masalah Crosswind, Konsep Endless Runway Bisa Jadi Solusi Jitu
Sedangkan untuk sistem penghangat, bandara ini menggunakan air tanah yang terletak di bawah bandara. Terminal ini juga dirancang sebagai Passive House yang merupakan konsep dari Jerman, dimana sebuah bangunan didesain sehingga energi yang dibutuhkan lebih sedikit. “Sebagai tim, kami membuat program yang berfokus pada target lingkungan di berbagai bidang. Misalnya: tidak ada bahan berbahaya, emisi CO2 dari produksi bahan harus jauh lebih rendah dari bandara lain. Kami juga memutuskan untuk mematuhi sertifikasi BREEAM di tingkat Excellent.” Tutup Asbjørg.
Guna melebarkan sayap bisnisnya, miliuner nyentrik pemilik Virgin Group, Richard Branson diketahui baru saja menanamkan sebagian sahamnya di perusahaan transportasi masa depan, Hyperloop One. Tidak hanya investasi yang tidak disebutkan jumlahnya, Virgin juga melakukan rebranding yang diumumkan sendiri oleh sang CEO Virgin Group. Ternyata, dibalik investasi pihak Virgin terhadap Hyperloop One, ada satu alasan kuat yang akhirnya berbuah rebranding tersebut.
Baca Juga: Hyperloop One Pamerkan Sembilan Rute Andalannya
Dihimpun KabarPenumpang.com dari laman berbagai sumber, Sir Richard Branson mengungkapkan bahwa tujuan dari Hyperloop One sejalan dengan target Virgin Group sendiri, yaitu penggunaan teknologi hijau yang berkelanjutan. Tentu ini sejalan dengan investasi Virgin lainnya, sebut saja Virgin Airways dan Virgin Galactic. Pihak Virgin sendiri mengaku sangat tertarik pada desain all-electric yang diaplikasikan oleh Hyperloop One.
Melalui cuitannya di media sosial Twitter, Kamis (12/10/2017), pria nyentrik berambut gondrong ini mempublikasikan fotonya tengah berada di depan pipa Hyperloop One, seraya memperkenalkan Virgin Hyperloop One ke muka dunia. “Sebagai pemilik kereta, ini merupakan moda yang hendak saya operasikan,” tutur Richard. “Saat ini, kereta api yang kami operasikan dibatasi kecepatannya, hanya 125 mil per jam. Jika ada konsumen yang ingin pergi dari London ke Edinburgh dalam waktu tempuh sekitar 45 menit, hal tersebut nantinya akan terwujud dengan hadirnya Virgin Hyperloop One,” imbuhnya.
Diketahui, bulan lalu Hyperloop One mengumumkan bahwa pihaknya mendapatkan kucuran dana tambahan sekitar USD$ 85 juta untuk pembiayaan, sehingga total pengangkutannya menjadi US$245 juta dan kemungkinan valuasi lebih dari US$700 juta. Sumber lain menyebutkan bahwa Sir Richard Branson menolak untuk mengeluarkan investasinya sendiri dari tangkapan tersebut.
Sumber: theverge
Meskipun demikian, nominal tersebut tidak bisa dibilang sedikit untuk sebuah startup transportasi tanpa produk komersial, tidak ada aliran pendapatan, belum ada persetujuan pemerintah, dan tidak ada bukti bahwa sistem transit modanya akan aman bagi penumpang manusia. Namun perusahaan pesaing Hyperloop milik Elon Musk tersebut berhasil meyakinkan berbagai perusahaan untuk turut berinvestasi pada moda transportasi masa depan dengan kecepatan supersonik tersebut.
Baca Juga: Uji Coba Perdana, Hyperloop One Sukses Meluncur 112 Km Per Jam
Seperti yang diketahui bersama, beberapa waktu yang lalu, perusahaan milik Shervin Pishevar ini baru saja melakukan uji coba skala penuh di Gurun Nevada. Dalam uji coba skala penuh tersebut, moda dapat melaju dengan kecepatan 70mph atau setara dengan 112 km per jam. Tentu angka tersebut masih jauh dari target kecepatan Hyperloop yang mencapai 1000 km per jam. Dalam kesempatan tersebut, tim juga menguji keseluruhan dari kesiapan moda di semua komponen sistem untuk pertama kalinya, seperti motor, suspensi kendaraan, teknologi levitasi magnetik, dan pemompaan vakum.
Kembali lagi dengan inovasi barunya, Bandara Internasional Dubai (DBX) akan membuat akuariaum virtual dengan teknologi pengenalan wajah pada 2018 mendatang. Nantinya pengunjung akan berjalan melalui akurium virtual dengan isinya pun ikan-ikan virtual dimana ada 80 kamera built in siap untuk memindai wajah setip penumpang yang masuk dan melakukan verifikasi data.
Baca juga: Mudahkan Identifikasi Penumpang, Bandara Dubai Rencanakan Bangun Smart Tunnel
“Ikan ini nantinya sebagai hiburan dan sesuatu yang baru bagi pelancong, tetapi pada akhirnya itu pasti akan menarik penglihatan mereka ke berbagai sudut terowongan agar 80 kamera yang tersebar di akuarium tersebut bisa menangkap wajah mereja,” kata Kepala Urusan Luar Negeri Mayor Jenderal Obaid Al Hameeri yang dikutip KabarPenumpang.com dari airport-technology.com (13/10/2017).
Fitur baru ini nantinya akan diluncurkan pertama kali pada terminal 3 bandara Dubai pada akhir tahun 2018 dan pada terminal lainnya tahun 2020. Sebenarnya, akuarium virtual ini bisa diganti dengan adegan lainnya bukan hanya ikan melainkan pemandangan dan sebagainnya.
Sebelum masuk akuarium virtual, para pelancong harus melakukan pra pendaftaram dengan mengunjungi salah satu kios pemindai wajah 3D bandara. Kemudian saat pelancong melewati akuarium tersebut biometrik mereka akan dibandingkan dengan profil digital mereka.
Jika nantinya cocok, mereka akan mendapatkan pesan “have a nice trip“, tetapi bila ada masalah pelancong akan dihentikan sehingga petugas keamanan bisa melakukan pemeriksaan lebih banyak. Pemindaian biometrik ini diatur untuk merevolusi pengalaman bandara di seluruh dunia.
Maskapai berbiaya rendah Amerika Serikat JetBlue juga menerapkan sebuah percobaan teknologi membaca wajah untuk mempercepat proses boarding gate di bandara Internasional Boston Logan. Dimana penumpang memindai dokumen perjalanan mereka di kios selfie. Tapi JetBlue tidak sendirian dalam memusatkan perhatian pada biometrik untuk mengurai dan akhirnya menghilangkan antrian di gate.
Baca juga: Bandara Dubai Hadirkan Teknologi Baru Keimigrasian di Pekan Teknologi Gitex 2017
Februari 2017, bandara Schipol di Amsterdam telah menetapkan target untuk menjadi bandara digital terdepan di dunia tahun 2018 mendatang. Selain itu, mereka juga mengumumkan sebuah uji pengenalan wajah yang bekerja sama dengan KLM dimana nantinya penumpang bisa naik ke pesawat tanpa harus menunjukkan tiket dan paspor.
Untuk mendaftarkan diri dalam proses ini, penumpang akan memindai paspor mereka, tiket dan memfoto wajah mereka di kios pendaftaran khusus. Data ini akan dihapus secara otomatis setelah boarding. Di luar prosedur itu, penumpang tidak perlu menunjukkan dokumentasi lebih lanjut, wajah mereka cukup untuk memberi mereka akses melalui pintu gerbang dan mereka dapat melanjutkan ke pesawat.
Bagi Anda yang penasaran dengan sensasi zero gravity yang selalu dipertontonkan melalui layar kaca oleh para astronot, kini Anda sudah bisa mencoba sensasi tersebut. Uniknya, Anda tidak akan menggunakan pesawat ulang alik untuk mencoba sensasi melayang-layang bak seorang astronot, melainkan sebuah pesawat Airbus A310 yang akan memfasilitasi perjalanan Anda, bagaimana caranya?
Baca Juga: Virgin Galatic Uji Coba Pesawat Luar Angkasa Komersial
Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman flightglobal.com, pesawat Airbus A310 yang digunakan sebelumnya merupakan armada dari angkatan udara Jerman kelas VIP yang diberi nama Konrad Adenauer. Ini merupakan satu dari segelintir pesawat terbang di dunia yang digunakan oleh para ilmuwan dan astronot untuk melakukan latihan membiasakan diri dengan nol gravitasi tanpa harus pergi ke ruang angkasa.
Sumber: flightglobal.com
Adalah Novespace, anak perusahaan badan antariksa Perancis, CNES, yang mewujudkan impian orang banyak tersebut. Diketahui dari sumber lain, pesawat Airbus A310 ‘Novespace’ Zero G ini sudah mulai melayani penumpang yang tertarik dengan wisata unik ini sejak 29 April 2015, dari dua titik penerbangan yang berbeda, yaitu Bordeaux dan Paris.
Sebelum terbang tentu saja penumpang akan dibekali dengan petunjuk teknis yang perlu dilakukan saat pesawat berada dalam kondisi tanpa bobot. Sensasi tanpa gravitasi atau sensasi parabola akan terjadi dimana pesawat akan berada di belasan titik parabola yaitu dua kali di posisi 1/3 gravitasi bumi, dua kali di posisi 1/6 gravitasi bumi, dan 11 kali di posisi 0 gravitasi bumi.
Sumber: flightglobal.com
Selain diberi pengarahan terlebih dahulu, penumpang juga akan diberi seragam khusus yang mesti mereka gunakan ketika menaiki layanan ini. Selama kurang lebih dua jam, para penumpang bisa merasakan sensasi parabola, termasuk waktu tempuh menuju titik parabola. Adapun, penumpang akan dibawa mengitari sekitar 15 titik parabola gravitasi bumi.
Berbeda dengan layanan penerbangan biasa, pesawat Airbus yang biasanya di desain untuk ratusan orang ini dikonfigurasi menjadi sekitar belasan penumpang saja, mengingat beban pesawat yang harus diperhitungkan untuk bisa sampai ke titik parabola tertinggi. Tidak heran jika penumpang yang menjajal wahana unik ini merasa kegirangan ketika mendapati diri mereka melayang akibat tingkat gravitasi yang perlahan mulai turun.
Baca Juga: World View Terbangkan Sandwich KFC ke Stratosfer
Tidak hanya mempertimbangkan jumlah penumpang, Tim Zero-G dari Novespace juga telah mempehitungkan durasi mereka selama berada di ruang tanpa gravitasi tersebut. Terlalu lama berada di kondisi ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kondiri tubuh penumpang tersebut.
Penasaran? Jika Anda ingin mencoba untuk menjajal wisata anti gravitasi ini, Anda diwajibkan untuk menebus tiketnya dengan harga US$10 ribu atau setara dengan Rp97 juta. Kesempatan untuk menari-nari tanpa gravitasi di atas Samudera Atlantik ini sudah terbuka lebar. Anda siap mencobanya?
Pernah dengar kereta Matarmaja? Kereta ini digadang-gadang pernah digunakan untuk pembuatan film 5 cm yang dibintangi oleh Herjunot Ali dan kawan-kawan saat akan menuju Malang dan berpetualang mendaki Gunung Semeru. Merujuk dari wahananya, KA Matarmaja adalah kereta kelas ekonomi AC yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan melayani rute Malang Kotabaru – Pasar Senen.
Baca juga: Saat Kereta Ikut Kondang Sebagai Latar Film Box Office
Berdasarkan literatur, film 5 Cm karya sutradara Rizal Mantovani dirilis pada tahun 2012 dan saat itu menjadi film yang laris ditonton muda-mudi. Pada saat ditumpangi Pevita Pearce dan Herjunot Ali, KA Matarmaja masih membawa rangakaian kelas bisnis dan ekonomi, dimana di kedua kelas tersebut belum menggunakan AC. Berbeda dengan KA Matarmaja saat ini, yang sudah memakai rangkaian full ekonomi AC dengan gerbong baru.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai sumber, bahwa sejatinya nama Matarmaja diambil dari singkatan kota-kota yang dilalui KA ini, yakni Malang, Blitar, Madiun dan Jakarta. Sebelum menjadi Matarmaja, kereta ini bernama Senja Maja dan hanya sampai ke kota Blitar, tetapi atas permintaan pengguna jasa, di tahun 1983 rute diperpanjang hingga Malang.
Dulu, rangkaian kereta ini berisi gerbong ekonomi dan satu kelas bisnis hingga berakhir seperti saat ini hanya gerbong ekonomi AC. Selama beroperasi awalnya Matarmaja melalui jalur selatan yakni lewat Purwokerto dan Yogyakarta, namun untuk sekarang pengoperasiannya berubah menjadi jalur utara melawati Pekalongan hingga Semarang dan berbelok ke jalur arah Solo.
Format KA Matarmaja menggunakan rangkaian gerbong ekonomi AC terbaru, terdiri dari lokomotif dan delapan rangkaian kereta dengan livery Kesepakatan (K3), sebuah kereta makan, kereta pembangkit dan satu gerbaong bagasi. Berikut ini stasiun-stasiun yang disinggahi oleh kereta Matarmaja Stasiun Malang, Stasiun Malang Kotalama, Stasiun Kepanjen, Stasiun Sumberpucung, Stasiun Kesamben, Stasiun Wlingi, Stasiun Blitar, Stasiun Ngunut, Stasiun Tulungagung, Stasiun Kediri, Stasiun Kertosono, Stasiun Nganjuk, Stasiun Madiun, Stasiun Paron, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun Babakan, Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Jatibarang, Stasiun Pegadenbaru, Stasiun Jatinegara, dan Stasiun Pasar Senen.
Dan tahukah Anda kereta Matarmaja ini adalah salah satu kereta di Tanah Air yang memiliki jam perjalanan terlama? Ya, karena waktu tempuh dari Jakarta menuju Malang dihabiskan 16 jam 45 menit. Jadi bagi Anda pelancong yang akan naik kereta ini diharapkan bersabar dan menyiapkan fisik yang cukup.
Kereta Matarmaja
Tak hanya itu, saat menggunakan KA ini, sebagai pelancong akan dihiasi dengan pemandangan yang membuat Anda tidak mudah jenuh karena perjalanan yang cukup lama. Malam hari, Anda bisa merasakan sensasi Venice van Java yang mejadi satu julukan nama tempat di kota Semarang yang menyuguhkan pemandangan indah berupa sungai yang luas lengkap dengan lampu kerlap kerlip mirip dengan kota Venice di Italia.
Ada juga pemandangan Gunung Semeru yang bisa dinikmati saat KA memasuki daerah Kabupaten Malang pada pagi hari. Sebagai pelancong, pastinya Anda biasa menyiapkan bekal dalam perjalanan dan mungkin tak cukup untuk perjalanan panjang menuju Malang selama hampir 17 jam tersebut.
Baca juga: KA Ekonomi Premium “Wijayakusuma,” Dilengkapi Gerbong Untuk Difabel
Tetapi tenang saja, Anda bisa mencicipi kuliner khas di stasiun pemberhentian KA Matarmaja seperti di Semarang Tawang, Solo Jebres dan Madiun. Ini karena, perhentian di stasiun-stasiun tersebut cukup lama jika dibanding stasiun lainnya.
Dalam perjalanannya, KA Matarmaja melintas terowongan Eka Bakti Karya, yakni terowongan kereta di dekat bendungan Karangkates yang dibuat Pemerintah Indonesia pada tahun 1969. Nah jika mau menjajal sensasi Matarmaja, tarifnya ternyata cukup murah, yaitu Rp110 ribu untuk sekali jalan dari Jakarta menuju Malang atau sebaliknya, dan dikabarkan akan naik pada Januari 2018 menjadi Rp125 ribu sekali jalannya.
Kehadiran internet dewasa ini seolah sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang, tidak memandang usia, gender, dan latar belakang mereka. Tidak jarang, orang seakan mati gaya ketika mereka menyadari absennya internet di kehidupan mereka, terutama ketika orang-orang ini tengah dalam suatu perjalanan menggunakan moda transportasi umum. Oleh karenanya, salah satu raksasa transportasi multinasional, Virgin, tengah berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang tersebut.
Baca juga:Sulitnya Menghadirkan Free WiFi di Atas Kereta, Inilah Alasan PT KAIWalaupun di beberapa jaringan kereta di Inggris sudah menyediakan layanan onboard WiFi, namun survei kepuasan National Rail Passenger tahun 2017 ini menunjukkan, bahwa hanya 30 persen penumpang kereta di Inggris yang puas dengan pelayanan WiFi onboard. Angka tersebut berada di bawah kepuasan penumpang terhadap fasilitas toilet di kereta. Maka tidak heran jika beberapa operator kereta tengah berusaha untuk meningkatkan pelayanan WiFi onboard tersebut.
Seperti yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman railway-technology.com (11/10/2017), pihak Virgin Trains membeberkan isi kontrak waralaba yang mereka jalin dengan Departemen Transportasi pada tahun 2014 silam. “Di rute pantai barat, kontrak waralaba kami mencakup ketentuan untuk meningkatkan server WiFi onboard,” ungkap salah satu juru bicara Virgin. Namun, meningkatkan jaringan WiFi onboard tidaklah semudah meningkatkan jaringan WiFi di rumah.
Kereta yang dilengkapi dengan layanan jaringan WiFi biasanya dilengkapi dengan jalur akses nirkabel untuk menyediakan jangkauan di atas gerbong penumpang. Namun, ini bergantung pada jaringan seluler yang ada, yang lebih mudah tersedia di beberapa daerah daripada jaringan seluler lainnya. Operator jaringan seluler membangun infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dimana permintaan mereka menguat, seperti di kota-kota sibuk atau lokasi perumahan.
Merujuk pada statemen yang ditelurkan oleh Thomas Roberts, wakil presiden senior produk EMEA dan pemasaran untuk pemasok WiFi onboard Icomera, penambahan jaringan WiFi khusus yang dibangun untuk mengisi kesenjangan dalam cakupan sepanjang jalur akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Selain meningkatkan kapasitas secara keseluruhan, penambahan jaringan khusus ini juga memungkinkan eksplorasi model bisnis yang berbeda, membuka lebih banyak bandwidth untuk penumpang,” katanya. Diketahui, penyedia layanan jasa kereta api Amerika, Amtrak memulai rencana penyediaan jaringan nirkabel khusus pada jalur Washington DC ke Boston pada tahun 2016 lalu.
Sebagian besar masalah WiFi terbelit dalam jumlah penumpang yang turut dalam suatu perjalanan dan ingin menyambungkan perangkat mereka ke jaringan yang tersedia. Sistem bekerja, tetapi karena lebih banyak pengguna yang mencoba untuk menyambungkan perangkat mereka ke jaringan WiFi yang ada, maka akan lebih banyak data yang perlu ditransmisikan. Dimana itu akan berdampak pada peningkatan biaya bagi operator kereta api yang membayar layanan WiFi onboard tersebut.
Baca Juga:BEAM: Solusi Penat Saat Perjalanan Kereta Jarak Jauh
Sadar akan masalah tersebut, pihak Virgin tidak lantas patah arang. Ia tetap mencoba untuk memberikan hiburan bagi para penumpangnya dengan menghadirkan BEAM yang memungkinkan para penumpang menonton film dan acara TV via server onboard. “Layanan ini tidak menggunakan WiFi karena kami telah membuat jaringan di kereta yang langsung menyorot perangkat pribadi Anda,” tutur juru bicara Virgin Trains.
Virgin telah membuat langkah-langkah untuk memungkinkan konsumen mengakses hiburan onboard tanpa bergantung pada jaringan seluler. Dipasang di kereta api tahun lalu, layanan BEAM perusahaan memungkinkan pelanggan menonton film dan acara TV via server onboard. “Layanan ini tidak menggunakan WiFi karena kami telah membuat jaringan di kereta api yang balok langsung ke perangkat pribadi Anda,” kata juru bicara Kereta Api Virgin.
Tampaknya meningkatkan layanan WiFi onboard akan memerlukan peningkatan kolaborasi antara operator kereta api dan penyedia jaringan bergerak untuk mengatasi masalah komersial, dan ini tentu saja bukan hanya masalah teknis semata.
Untuk seorang yang sering terbang menggunakan pesawat sekali pun, turbulensi masih menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Bahkan, dalam sebuah literatur menyebutkan bahwa turbulensi merupakan penyebab paling umum yang mengakibatkan penumpang udara di Amerika cidera. Tercatat, sekitar 58 orang mengalami cidera setiap tahunnya yang diakibatkan oleh turbulensi.
Baca Juga: Terjadi Turbulensi? Tetap Tenang dan Jangan Panik
Dalam sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa 18 Juni 2017 lalu, sebanyak 26 orang terluka, empat diantaranya mengalami cidera serius setelah maskapai China Eastern yang bertolak dari Paris menuju Kunming Changshui International Airport diterpa guncangan turbulensi yang cukup hebat. Lalu, sampai kapan turbulensi terus menghantui para penumpang udara? Apakah itu harus selalu ditakuti?
Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman telegraph.co.uk, Kapten British Airways, Steve Allright mengatakan bahwa ada banyak faktor yang dapat menimbulkan turbulensi, namun semua itu sudah dikuasai oleh para pilot, dan mereka mengetahui masing-masing cara untuk mengatasinya. “Turbulensi memang tidak nyaman, namun tidak berbahaya. Ini adalah bagian dari terbang, dan tidak perlu ditakuti,” ungkap Steve. “Berbagai aspek cuaca menyebabkan berbagai jenis turbulensi, dan yang paling umum dirasakan adalah Clear Air Turbulence (CAT),” imbuhnya.
“Jika Anda ketakutan menghadapi turbulensi, ingatlah bahwa pesawat dirancang sedemikian rupa sehingga tidak dapat di terbalikkan seperti yang Anda lihat di film-film,” ungkap Patrick Smith, seorang pilot kawakan berkewarganegaraan Amerika dan juga seorang penulis Cockpit Confidential, sebuah buku tentang perjalanan udara. “Saya mengakui bahwa turbulensi yang kuat pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada struktur pesawat dan cidera pada para penumpang. Sehubungan dengan kasus terakhir itu, kemungkinan orang-orang yang jatuh atau terpental dari bangkunya karena mereka tidak menggunakan sabuk pengaman,” imbuhnya menanggapi insiden yang dialami maskapai China Eastern tersebut.
Sementara itu, Steve mengatakan bahwa Anda tidak dapat melihat CAT, tidak dapat mendeteksinya di radar, dan tidak dapat memperkirakannya secara akurat, namun ada cara lain untuk menghindarinya. “Kita bisa mendengarkan laporan dari pesawat lain yang kita dengar secara langsung atau melalui Air Traffic Controller (ATC), terdapat beberapa opsi yang dapat kita pilih dari situ. Kita bisa melewati jalur mulus tersebut, namun pertimbangannya adalah ada pesawat lain yang berada di ketinggian yang sama, atau tetap berada di jalur penerbangan kita, namun kita tidak mengetahui apakah jalur tersebut mulus,” terang Steve.
Baca Juga: AirAsia X Tujuan Kuala Lumpur Alami Turbulensi, Lima Penumpang Terluka
Patrick mengatakan bagi Anda yang sedikit trauma dengan turbulensi, Anda bisa memilih duduk di dekat kaca samping sayap pesawat. “Karena di situ merupakan titik paling dekat dengan center of lift dan center of grafity,” terangnya.
Bagi seorang pilot, turbulensi ringan akan terasa seperti jalan bergelombang saja, akan tetapi turbulensi ringan ini akan terasa sangat menakutkan bagi penumpang yang penakut. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dan aman. Ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kami, seorang pilot.” Tutup Steve.