
‘ePatrolling’ Aplikasi Untuk Mudahkan Kontrol Petugas Polsuska
‘ePatrolling’ Aplikasi Untuk Mudahkan Kontrol Petugas Polsuska
Sejarah Panjang Korean Air, Maskapai Nasional yang Awalnya Dimiliki Pemerintah
Singapore Airlines Gandeng ExxonMobil untuk Pasok Bahan Bakar BerkelanjutanDengan membeli BCU SAF, pelaku perjalanan bisnis, pengirim barang, dan perusahaan ekspedisi dapat mengklaim manfaat lingkungan untuk penerbangan yang terkait dengan kegiatan bisnis dan operasional mereka, serta mendukung perkembangan industri SAF yang sedang berkembang. Sistem Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB) Book & Claim, sebuah standar industri terpercaya, akan memastikan ketelusuran dan kredibilitas transaksi-transaksi ini.
Khusus Layani Jamaah Haji Tradisional, Garuda Indonesia Andalkan Awak Kabin (Lokal)Selain itu, dalam aspek pelayanan penumpang, Garuda Indonesia juga menyiapkan sajian makanan dalam inflight service berupa hot meals sedikitnya sebanyak 2 kali dan snack sebanyak 1 kali. Adapun Garuda Indonesia memberikan improvisasi dengan sajian hidangan khas dari masing-masing daerah embarkasi. Irfan menambahkan, “Berkaca pada pelaksanaan penerbangan Haji tahun sebelumnya yakni lebih dari 20% dari total seluruh jemaah yang diantar oleh Garuda merupakan kategori lanjut usia (lansia), sehingga pada tahun ini, Garuda Indonesia juga fokus pada pemenuhan kebutuhan pendukung pelayanan lansia dalam perjalanan udara maupun darat untuk dari dan menuju asrama. Upaya tersebut ditunjangan dengan perlengkapan penunjang kenyamanan pada saat melaksanakan penerbangan seperti penyediaan selimut dan emergency equipment, optimalisasi boarding management hingga penyiapan 30 kursi roda di setiap embarkasi. Selain itu, pada musim Haji 2024 ini Garuda Indonesia menambah jumlah petugas darat hingga 10% dari jumlah petugas pada tahun sebelumnya untuk para calon jemaah melaksanakan perjalanan ibadah hajinya.” Irfan menambahkan, “Lebih lanjut, kesiapan operasional haji kali ini juga ditunjang melalui armada tambahan untuk memastikan layanan operasional khususnya terkait dengan ketepatan waktu penerbangan dapat terjaga secara maksimal.” Irfan melanjutkan, “Kami memahami bahwa lebih dari 66% calon jemaah haji yang kami layani di tahun ini memiliki latar belakang pendidikan yang beragam serta tidak sedikit dari mereka yang belum pernah menggunakan moda transportasi udara sebelumnya. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri yang mendorong kami, bersama seluruh stakeholders terkait, untuk terus berkoordinasi secara intensif guna memastikan hadirnya layanan yang aman dan nyaman bagi seluruh jemaah dengan berbagai latar belakang.” Pada musim Haji 1445H/ 2024 ini, Garuda Indonesia akan mengangkut 109,072 calon jemaah yang akan terbagi ke dalam 292 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan dari 9 (sembilan) embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Para calon jemaah haji ini nantinya akan diberangkatkan secara bertahap menuju Tanah Suci mulai 12 Mei hingga 10 Juni 2024, dengan keberangkatan menuju Madinah pada 12 – 23 Mei 2024 dan keberangkatan menuju Jeddah pada 24 Mei – 10 Juni 2024. Selanjutnya, fase pemulangan jemaah akan dimulai pada tanggal 22 Juni sampai dengan 21 Juli 2024. Adapun pada hari pertama (12/5), fase 1 keberangkatan Haji tahun 2024 direncanakan akan diberangkatkan dari 7 embarkasi, yaitu Jakarta, Solo, Medan, Banjarmasin, Lombok, Makassar, dan Padang; di mana kloter asal Jakarta akan menandai penerbangan perdana operasional haji Garuda Indonesia di tahun ini. Untuk mengoptimalkan seluruh rangkaian pelaksanaan penerbangan haji tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan 14 pesawat berbadan lebar termasuk armada B777-300ER dan A330 yang dimiliki oleh Garuda Indonesia.
Kapten pesawat berusaha menjelaskan bahwa mereka hanya memiliki cukup bahan bakar untuk jadwal penerbangan, sehingga tidak dapat mencapai seperempat perjalanan ke Australia, namun para pembajak tidak mempercayainya. Mereka menyatakan dalam bahasa Amharik, Perancis, dan Inggris bahwa jika ada yang mencoba ikut campur, mereka mempunyai bom dan akan menggunakannya untuk meledakkan pesawat. Pihak berwenang kemudian menetapkan bahwa bom tersebut sebenarnya adalah botol minuman keras yang tertutup. Alih-alih terbang menuju Australia, sang kapten malah terbang di sepanjang garis pantai Afrika. Para pembajak menyadari bahwa daratan masih terlihat dan memaksa pilot untuk mengarahkan ke timur. Namun, sang kapten diam-diam menuju Kepulauan Komoro. Kemudian pesawat hampir kehabisan bahan bakar namun para pembajak terus mengabaikan peringatan kapten. Karena kehabisan pilihan, kapten mulai mengitari area tersebut, berharap bisa mendaratkan pesawat di bandara utama Comoros. Namun yang terjadi justru pesawat mendarat di air dengan kecepatan 321 km per jam. Dari pendaratan di air yang dramatis dan terekam oleh video amatir, dari total 175 penumpang dan awak pesawat, 125 orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk pembajak. Banyak korban tewas karena tenggelam atau terluka parah akibat hentakan saat pendaratan darurat.In November 1996, Ethiopian Airlines Flight 961 was hijacked by three Ethiopian men just 20 minutes after takeoff. The men stormed the cockpit and hijacked the aircraft, wielding an axe and a fire extinguisher taken from the cockpit. The hijackers were identified as two… pic.twitter.com/tHC5apGTVQ
— Morbid Knowledge (@Morbidful) May 7, 2024
Apa yang Dilakukan Pilot Ketika Salah Satu Mesin Pesawat Mati?
MIT Kembangkan Air Guardian – Teknologi ‘Kopilot’ Berbasis Kecerdasan Buatan
Bagaimana Cara Kerja Pintu Kokpit Cegah Pembajakan? Berikut Ulasannya