Konflik Rusia vs Ukraina Merembet ke Luar Angkasa, Masa Depan Stasiun Antariksa ISS Jadi Taruhan

Konflik antara Rusia dan Ukraina rupanya berdampak sampai luar angkasa, persisnya masa depan Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) ikut dipertaruhkan. Stasiun luar angkasa modular yang terletak di orbit rendah bumi itu dilucurkan sejak tahun 1998, yang notabene merupakan hasil kongsi dari NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), CSA (Kanada) dan ESA (Uni Eropa). Belakangan muncul kecemasan dari Roscosmos tentang kelanjutan proyek ISS.

Baca juga: [Video] Begini Cara Astronot BAB di Luar Angkasa, Limbahnya Dibuang ke Langit?

Kecemasan Roscosmos dipicu oleh serangkaian sanksi internasional yang kian memberatkan Rusia, dan dipercaya dapat berdampak pada eksistensi ISS. Dikutip dari ctvnews.ca (24/2/2022). Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos dalam tweet pribadinya mengancam akan menjatuhkan ISS di India atau Cina karena sanksi Barat. Dmitry Rogozin mencuit bahwa dunia internasional harus mencegah sanksi jatuh kepada kami dan ini bukan kiasan. Dia menanggapi berita bahwa sanksi AS, yang dijatuhkan sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina, dapat memengaruhi program luar angkasa Rusia.

“Apakah Anda ingin menghancurkan kerja sama kita di ISS?” Rogozin, yang juga mantan duta besar Rusia untuk NATO, menulis dalam sebuah tweet.

Ia berdalih bahwa para kosmonot Rusia selama ini menavigasi stasiun ruang angkasa dan menghindari ISS tertabrak sampah luar angkasa. Meskipun menurut NASA, sistem AS juga memiliki perangkat lunak yang dapat menentukan dan mengontrol orientasi ISS. “Jika Anda memblokir kerja sama dengan kami, siapa yang akan menyelamatkan ISS dari deorbit yang tidak terkendali dan jatuh ke Amerika Serikat atau Eropa?” tulisnya. “Ada juga opsi untuk menjatuhkan struktur seberat 500 ton ke India dan Cina. Apakah Anda ingin mengancam mereka dengan prospek seperti itu?”

Sejauh ini operasional di ISS belum terpengaruh oleh invasi Rusia ke Ukraina. ISS pertama kali diluncurkan pada tahun 1998 sebagai kemitraan internasional dari lima negara. Awak pertama ISS terdiri dari tim yang terdiri dari satu astronot Amerika dan dua kosmonot Rusia, dan dilaporkan mereka dapat rukun, dan pernah membuka pintu stasiun dan berpegangan tangan dalam tim yang kompak. Saat ini ISS diawaki oleh empat astronot NASA, dua kosmonot Rusia dan satu astronot Eropa.

Baca juga: Dengan Enam Panel Surya, Boeing Tambah Daya Listrik Stasiun Luar Angkasa ISS Hingga 30 Persen

Kepemilikan dan penggunaan ISS ditetapkan oleh perjanjian dan kesepakatan antar pemerintah. ISS kini berfungsi sebagai laboratorium penelitian gravitasi mikro dan lingkungan luar angkasa, yang mana penelitian ilmiah ini mencakupi bidang astrobiologi, astronomi, meteorologi, fisika, dan bidang lainnya. ISS cocok untuk menguji sistem dan peralatan pesawat ruang angkasa yang diperlukan untuk kemungkinan misi jangka panjang ke Bulan dan Mars kelak di masa depan. (Gilang Perdana)

Hari Ini, 57 Tahun Lalu, Douglas DC-9 Terbang Perdana, Jadi Cikal Bakal Lahirnya Boeing 717

Pada hari ini, 57 tahun lalu, bertepatan dengan 25 Februari 1965, pesawat Douglas DC-9 sukses terbang perdana. Pesawat ini dengan cepat menjadi primadona bagi maskapai dan penumpang, menjadikannya sebagai salah satu pesawat tersukses di kelas yang segenerasi dengannya.

Baca juga: Inikah Lokasi Pesawat Bersejarah DC-9 “Woyla” PK-GNJ Garuda Indonesia Berada Saat Ini?

Dilansir dari berbagai sumber, pengembangan pesawat Douglas DC-9 telah direncanakan perusahaan sejak dekade 50-an. Ketika itu, Douglas ingin membuat pesawat dengan kapasitas dan jangkauan yang lebih dari pendahulunya DC-8.

Berbagai opsi pun muncul, termasuk membuat pesawat dengan empat mesin. Namun, saat rencana ini disampaikan ke maskapai, responnya kurang memuaskan dan otomatis opsi tersebut gugur. Perusahaan pun sempat buntu terkait pengembangan pesawat baru.

Pada tahun 1962, studi pengembangan pesawat baru kembali dilanjutkan. Setelah beberapa waktu, desain pesawat dengan kapasitas 63 penumpang pun lahir. Desain ini kemudian diubah menjadi desain pesawat DC-9 versi awal. Douglas juga memberikan persetujuan memproduksi DC-9 pada tanggal 8 April 1963.

Desain DC-9 versi awal ini seluruhnya serba mutakhir dan sangat berbeda dengan DC-8. DC-9 didesain menggunakan dua mesin turbofan Pratt & Whitney JT8D yang dipasang di belakang, sayap yang relatif kecil, efisien, dan T-tail. Pesawat ini mampu menampung 80 – 135 penumpang tergantung versi dan konfigurasi tempat duduk.

DC-9 dirancang beroperasi di rute-rute pendek dan menengah dengan runway yang lebih pendek dan infrastruktur yang lebih sedikit daripada bandara utama di sebuah negara. Karenanya, tak heran bila pesawat dilengkapi dengan airstairs untuk memudahkan penumpang turun di bandara yang tak memiliki garbarata.

Desain engine yang dipasang di ekor diklaim memiliki banyak kelebihan, di antaranya membuat flap pesawat lebih panjang, engine blast di trailing edge, dan tidak terhalang oleh pod di leading edge. Desain yang lebih simple juga meningkatkan aliran udara pada kecepatan rendah, memungkinkan kecepatan lepas landas dan approach yang lebih rendah, sehingga memberikan berbagai keuntungan.

Kentungan lain dengan desain mesin di bagian belakang pesawat adalah berkurangnya kemungkinan foreign object damage atau kerusakan akibat benda asing yang terhisap dari runway dan apron. Namun demikian, posisi mesin di bagian belakang badan pesawat memungkinkannya menghisap es yang terbentuk di sayap.

 

DC-9 pertama akhirnya sukses terbang perdana pada 25 Februari 1965. DC-9 kedua terbang beberapa minggu kemudian. Total, ada lima DC-9 yang sukses terbang perdana sampai bulan Juli, sebagai bagian dari uji coba. Kelima pesawat tersebut dilaporkan terbang cukup mulus dan tidak ada perbaikan berarti, yang membuatnya bisa dengan segera melalui uji sertifikasi.

Terbukti, pada 23 November 1965 atau beberapa bulan setelah uji coba pesawat kelima DC-9 dilakukan, sertifikasi berhasil didapat dan beberapa pekan kemudian atau tepatnya pada 8 Desember, DC-9 resmi memasuki tahun layanan untuk pertama kalinya bersama Delta Airlines.

Sejak saat itu, DC-9 menjadi primadona baik di kalangan maskapai maupun penumpang. Sampai tahun 1982 ketika produksi berakhir, setidaknya ada 976 yang berhasil dibangun Douglas atau McDonnell Douglas (setelah merger).

Baca juga: Hari Ini, 23 Tahun Lalu, Pesawat turunan dari Douglas DC-9, MD-95 Muncul Sebagai Boeing 717

Bila cakupannya diperluas, ada sekitar 2441 unit keluarga DC-9 yang berhasil dibangun; terdiri dari 976 DC-9, 1191 MD-80, 116 MD-90, dan 155 Boeing 717 setelah McDonnell Douglas resmi merger dengan Boeing pada 2 Juli 1997.

Setelah puluhan tahun, pesawat DC-9 masih terus diandalkan beberapa maskapai di dunia, salah satunya Aeronaves TSM. Maskapai kargo asal Meksiko itu diketahui memiliki delapan pesawat DC-9 aktif produksi tahun 1967.

Gratis! Perjalanan KA Uji Coba Garut – Cibatu Beroperasi 2 Kali dalam Sepekan

Uji coba kereta api lintas Garut – Cibatu pada Kamis, 24 Februari 2022 akhirnya berjalan sukses. Banyaknya apresiasi dari warga Garut dan sekitarnya telah menjadikan laju perkertaapian di kawasan tersebut semakin menarik minat masyarakat yang menggunakannya. Dengan harga 0 rupiah KA uji coba ini memberangkatkan sebanyak 200 orang yang ingin menikmati jalur reaktivasi ini.

Baca juga: Resmi! Warga Bisa Naik KA Lintas Cibatu-Garut Gratis 24 Februari 2022, Ini Jadwalnya

“Si Gombar” yang disebut – sebut warga Garut saat menikmati KA uji coba ini merupakan julukan kereta api yang terakhir beroperasi lintas Garut – Cibatu pada tahun 1983. Saat melakukan perjalanan, seperti biasa sang kondektur pemeriksa didamping polisi khusus kereta api (Polsuska) memeriksa tiket yang masing – masing dimiliki para penumpang tersebut.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by KabarPenumpang.com (@kabar.penumpang)

Menggunakan rangkaian kelas ekonomi (80 seat) KA uji coba ini berjumlah 7 unit dan ditarik menggunakan lokomotif CC 206. Perjalanan dilakukan sebanyak 2 kali rute Garut – Cibatu pulang pergi. Rangkaian ini dikirim dari Dipo Kereta Bandung dan diberangkatkan pada hari dan tanggal yang sama pada pukul 06.30 WIB dan tiba di Garut pukul 08.30 WIB.

Perjalanan KA uji coba dijalankan sebanyak 2 kali pulang pergi, diantaranya:

Perjalanan Pertama:

KA 11105
Garut 09.00 WIB
Wanaraja 09.22 WIB – 09.24 WIB
Pasir Jengkol 09.34 WIB – 09.36 WIB
Cibatu 09.47 WIB

KA 11152
Cibatu 10.15 WIB
Pasir Jengkol 10.26 WIB – 10.28 WIB
Wanaraja 10.38 WIB – 10.40 WIB
Garut 11.02 WIB

Perjalanan Kedua:

KA 11107
Garut 11.30 WIB
Wanaraja 11.52 WIB – 11.54 WIB
Pasir Jengkol 12.04 WIB – 12.06 WIB
Cibatu 12.17 WIB

KA 11154
Cibatu 12.45 WIB
Pasir Jengkol 12.56 WIB – 12.58 WIB
Wanaraja 13.08 WIB – 13.10 WIB
Garut 13.32 WIB

Setelah pengoperasian, rangkaian tersebut kembali ke Stasiun Bandung untuk selanjutnya disimpan di Depo Kereta Bandung dengan keberangkatan Garut pukul 14.45 WIB dan tiba di Garut pukul 17.15 WIB.

Baca juga: Stasiun Cibatu, Nuansa Vintage Yang Tak Lekang Ditelan Zaman

Dengan suksesnya uji coba rangkaian rute Garut – Cibatu PT KAI berencana akan mengoperasi rangkaian tersebut setiap sepekan 2 kali yaitu hari Selasa dan Kamis. Nantinya ada rangkaian yang akan dijalankan secara reguler menggunakan KA Elok (Ekonomi Lokal) Cibatu yang perjalanannya diteruskan hingga ke Garut. Dan juga rencana pemberian nama KA Cikuray untuk rute Garut – Pasar Senen pp. yang juga rencana dijalankan pada Maret 2022. (PRAS – Cinta Kereta Api)






















Dikabarkan Hancur di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Antonov An-225 Mriya Aman! Tapi Dikuasai Rusia

Di tengah perang Rusia-Ukraina atau lebih tepatnya invasi Rusia ke Ukraina, avgeeks seluruh dunia sempat dibuat deg-degan bukan kepalang. Bagaimana tidak, ‘warisan’ Uni Soviet yang hanya ada satu-satunya di dunia, Antonov An-225 Mriya dikabarkan hancur akibat agresi Rusia.

Baca juga: Antonov, Warisan Uni Soviet Milik Ukraina, Bukan Rusia!

Akan tetapi, hal itu rupanya hoax. Saat ini, pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya masih aman berada di Hostomel atau Gostomel Airport meskipun kini berada di bawah kekuasaan Rusia.

Dilansir aviacionline, langit Hostomel Airport atau yang biasa juga disebut Antonov International Airport kemarin dikabarkan menjadi salah satu arena tempur antara helikopter Rusia dan Ukraina. Serangan dari dua helikopter tersebut kemudian dikabarkan menghancurkan Antonov An-225 Mriya yang tengah terparkir di hanggar bandara.

Kabar tersebut bahkan viral di media sosial dan beberapa media Eropa juga mengungkapkan hal tersebut, membuat informasi tersebut seolah benar adanya.

Namun, hal itu cepat-cepat dibantah oleh Dmitry Antonov, kepala pilot Antonov Airlines. Lewat postingan di Facebook pribadinya, ia memastikan pesawat tersebut aman dan tak ada kerusakan apapun akibat dari agresi Rusia ke Ukraina.

“Teman-teman. Semuanya jatuh ke tempatnya. Hoax besar lagi. Pasukan Rusia berada di dekat Kiev. Bandara Gostomel sekarang berada di bawah angkatan udara Rusia. Peluang besar bahwa banyak pesawat akan mendarat malam ini. Sisi positifnya, Mriya masih utuh. Kami melawan dan kemuliaan bagi Ukraina,” katanya.

Antonov An-225 Mriya sendiri diketahui terbang perdana pada 21 Desember 1988. Ketika itu, Uni Soviet masih eksis meski sudah mengalami beberapa kemunduran. Setelah Uni Soviet runtuh pada 26 Desember 1991, perusahaan Antonov Airlines, termasuk pesawat Antonov An-225 Mriya, jatuh ke tangan Ukraina, bukan Rusia.

Mengingat posisinya yang rentah sebagai musuh Rusia, Ukraina pun mencoba bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu di NATO. NATO sendiri coba memanfaatkan Ukraina untuk mendukung program SALIS atau Strategic AirLift International Solution melalui kerjasama stategis pada tahun 2018 lalu.

Kerjasama ini memberi NATO kemampuan transportasi kargo besar menggunakan pesawat An-22, An-225, dan IL-76, ke sembilan negara aliansi NATO, mulai dari Belgia, Republik Ceko, Prancis, Jerman, Hongaria, Norwegia, Polandia, Slovakia, Slovenia, dan Slovenia.

Baca juga: Inilah Bandara Boryspil, Bandara Terbesar di Ukraina Peninggalan Uni Soviet

Tentu saja Rusia geram dengan hal itu. Berbagai kemudahan transportasi udara menggunakan Antonov An-225 Mriya akan memudahkan mobilisasi tentara dan perlengkapan serta perlatan tempur NATO ke perbatasan Rusia.

Maka dari itu, tak heran, dalam agresi Rusia ke Ukraina, walaupun berpusat di timur dan selatan Ukraina, namun, kota lain seperti Kiev yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kelompok pro Rusia, tetap menjadi fokus serangan, salah satunya Bandara Internasional Antonov tempat pesawat terbesar di dunia Antonov An-225 Mriya berada.

Buka Perbatasan Internasional, Sektor Pariwisata Australia Rugi Rp172 Triliun Gegara Turis Cina

Australia lambat laun mulai membuka gerbang internasional seluas-luasnya. Sampai saat ini, wisatawan dari 10 negara, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Selandia Baru, India, Fiji, Hong Kong, dan Thailand, sudah tak sabar mendatangi 10 destinasi wisata favorit di Australia.

Baca juga: Australia Sambut Wisatawan Internasional Pertama, Bali Bakal Kedatangan Wisatawan Australia Mulai Maret

Namun, dari 10 negara di atas, tidak adanyanya daftar turis dari Cina membuat Australia mengalami kerugian sampai Rp172 triliun. Bagaimana bisa?

Dilansir 9news.com.au, pada 2019, menurut Tourism and Transport Forum, 1,4 juta turis Cina menghabiskan US$12,2 miliar atau sekitar Rp172 triliun lebih (kurs 14.400) atau seperempat dari seluruh pengeluaran wisatawan internasional.

Di tahun 2021, sejak Australia bersitegang dengan Cina terkait Taiwan dan Laut China Selatan, angkanya merosot drastis sampai 99,4 persen menjadi US$76 juta.

Menurut Expedia, Cina bahkan tak termasuk ke dalam 10 negara teratas penerbangan internasional yang masuk ke Australia sepanjang Februari, justru negara adidaya lain yang menjadi kompetitor utama Cina, Amerika Serikat, yang menempati posisi pertama.

Disebutkan, turis asal Amerika Serikat menjadi yang tertinggi datang ke Australia, disusul Inggris dan Kanada di tiga besar. Selandia Baru, yang biasanya berada di posisi kedua di belakang Cina, bulan ini menempati posisi keenam di bawah Jerman dan Jepang, menyusul kebijakan ketatnya menutup perbatasan.

Selain 10 negara, Expedia juga merilis daftar 10 kota tujuan di Australia yang paling banyak dikunjungi wisatawan, mulai dari Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, Gold Coast, Cairns, Canberra, Townsville, dan Launceston.

Sejak Australia menutup perbatasan, sektor pariwisata telah mengalami kerugian besar mencapai US$4 miliar per bulan.

“Itu adalah jumlah uang yang sangat besar. Dan itu bukan hanya pariwisata, tetapi juga pasar tambahan,” katanya, seraya menunjuk ke sektor-sektor seperti perhotelan, binatu, dan jasa penyewaan mobil yang semuanya rugi besar.

Baca juga: Pulau Christmas, Garda Terdepan Australia di Utara, Surganya Jutaan Kepiting Merah

Berbulan-bulan merugi, sebagian besar pelaku usaha di sektor pariwisata Australia mengaku tak lama lagi mereka akan gulung tikar untuk selamanya. Namun, sebelum hal itu terjadi, pemerintah merespon cepat dengan membuka perbatasan.

Usai kedatangan wisatawan internasional pada 21 Februari lalu, Menteri Pariwisata Federal, Dan Tehan, mengaku optimis bakal ada peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata. “Saya pikir akan ada rebound yang sangat kuat di pasar pariwisata kita. Pengalaman indah kami belum hilang,” katanya saat diwawancarai ABC.


Miliki Posisi Strategis, Jaringan Kereta Ukraina Malah Bergantung Pada Polandia

Ukraina diambang kehancuran usai diinvasi oleh Rusia. Namun, terlepas dari itu, negara pecahan Uni Soviet ini memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang antara Asia dan Eropa. Meski begitu, dari segi infrastruktur, jaringan perkerataapian internasional Ukraina justru bergantung pada Polandia.

Baca juga: Perang dengan Rusia, Proyek Kereta Cepat Lviv-Kharkiv Ukraina Sirna?

Dilansir dari berbagai sumber, Ukraina memiliki sistem perkerataapian sepanjang 21.600 km. Mayoritas dari jumlah itu ialah warisan dari Uni Soviet di masa lalu, yang menjadikan Ukraina sebagai pintu gerbang mobilitas orang dan barang ke Eropa.

Sampai saat ini, Ukraina memang masih mengemban posisi itu bersama Cina. Selain Ukraina, secara geografis, sebetulnya ada dua negara lainnya yang juga berpotensi menjadi hub atau pintu gerbang antara Eropa dan Asia. Dua itu adalah Belarusia dan Lituania.

Dalam kaitannya dengan transshipment atau pengiriman barang melalui jaringan perkerataapian dari Asia ke Eropa dan sebaliknya, Ukraina mengalahkan Belarusia dan Lituania. Sebab, Ukraina dinilai paling netral di antara dua itu, khususnya di mata Cina yang massif mengirimkan barang-barang ekspornya ke Eropa.

Lituania belakangan menjadi musuh Cina setelah mendukung Taiwan. Cina pun merespon hal itu dengan menghentikan ekspor berbagai produk dan impor berbagai produk dari negara tersebut. Belarusia sebetulnya tak memiliki masalah langsung dengan Cina, namun, negara itu mendapat sanksi dari Eropa dan AS, membuat Cina mau tak mau beralih ke Ukraina.

Pada awal tahun lalu, Presiden Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sepakat melakuka kerjasama konektivitas infrastruktur. Zelensky menyatakan bahwa Ukraina bisa menjadi “jembatan ke Eropa” untuk investasi Cina.

Hal itu sebagian telah direalisasikan dengan kereta langsung pertama dari Cina ke Ukraina melalui Mongolia dan Rusia yang tiba pada bulan Juni dan kereta api ekspor pertama Ukraina tiba di Cina pada 7 Oktober.

Hanya saja, konflik tak berkesudahan dengan Rusia, terbukti hari ini Rusia resmi menginvasi Ukraina, membuat negara itu memilih bergabung dengan Uni Eropa dan AS, membuatnya dalam tekanan atas posisinya sebagai hub transshipment Cina. Pada akhirnya, posisi strategis Ukraina, dalam konteks perkeretaapian sia-sia karena tekanan dari kanan dan kiri.

Baca juga: Pemerintah Ukraina Siap Rekonstruksi Jalur Kereta di Zona ‘Mati’ PLTN Chernobyl

Harapan satu-satunya warga Ukraina bila ingin bepergian secara internasional menggunakan kereta ada pada Polandia. Ukraina memiliki kereta Kiev Express dari Warsawa ke Kiev.

Dari Warsawa, itu kemudian terhubung dengan jaringan kereta Eurostar sampai ke London di barat atau Moskow di utara Kiev, untuk kemudian terhubung dengan jaringan kerta Rusia sampai ke Beijing, dan terhubung pula dengan jaringan kereta Beijing sampai ke ujung daratan Asia Tenggara di Singapura.

Tetap Jadi Warisan Kota, Trem di Kolkata Diubah Jadi Restoran

Kemana perginya gerbong kereta tua atau pun trem tua? Banyak yang pasti berpikiran akan diungsikan ke kuburan kereta atau menjadi koleksi museum. Namun, beberapa lainnya berpikir akan berganti alias dikonversi menjadi berbagai tempat. Bahkan banyak gerbong kereta tua yang diubah menjadi penginapan atau restoran.

Baca juga: Dari Proyek Jalur MRT Glodok ke Kota, Ditemukan Rel Trem Masa Kolonial Hindia Belanda

Lantas, apakah trem juga dikonversi seperti itu? Jawabannya ya dan salah satunya ada di Kolkata, India. KabarPenumpang.com melansir dari laman timesofindia.indiatimes.com (16/2/2022), trem di Kolkata ini diubah menjadi sebuah restoran di Stasiun Kereta Jabalpur.

Restoran trem ini dilengkapi dengan 20 tempat duduk dan membuat banyak orang senang dengan kehadirannya. Dulunya trem ini dikenal sebagai ‘Jalur Kehidupan Kota Kegembiraan’ dan kini telah hilang kegunaannya untuk mengangkut penumpang.

Meski kehilangan fungsi dan kegunaannya, tetapi pihak berwenang tetap menjaganya untuk menjadi warisan kota yang tetap hidup. Mereka kemudian mengubah semua trem tua tersebut menjadi restoran-restoran kecil.

Bahkan diketahui, pihak berwenang membuta seluruh trem tersebut yakni’Buggy number 261′ diubah menjadi restoran. Di mana Newtown Kolkata Development Authority (NKDA) menempatkan restoran trem ini di dekat Eco Park dan Mother Wax Museum di Newtown, Kolkata.

Sesuai dengan keinginan awal otoritas, trem ini setelah menjadi restoran juga dipamerkan untuk warisan di Kolkata. Mulai dari makanan hingga suasana, semuanya akan mengingatkan Anda pada Kolkata kuno.

Baca juga: Melbourne Kini Punya Restoran Trem Keliling

Restoran dengan 20 tempat duduk ini menyajikan makanan jalanan mulai dari pav bhaji dan chhole bhature hingga chaats and rolls dari pukul 12.00 siang hingga 21.00 waktu setempat.

KA Feeder Kereta Cepat Jakarta – Bandung Rencana Tambah Armada KRDE Hingga 5 Set

Kabar mengejutkan di media sosial aplikasi percakapan whatsapp bahwa rangkaian KA Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) kembali uji coba. Ada yang sedikit berbeda saat rangkaian diuji coba di area Balai Yasa Yogyakarta ini. Terlihat bagian depan atau kabin masinis KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) ini terlihat sedikit melengkung kedepan . Layaknya kereta aerodinamis digadang – gadang ternyata KRDE jenis ini merupakan rangkaian KA Feeder KCJB set kedua hasil karya kembali dari kru Balai Yasa Yogyakarta.

Baca juga: Warga Solo Sudah Bisa Merasakan KA Feeder KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung) Lebih Dulu

Ya, penampakan foto yang dikirim dari berbagai grup railfans terlihat uji coba kecepatan dan mesin di area Balai Yasa Yogyakarta pada malam hari, Rabu 23 Februari 2022. Seperti pada set pertama rangkaian KRDE ini menguji beban saat dilakukan tes dengan istilah ‘langsir reyen’. KRDE set kedua terdiri dari 5 unit kereta dengan nomor rangkaian K3 2 12 16 – 20 yaitu rombakan dari rangkaian KRD Prameks yang sudah tidak dijalankan rute Solo Balapan – Yogyakarta – Kutoarjo pp.

Setelah melakukan uji coba di area Balai Yasa Yogyakarta, rangkaian KRDE ini kembali uji coba di lintas reguler yaitu rute Lempuyangan – Kutoarjo pp. Kamis, (24/1). Uji coba dilakukan guna tes beban, kecepatan dan kehandalan pada tenaga mesin elektrik yang dimiliki KRDE ini. Keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan pada pukul 13.10 WIB dan tiba di Stasiun Kutoarjo pukul 14.05 WIB. Kemudian perjalanan uji coba kembali dilanjutkan dari Stasiun Kutoarjo pukul 15.20 WIB dan tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 16.15 WIB.

Menurut kabar yang beredar, rangkaian KRDE yang akan dijalankan sebagai KA Feeder KCJB akan dibuat sebanyak 5 set kereta yang masing – masing set terdiri dari 5 unit KRDE. Entah bagaimana keputusan selanjutnya jika rangkaian ini sebelum di kirim ke wilayah Daop (Daerah Operasi) 2 Bandung ini apakah akan digunakan reguler di wilayah Daop 6 Yogyakarta untuk mengangkut penumpang seperti set pertama atau tidak.

Baca juga: Ada Gangguan Pada Mesin, Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Mogok Saat Uji Coba

Yang jelas rangkaian ini jika selesai tahap uji coba nantinya akan dikirim ke Bandung dan selanjutnya akan dijalankan secara reguler dengan rute Padalarang – Bandung – Rancaekek dan Tegalluar saat semua pembangunan telah rampung dikerjakan. (PRAS – Cinta Kereta Api)






















Mengenal Ukraine International Airlines, Maskapai Nasional Ukraina Peninggalan Uni Soviet?

Sebelum Uni Soviet runtuh pada 26 Desember 1991, Ukraina telah lebih dahulu menyatakan merdeka terhadap Uni Soviet, tepatnya pada 24 Agustus 1991. Seiring kebutuhan transportasi udara, pada 1 Oktober 1992 Ukraine Internasional Airlines (UIA) pun didirikan oleh Ukrainian State Association of Civil Aviation and GPA atau Guinness Peat Aviation (sekarang bernama) AerCap, lessor terbesar di dunia.

Baca juga: Sama-sama Jatuh Dirudal, Inilah Persamaan dan Perbedaan Insiden Malaysia Airlines MH17 dan Ukraine International PS752

Dilansir laman resmi maskapai, setelah didirikan, Ukraine International Airlines terus berbenah dan mendapat sokongan dana dari Eropa barat melalui maskapai Austrian Airlines, Swissair, dan European Bank for Reconstruction and Development pada tahun 2000.

Dengan dana melimpah, maskapai nasional Ukraina ini terus memperkuat dan mengembangkannya bisnis, termasuk membangun jaringan operasi non-stop antara Ukraina ke negara-negara Eropa Barat secara point-to-point.

Di momen ulang tahun yang ke-18 pada tahun 2009, UIA menjadi salah satu maskapai terbesar di Ukraina dengan pangsa pasar 20 persen lebih. Ini dianggap belum cukup besar dan maskapai bertekad untuk terus mengembangkan bisnisnya. Sayangnya, itu terhalang dengan menarik dirinya salah satu investor mereka, ERBD.

Beruntung, di tahun 2012 akhir, kompetitor utama mereka bangkrut menyisakan UIA sebagai maskapai terbesar di Ukraina.

Setelah itu, Ukraine International Airlines mulai fokus ke pasar internasional dengan menjadi hub penerbangan dari barat ke timur atau sebaliknya dan dari utara ke selatan dan sebaliknya, mengingat posisi strategis Ukraina yang berada di tengah-tengah antara Asia dan Eropa, melalui Bandara Internasional Kyiv Boryspil.

Pada tahun 2013, rencana itu mulai direalisasikan dengan dimulainya penerbangan internasional perdana rute Kiev-Bangkok menggunakan pesawat Boeing 767-300ER, tanggal 9 Desember. Rute internasional kedua dimulai beberapa bulan berikutnya, dimana maskapai membuka penerbangan Kiev-New York pada 25 April 2014. Ini juga menandakan pulihnya hubungan antara Ukraina dan AS.

Namun, tak lama setelahnya, awan gelap pun menyelimuti maskapai usai krisis politik yang mendera Ukraina akibat konflik di Krimea. Meski tak berlangsung lama, tetapi sampai tahun 2017 perkembangan maskapai sangat terdampak.

Dua tahun berikutnya, Ukraine Internasional Airlines menatap masa depan yang lebih cerah dengan membuat rencana jangka panjang, dengan mengembangkan jaringan rute sampai ke 58 tujuan nasional dan internasional, serta puluhan rute penerbangan charter.

Hal ini pun membuahkan hasil, dimana jaringan lebih luas dan kinerja keuangan menjadi lebih stabil dengan menutup rute-rute tak menguntungkan, seperti Almaty, Beijing, dan Bangkok serta penerbangan ke negara-negara Federasi Rusia. Tercatat, ada 50 juta penumpang lebih yang diangkut selama tahun ini.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan Iran-AS, Boeing 737-800 Ukraine International Jatuh di Iran

Saat tengah menikmati sedikit peningkatan keuntungan, 8 Januari 2020 kecelakaan besar menimpa maskapai. Ketika itu, sebuah pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 ditembak jatuh oleh rudal Iran. 176 orang, terdiri dari 167 penumpang dan 9 awak, semuanya tewas.

Di masa pandemi virus Corona, sebagaimana maskapai lain, Ukraine International Airlines juga terdampak. Namun, sampai saat ini, mereka masih eksis terbang di nasional maupun internasional.

Jalur Citayam – Nambo Akan Beroperasi Satu Stasiun Baru, Apa Itu?

Bagi masyarakat yang sering beraktifitas menggunakan KRL rute Nambo – Citayam bakalan berhenti di salah satu stasiun yang lama sudah tidak digunakan. Ya, Stasiun Pondok Rajeg (PDRG) berlokasi di Kampung Sawah, Jatimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat ini nantinya resmi akan kembali beroperasi. Stasiun yang sudah lama tidak digunakan penumpang untuk naik dan turun ini sejak dihentikan pengoperasiannya setelah adanya rangkaian Kereta Rel Diesel (KRD) rute Manggarai – Pasar Minggu – Depok – Citayam – Nambo.

Baca juga: Jalur Stasiun Nambo Punya Pemandangan Yang Manjakan Mata

Stasiun Pondok Rajeg saat ini hanya terlihat masih lengkap dengan bangunannya yang khas. Mungil, sederhana dan hanya memiliki peron pendek yang hanya cukup untuk 4 unit kereta saja yang berhenti di stasiun ini. Karena sudah tidak terpakai dan teronggok terbengkalai, tak heran banyak warga sekitar termasuk anak – anak bermain di stasiun ini. Beberapa ukiran gambar yang tidak semestanya dilakukan bahkan kerap kali terlihat di stasiun yang hanya memiliki satu jalur ini.

Coretan tangan terlihat saat berkunjung di Stasiun Pondok Rajeg yang terbengkalai
(FOTO : instagram/@rafly_photoworks)

KRL yang melintas Stasiun Pondok Rajeg kerap kali lewat dan tentu saja tidak berhenti. Namun dari informasi yang didapat, terdengar kabar bahwa Stasiun Pondok Rajeg akan kembali beroperasi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan melakukan aktivasi kembali Stasiun Pondok Rajeg yang dimulai pada tahun 2022. Nantinya warga yang tinggal di sekitar Stasiun Pondok Rajeg bisa memanfaatkan penggunaan transportasi KRL untuk naik dan turun.

Baca juga: Cilejit – Parungpanjang, Satu–satunya Jalur Ekstrem yang Dilewati KRL

Masyarakat pun bisa merasa lega jika stasiun ini kembali beroperasi, sehingga diharapkan bisa mengurai pergerakan orang melalui transportasi massal tersebut. Diketahui area Pondok Rajeg sudah dipadati perumahan yang masyarakatnya didominasi sebagai pekerja di wilayah Jakarta. Karena Stasiun Pondok Rajeg cukup jauh antara petak Stasiun Citayam (KM 37+800) dan Stasiun Cibinong (KM 44+500) dengan jarak 8 kilometer, sedangkan posisi Stasiun Pondok Rajeg berada di KM 41+600. Kita tunggu saja progres kedepannya. (PRAS – Cinta Kereta Api)