10 Kesalahan Pelancong dalam Mengepak Koper

Dalam setiap liburan, Anda akan membawa pakaian dan barang lainnya yang dibutuhkan dalam wujud kemasan di dalam koper. Namun, apakah Anda sudah benar mengepak koper sebelum pergi? Bila belum, Berikut ini ada sepuluh kesalahan yang dilakukan orang saat mengepak koper yang dirangkum KabarPenumpang.com dari huffpost.com.

Baca juga: Tips – Mau ke Luar Negeri Saat Pandemi? Harus Siap dengan Rencana Cadangan

1. Tidak menggunakan daftar
Daftar barang yang dikemas sebelum perjalanan adalah hal yang penting agar tidak melupakan apa yang perlu dibawa. Baiknya sebelum bepergian, luangkan waktu untuk menulis kebutuhan dan memeriksa item yang akan di bawa. Sebab bila tidak ada daftar, ada kemungkinan barang penting terlupakan dan tertinggal.

2. Pakaian lipat
Ini sering kali jadi masalah orang yang akan bepergian. Bila sudah sering, maka akan tahu cara untuk melipat pakaian agar muat di dalam koper. Anda bisa menggunakan metode rolling atau menggulung pakain dan diikat dengan karet agar tetap kencang dan aman di dalam koper.

3. Batasan berat dan ukuran
Sebelum bepergian dan harus mengeluarkan biaya lebih karena barang bawaan melebihi berat yang ditetapkan. Baiknya cek ulang situs web maskapai untuk persyaratan ukuran dan dan menggunakan timbangan bagasi sebelum menuju bandara.

4. Membawa alas kaki berlebihan
Saat bepergian, kerap kali seseorang cenderung memasukkan banyak barang ke dalam koper. Bahkan terkadang membawa alas kaki lebih dari yang seharusnya. Jadi baiknya, tetapkan sepatu atau sandal yang akan di bawa dan jumlahnya tak lebih dari dua pasang agar lebih menghemat tempat.

5. Botol obat
Jika Anda seorang yang memang harus mengonsumsi obat-obatan, maka persiapkanlah dengan baik. Baiknya bawa secukupnya atau hitung berapa hari Anda pergi. Sehingga botol atau kotak obat Anda tidak harus semuanya di bawa.

6. Tas pakaian kotor
Setiap bepergian, Anda pasti akan memiliki pakaian kotor. Siapkan satu tas untuk menempatkan pakaian kotor agar tidak tercampur dengan pakaian yang bersih. Ini bisa di bawa, jika Anda tidak mencuci pakaian di tempat Anda menginap.

7. Pengepakan berlebihan
Ada banyak cara untuk menghindari overpacking yakni mengurangi pakaian atau memilih barang seperti celana jeans yang bisa dipakai beberapa kali sebelum dicuci. Bila memang ada yang dibutuhkan dan bisa dibeli di tempat tujuan, baiknya lakukan itu ketimbang kelebihan muatan.

8. Menyimpan dokumen dengan benar
Ketika bepergian, kemaslah dokumen di satu tempat. Seperti ketika vaksin diwajibkan dan kartu vaksin harus di bawa. Baiknya satukan kartu vaksin dengan kartu lainnya seperti SIM atau tanda pengenal lainnya. Jangan pernah satukan dengan paspor karena bisa terselip dan jatuh.

9. Ruang ekstra
Berlibur dan biasanya Anda akan membawa pulang suvenir. Jika tidak mau menambah bawaan selain koper, sebelum pergi sisakan ruang untuk suvenir.

Baca juga: Tips Penerbangan: Bahaya, Jangan Terlalu Banyak Muat Informasi di Label Koper Bagasi

10. Pengepakan menit terakhir
Banyak orang melakukan kesalahan dengan menyiapkan pengepakan di menit terakhir sebelum keberangkatan. Ini yang membuat muatan Anda berlebih dan banyak barang yang tidak diperlukan. Jadi, jangan pernah mengepak barang beberapa jam sebelum keberangkatan, tapi kemaslah beberapa hari untuk menghindari kelebihan muatan dan barang tertinggal.

Mengenal “CPG 500” – Kereta Mekanik untuk Pemasangan Rel Kereta Cepat Jakarta Bandung

KCJB telah memperlihatkan sebuah kereta mekanik yang berfungsi untuk instalasi atau pemasangan rel bersama Menteri Perhubungan serta jajaran dari PT KCIC. Disaksikan secara langsung instalasi perdana rel di Depo Tegaluar, Bandung, Jawa Barat oleh Budi Karya Sumadi pada Rabu, 20 April 2022 kemarin. Proyek KCJB ini merupakan proyek strategis nasional dan menjadi simbol persahabatan antara negara Indonesia dengan Cina.

Baca juga: Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dipasang

Diketahui, instalasi rel yang dilakukan menggunakan teknologi yang berbeda dengan proyek kereta api lainnya di Indonesia. Dimana, sebelum dilakukan pemasangan rel, terlebih dahulu dilakukan penyambungan rel per 50 meter menjadi rel utuh sepanjang 500 meter. Dengan cara ini, durasi pemasangan rel secara keseluruhan akan menjadi lebih cepat.

Kereta mekanik untuk pemasangan rel yang disaksikan kali ini bernomor seri CPG 500 yang merupakan jenis Track-laying Machine (Mesin Peletakan Rel). Informasi yang tim kabarpenumpang.com dapatkan bahwa jenis mesin ini berfungsi mengatur rel dan bantalan rel yang terintegrasi digunakan untuk meletakkan rel serta bantalan rel kereta api berkecepatan tinggi, satu demi satu. Traksinya pun dioperasikan oleh enam gandar daya bersama-sama, dan setiap mekanisme pengoperasian mengadopsi penggerak hidraulik.

Mesin CPG 500 ini terdiri dari wagon/ mesin penggandeng rel, track laying machine dan gerbong pengangkut rel. Kekuatan wagon yaitu 132 kw, kecepatan penarikan rel paling besar yaitu 5 km per jam, kekuatan track laying machine yaitu 319 kw, kecepatan peletakan rel yaitu 600 meter per jam dan gerbong pengangkut rel terdiri dari 38 gerbong, dengan model N17. Mesin CPG 500 yang diproduksi oleh CRRC Yangtze Co.Ltd ini memiliki panjang 180 meter dan Lebar 3.334 mm. Kemudian mesin ini memiliki tinggi 4.700 mm dan berat 185 ton.

Dengan adanya mesin CRG 500 ini diharapkan proyek KCJB lebih cepat terealisasi progres proyek KCJB ini sudah mencapai 82 persen, dengan target selesai dan dioperasikan pada tahun 2023. Kereta Cepat Jakarta Bandung dibangun sepanjang 142,3 km dari Stasiun Halim, Jakarta sampai dengan Depo Tegaluar, Jawa Barat.

Baca juga: Ini Dia Penampakan Nomor Kereta Ukur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang Akan Dikirim ke Jakarta 

Kehadiran kereta cepat ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas pergerakan penumpang khususnya dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya, serta untuk membangun pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di wilayah yang dilalui jalur kereta cepat. (PRAS – Cinta Kereta Api)

Tunjukkan Solidaritas, Jepang Ubah Warna Bodi Kereta Sesuai Bendera Ukraina

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga hari ini masih terus berlangsung. Karena hal tersebut, ratusan orang meninggal dunia dan puluhan ribu masyarakar Ukraina lainnya mengungsi menyelamatkan diri mereka ke negara di sekitar.

Baca juga: Imbas Perang Ukraina, Ada Sentimen Hilangkan Tanda Berbahasa Rusia di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

Perang ini pun membuat banyak dunia mengecam aksi Rusia dan menunjukkan solidaritas mereka ke Ukraina. Jepang menjadi salah satunya, di mana ini diperlihatkan dengan menghadirkan kereta yang bodinya sudah dicat sesuai warna bendera Ukraina.

Kereta tersebut dijalankan oleh salah satu operator kereta api di kota Takamatsum Jepang Barat yakni Takamatsu-Kotohira Electric Railroad Company. Sebagaimana dilansir KabarPenumpang.com dari laman mainichi.jp (19/4/2022), kereta dengan dua gerobong ini bodinya dicat warna kuring dan biru.

Selain itu juga ada pesan yang tertulis, “Kami mendukung Anda,” “Kepada operator kereta api Ukraina yang bekerja untuk melindungi kehidupan orang” dan “Kami berharap untuk perdamaian dunia” di kedua sisi.

Kyoko Imai seorang staf operator memiliki ide untuk mewarnai kereta dengan warna bendera Ukraina. Dia mengatakan, ingin melakukan sesuatu untuk menunjukkan rasa hormat pada staf kereta api di Ukraina yang bekerja dengan mempertaruhkan nyawa mereka.

Operator Takamatsu-Kotohira Electric Railroad Company juga dikenal dengan Kotoden. Di mana mereka juga berencana untuk menjual stiker reta dan menyumbangkan seluruh hasilnya ke Kedutaan Besar Ukraina di Jepang.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Rute Internasional Kacau, Penumpang-Maskapai Kena Batunya

Untuk diketahui, layanan kereta api di negara Eropa Timur telah beroperasi untuk memindahkan orang ke tempat yang aman dan mengirimkan kebutuhan sejak invasi dimulai pada 24 Februari. Kereta yang dijalankan oleh operator awalnya berwarna kuning di bagian bawah.

Viral Pelancong Jepang Minta Maaf dengan Lima Bahasa Setelah Tak Gunakan Masker di Perayaan Songkran

Masker di negara Asia masih menjadi kewajiban yang harus digunakan oleh setiap orang. Namun seorang turis Jepang saat melancong ke Thailand justru melepas maskernya di stasiun, di dalam kereta bahkan di mana pun dirinya berada. Bahkan dia memvideokannya dan mengunggah perbuatannya tersebut ke akun TikTok.

Baca juga: Ketika Terbang Tanpa Masker Diizinkan, Haruskah Khawatir Terular Covid?

Meski begitu, dia meminta maaf di TikTok atas perilaku yang dibuatnya selama di Thailand. Dilansir KabarPenumpang.com dari mothership.sg (19/4/2022), awal mula keisengannya dimulai saat dirinya menembakkan air ke orang-orang di Stasiun Bangkok dan menari di kereta sambil meminta penontonnya untuk membuang masker mereka.

@shizu0405fc3

I’m so sorry. ฉันขอโทษค่ะ 申し訳ありませんでした。정말로 죄송합니다. ខ្ញុំសុំទោស

♬ オリジナル楽曲 – おしず – おしず

Video yang diunggah 15 April oleh @shizu0405fc3 di TikTok memfilmkan dirinya terkikik saat menembakkan air ke orang-orang yang tengah mengantre tiket. Perilakunya itu pun membuat petugas stasiun menghampirinya dan pelancong Jepang itu juga menembaki dengan pistol air.

Video lainnya yang diunggah di hari yang sama menunjukkan dia di jalan dengan beberapa pekerja kasar, tertawa bersama sembari membuka masker ketika seorang pekerja menyirami air ke dirinya. Dia meminta penonton untuk mengikuti tindakannya karena gila memakai masker di cuaca panas Bangkok.

Ini kemudian membuat warganet menyerukan untuk penangkapannya. Bahkan mereka marah hingga mengkritik wanita tersebut karena kurang rasa hormat dan sopan santun. Tak hanya itu, warganet Jepang mengatakan perempuan itu adalah orang Korea pada videonya 17 April, sementara beberapa pengguna juga menyerukan penangkapannya.

Karena hal ini pelancong Jepang tersebut meminta maaf atas tindakannya dalam sebuah video yang diunggah pada 19 April. Dia mengklarifikasi bahwa dia adalah keturunan campuran Jepang-Korea dan meminta maaf karena menggunakan lagu Kamboja favoritnya di salah satu video sebelumnya.

“Saya minta maaf karena memercikkan air ke banyak orang, dan tidak memakai topeng di kereta. Saya benar-benar minta maaf kepada semua orang yang tinggal di Thailand dan saya campuran (keturunan) -ayah Korea dan ibu Jepang. Saya juga menggunakan favorit saya Lagu Kamboja juga,” ujarnya di TikTok.

Turis itu kemudian mengulangi permintaan maafnya kepada orang-orang yang tinggal di Thailand, Jepang, Korea, dan Kamboja, dan berkata “Saya sangat menyesal” dalam bahasa Inggris, Thailand, Jepang, Korea dan Kamboja.

Baca juga: Facebit, Deteksi Tanda Vital Pada Pengguna Masker

Untuk diketahui, pemerintah saat ini telah memberlakukan larangan penggunaan senjata air untuk Songkran sehubungan dengan situasi Covid-19 di negara itu. Masker juga masih harus dikenakan di depan umum dengan pelanggar berulang menghadapi denda hingga 20 ribu baht (S$800) untuk pelanggaran berulang.

Kenapa Pesawat Lepas Landas dan Mendarat Melawan Arah Angin?

Secara sederhana, seharusnya pesawat akan lebih mudah lepas landas dan mendarat dengan dorongan angin. Namun, ternyata justru sebaliknya. Lantas, kenapa pesawat lepas landas dan mendarat melawan arah angin atau berlawanan dengan arah angin?

Baca juga: Ternyata, Pesawat Tak Selalu Ngebut di Runway untuk Bisa Terbang, Ini Alasannya

Kita tahu, sebelum mulai memulai penerbangan, pilot dan kopilot biasanya akan bertemu untuk membahas berbagai hal, seperti rute yang dilalui, bahan bakar minimum (bergantung pada jumlah awak, penumpang, kargo, cuaca, dan kemungkinan rintangan selama penerbangan), informasi cuaca, arah angin, dan informasi bandara tujuan serta bandara yang dilalui sepanjang perjalanan.

Semua ini menjadi kewajiban pilot sebelum memulai penerbangan dan memegang peran vital terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan.

Pilot juga perlu menghitung jarak pendaratan atau landing distance. Proses menentukan ini berdasarkan faktor eksternal tidaklah mudah.

Pada pesawat-pesawat tua, pilot harus menghitung secara manual. Namun, pada pesawat terbaru, seperti Boeing 737 Dreamliner dan Airbus A350, pilot cukup memasukkan angka-angka ke komputer (onboard performance tool) dan rekomendasi pun keluar. Dengan begitu, potensi kesalahan cenderung berkurang dibanding dengan menghitung secara manual.

Dari informasi pra penerbangan, termasuk berat total pesawat ditambah bahan bakar, penumpang dan kargo, panjang runway, arah angin, serta kecepatan angin, pilot sudah dibekali dengan kemampuan menghitung berapa kecepatan yang dibutuhkan pesawat untuk bisa lepas landas. Dari sini kemudian diketahui, apakah pesawat perlu melesat dengan kecepatan penuh di runway atau tidak.

Baca juga: Berapa Detik Pesawat Melesat di Runway untuk Bisa Terbang? Ini Jawabannya

Sebagaimana yang umum diketahui, pesawat bisa terbang disebabkan oleh adanya empat gaya. Gaya thrust (gaya dorong), lift (gaya angkat), weight (gaya berat), dan drag (gaya ke belakang atau menarik mundur). Gaya lift ini memainkan peranan penting dalam mengangkat pesawat saat lepas landas ke arah berlawanan dengan angin.

Dilansir monroeaerospace.com, mayoritas pesawat memang lepas landas dengan melawan arah angin. Saat melawan arah angin, gaya yang datang pada sayap menyebabkan dorongan ke atas (upward thrust).

Dengan begitu, pesawat bisa lepas landas dengan kecepatan rendah atau tanpa garus ngebut karena dibantu dengan angin yang mendorong sayap ke atas dan menyebabkan lift, sesuai dengan hukum ketiga Newton tentang gerak, yang menyatakan bahwa setiap gaya pada suatu benda akan menyebabkan gaya yang sama besar dalam arah berlawanan. Itulah mengapa pesawat lepas landas ke arah angin atau berlawanan dengan arah angin.

Begitu juga dengan mendarat. Pesawat di dunia pada umumnya juga melawan arah angin. Jelang pendaratan, selain menurunkan ketinggian, pesawat juga mesti menurunkan kecepatan. Ada berbagai cara menurunkan kecepatan saat di udara jelang mendarat, mulai dari menurunkan landing gear sampai melawan arah angin.

Baca juga: Setelah 100 Tahun Lebih, Ilmuan Sedunia Masih Bingung Jelaskan Mengapa Pesawat Bisa Terbang

Ketika mendarat pun, selain menurunkan kecepatan dengan flap and slat serta engine reverse, itu juga dibantu dengan dorongan angin yang berlawanan dengan pesawat. Ini pula alasan mengapa pesawat melawan arah angin saat mendarat.

Berbeda dengan lepas landas dan mendarat, saat cruising di udara, pesawat justru terbang searah dengan arah angin. Ini akan membuat pesawat lebih efisien dalam mempertahankan ketinggian dan meningkatkan kecepatan.

Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dipasang

Instalasi atau pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai dipasang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hadir langsung menyaksikan instalasi perdana rel KJCB yang berlangsung di Depo Tegaluar, Jawa Barat, pada Rabu (20/4).

Menhub mengatakan, proyek KCJB merupakan proyek strategis nasional dan menjadi simbol persahabatan antara negara Indonesia dengan Tiongkok. “Proyek ini juga menggunakan teknologi transportasi yang pertama kalinya ada di Asia Tenggara. Saya bangga dan apresiasi dengan apa yang sudah dilakukan, dengan memasang rel menggunakan teknologi yang tinggi,” kata Menhub.

Instalasi rel yang dilakukan menggunakan teknologi yang berbeda dengan proyek kereta api lainnya di Indonesia. Dimana, sebelum dilakukan pemasangan rel, terlebih dahulu dilakukan penyambungan rel per 50 meter menjadi rel utuh sepanjang 500 meter. Dengan cara ini, durasi pemasangan rel secara keseluruhan akan menjadi lebih cepat.

Menhub meminta PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) khususnya kepada konsorsium BUMN baik Indonesia maupun Tiongkok terus bersinergi dalam menyelesaikan proyek KCJB sesuai dengan target, dengan tetap mengutamakan pemenuhan kualitas pekerjaan serta keselamatan kerja.

Pada kesempatan yang sama, Dirut KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, progres proyek KCJB ini sudah mencapai 82 persen, dengan target selesai dan dioperasikan pada tahun 2023. Ia menambahkan, saat ini tengah dilakukan pelatihan bagi para masinis yang akan mengoperasikan kereta cepat tersebut.

Kereta Cepat Jakarta Bandung dibangun sepanjang 142,3 km dari Stasiun Halim, Jakarta sampai dengan Depo Tegaluar, Jawa Barat. Kehadiran kereta cepat ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas pergerakan penumpang khususnya dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya, serta untuk membangun pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di wilayah yang dilalui jalur kereta cepat.

Pasca Mobil Tabrak KRL, Perlintasan Liar Rawageni Ditutup Permanen

Pasca kecelakaan minibus menabrak Kereta Rel Listrik (KRL) di perlintasan Rawageni, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat membuat perjalanan KRL terhambat dan menimbulkan kepadatan penumpang di tiap stasiun. Kepadatan penumpang terlihat di Stasiun Depok pagi tadi. Karena perjalanan KRL alami antrian mulai dari Stasiun Citayam hingga Bojonggede.

Baca juga: Begini Cara Agar Terhindar dari Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api

Mobil berplat nomor B 1563 NYZ itu ringsek setelah terseret sejauh sekira 10 meter setelah dihantam KRL yang melintas. Menurut keterangan Endi Rais, penjaga palang perlintasan, kondisi jalur Citayam cukup padat saat insiden terjadi. Endi mengatakan bahwa saat itu pintu palang sudah ditarik dan dalam kondisi setengah tertutup.

KRL seri 205.24 + 25 yang tertabrak minibus juga alami ringsek dibagian bemper. Terdiri dari 12 kereta, rangkaian tersebut langsung terhenti di kilometer 34+4/5. Beruntung, KRL yang tertabrak tidak mengalami anjlok bagian roda. Sesaat setelah kejadian, penumpang sempat dievakuasi ke rangkaian KRL nya dengan penyelamatan darurat, yaitu menyebrang menggunakan kursi interior KRL yang di jadikan jembatan melalui pintu KRL.

Baca juga: Setelah Kemayoran, Perlintasan Sebidang Pasar Senen Siap–siap Ditutup 

Pasca kejadian tersebut pihak KAI Commuter akhirnya menutup secara permanen dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Tak hanya perlintasan liar Rawageni yang ditutup, beberapa perlintasan liar antara petak Stasiun Citayam dan Stasiun Depok perlu dievaluasi dan bisa jadi ditutup guna menghindari kecelakaan. Karena masih banyaknya jalan pintas yang terhubung dengan pemukiman warga menuju Jalan Raya Citayam yang kebanyakan menyeberangi rel kereta api. (PRAS – Cinta Kereta Api)

Lima Alasan Penumpang Pesawat Wajib Wrapping Bagasi

Layanan baggage wrapping atau wrapping bagasi mungkin belum banyak diminati penumpang pesawat. Dari jutaan penumpang pesawat (sebelum pandemi), tidak sampai 50 persennya yang membeli jasa layanan wrapping bagasi di bandara. Alasannya bisa sangat beragam, salah satunya biaya.

Baca juga: Tips – Cara Agar Koper Anda Lebih Cepat Keluar di Baggage Carousel

Meskipun harga terkadang jadi halangan, namun, itu berbanding lurus dengan sederet manfaat yang didapat penumpang. Dilansir dari berbagai sumber, ini lima alasan mengapa penumpang pesawat wajib me-wrapping bagasi.

1. Aman dari pencurian

Keamanan tidak bisa ditawar-tawar, bukan? Terlebih barang yang ada di dalam koper penumpang sangat berharga.

Mengingat penumpang tidak pernah bertemu dan memonitor koper bagasi bawannya sejak diserahkan di konter check-in sampai tiba di bandara tujuan, akan lebih aman dan nyaman bila koper di wrapping untuk meningkatkan keamanan dan mencegah oknum bandara mencuri barang bawaan Anda yang berharga.

2. Pelayanan cepat

Meski banyak penyedia jasa wrapping bagasi, seperti Diva Baggage Wrapping dan lainnya, tapi pada umumnya wrapping bagasi tidak menyita banyak waktu. Pada umumnya, koper dililit plastik wrapping lima kali dengan posisi koper horizontal dan lima lilitan vertikal. Durasinya paling cepat sekitar satu menit dan paling lama hanya lima menit dalam kondisi normal.

3. Harga wajar

Tarif layanan wrapping bagasi di bandara pada umumnya sebesar Rp 50 ribu, baik di bandara besar seperti bandara internasional maupun bandara lainnya. Harga sebesar itu, bila dibandingkan dengan manfaatnya, seperti mencegah kehilangan barang berharga di dalam koper, mencegah lecet pada koper atau bagasi, dan tentu saja memudahkan identifikasi koper saat di conveyor belt atau baggage conveyor bandara tujuan.

Baca juga: Luggage Wrapping di Bandara, Seberapa Besarkah Perannya Untuk Melindungi Koper Anda?

4. Plastik ramah lingkungan dan aman

Meski melibatkan plastik, namun, seiring waktu, penyedia jasa layanan wrapping bagasi di bandara sudah menggunakan plastik ramah lingkungan. Selain itu, plastik juga tidak beracun dan 100 persen dapat didaur ulang.

5. Banyak manfaat

Selain membuat isi dalam koper aman, wrapping bagasi juga membuat koper terhindar dari lecet saat proses bongkar muat kargo, serta memudahkan penumpang atau pemilik mengidentifikasi kopernya agar tak tertukar dan mudah ditemukan saat di baggage handling atau baggage conveyor.

Ketika Terbang Tanpa Masker Diizinkan, Haruskah Khawatir Terular Covid?

Baru-baru ini, hakim federal AS menangguhkan mandat masker pada transportasi umum termasuk penerbangan. Ini kemudian membuat beberapa masakapai besar di AS seperti Delta, United dan Southwest menjadikan masker sebagai pilihan penumpang untuk digunakan atau tidak.

Baca juga: Tolak Pakai Masker dan Serang Pramugari, Penumpang Pesawat Dibayangi Denda Nyaris Rp1 Milyar

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencoba untuk memperpanjang mandat masker yang awalnya dimaksudkan untuk berakhir pada hari Senin (18/4/2022) menjadi awal Mei karena kekhawatiran atas varian BA.2 Omicron yang dominan, yang menyebabkan meningkatnya kasus Cocid di AS.

Dilansir KabarPenumpang.com dari fortune.com (19/4/2022), industri penerbangan berpendapat bahwa terbang sebenarnya lebih aman daripada bentuk aktivitas dalam ruang lain seperti makan. Selain itu sebagian karena sistem penyaringan tingkat tinggi pesawat yang dapat menghilangkan tetsan yang membawa virus corona.

Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), sistem penyaringan pesawat memperbarui udara di dalam kabin setiap tiga menit sekali, yang kira-kira sepuluh kali lebih sering daripada sirkulasi udara di gedung perkantoran. Tetapi sistem penyaringan efektif pesawat meninggalkan bahaya tertular Covid dari udara yang belum disaring.

Untuk penumpang, itu mungkin berasal dari kontak dengan tetesan udara dari seseorang yang dekat, seperti penumpang tetangga atau seseorang yang bepergian ke dan dari bagian pesawat yang berbeda. Pesawat juga mematikan sistem filtrasinya selama naik dan turun pesawat, serta selama pemberhentian pengisian bahan bakar dalam perjalanan.

Periode-periode ini adalah titik ketika sebagian besar penumpang cenderung bergerak di sekitar pesawat saat mereka menangani barang bawaan mereka, yang dapat meningkatkan risiko penularan. Selain itu, sistem filtrasi mungkin tidak sebaik selama bagian lain dari proses perjalanan udara, seperti saat penumpang berbaris di jembatan jet yang menghubungkan gerbang bandara ke pesawat.

Masker yang digunakan penumpang memiliki dua tujuan, yakni mencegah pembawa Covid yang akan menularkan virus ke orang lain. Selain itu juga melindungi pemakainya dari penularan Covid dari orang lain. Masker berbeda dalam hal tingkat perlindungannya, terutama mengenai varian Covid yang lebih menular seperti Omicron, dengan masker N95 memberikan perlindungan paling banyak dan masker kain memberikan perlindungan paling sedikit.

“Karena sulitnya menentukan bagaimana dan kapan seseorang dalam penerbangan mungkin tertular Covid, kami tidak memiliki gambaran yang jelas tentang betapa mudahnya tertular Covid di pesawat. Namun beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa penggunaan masker pada penerbangan memang membantu mencegah penularan, setidaknya di awal pandemi,“ ujar IATA.

Sebuah studi pada September 2020 tidak menemukan kasus penularan dalam penerbangan jarak jauh oleh Emirates dari Dubai ke Hong Kong. Studi lain, dari Maret 2021, memperkirakan bahwa mengizinkan layanan makan satu jam selama penerbangan 12 jam maka kemungkinan infeksi sebesar 59 persen dibandingkan dengan skenario ketika masker tetap dipakai selama penerbangan.

Baca juga: easyJet Tambah Daftar Maskapai yang Izinkan Penumpang Lepas Masker di Pesawat

Namun, penelitian ini dilakukan sebelum varian Omicron yang lebih menular muncul. Pada bulan Desember, kepala penasihat medis IATA memperkirakan bahwa penumpang memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar untuk terkena Omicron di pesawat dibandingkan dengan varian Covid sebelumnya.

Imbas Perang Ukraina, Ada Sentimen Hilangkan Tanda Berbahasa Rusia di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

Buntut invasi Rusia ke Ukraina rupanya berimbas ke Negeri Sakura, dimana telah tercipta diskriminasi atas beragam hal yang ‘berbau’ Rusia. Sikap Pemerintah Jepang yang mendukung posisi dan perjuangan Ukraina, telah memicu sentimen di fasilitas transportasi.

Baca juga: Akhirnya Robot Pembuat Mie Soba Mulai Beroperasi di Stasiun Jepang

KabarPenumpang.com dari soranews24.com (19/4/2022), diskriminasi tersebut terjadi di Stasiun Ebisu yang dioperasikan oleh East Japan Railway Company (JR East) dan operator kereta bawah tanah Tokyo Metro. Insiden tersebut karena di dalam stasiun ini tepat sebelum keluar dari gerbang tiket, ada empat rambu di atas kepala yang memandu pemindahan penumpang ke Jalur Hibiya yang ditulis dalam bahasa Jepang, Inggris, Korea dan Rusia.

Namun pada 7 April kemarin, bahasa Rusia itu menghilang secara misterius dan ada selembar kertas putih panjang yang menutupinya. Tak hanya itu, ada tanda yang lebih kecil yang bertuliskan “調整中” (“chhousei chuu” atau “sedang disesuaikan”) menempel di atasnya.

Hilangnya bahasa Rusia yang secara tiba-tiba itu disadari oleh para penumpang. Mereka bertanya mengapa itu satu-satunya tanda yang dihapus dari tampilan di media sosial. Mengingat sentimen anti-Rusia saat ini meningkat secara internasional karena invasi Rusia ke Ukraina, banyak yang melihatnya sebagai langkah diskriminatif.

Ini kemudian menggelitik minat media yang berbondong ke Stasiun Ebisu untuk melaporkan situasi dan menanyai petugas stasiun terkait hal itu. Adanya insiden ini, JR East mengungkapkan bahwa menutup tanda tersebut karena dua alasan yakni pengunjung asing berkurang karena pandemi dan adanya keluhan pelanggan yang mengatakan tanda berbahasa Rusia tidak menyenangkan.

Tanda itu ditutup hingga 14 April kemarin, tetapi setelah perhatian media menyebar atas insiden tersebut, JR East memutuskan untuk mengubah pendiriannya pada tanda tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan harus mengembalikannya ke keadaan semula, mengingat kebutuhan pelanggan mereka.

Tanda berbahasa Rusia yang dianggap merusak pemandangan karena invasi Rusia ke Ukraina, awalnya dipasang untuk membantu pengunjung asing ke Jepang selama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Meskipun Olimpiade sudah berakhir, penumpang berbahasa Rusia masih menggunakan stasiun ini, karena stasiun ini menawarkan rute langsung ke Kedutaan Besar Rusia di Minato Ward Tokyo. Pemindahan ke Jalur Hibiya dapat menjadi hal yang membingungkan, itulah sebabnya mengapa rambu-rambu diperlukan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Korea, karena jalur tersebut juga menawarkan rute langsung ke Kedutaan Besar Republik Korea (Korea Utara).

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyembunyikan tanda berbahasa Rusia di stasiun, JR East akhirnya mendiskriminasi segmen dari mereka juga.

“Kami meminta maaf karena menyebabkan kesalahpahaman yang terkait dengan diskriminasi rasial,” ujar JR East.

Baca juga: Keluarkan Unek-Unek Selama Bekerja, Petugas Stasiun Kereta Api Jepang Curhat di Twitter

Sangat menggembirakan mengetahui bahwa pelanggan Jepang tidak takut untuk menyebut praktik diskriminatif saat mereka melihatnya. Karena, seperti yang dipelajari sebelumnya dengan kasus vandalisme tanda di toko Rusia di Tokyo bulan lalu, permusuhan terhadap orang Rusia saat ini sayangnya mengingatkan pada permusuhan terhadap orang Asia atas pandemi virus corona.