Progress Rail Pasok 54 Unit Lokomotif ‘Ramah Lingkungan’ CC205 ke PT KAI

PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Progress Rail melakukan penandatanganan Kontrak Kerja Sama pengadaan 54 lokomotif di Gedung Jakarta Railways Center, Jakarta Pusat. Penandatanganan perjanjian ini dilakukan oleh Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa dan Area Sales Director Asia Pacific and South East Asia Progress Rail Matthew Dunwoodie dan disaksikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal, Commercial Attaché Kedutaan Besar Amerika Serikat Melissa A. Marszalek, serta Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo. Baca juga: General Electric CC206, Generasi Lokomotif Termodern PT KAI “Penandatanganan kontrak ini adalah sebagai wujud nyata kehadiran pemerintah dalam menyediakan transportasi kereta api untuk masyarakat melalui layanan KAI. Lokomotif ini dilengkapi dengan teknologi terbaru dan fitur-fitur yang ramah lingkungan. Sehingga mampu untuk mencapai standar yang tinggi dalam mendukung keberlangsungan lingkungan,” ujar Didiek di Jakarta, Kamis (15/2), seperti dikutip Koran Jakarta. Kesepakatan ini merupakan salah satu langkah strategis KAI dalam rencana pengembangan angkutan barang di Sumatera Selatan. Pengadaan sarana sejumlah 54 lokomotif baru ini, merupakan kelanjutan dari pembelian 91 lokomotif sebelumnya yang telah KAI terima sejak tahun 2011. Lokomotif yang akan didatangkan tersebut berjenis GT38AC atau yang dikenal di Indonesia sebagai CC205. Kemampuan menarik kereta atau gerbong yang besar dari jenis lokomotif ini telah memberikan dampak yang signifikan dalam hal efisiensi dan emisi karbon yang dikeluarkan. “Lokomotif jenis ini dirancang khusus untuk lingkungan Asia Tenggara dan telah terbukti beroperasi secara baik dengan menggunakan bahan bakar biodiesel (B35) yang ramah lingkungan. Fitur-fitur lokomotif ini di antaranya memiliki mesin 710 delapan silinder, motor traksi AC yang kuat dan tahan lama, serta rancangan kabin dan bodi lokomotif yang mendukung visibilitas masinis,” katanya. Ke-54 lokomotif tersebut akan datang secara bertahap mulai April 2025 hingga April 2026. Pengadaan lokomotif tersebut akan mendukung target 85 juta ton angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan di tahun 2026, dimana pada 2023 telah tercapai sebanyak 51 juta ton. Pembelian lokomotif ini juga dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan energi domestik dan memenuhi permintaan energi di dunia internasional yang terus meningkat.
Lokomotif CC205 Batch 3 Tiba di Indonesia, Dukung Mobilitas Kereta Barang dan Penumpang
Progress Rail Progress Rail adalah anak perusahaan dari Caterpillar yang fokus pada solusi transportasi rel, termasuk pembuatan dan perawatan lokomotif, serta layanan terkait lainnya. Progress Rail telah berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam industri transportasi rel, dengan menyediakan berbagai produk dan layanan untuk mendukung operasi rel di seluruh dunia. Kantor pusat Progress Rail terletak di Albertville, Alabama, Amerika Serikat. Progress Rail juga memiliki kantor cabang dan fasilitas produksi di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk mendukung operasinya dalam industri transportasi rel.

Hari Ini dalam Sejarah, Helikopter BO-105 Terbang Perdana, Ikut Jadi Kebanggaan di Indonesia

Hari ini, 57 tahun lalu yang bertepatan dengan 16 Februari 1967, menjadi momen bersejarah dalam industri helikopter dunia, yakni merupakan tanggal penerbangan perdana (first flight) BO-105 oleh Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), pabrikan dirgantara asal Jerman Barat. Baca juga: Mengenal Jasa Penerbangan Charter di Indonesia Menyebut nama BO-105 tentu tak asing lagi, diproduksi secara lisensi oleh PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN), helikopter ini lekat dengan label NBO-105 dan secara luas digunakan oleh institusi militer, kepolisian, pemerintahan dan swasta. BO-105 adalah helikopter ringan bermesin ganda yang dikembangkan oleh Bölkow dari Ottobrunn, Jerman Barat. Debut yang melekat pada BO-105 pada saat diperkenalkan adalah sebagai helikopter bermesin ganda ringan pertama di dunia, dan helikopter pertama yang dapat melakukan manuver aerobatik seperti loop terbalik – yang pernah diperlihatkan dalam Indonesia AirShow 1986. BO-105 menampilkan sistem rotor tanpa engsel yang revolusioner dan menjadi inovasi perintis dalam segmen helikopter ketika diperkenalkan ke dalam layanan pada tahun 1970. Fasilitas produksi utama BO-105 berlokasi di Jerman dan Kanada. Namun, karena tingkat penjualan ekspor yang meningkat, maka jalur produksi tambahan didirikan di Spanyol, Indonesia, dan Filipina. MBB kemudian menjadi bagian dari Eurocopter pada tahun 1991, yang melanjutkan produksi BO-105 series hingga tahun 2001. BO-105 secara resmi diganti dalam rangkaian produk Eurocopter dengan seri Eurocopter EC135 yang lebih baru. Sejak diproduksi tahun 1967 sampai tahun 2001, total 1.500 unit BO-105 telah diproduksi dalam berbagai varian. Lisensi atas produksi NBO-105 pada tahun 1976, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, khususnya PT IPTN. Meski jalur produksinya kini telah dihentikan, namun, total PT IPTN telah memproduksi 123 unit NBO-105, bahkan ada satu unit yang diekspor ke Yordania. Varian yg diproduksi oleh PT IPTN adalah NBO-105 CB, NBO-105 CBS (versi yang diperpanjang mulai produksi pada helikopter ke 101 dan seterusnya) dan NBO 105S (versi yang diperpanjang juga). Dari keseluruhan helikopter, hanya rotor dan transmisi yg disuplai oleh Jerman. Baca juga: Ternyata! British Airways Pernah Operasikan Helikopter Angkut Berat CH-47 Chinook Pengguna utamanya di Indonesia adalah TNI AD, TNI AL dan Polri. Namun, NBO-105 juga digunakan oleh instansi sipil seperti Kementerian Kehutanan RI, PT ATS (AIR Transport Services), Surya Air (PT Gudang Garam), Basarnas dan Pelita Air Service

Sajian Makanan di Pesawat Wajib Ekstra Bumbu, Inilah Alasannya!

Apa yang Anda rasakan saat menyantap makanan dalam pesawat di penerbangan layanan penuh alias full service? Kebanyakan orang menyebut ada sesuatu yang terasa berbeda dari makanan yang biasanya Anda santap kala di daratan, padahal bisa disebut makanan yang Anda santap serupa nama menunya. Baca juga: Selera Makan Berubah Dalam Penerbangan? Inilah Sebabnya KabarPenumpang.com merangkum dari menshealth.com.sg (12/6/2017), pangkal musababnya di ketinggian 30 ribu kaki (9,1 km), biasanya selera dan indera penciuman Anda adalah hal yang pertama berubah. Sebab, semakin tinggi pesawat, maka semakin tinggi pula tekanan udara dan kelembaban di kabin akan menurun. Biasanya kelembaban dalam kabin hanya 20 persen yakni lebih rendah 10 persen dari di rumah Anda. Director of the National University of Singapore’s (NUS) food science and technology programme, Profesor Zhuo Weibiao mengatakan, bau dan selera Anda akan berubah relatif karena tekanan lingkungan dan kelembaban yang berbeda di udara. Tak hanya itu, kebisingan dan guncangan juga sedikit memengaruhi selera makan. Tahun 2010 lalu, sebuah penelitian dilakukan oleh Institut Fraunhofer Jerman yang ditugaskan oleh maskapai Jerman Lufthansa, menemukan bahwa kombinasi kekeringan dan tekanan rendah bisa mengurangi kepekaan rasa pada makanan manis dan asin sekitar 30 persen. Karena tekanan udara yang turun, memaksa cairan tubuh naik. Baca juga: Gandeng Merek Restoran Ternama, Dongkrak Popularitas Layanan Penerbangan Berkurangnya tingkat kelembaban, bisa membuat tenggorokan Anda sedikit kering dan membuat tekanan udara dan sensor bau ke otak dan indera perasa mengalami perbedaan. Ini membuat Anda seperti sedang flu dimana saat merasa dingin, lendir pada hidung akan mengering dan mengurangi bau serta indera perasa. Selain kelembaban dan tekanan udara, para psikolog juga menemukan hal baru yakni, dimana kebisingan bisa memengaruhi selera makan Anda dalam pesawat. Studi yang dilakukan tahun 2015 pada labratorium Makan dan Minuman Cornell Univesity menunjukkan bahwa persepsi seseorang tentang perubahan rasa dalam kabin pesawat yang memiliki kebisingan lebih dari 85 desibel. Guncangan pesawat juga bisa menstimulasi saraf telinga tengah dan membuat intensitas rasa manis menurun. Umami, adalah rasa yang sering disebut selera makan kelima untuk cita rasa gurih sehingga menjadi lebih terkonsentrasi. Saat ini, untuk mengatasi selera makan yang berubah, maskapai penerbangan menemukan solusi-solusi menarik. British Airways, menggunakan soundtrack pada headphone agar sesuai dengan makanan yang disajikan. Sealin itu penambahan bumbu juga diperlukan untuk membuat makanan memiliki rasa dan tidak hambar saat dimakan. Baca juga: Ada ‘Sesuatu’ di Hidangan Full Service, Antara Fakta dan Sensasi dalam Penerbangan Sebenarnya, penambahan garam dan gula yang berlebih pada makanan, untuk membuat lidah Anda merasakan nikmatnya makanan bisa membuat makanan menjadi kurang sehat dari nilai gizi. Peneliti merekomendasikan agar katering maskapai menambah bumbu untuk membuat makanan dalam penerbangan lebih enak. Seperti kari, yang cenderung lebih bertahan dengan baik dan memiliki kelembaban lebih banyak dari bumbu lainnya. Baca juga: Sajikan Hidangan Khas Menu di Pesawat, Air New Zealand Buka Restoran Pop Up Beberapa koki penerbangan juga tampil dengan menu yang kaya akan umami (penyedap rasa), yang tidak terpengaruh oleh ketinggian. Inilah sebabnya mengapa banyak menu dalam penerbangan menampilkan hidangan dengan jamur, tomat dan kecap berbasis kecap. Makanan dalam penerbangan juga menjadi percobaan sains, dengan perusahaan penerbangan menguji makanan di lingkungan yang meniru kabin pesawat. Penyedia katering penerbangan, Sats, yang dioperasikan oleh Singapore Airlines, memiliki kabin pesawat simulasi di pusat katering in-flight mereka di Bandara Changi, dimana makanan dimasak dan diuji dalam kondisi tekanan rendah. Banyak piring dalam penerbangan telah dikembangkan oleh perusahaan penerbangan berdasarkan penelitian di fasilitas ini. Rasa anggur diketahui juga terasa berbeda dalam penerbangan.

Outflow Valve, ‘Penyambung Nyawa Penumpang’ dari Perubahan Tekanan Kabin Pesawat

Mungkin Anda pernah mendengar insiden adanya perubahan tekanan udara yang tiba-tiba pada kabin. Tentu itu kondisi yang sangat rawan bagi keselamatan penumpang. Meski penyebabnya bisa karena beberapa faktor, namun salah satunya bisa terjadi terkait dengan outflow valve. Nah, mengingat peran vital dari outflow valve, maka ada baiknya Anda mengenal perangkat ini. Baca juga: Bila Awak Kabin Lupa Mengatur Tekanan Udara, Inilah yang Akan Terjadi Pada Penumpang! Dari definisi, outflow valve adalah sebuah komponen pada pesawat yang mengatur aliran udara keluar dari kabin. Fungsinya adalah untuk menjaga tekanan udara di dalam kabin agar tetap stabil selama penerbangan. Outflow valve akan membuka atau menutup sesuai dengan perintah dari sistem pengatur tekanan kabin untuk mempertahankan tekanan udara yang aman dan nyaman bagi penumpang dan awak pesawat. Outflow valve sangat penting bagi penumpang pesawat karena berperan dalam menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam kabin selama penerbangan. Tanpa outflow valve yang berfungsi dengan baik, tekanan udara di dalam kabin dapat berubah secara tiba-tiba, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, seperti sakit telinga atau tekanan pada tubuh. Sementara, jika outflow valve mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah dalam kabin pesawat, antara lain: Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba Tanpa pengaturan yang tepat dari outflow valve, tekanan udara di dalam kabin dapat berubah secara tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, seperti sakit telinga atau tekanan pada tubuh. Kondisi tidak aman Jika tekanan udara di dalam kabin tidak teratur, hal ini dapat menciptakan kondisi yang tidak aman bagi penumpang dan awak pesawat. Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba juga dapat menyebabkan kerusakan struktural pada pesawat. Kehilangan kontrol tekanan kabin Outflow valve juga berperan dalam menjaga tekanan udara yang sesuai di dalam kabin. Jika outflow valve tidak berfungsi, maka kontrol tekanan udara di dalam kabin menjadi sulit, yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Pada Kondisi Darurat Ini, Masker Oksigen Akan Turun Secara Otomatis di Kabin Pesawat
Karena itu, outflow valve harus selalu dalam kondisi baik dan berfungsi dengan optimal untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam kabin pesawat selama penerbangan. Apabila terjadi kerusakan atau masalah dengan outflow valve, maka perlu dilakukan perbaikan atau penggantian segera untuk mencegah potensi masalah keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang.

Garuda Indonesia Bekerjasama dengan RSUP Persahabatan untuk Angkut Live Human Organ

Garuda Indonesia bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menandatangani Nota Kesepahaman terkait pengangkutan Live Human Organ (LHO) yang dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari 2024. Baca juga: Kenapa Pesawat MD-11 Laris Dipakai Penerbangan Kargo tapi Tidak Penerbangan Penumpang Melalui jalinan kerjasama ini, nantinya Garuda Indonesia mendukung layanan kesehatan RSUP Persahabatan sebagai salah satu rumah sakit pusat rujukan penyakit pernapasan berskala nasional khususnya terkait dengan prosedur transplantasi dengan memfasilitasi pengiriman LHO ke berbagai destinasi yang dilayani oleh Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan bahwa langkah kolaborasi Garuda Indonesia bersama RSUP Persahabatan ini merupakan salah satu wujud komitmen berkelanjutan sebagai national flag carrier untuk senantiasa hadir mendukung upaya optimalisasi layanan masyarakat khususnya layanan kesehatan melalui layanan penerbangan yang aman, nyaman dan terpercaya. “Sebagai pelaku industry penerbangan yang dikenal sebagai industry yang highly regulated, kami menjadikan regulatory compliance di seluruh aspek pelayanan dan penanganan Garuda Indonesia sebagai prioritas utama, baik terhadap penumpang, bagasi, maupun cargo. Di sisi yang lain, Garuda Indonesia sebagai maskapai yang mengedepankan layanan premium tentunya akan menjadi mitra yang saling menghadirkan added value bagi RSUP Persahabatan khususnya dalam aspek ketepatan waktu dalam mengirimkan LHO yang dibutuhkan oleh rumah sakit penerima,” kata Irfan. Lebih lanjut, penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak tersebut tentunya menandai komitmen Garuda Indonesia dan RSUP Persahabatan khususnya dalam meningkatkan perkembangan wisata kesehatan di Indonesia yang terus mencatatkan tren yang positif. Hal tersebut dibuktikan oleh studi yang dilaksanakan oleh Global SPA & Welness Summit (GSS) dan Stanford Research Institute (SRI) pada tahun 2011 yang memproyeksikan sekitar 17,6 juta wisatawan telah melakukan perjalanan untuk kesehatan. Irfan melanjutkan, “Seiring dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan medical tourism di Indonesia, kesepakatan bersama RSUP Persahabatan ini tentunya menjadi sebuah milestone tersendiri bagi kami sebagai penyedia infrastruktur konektivitas udara yang andal dan terpercaya untuk turut mendukung pengembangan transportasi medis di Indonesia.” Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanta, pada kesempatan tersebut menyambut baik kerjasama dengan Garuda Indonesia ini., “Sebagaimana yang kita ketahui transplantasi merupakan prosedur yang sangat rumit, maka sistem transportasi yang reliable untuk membawa atau mengirimkan Live human organ (LHO) dalam tingkat akurasi waktu yang tinggi menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan, terlebih ketika rumah sakit asal donor dan rumah sakit resipien berada di dua lokasi —kota atau pulau— yang berbeda.
Eksplorasi Sektor Kargo, Garuda Indonesia Group Luncurkan “Tauberes”
Dengan didukung dengan layanan dan jangkauan penerbangan Garuda Indonesia, kiranya dapat mengoptimalkan kebutuhan pengiriman LHO secara cepat dan dengan demikian, dapat membantu lebih banyak pasien yang membutuhkan di berbagai wilayah di Indonesia.”

Terpeleset di Pantry, Mantan Pramugara Singapore Airlines Tuntut Kompensasi $1,2 Juta

Seorang awak kabin (pramugara) Singapore Airlines telah menggugat maskapai tersebut dengan tuntutan senilai $1,2 juta setelah mengalami insiden terpeleset dan jatuh selama penerbangan dari Bandara San Francisco (SFO) ke Bandara Changi Singapura (SIN). Baca juga: Viral, Wanita Ini Pipis di Pantry Pesawat Sesaat Sebelum Lepas Landas Berdasarkan laporan CNA, kasus ini sedang berlangsung di pengadilan. Kasus ini melibatkan insiden di mana seorang awak kapal menuduh bahwa Singapore Airlines gagal menyediakan lingkungan kerja yang aman di dapur (pantry) pesawat Airbus A350-900 yang melayani rute SFO-SIN pada tanggal 5 September 2019. Menurut awak pesawat tersebut, pihak maskapai mengabaikan adanya minyak pelumas, serta tidak mencegah kecelakaan (terpeleset) yang menimpa awak kabin. Awak kabin yang nahas, Deurairaj Santiran, mengatakan kepada pengadilan bahwa dia melihat noda minyak di dapur kelas ekonomi A350 setelah petugas kebersihan kabin menyiapkan pesawat untuk keberangkatan. Santiran diduga memberi tahu atasannya, yang menginstruksikan agar tambalan minyak dibersihkan sebelum keberangkatan. Namun, upaya berulang kali gagal untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan Santiran menuduh awak kabin disarankan untuk mengatasinya. Deurairaj akhirnya terjatuh selama hampir dua jam sebelum pesawat mendarat dalam penerbangan selama 17 jam itu. Meskipun cedera tersebut tidak menjadi berita utama pada saat itu, Deurairaj membutuhkan kursi roda untuk membantu turun dari pesawat. Permintaan Deurairaj senilai $1,2 juta merupakan kompensasi atas hilangnya gaji karena kehilangan pekerjaan karena cedera. Deurairaj adalah seorang pramugara Singapore Airlines yang bekerja dari tahun 2016 hingga 2021. Singapore Airlines dan firma hukum yang mewakilinya di pengadilan tidak dapat menanggapi pertanyaan sebelum dipublikasikan. Sementara itu, maskapai ini mengoperasikan dua penerbangan harian ke SFO menggunakan A350-900. Penerbangan ini merupakan penerbangan terpanjang keempat berdasarkan jarak dalam jaringan rute Singapore Airlines.
Singapore Airlines Luncurkan Fifth Freedom Flight ke AS Setelah 13 Tahun
Singapore Airlines meluncurkan layanan ini ke SFO pada tahun 2018. Layanan dua kali sehari ini menggunakan konfigurasi kabin jarak jauh all-premium dan standar, yang memiliki 187 kursi kelas ekonomi. United Airlines juga mengoperasikan rute tersebut menggunakan 787-9 dan 777-300ER.

Mau Bawaan Anda Tiba Lebih Cepat di Ban Berjalan? Ini Kata Petugas Penanganan Bagasi

Naik pesawat dan membeli tiket kelas bisnis atau kelas satu dengan layanan premium biasanya tidak akan membuat Anda menunggu barang bawaan Anda di ban berjalan. Karena layanan premium biasanya mencakup dengan pengambilan barang kargo dan lebih dahulu dibandingkan dengan penumpang lainnya. Baca juga: Cepat Temukan dan Cegah Pencurian Bagasi, Universitas di India Hadirkan Solusi di Ban Berjalan Tak hanya itu, maskapai yang tidak memberikan bagasi cuma-cuma atau gratis juga mempercepat penumpang membawa barang bawaan mereka ke kabin. Ini juga bisa membuat penumpang lebih cepat keluar dari bandara. Namun bagaimana jika pesawat memberikan bagasi gratis dan penumpang memanfaatkan hal tersebut? Apakah barang akan cepat sampai di ban berjalan atau menghabiskan waktu menunggu barang dari kargo tiba dan baru keluar dari bandara? Biasanya barang bawaan tersebut akan keluar dari kargo dan masuk dalam gerobak pengangkut baru dikirim ke ban berjalan. Ini cukup lama dan bisa membuat jenuh penumpang yang menunggu barang mereka bisa diambil. KabarPenumpang.com melansir express.co.uk (30/1/2020), baru-baru ini seorang petugas penanganan bagasi mengungkapkan tips rahasia agar barang bawaan Anda dari dalam kargo tiba lebih dahulu. Petugas penanganan bagasi dari bandara utama di Amerika Serikat menuliskannya dalam forum di Reddit. Dia mengungkapkan bahwa, meski maskapai mengatakan penumpang harus tiba lebih awal dari jadwal keberangkatan. Namun ternyata datang sedikit terlambat punya manfaat yang baik. “Sebagian besar datang terlambat, tetapi tidak pada detik terakhir. Tasmu akan ditumpuk di gerobak dan menjadi yang pertama dimuat di pesawat. Tapi untuk yang belakangan datang maka akan menjadi yang terakhir dimuat dan akan datang pertama saat tiba di carousel,” tulis petugas tersebut. Baca juga: Di Changi, Koper dan Barang dari Kargo Berjalan ‘Santun’ di Conveyer Belt Menurutnya ini mungkin 70 sampai 80 persen efektif untuk dicoba. Sayangnya hal ini ternyata bisa berubah dan tak sesuai jika Anda melakukan perjalanan dengan transit penerbangan dan kargo berpindah ke pesawat lain.

Ramah Buat Pelancong, Inilah 5 Bandara Internasional yang Enak Buat ‘Tiduran’ Gratis

Beberapa bandara internasional dikenal sebagai ramah untuk tidur para pelancong yang mencari tempat untuk istirahat sementara tanpa membayar. Ini bisa menjadi opsi yang nyaman untuk mereka yang memiliki waktu tunggu yang panjang antara penerbangan atau terlambat malam. Beberapa bandara yang sering disebutkan dalam daftar bandara ramah untuk tidur pelancong termasuk: Bandara Internasional Changi, Singapura (SIN) Changi Airport dikenal luas sebagai salah satu bandara terbaik di dunia untuk tidur. Terdapat banyak area yang nyaman untuk tidur di terminal, termasuk kursi-kursi yang dirancang untuk istirahat dan beberapa ruang tidur berbayar. Bandara Internasional Schiphol, Amsterdam, Belanda (AMS) Schiphol memiliki berbagai area di terminalnya yang nyaman untuk tidur, termasuk beberapa “Lounge Rest Zones” dengan kursi dan sofa yang nyaman. Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar (DOH) Bandara Hamad menawarkan “Quiet Rooms” yang disediakan untuk penumpang yang ingin beristirahat tanpa biaya tambahan. Terdapat juga kursi-kursi dengan sandaran yang dapat digunakan untuk tidur. Bandara Internasional Taoyuan, Taipei, Taiwan (TPE) Taoyuan Airport memiliki beberapa “Rest Zones” di dalam terminal yang dilengkapi dengan kursi dan sofa untuk pelancong yang ingin beristirahat sementara. Bandara Internasional Narita, Tokyo, Jepang (NRT) Narita Airport memiliki beberapa area yang disediakan untuk tidur, termasuk kursi dengan sandaran yang cukup untuk pelancong yang ingin beristirahat.
Terpaksa Tidur di Bandara? 6 Tips Ini Bisa Anda Coba!
Harap dicatat bahwa kebijakan dan fasilitas di bandara dapat berubah, jadi selalu disarankan untuk memeriksa secara langsung dengan bandara terkait atau situs web mereka untuk informasi terbaru tentang kemudahan tidur dan kenyamanan di bandara.

Surge S32, Konvergensi Skuter dan Becak Listrik ala India

Meskipun becak otomatis berguna untuk mengangkut kargo atau penumpang di lingkungan perkotaan, skuter jauh lebih gesit dan lebih mudah untuk diparkir. Untuk itu Surge S32 menggabungkan konvergensi di antara keduanya dalam satu kendaraan modular, karena dilengkapi skuter yang dapat dilepas dari badan becak. Baca juga: OjO, Skuter Listrik Hasil Kolaborasi Austin Commuter Scooter Diproduksi oleh Surge Automobiles India, S32 serba listrik disebut-sebut sebagai “kendaraan beradaptasi segmen pertama di dunia.” Oleh karena itu, pengguna memerlukan surat izin LMV (Light Motor Vehicle) untuk mengemudikannya dalam mode becak, dan surat izin roda dua untuk mengemudi dalam mode skuter. Inti dari S32 adalah Advanced Modular Scalable Electric Platform (AMSEP). Ini berfungsi sebagai rangka becak, dan berisi baterai kendaraan yang dapat dilepas, mesin poros belakang, elektronik sistem penggerak, dan roda belakang. Area docking tersembunyi di bagian depan platform memungkinkan skuter dua tempat duduk ini ditempatkan di bagian belakang terlebih dahulu. Setelah berada di tempatnya, roda belakangnya akan tertarik ke arah dudukannya, menariknya dari tanah. Skuter kemudian berfungsi sebagai kokpit becak, ditambah roda depannya yang berfungsi ganda sebagai becak. Proses penyambungan/pemisahan kendaraan diklaim hanya memakan waktu tiga menit, dan cukup mengharuskan pengguna menekan tombol sambil memutar skuter masuk dan keluar. Perlu dicatat bahwa skuter ini memang memiliki baterai sendiri dan motor berkekuatan 6 kW, yang secara otomatis mulai digunakan hanya ketika dilepaskan dari becak – jika tidak, motor dan baterai becak akan melakukan semua pekerjaan tersebut. Sistem ini dikenal dengan nama Smart Switching Multi Powertrain (SSMP).
Mimo C1 Gabungkan Fungsi Skuter dan Troli
Surge berencana menawarkan empat badan becak yang berbeda, yang masing-masing hanya akan kompatibel dengan AMSEP yang dirancang untuk badan becak tersebut. Bodi PV memiliki ruang untuk dua penumpang di belakang pengemudi, LD dilengkapi tempat tidur kargo seperti truk pickup, HD memiliki kotak kargo tertutup, dan FB memiliki tempat tidur datar. Konfigurasi becak memiliki kecepatan tertinggi 45 km per jam, sedangkan skuter dapat melaju dengan kecepatan hingga 60 km per jam (sendiri). Anda dapat melihat S32 dalam aksi transformasinya, dalam video di bawah ini.

Hari Ini dalam Sejarah, Emirates Pesan 50 Pesawat 777 Senilai 18 Miliar Dollar, Terbesar Sepanjang Boeing Berdiri!

Hari ini, 13 tahun lalu, bertepatan dengan 13 Februari 2011, Emirates menandatangani pesanan pesawat Boeing 777 terbesar yang pernah ada. Maskapai yang berbasis di Dubai, Uni Emirate Arab itu, setidaknya menggelontorkan US$ 18 miliar, terbesar sepanjang sejarah Boeing dalam segi nilai kontrak. Angka tersebut, saat itu, masih mungkin membengkak mengingat Emirates terikat opsi tambahan 20 pesawat lagi. Baca juga: Panasonic dan Emirates Hadirkan Teknologi Hiburan Tingkat Tinggi di Boeing 777-300ER Dilansir Simple Flying, kisah Emirates dengan Boeing dimulai pada tahun 1992, dimana maskapai yang masuk dalam The Three Mega Carrier Timur Tengah itu memesan tiga 777-200, dan empat 777-200ER, dengan opsi untuk tujuh tambahan. Tetapi, seiring berjalannya waktu, sampai sebelum pergantian abad, hanya ada dua tambahan Boeing 777-200ER yang melengkapi barisan armada mereka. Memasuki abad ke-20, alih-alih mengendur akibat tekanan dari produsen pesawat asal Eropa, Airbus, hubungan Emirates-Boeing terus mesra dan semakin menguntungkan antara kedua belah pihak. Pada November 2005, disela-sela penyelenggaraan Dubai Air Show, Emirates menandatangani pesanan pesawat Boeing 777 terbesar sejak pertama pertama kali terbang perdana pada 1994. Dalam kesepakatan senilai US$9,7 miliar itu, Emirates mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk 24 pesawat 777-300ER, 10 777-200LR, dan delapan versi kargo 777F. Pesawat pertama dijadwalkan untuk dikirim dua tahun kemudian. Pada perhelatan yang sama tahun 2007, Emirates kembali memesan Boeing 777-300ER. Kali ini maskapai terbaik di dunia versi Sunday Times Top Brands Awards 2019 tersebut memesan sebanyak 12 pesawat. Emirates kembali menunjukkan ketertarikannya dengan Triple Seven pada gelaran Farnborough Air Show tahun 2011. Saat itu, maskapai menandatangani kesepatan pembelian 30 pesawat Boeing 777 lagi senilai US$ 9 miliar. Puncak pesanan Boeing 777 Emirates justru terjadi di gelaran sejenis di Dubai atau Dubai Air Show. Saat itu, Emirates memesan 50 Boeing 777-300ER dengan opsi tambahan 20 pesawat. Disebutkan, kesepatan itu bernilai sebesar US$ 18 miliar dan menjadi pesanan pesawat komersial terbesar Boeing berdasarkan nilai kontrak. Baca juga: Blak-blakan, Ternyata Ini Rahasia Emirates Jadi Operator A380 Terbesar di Dunia Usai pengiriman seluruh pesawat selesai, selama bertahun-tahun, Emirates tercatat telah mengoperasikan 190 Boeing 777, termasuk 11 pesawat kargo yang dioperasikan oleh SkyCargo, anak perusahaan Emirates khusus untuk bisnis kargo, menjadikannya sebagai operator atau maskapai terbesar yang mengoperasikan Boeing 777. Selain Boeing 777, Emirates diketahui juga menjadi operator terbesar Airbus A380. Maskapai itu diketahui memiliki 123 pesanan A380 dan sudah dikirim sebanyak 115 pesawat.