Borong 300 Pesawat dari Airbus, Inikah Strategi Cina Menangkan Perang Dagang dengan AS?

Presiden Cina, Xi Jinping telah menandatangani pembelian 300 pesawat Airbus mode A320 dan A350 XWB ketika dirinya menyambangi Paris pada Senin (25/3/2019) kemarin. Adapun kesepakatan pembelian 300 pesawat ini – 290 pesawat Airbus A320 dan 10 pesawat A350 XWB, bernilai US$34 miliar. Tidak hanya seputar pembelian pesawat saja, Perancis juga bersepakat dengan Cina untuk mengekspor ayam beku ke Negeri Tirai Bambu tersebut. Baca Juga: Tandingi Airbus, Boeing Akan Resmikan Pabrik Finishing 737 di Cina “Kami merasa terhormat diberi kesempatan mendukung pertumbuhan penerbangan sipil Cina dengan pesawat terbang terkemuka kami,” ujar Chief Operating Officer Airbus, Guillaume Faury, dikutip KabarPenumpang.com dari laman bbc.com (26/3/2019). “Jejak kaki kami yang berkembang di Cina menunjukkan kepercayaan abadi kami pada pasar Cina dan komitmen jangka panjang kami kepada Tiongkok dan mitra kami,” tandas Guillaume. Sementara itu, para eksekutif yang turut hadir dalam acara penandatanganan tersebut mengatakan bahwa, “ini sinyal yang sangat baik dari kekuatan perdagangan antara dua negara,” Senada dengan pernyataan tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macron berharap kesepakatan yang berhasil dicapai Cina dan negaranya tersebut ke depan bisa memperkuat kemitraan Perancis dan Eropa dengan Cina. “Tapi kemitraan yang kuat harus dilandaskan pada multilateralisme yang kuat, adil dan seimbang,” ujar Presiden Emmanuel Macron, dikutip dari laman sumber lain. Di sisi lain, Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa untuk bisa memperkuat kerja sama, negara yang menganut azas komunisme tersebut butuh peran dari Eropa yang bersatu dan makmur. Agar kesatuan dan kemakmuran tersebut bisa tercipta, ia meminta Eropa untuk mengadopsi strategi yang diterapkan negaranya – program Jalur Sutera Modern. Patut diketahui, program yang bergerak di bawah kendali dari Presiden Xi Jinping ini sebelumnya telah diikuti oleh Italia yang telah menandatangani kontrak kerja sama guna menyukseskan program tersebut. Proyek pengadaan dalam jumlah besar ini turut mendorong ToT (Transfer of Technology), seperti langkah pembangunan pusat riset Airbus dan Huawei yang dibangun di Shenzhen. Baca juga: Airbus Gandeng Huawei Kembangkan Pusat Riset dan Inovasi di Shenzhen Tentu saja, pemborongan armada Airbus oleh Cina ini menjadi sinyal buruk bagi rival abadi Airbus, Boeing. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, Boeing tengah terpuruk akibat dua kecelakaan pesawat berjenis 737 MAX 8 – Lion Air dan Ethiopian Airlines dalam rentang waktu lima bulan. Selain itu, apakah ini salah satu strategi yang ditempuh Cina untuk memenangkan perang dagang yang selama ini berkecamuk antara Negeri Tirai Bambu dan Negara Adikuasa, Amerika Serikat?  

Pilot Garuda Indonesia ‘Gadungan’ Diciduk di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Seorang pilot gadungan berhasil dibekuk Polres Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (22/3/2019) kemarin. Pemuda yang mengaku bernama Alvin Aditya Darmawan (18 tahun) ini kedapatan tengah luntang-lantung di sekitaran Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kala itu, Alvin yang tengah menyamar menjadi seorang pilot tersebut diketahui aksinya oleh seorang pilot yang tengah off-duty, Kapten Andregema. Baca Juga: Penasaran dengan Arti Tanda Pangkat di Pundak Pilot? Ini Penjelasannya! Alvin yang kedapatan menyamar menjadi seorang pilot tersebut langsung dilaporkan oleh Kapten Andregema ke Aviation Security (Avsec), sebelum akhirnya diringkus menuju Polresta Bandara Soekarno-Hatta. “Bapak Andregema ini mau mengantar keluarga, merasa curiga dengan Alvin Aditya Darmawan ini, dikarenakan dari celana, sepatu, dan tas yang digunakan tidak sesuai dengan pilot Garuda yang sebagaimana mestinya,” jelas Kombes Argo, sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman detik.com (24/3/2019). Ketika menjalani proses interogasi, Alvin ditanyakan hendak pergi ke mana dan pekerjaannya di Garuda Indonesia, namun dikabarkan dirinya tidak bisa berkoordinasi dengan para petugas. “Atas pertanyaan tersebut (hendak pergi kemana dan pekerjaannya di Garuda Indonesia), yang bersangkutan menjawabnya tidak clear dan mencurigakan,” ungkapnya. Setelah itu, petugas Avsec langsung menggeledah tas dari Alvin dan mereka menemukan ID card pilot palsu. Kepada petugas, Alvin mengaku membeli ID card pilot tersebut, “melalui online,”
Barang Bukti yang Diamankan Petugas. Sumber: Tempo
Setelah menjalani serangkaian proses ‘tanya-jawab’ bersama petugas Avsec, Alvin lalu diringkus ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta guna menjalani proses pemeriksaan lanjutan. Dari tangan Alvin, pihak berwajib berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, seperti tiket penerbangan Garuda Indonesia Jakarta – Semarang, KTP, ID card pilot Garuda Indonesia palsu, tanda pangkat bar tiga, dan topi pilot. Baca Juga: Terjebak Badai Salju, 23 Loyang Pizza Dipesan Pilot Air Canada Langsung dari Kokpit Setelah mendalami motif dari yang dilakukan oleh pilot gadungan ini, akhir pihak kepolisian menetapkan Alvin sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan dokumen tersebut. Alvin yang masih berprofesi sebagai mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi ini langsung dijebloskan ke dalam hotel prodeo. Atas tingkah lakunya tersebut, Alvin dijerat dengan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan dokumen, dengan ancaman hukuman maksimal adalah 6 tahun penjara. Duh, ada-ada saja ya tingkah laku penumpang!

Media Jepang Ternyata Soroti ‘Perilaku’ Pengguna MRT Jakarta

Apa yang Anda pikirkan setelah melihat beberapa postingan terkait perilaku penumpang saat ikut uji coba Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta pada 12-24 Maret 2019 kemarin? Malu, sedih dan kesal mungkin berkecamuk bagi Anda yang tahu aturan dalam menggunakan transportasi massal. Baca juga: Mulai 25 Maret, MRT Jakarta Kenakan Tiket Meski Masih “Gratis” Apalagi bisa dikatakan, MRT Jakarta merupakan moda transportasi massal baru yang mengular dijalanan ibukota dengan pengerjaan proyeknya selama enam tahun sejak 2013 lalu. Diresmikan pada 24 Maret 2019 kemarin oleh Presiden Joko Widodo, MRT Jakarta sudah mulai beroperasi untuk warga ibukota. Peresmian ini disaksikan ribuan warga Jakarta dan juga berbagai pihak dari negara lain seperti Jepang. Sebab, bisa dikatakan, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) membantu dalam proyek pembangunan MRT Jakarta. Perbantuan JICA sendiri melalui pendanaan untuk fase konstruksi senilai Rp6,2 triliun dan juga training ahli. Hal ini yang membuat Jepang pun antusias dalam peresmian pada 24 Maret kemarin. Berbagai media dari Jepang juga turut ambil bagian didalamnya. Namun perhatian mereka ternyata bukan hanya sekedar pemberitaan terkait peresmian, tetapi juga menyoroti perilaku penumpang yang menggunakan MRT. Baru-baru ini KabarPenumpang.com melansir dari asahi.com (25/3/2019), media ini membuat judul berita ‘Throw away on the seat on the foot … Controversy in the Jakarta subway’ atau ‘Kaki naik ke kursi… Kontroversi di kereta bawah tanah Jakarta’. Media ini menuliskan bahwa di Jepang “#MRTJKT” menjadi sebuah perbincangan yang cukup hangat dan topik utama. Pasalnya ada banyak postingan di media sosial yang mengkritik terkait perilaku buruk penumpang saat uji coba berlangsung yang dimulai pada 12 Maret lalu. “Selain membuang sampah sembarangan, ada keluarga yang duduk di tanah di halaman stasiun, membuka kotak makan siang mereka dan tidak mengantre. Di dalam kereta, ada foto-foto penumpang bergantungan di MRT dan berdiri di kursi MRT secara menyebar,” tulis Asahi.com. Baca juga: Alami Perbaikan, MRT Jakarta Terlambat 30 Menit dari Arah Blok M Menuju Bundaran HI Bahkan media Jepang ini menuliskan kata-kata yang cukup menusuk yakni “Reformasi kesadaran penumpang…”. Lalu, apa yang bisa Anda katakan setelah media negara lain menuliskan dan mempublikasikan bahkan menjadi topik utama terkait perilaku warga Jakarta saat menggunakan MRT?

SK Menhub: Ini Dia Tarif Batas Atas dan Bawah Ojek Online Terbaru

Tarif batas atas dan batas bawah untuk ojek online atau ojol sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menhub yang diumumkan 25 Maret 2019. Penerapan tarif atas dan bawah tersebut sendiri terbagi dalam tiga zona. Baca juga: Budi Karya: Bulan Depan Ojol dan Opang Resmi Jadi Angkutan Umum Zona I mencakup wilayah Sumatera, Jawa dan Bali selain Jabodetabek dengan batas bawah Rp1850 per km dan batas atas RP2300 per km. Sedangkan untuk zona II yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi adalah Rp2 ribu per km untuk tarif batas baha, sedangkan tarif batas atasnya Rp2500 per km. Zona III adalah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua memiliki tarif batas bawah Rp2100 per km dan Rp2600 per km untuk batas atasnya. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, tarif tersebut belum termasuk perhitungan biaya yang dibebankan aplikator dengan batas maksimal 20 persen.
(CNBC Indonesia)
“Dengan demikian komponen nilai tarif per km yang dibayarkan konsumen nantinya terbagi menjadi kisaran batas atas-bawah ditambah biaya aplikator dengan jumlah maksimal 20 persen,” kata Budi yang dikutip KabarPenumpang.com dari tirto.id (25/3/2019). Tak hanya tarif atau ongkos per km, Budi mengatakan aturan baru ini juga berisi terkait pengenaan biaya jasa. Biaya minimal antara Rp8 ribu hingga Rp10 ribu untuk per empat kilometer, sehingga penumpang yang naik ojol dibawah empat kilometer biayanya akan sama. “Adapun biaya jasa minimal untuk zona I ditetapkan Rp 7.000-10.000 per 4 km, zona II ditetapkan Rp 8.000-10.000 dan zona III ditetapkan Rp 7.000-10.000,” kata Budi. Terkait tarif batas atas dan bawah untuk ojol, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan, bahwa pemerintah sebenarnya tidak perlu melakukan pembatasan tersebut. Sebab penetapan harga sendiri bisa diserahkan pada mekanisme pasar. “Kami pikir tidak perlu dibikin batas bawah dan batas atas,” ujar Komisioner KPPU Guntur Syahputra Saragih yang dikutip dari cnnindonesia.com. Dia mengatakan pengenaan tarif batas bawah akan membatasi pelaku usaha untuk memberikan layanan yang lebih murah kepada konsumen. Sementara itu, tarif batas atas akan membatasi pelaku usaha lain untuk berminat masuk ke industri. Namun demikian, KPPU sendiri harus melihat dasar hukup penetapan tarif terlebih dahulu atau melihat logika undang-undang lain sebelum menilai penetapan tarif sebagai pelanggaran. Guntur mengungkapkan KPPU tidak dilibatkan dalam penentuan tarif operator kepada konsumen. Namun, KPPU terlibat untuk advokasi dan pengawasan hubungan kemitraan antara operator dan mitra pengemudi selaku pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Baca juga: Lawan Opik, Grab Indonesia Luncurkan “Grab Defense” Pelaku usaha besar dilarang memiliki dan/atau menguasai pelaku usaha kecil yang menjadi mitranya (diatur dalam) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 (tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jika operator terbukti melakukan pelanggaran terkait hubungan kemitraan maka KPPU dapat memberikan surat peringatan 1,2, dan 3. Ancaman sanksi berupa denda maksimal Rp10 miliar hingga penutupan usaha.

Sukhoi KR-860, ‘Kembaran’ Airbus A380 yang Tak Pernah Mengudara

Nampaknya sudah tidak perlu dijelaskan lagi mengenai nasib dari super-jumbo jet, Airbus A380. Dengan dihentikannya produksi dari unit ini karena banyak maskapai di luar sana yang sudah mengubah pandangan mereka tentang melakoni perjalanan jarak jauh non-stop dengan menggunakan pesawat wide-body, kondisi ‘dapur’ proyek dari A380 sudah tidak ngebul lagi. Tapi tahukah Anda bahwa ada pesawat lain yang konsepnya bisa dibilang sama persis dengan A380? Baca Juga: Meski Khusus Internal Perusahaan, Boeing Tepati Janji Perlihatkan 777-9 Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Rusia merupakan peniru dari segala sesuatu yang tengah happening di Barat sana – mulai dari alutsista, rudal, misil, hingga sektor kedirgantaan sekalipun. Nah ketika Airbus proyek A3XX pertama kali dirilis sekitar tahun 1994, dan program perakitannya sendiri mulai diluncurkan pada 19 Desember 2000 silam, pihak Rusia datang memperkenalkan varian KR-860 yang merupakan kembaran dari Airbus A380 pada perhelatan Paris Airshow tahun 2001. Inisial KR sendiri merupakan akronim dari Kryl’ya Rossii (Bahasa Rusia) yang berarti Wings of Russia. Sedangkan penggunaan angka 860 sendiri merupakan representasi dari jumlah penumpang yang mampu diangkut oleh armada ini. KR-860 sendiri dikembangkan oleh Sukhoi, perusahaan kedirgantaraan Rusia yang dominan memproduksi jet tempur. Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, pesawat yang memiliki panjang 80 meter ini menggunakan dua pilihan mesin yang dapat dipilih oleh pihak maskapai yang hendak menimangnya – empat buah mesin General Electric CF6-80E1A4B turbofan atau empat buah mesin Pratt & Whitney PW4168A turbofan. Baik General Electric atau Pratt & Whitney merupakan mesin dari Barat, dimana terbangun sebuah persepsi yang menunjukkan bahwa pihak Rusia masih sedikit ragu atau bahkan tidak mampu dengan kemampuan mesin-mesin pabrikan mereka sendiri – apalagi kedua mesin ini memiliki thrust yang tinggi. Berbicara soal mesin, KR-860 sendiri mampu menembus cruise speed hingga 540 knot atau yang setara dengan 1000 km per jam. Sementara untuk jarak tempuhnya, pesawat yang memiliki lebar sayap mencapai 88 meter ini mampu merengkuh jarak 15.000 km. Lalu mengapa pesawat ini tidak pernah mengudara atau sedikitpun menggema akan segera diproduksi secara massal? Menurut laman simpleflying.com (22/3/2019), pesawat ini rencananya akan diproduksi sebanyak 300 unit untuk kebutuhan pasar komersial, dengan perkiraan konsumen utamanya datang dari Rusia, Cina, India, Vietnam, dan Afrika. Baca Juga: Goyang Pasar Wide-Body, Boeing Siap Luncurkan 777X 13 Maret 2019 Namun ketika melihat fakta di lapangan, produsen sekelas Airbus saja hanya bisa menjajakan 290 pesawat, itu berarti akan sangat sulit bagi Sukhoi untuk memasarkan produk mereka ini. Semisal nekat pun, hampir dapat dipastikan konsumen akan lebih mempercayakan nama-nama besar seperti Boeing dan Airbus ketimbang Sukhoi – pihak maskapai seolah enggan ‘bereksperimen’ dengan keselamatan para penumpangnya. Satu lagi yang menjadi ciri khas dari pesawat KR-860 adalah sayapnya yang bisa dilipat. Terdengar familiar bukan dengan sayap yang bisa dilipat ini? Ya, Boeing 777X pun mengaplikasikan teknologi serupa. Apakah Boeing meniru ide dari KR-860 ini? Silakan Anda tentukan sendiri jawabannya!

Bersihkan Tumpahan Minumannya Sendiri di MRT, Gadis Muda Ini Dipuji Warganet

Mass Rapid Transit atau Moda Raya terpadu (MRT) Jakarta yang mulai beroperasi pada 25 Maret 2019 ternyata banyak membuat keprihatinan bagi sesama penumpang. Pasalnya saat uji coba, tak sedikit warga penggunanya yang masih saja membuang sampah tidak pada tempatnya meski sudah ada tempat sampah. Baca juga: Mulai 25 Maret, MRT Jakarta Kenakan Tiket Meski Masih “Gratis” Ini seperti berbanding terbalik dengan yang ada di MRT Malaysia dimana seseorang membersihkan minumannya yang tumpah tanpa perlu diingatkan atau dibersihkan petugas. Dilansir KabarPenumpang.com dari nst.com.my, tindakannya menjadi viral setelah seorang penumpang perempuan membersihkan tumpahan minuman berkarbonasi di lantai sebuah kereta MRT.
(New Straits Times)
Seorang penumpang lainnya yang memuat perempuan ini viral atas unggahan fotonya di Facebook adalah Mohd Faiz Muhamad Daud. Dia mengatakan dalam postingannya bahwa perempuan tersebut sadar saat minumannya tumpah sebelum turun dari kereta. “Penumpang itu segera menyeka dan membersihkan lantai kereta sebelum turun di tujuannya. Tapi yang tidak terduga adalah bahwa seorang gadis muda kemudian menggunakan tisu untuk membersihkan lantai itu,” tulis Faiz di akun Facebook-nya. “Saya tidak berharap dia melakukan itu dan bertanya mengapa dia membersihkannya lagi ketika penumpang sebelumnya sudah melakukannya. Dia mengatakan bahwa itu adalah minuman soda, itu masih akan meninggalkan noda lengket jika tidak dibersihkan dengan benar. Hormati gadis ini,” ujarnya lagi. Faiz mengatakan, dirinya sempat melakukan percakapan singkat dengan gadis muda tersebut yang merupakan seorang siswa dan bernama Angeline. Dia mengatakan, gadis ini patut diberi penghargaan karena tidak banyak penumpang yang sadar dan membersihkan kotoran atau sampah yang tak sengaja terbuang dan langsung dibersihkan. Postingan tersebut disukai warganet lebih dari 15 ribu dan dibagikan lebih dari dua ribu kali. Bahkan beberap menandai halaman Facebook Rapid KL di kolom komentar untuk mengakui perbuatan Angeline. Baca juga: Gigit Polisi dan Penumpang di Kereta Api, Remaja Pria Diganjar 60 Jam Kerja Tanpa Bayaran Warganet juga memberikan penghargaan mereka kapada gadis itu dan mendesak masyarakat untuk mengikuti perilaku baik Angeline. Halaman Facebook Rapid KL menemukan ketenaran baru-baru ini ketika perusahaan meluncurkan kampanye inovatif untuk mengedukasi masyarakat tentang etiket saat menggunakan transportasi umum.

Volvo B8RLE, Bus Low-Deck yang Tawarkan Optimalisasi Biaya Operasional

Dalam pagelaran Busworld South East Asia 2019 yang diadakan JIExpo Kemayoran, 21 – 23 Maret 2019, produsen otomotif asal Swedia, Volvo memboyong tiga bus untuk dipamerkan. Salah satu yang menarik perhatian para pengunjung adalah bus low-entry Volvo B8RLE. Bus ini digadang sangat ideal untuk digunakan di negara-negara berkembang, selain model low-deck yang akan memanjakan penyandang disabilitas. Baca Juga: Volvo Rilis Dua Model Bus Terbaru Untuk Wisata dan Perjalanan Jarak Jauh Volvo B8RLE dinilai cocok untuk rute pengoperasian bus dengan kapasitas penumpang tinggi yang membutuhkan aktivitas keluar masuk dengan cepat. Selain itu, Volvo B8RLE juga dirancang untuk memenuhi permintaan aplikasi lalu lintas kota, antar kota, dan juga perkotaan. Bus ini sendiri dilengkapi dengan mesin Volvo B8 yang terkenal sebagai mesin paling hemat bahan bakar. Dengan kata lain, perusahaan yang mengoperasikan bus ini dapat mengoptimalkan biaya operasional secara keseluruhan. Pada awal perakitannya, bus ini ditujukan untuk mengganti peran dari B7RLE dan B9RLE. Volvo B8RLE sendiri sudah mulai diproduksi Volvo sejak tahun 2013 silam, dimana right-hand version dari bus ini dirilis satu tahun berselang (2014). Bus yang masuk ke dalam model two-axle low entry single deck citybus ini menggunakan transmisi ZF Ecolife 6AP1200 B 6 speed automatic gearbox dengan pemberhentian bus netral. Pilihan kecepatan maksimal yang dibatasi secara elektronik pun tersedia dalam empat varian – 60 km per jam, 70 km per jam, 80 km per jam dan 90 km per jam. Sementara untuk sistem pengereman, Volvo B8RLE menggunakan EBS 5 brake system – sistem pneumatik yang dikendalikan secara elektronik. Rem cakram depan dan belakang juga turut disematkan pengatur rem otomatis. Anti-lock braking pada Volvo B8RLE juga memiliki fitur kontrol traksi, door brake interlock, indikator suhu rem, hingga indikator keausan kampas rem. Baca Juga: Volvo Hadirkan Paket Keselamatan Pengemudi Bus Euro 6 Sejak awal perakitannya, terhitung sudah ada sejumlah negara yang mempercayakan Volvo B8RLE sebagai armada andalan mereka. Sebut saja lima perusahaan asal Australia yang mengoperasikan Volvo B8RLE – Brisbane Transport, Transdev NSW, Transperth, Transit System NSW, dan Ventura Bus Lines. Adapun negara lain yang juga telah mengoperasikan Volvo B8RLE adalah Inggris, Korea Selatan, dan Filipina. Penasaran dengan sosok bus low deck modern ini? Simak video-nya di bawah ini.  

Beri Nama Anak “Gopay,” Keluarga ini Dapat Saldo Rp500 Ribu Per Bulan dari Gojek

Gopay yang dikenal masyarakat adalah cara pembayaran uang elektronik melalui sebuah aplikasi milik Gojek. Namun bagaimana bila Gopay merupakan sebuah nama dari seseorang dan membuat banyak pihak membicarakannya bahkan pihak Gojek juga ikut ambil bagian. Baca juga: Seorang Ibu Melahirkan Bayi Kelima di Kursi Penumpang Mobil Ya, Gopay yang kali ini adalah nama seorang bayi laki-laki asal daerah Sekampung yang ada di Lampung Timur. Gopay Alfarian CB, begitu nama bayi viral dari pasangan Anton dan Aryanti tersebut. Awalnya Anton memberikan nama Gopay karena terinspirasi dari kemudahan yang diberikan Gopay dalam aplikasi Gojek. Anton mengatakan anak keduanya diberi nama tersebut karena ingin kelak saat dewasa, putranya berguna dan bermanfaat bagi banyak orang seperti halnya Gopay dalam aplikasi Gojek. “Pandangan orang kan beda-beda ya. Tapi, menurut saya, Gopay itu suatu menu dalam aplikasi Gojek untuk memberi kemudahan bagi orang banyak. Nah, itu sebenarnya doa saya untuk anak. Supaya nantinya memberi manfaat bagi orang banyak,” ujar Anton yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman wartakota.tribunnews.com (22/3/2019) Sayangnya, pemberian nama Gopay bukan berarti tanpa cibiran kerabat dan tetangga. Dia mengaku, beberapa orang mempertanyakan pemberian nama tersebut. Bahkan ada yang mengaitkan mirip bahasa Taiwan, yang artinya sembahyang. “Dibilang pay pay itu bahasa Taiwan. Ya tapi kan saya bukan orang sana. Saya jawab, kalau di Indonesia kan, berarti positif dong. Jadi anak saya supaya rajin ibadahnya,” ujar bapak dua anak yang mengaku bekerja serabutan tersebut. Saat menggelar doa syukuran untuk kelahiran Gopay, Anton kala itu membuat banner tulisan nama anaknya kemudian salah seorang temannya memfoto dan membagikannya ke media sosial. Ini bahkan viral dan membuat pihak Gojek mencari dirinya. “Awalnya saya takut. Karena saya mikir apa ini mau dituntut karena melanggar hak cipta nama. Tidak saya ladeni. Terus teman saya dihubungi, akhirnya saya dikonfirmasi lagi sama Gojek Indonesia. Dan ternyata dapat rezeki,” imbuhnya. Gojek Indonesia memberikan reward berupa saldo Gopay Rp500 ribu setiap bulan selama satu tahun. Anton dan istri merasa bahagia dengan kejutan tersebut dan tidak pernah menyangka bakal mendapat apresiasi dari Gojek. Baca juga: Bayi Perempuan Lahir di Grab, Orang Tua Diganjar Kupon S$8000 “Ya ini rezeki anak, kami tidak nyangka, karena memang tidak disengaja. Anak saya yang pertama itu namanya Abdi Arya Pratama, nama istri saya Aryanti, nama itu kepanjangan dari pengabdian Aryanti yang pertama. Kebetulan saya memang suka belajar filosofi,” ungkapnya.

Tukang Gorengan ini Gunakan ‘Kantung Muntah’ Garuda Indonesia Sebagai Bungkusnya

Di sini, siapa sih yang tidak suka makan gorengan? Nampaknya semua orang suka dengan cemilan yang biasa dijajakan dipinggir jalan ini, ya! Bermodalkan kertas – biasanya kertas buram yang biasa digunakan pelajar untuk menghitung di pelajaran matematika, atau kertas HVS yang sudah tidak terpakai lagi, para pedagang gorengan ini menjadikan kertas-kertas tersebut sebagai wadah untuk para pembelinya. Nah, namun apa jadinya jika kertas yang digunakan untuk membungkus gorengan tersebut adalah airsickness bag atau yang biasa disebut kantung muntah? Apakah Anda masih mau membelinya? Baca Juga: Terpaksa Gunakan Kantung Muntah? Baca Dulu Tips Ini Ya, pernyataan di atas bukanlah hanya sekedar guyonan belaka karena seorang netizen pernah menemukan tukang gorengan yang membungkus jualannya tersebut dengan menggunakan kantung muntah. Kejadian ini dialami oleh Ratu Fauziyah Vitaloka, dimana ketika mengetahui gorengan yang dibelinya di daerah Tangerang dibungkus dengan menggunakan kantung muntah, ia langsung mengabadikannya dan membagikannya di grup Facebook. “Untuk teman-teman yang naik pesawat jangan gunakan kantong muntah untuk bungkus makanan. Kalau kantong ini kena basah akan mengeluarkan antiseptik,” tulis Ratu Fauziyah mengawali statusnya, dikutip KabarPenumpang.com dari laman brilio.net. Penggunaan antiseptik di dalam kantung muntah ini mungkin terdengar masuk akal, karena fungsi dasar benda ini adalah sebagai wadah untuk kotoran (muntah), dan sudah sewajarnya jika kantung ini dilengkapi dengan antiseptik agar bakteri atau virus yang ada di dalam kotoran tersebut tidak menyebar. Dan jika Anda perhatikan dengan seksama di kantung muntah tersebut memang terkandung antiseptik. Mungkin secara kasat mata, penggunaan kantung muntah ini terlihat lebih bersih ketimbang menggunakan kertas buram atau HVS biasa. Tapi ternyata asumsi tersebut terbantahkan dengan adanya kandungan antiseptik di dalamnya. Baca Juga: Keluar Bandara Ini, Wisman Dilarang Menggunakan Kantong Plastik, Kenapa Ya? Gorengan yang masih panas ketika dimasukkan ke dalam wadah kertas atau kantung muntah akan mengeluarkan uap air (atau yang biasa disebut keringat). Bedanya, kalau di wadah kertas buram atau HVS, uap air yang dihasilkan oleh gorengan tersebut hanya akan membuat permukaan wadahnya basah – tapi tidak dengan kantung muntah yang akan mengeluarkan antiseptik. Duh, alih-alih bikin kenyang, yang ada kalau makan gorengan yang menggunakan bungkus kantung muntah malah bikin kita sakit, ya! Terkait dengan penggunaan kantung muntah sebagai bungkus gorengan, pihak Humas Garuda Indonesia memberikan keterangan kepada KabarPenumpang.com, bahwa yang ditampilkan dalam foto di atas adalah ‘desain’ kantung muntah yang lama. Meski tak membantah adanya peristiwa tersebut, pihak Garuda Indonesia memperlihatkan desain kantung muntah yang baru.
Desain kantung muntah ‘baru’ Garuda Indonesia. (Sumber: Humas Garuda Indonesia)

Untuk Direct Flight Umrah, Mei 2019 Airbus A330-900NEO Lion Air Tiba di Indonesia

Minggu, 24 Maret lalu, setelah 19 tahun beroperasi menjadi momen berakhirnya masa tugas pesawat jumbo jet Boeing 747-400 PK LHG Lion Air. Dengan dihapusnya pesawat double deck dari armada Lion Air, maka maskapai terbesar di Indonesia tersebut memasuk babak baru pengoperasian pesawat wide body yang lebih modern dan canggih, yakni Airbus A330-900NEO. Baca juga: Terbang 4 Jam 45 Menit Hanya dengan Satu Mesin, Airbus A330-900 Raih Sertifikasi ETOPS Seperti diketahui, BOC Aviation Ltd, perusahaan penyewaan pesawat (leasing) terbesar kedua di Asia, pada Agustus 2018 menyatakan akan membeli 8 unit pesawat berbadan lebar (wide body) A330neo dari Airbus SE senilai US$2,4 miliar (Rp 35 triliun). Nantinya setelah menerima pesawat tersebut, BOC akan menyewakan armada tersebut ke Lion Air Group. Pengiriman pesawat-pesawat itu dijadwalkan pada tahun 2019 dan 2020. BOA Aviation keseluruhan memesan 10 Airbus A330NEO. Dikutip dari siaran pers (24/3), pihak Lion Air menyebut pihaknya telah mempersiapkan dengan optimal yang berkaitan pengoperasian Airbus 330-900NEO, seperti sumber daya manusia (pilot, awak kabin, teknisi), layanan di darat (ground handling), pusat pelatihan dan hal-hal lain yang terkait. Bagi Lion Air, hadirnya Airbus A330-900NEO diproyeksikan untuk melayani rute jarak jauh, terutama untuk penerbangan dengan durasi 15 jam. Lion Air dengan efisien bisa melayani sebagian besar rute penerbangan berkonsep tata letak kursi lorong ganda (double aisle) dengan fleksibilitas pengaturan kursi penumpang hingga 440. Selain itu, Airbus 330-900NEO menambah fitur utama dari kabin airspace, desain baru kompartemen bagasi kabin (overhead bin) yang memungkinkan lebih mudah mengatur dan menyimpan banyak barang bawaan di kabin. Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan pengoperasian Airbus 330NEO akan digunakan untuk melayani penerbangan langsung, antara lain penerbangan umrah non-stop dari Makassar ke Madinah, Balikpapan ke Jeddah, Surabaya ke Madinah, Solo tujuan Jeddah. Selain itu, Lion Air mempersiapkan ekspansi pasar wisata ke Asia Selatan, salah satunya ke India. Kehadiran Airbus 330NEO untuk memperluas jaringan atau rute Lion Air, memperkuat armada serta melengkapi wide body yang sudah dioperasikan Lion Air yaitu tiga Airbus A330-300 (440 kelas ekonomi). Pada Mei 2019 mendatang, rencananya satu unit Airbus A330NEO akan tiba di Indonesia, targetnya tahun ini akan tiba total 2 unit Airbus A330-900NEO. Baca juga:Lion Air Buka Rute Penerbangan Palembang-Jeddah dengan Airbus A330-300 Airbus A330NEO Lion Air menggunakan mesin generasi terbaru Rolls-Royce Trent 7000 dengan pemutakhiran aerodinamis, termasuk New Winglet Wingtip Composite Device yang disebut “Sharklet”, serta peningkatan daya angkat dan pengurangan drag yang baik. Dengan menggunakan mesin itu akan menghasilkan penghematan bahan bakar. Pesawat untuk rute jarak jauh ini dapat menjangkau 13.334 km. Selain Lion Air, Garuda Indonesia dikabarkan juga telah memesan 9 unit pesawat ini.