Terbang dengan menggunakan maskapai layanan penuh (full service) biasanya mendapatkan makanan dan minuman yang akan diberikan awak kabin saat pesawat tengah mengudara. Seorang penumpang yang ikut dalam penerbangan menuju Malaga di Lisbon, Portugal tanggal 9 Maret 2019 lalu berteriak meminta pepsi sebagai minumannya.
Baca juga: Gara-Gara Vodka, Penumpang Mabuk Hina Awak Kabin dengan Sebutan “Pedofil”KabarPenumpang.com melansir laman news.com.au (29/3/2019), penumpang wanita tersebut meminta pepsi, tetapi awak kabin mengatakan mereka hanya menyajikan jus buah untuk minuman dalam penerbangan. Wanita asal Spanyol tersebut marah dn berteriak pada awak kabin dalam bahasa Spanyol.
Salah seorang saksi mata yang juga penumpang dalam penerbangan tersebut mengatakan, wanita itu terlambat naik ke pesawat. Saat itu dia terlihat kesulitan berdiri karena sangat mabuk dan juga sempat bertengkar dengan awak kabin ketika akan meletakkan tasnya di ruang atas kabin.
“Pramugari memberitahunya untuk menyimpas tas di ruang atas kabin, tetapi dia mengatakan tidak dan mulai berbicara dengan bahasa Inggris dan berkata dia punya buku dan perhiasan dan ada uang di dalam tas itu dan dia membutuhkan tasnya,” ujar penumpang pria itu.
Pria tersebut mengatakan, penumpang yang duduk disebelahnya bahkan harus bergeser duduk karena tidak tahan dengan keributan yang dibuat oleh wanita itu.
“Dia mulai berteriak lagi. Dia mengoceh bahwa rumahnya di Spanyol dan bahwa dia orang Spanyol,” lanjutnya.
Sebelum tiba ditujuan, pilot maskapai Tap Air tersebut menghubungi keamanan bandara atas indsiden didalam penerbangannya. Ketika tiba di bandara tujuan, wanita tersebut diamankan oleh pihak kemanan dan memberikan julukan padanya “banshee“.
“Karena semua keamanan, jika itu saya, mereka bahkan tidak akan membiarkan saya mendekati pesawat karena saya orang Asia dan memiliki janggut. Semua orang hanya menatapmu. Tapi wanita ini di luar kendali, dia mabuk, dia agresif, dia kasar, dia membuang makanan, dia ingin tasnya, dia tidak memperhatikan prosedur keselamatan penerbangan dan dia hanya membiarkan,” katanya lagi.
Baca juga: Gara-Gara Penumpang Mabuk, Pesawat Scoot TR7 Mendarat Darurat di Sydney
Penumpang wanita itu diamankan dan pilot pesawat diketahui memberi tahu wanita tersebut dirinya secara permanen dilarang terbang menggunakan TAP Air yang merupakan maskapai penerbangan Portugis. Hingga berita ini diturunkan, pihak TAP Air belum memberikan kejelasan.
Stasiun Tawang baru-baru ini memiliki monumen kereta api dengan sebuah lokomotif yang sudah purna tugas sejak 2014 lalu yakni D301 59. Monumen ini sendiri berada di Polder Stasiun Semarang Tawang yang juga masih berada di kawasan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca juga: Lokomotif Diesel Hidraulik D301 22 Kini Jadi Koleksi Stasiun Tugu Yogyakarta
Monumen lokomotif ini pun setiap malam dihiasi dengan dancing fountain yang juga berada di Polder Stasiun. Fungsi keduanya adalah untuk menghiasi polder stasiun dan mengenang beroperasinya lokomotif D301 59 di perkeretaapian Indonesia.
Lokomotif D 301
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya menjadikan lokomotif D301 59 sendiri selain untuk mempercantik, karena lokomotif ini seperti barang rongsok yang mangkrak dan memenuhi emplasemen Depo Lokomotif Semarang Poncol. Hal inilah yang membuat KAI membuat inisiatif tersebut di area kota lama yang menjadi salah satu ikon kota Semarang.
“Alangkah baiknya bisa jadi monumen mengingat lokomotif buatan Fried Krupp, Jerman ini. Bayangkan pernah ada orang Belanda menemui saya. Dia minta satu Lokomotif di Ambarawa. Sementara di seluruh dunia sudah tidak ada. Kalau minta ya saya tidak boleh. Untuk apa monumen ini, untuk menjaga kelestarian cerita. Kita wariskan ke anak cucu bangsa,” kata Edi yang dikutip dari kai.co.id, (27/3/2019).
Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, lokomotif D 301 59 ini hadir di Indonesia sejak tahun 1962. Saat itu sebanyak 80 lokomotif yang didatangkan dari Pabrikan Fried Krupp Jerman oleh Djawatan Kereta Api yang kini KAI selama tahun 1962-1963.
Lokomotif dengan bobot kosong 26,6 ton ini bisa melaju dengan kecepatan hingga 50 km per jam dan dibekali mesin diesel berdaya 340 HP. Bila ditelisik, ternyata lokomotif D 301 59 sendiri sudah beroperasi selama 52 tahun atau bisa dikatakan lebih dari lima dekade sejak 1962 hingga 2014 kemarin. Lokomotif D 301 59 dulunya digunakan untuk melangsir kereta penumpang ataupun barang .
Dimana saat beroperasi pernah menarik kereta api campuran yakni dua gerbong penumpang dan tiga gerbong barang dengan relasi Semarang-Demak, Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Bantul-Palbapang, Yogyakarta-Magelang, serta Purwosari-Wonogiri. Lokomotif ini juga merupakan perintis modernisasi lokomotif di Madura hingga ditutup tahun 1987 dan menjadi lokomotif untuk menarik kereta api barang di Jabodetabek hingga ditutup akibat banjir melanda.
Ternyata sebelum pensiun di 2014, pada tahun 1992, diadakan repowering bersama D300 untuk memperpanjang masa pakai lokomotif tersebut. Meski tak lagi mampu beroperasi, tidak semua lokomotif jenis ini dipensiunkan. Karena beberapa unit digunakan untuk keperluan dinas langsir di stasiun-stasiun besar di Pulau Jawa.
Baca juga: D52, Lokomotif Uap Modern Pasca Kemerdekaan Indonesia
Ada pula yang digunakan untuk kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah. Kini monumen yang dipajang oleh KAI sudah ada dua di Indonesia selain Stasiun Semarang Tawang juga di Staiun Yogyakarta. Edi menambahkan, pihaknya juga akan membuat monumen yang sama di Stasiun Poncol, Semarang.
Di tengah tingginya harga tiket pesawat, Garuda Indonesia membuat terobosan dengan memberikan diskon tiket penerbangan hingga 50 persen untuk seluruh rute penerbangan domestik. Promo potongan harga tiket penerbangan tersebut dikemas dalam acara “Garuda Indonesia Online Travel Festival” dan berlaku mulai 31 Maret hingga 13 Mei 2019 untuk channel penjualan Online Travel Agent (OTA), aplikasi mobile apps, Linkaja hingga website (www.garuda-indonesia.com).
Baca juga: Garuda Indonesia Luncurkan “Signature Dish of Indonesia,” Promosikan Kuliner Nusantara ke Dunia
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah dalam siaran pers mengungkapkan bahwa penawaran diskon tarif tiket pesawat hingga 50 persen tersebut juga bagian dari dukungan Garuda Indonesia bagi seluruh sektor masyarakat dalam menunjang pergerakan perekonomian nasional khususnya sektor pariwisata, UMKM, hingga industri logistik nasional, mengingat layanan transportasi udara memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan infrastruktur perekonomian.
Berbagai program potongan harga akan terus dilakukan sesuai dengan ekspektasi pelanggan melalui travel fair atau online market. Adapun yang perlu diperhatikan adalah pentingnya untuk melakukan pemesanan tiket harus dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan untuk mendapatkan tarif promo tersebut.
“Kami akan terus memastikan bahwa penurunan harga menjadi komitmen berkelanjutan Garuda Indonesia dalam menyediakan pelayanan maskapai bintang 5 dengan tarif yang kompetitif sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia”, papar Pikri.
Pikri menambahkan, aspirasi dari berbagai pihak khususnya sektor industri perhotelan maupun pariwisata akan ditampung dengan baik oleh pihak Garuda Indonesia. Dia berkomitmen untuk memperhatikan kepentingan internal perusahaan dan aspek kepentingan nasional secara berdampingan dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk penentuan harga tiket.
Baca juga:Iklan ‘Diterjemahkan’ Netizen Berbau Promo Wisata Seks, AirAsia Minta Maaf
Kami juga menghimbau maskapai penerbangan lainnya agar mengikuti langkah kami dan turut memberikan harga diskon tiket penerbangan pada sektor sektor lainnya untuk semakin meningkatkan perekonomian masyarakat, tutup Pikri.
Kamis, 28 Maret sesuai rencana rombongan petinggi Boeing telah menyambangi kantor pusat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Cengkareng, Banten. Kedatangan rombongan dari Amerika Serikat ini bertujuan untuk membicarakan pembatalan pesanan Garuda Indonesia atas 49 unit Boeing 737 MAX 8. Dan, apakah hasil yang dicapai setelah pertemuan tertutup antara pihak Boeing dengan manajemen Garuda Indonesia?
Baca juga: Terkait Pembatalan Pesanan 737 MAX 8, Petinggi Boeing Sambangi Garuda Indonesia Hari Ini
Seperti dikutip dari bisnis.com (28/3), Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, dua perwakilan Boeing yakni Sales Director Internasional Samir Belyamani dan Regional Director Global Sales Contract Commercial Airplanes Saeah Swezey hadir di Jakarta untuk membahas bersama. Pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 60 menit sejak pukul 09.00 WIB.
Ari menyebut bahwa Garuda Indonesia tetap percaya kepada produk Boeing. Akan tetapi, untuk keselamatan penumpang dan masyarakat Indonesia tidak dapat melanjutkan pemesanan pesawat B737 MAX 8 yang sedianya mulai dikirim pada 2020.
Dari sisi teknis, diakuinya, Boeing sudah melakukan pengembangan pada sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dan masih menunggu approval dari FAA dan laporan akhir atas kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air. Kendati demikian, penumpang Garuda sudah kehilangan kepercayaan terhadap produk Max 8.
Terkait dengan dugaan kedepannya Garuda Indonesia akan beralih ke manufaktur lain, Ari memastikan tidak akan mengganti pesanan pesawat ke pabrikan lain seperti yang dilakukan maskapai lain. Untuk hal ini Garuda Indonesia mungkin akan meminta produk dari Boeing selain 737 MAX 8. Namun, sejauh ini produk pengganti Max 8 itu belum ditentukan jenis, nilai, dan kapan mendatangkan pesawat itu. Sebelumnya muncul dugaan, Garuda Indonesia akan beralih menggunakan Airbus A320 series, seperti yang selama ini digunakan Citilink.
Terkait keinginan penggantian pesanana, pihak Boeing kabarnya masih harus mengkaji lebih lanjut. Diperlukan restrukturisasi kontrak terkait pembelian 49 unit Boeing Max 737 Max 8. Nantiya akan diadakan pertemuan lebih lanjut pada April 2019.
Baca juga: Pasca Grounded Massal, Boeing 737 MAX 8 Masih Saja Bermasalah, Southwest Flight 8701 Mendarat Darurat
Pengembangan sistem aplikasi MCAS saat ini masih menunggu pengesahannya dari pihak FAA (Federation Aviation Administration) dan laporan akhir atas kecelakaan Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines ET-302.
Boeing adakan lomba perancangan wahana penerbangan pribadi (tunggal) GoFly. Namun apakah nama ini ada sangkut pautnya dengan GoJek yang ada di Indonesia sebab bernama GoFly? Ternyata bukan, dimana Boeing menggunakan GoFly untuk menghadirkan perangkat penerbangan pribadi dan kini sudah ada lima finalis yang akan diberikan bantuan dana.
Baca juga: Prototipe Taksi Drone Ehang 184, Sukses Uji Coba Dalam 1000 Kali Terbang
Bantuan dana tersebut masing-masing finalis akan mendapatkan US$50 ribu untuk mengembangkan prototipe mereka. Kelima finalis ini nantinya juga akan memperebutkan hadiah dengan total US$1,6 juta. Siapa saja finalis GoFly yang diadakan Boing ini? KabarPenumpang.com merangkum dari newatlas.com (28/3/2019), berikut ini nama-namanya.
1. Aerox: Eva Aviabike
Perusahaan yang berkantor di Rusia tepatnya Moskow dan Riga di Latvia, tim Aeroxo sendiri diketahui memiliki pengalaman dalam pembuatan platform multicopter di kelas komersial. Mereka hadir untuk mengikuti GoFly dengan konsep motor terbang miring funky rotor yang menggunakan 16 baling-baling yang berada di empat sisi.
VTOL dan penerbangan lambat akan mirip dengan drone tetapi karena Eva memiliki kecepatan, maka pengembangan daya angkat dari sayap ganda yang ditumpuk pada bagian depan dan belakang maka di kecepatan tertentu rotor bisa dimiringkan dengan sepenuhnya kedepan untuk penerbangan bersayap yang efisien. Ini adalah perangkat yang tampak aneh, tetapi tim tampaknya memiliki prototipe terbang setidaknya dengan para penggemar menunjuk secara vertikal.
2. Ragonair: Airboard 2.0
Dibuat di Panama City Beach, Florida, tim Dragonair telah membangun yang tampak seperti semacam platform Segway dari udara. Mereka menggunakan delapan alat peraga yang digantung di bawah platform berbentuk yang bisa digunakan pilot, dengan dua pegangan untuk memegang kendali dan keseimbangan. Airboard 2.0 naik dan terbang, dengan anggota tim yang berani. Itu terlihat ringan, stabil, dan cukup menakutkan, jika jujur, bahkan bila membuatnya terlihat mudah.
3. Silverwing: S1
Jika Dragonair tampak menakutkan, mungkin itu hanya karena belum melihat Silverwing dengan baik. Dibuat oleh tim dari Universitas Teknologi Delft di Belanda, S1 adalah jenis lain dari desain sepeda motor terbang. Pilot naik ke atas pesawat yang menunjuk langsung ke atas dan S1 naik secara vertikal dengan dorongan dua kipas besar.
Kontrol dicapai melalui ailerons pada sayap belakang besar, dan pesawat harus dapat beralih ke penerbangan bersayap lebih efisien dengan kecepatan. Namun, tidak yakin betapa bahagianya kami tentang gagasan mendaratkan pantat, tanpa ada cara untuk melihat apa yang ada di bawah. Dan posisi duduk seperti itu akan berubah dari sangat tidak nyaman saat lepas landas ke jenis lain yang tidak nyaman di udara. Tak hanya itu, pilot akan menjadi bagian terberat dari pesawat ini, dan bobot tersebut akan berada di tempat yang sangat tidak nyaman begitu S1 melebar.
4. Harmoni A&M Texas: Aria
Dari Texas A&M University datang tim Harmony dan mesin terbang Aria-nya mirip dengan Airboard. Aria menempatkan pilot di atas platform, meskipun kali ini berada dalam posisi duduk dalam kapsul berbentuk telur di atas sepasang kipas koaksial besar, kontra-berputar, koaksial.
Dengan kutub penyeimbang yang lebar memanjang di empat sisi, Aria terlihat cukup stabil di udara, setidaknya dalam pengujian penerbangan dalam ruangan. Tetapi tentu saja Anda ingin memastikan ponsel Anda tidak terlepas dari saku dan merusak alat peraga ketika mengudara dan sedang dalam pengujian.
5. Trek Aerospace: Flykart2
Dari semua finalis, spesialis prop yang disalurkan California di Trek Aerospace harus mengambil kue untuk desain konsep yang tampak paling keren. Flykart2 persis seperti apa yang Anda harapkan dari go-kart terbang. Dimana ada kursi balap sporty, dikendarai di tengah-tengah bank alat peraga listrik, semua dilindungi oleh bar aerodinamis.
Desain multirotor berawak 10, berpenampilan menarik namun cukup standar, yang berarti bahwa, seperti dua lainnya yang tidak memiliki mode penerbangan bersayap, Flykart2 perlu membawa satu ton energi untuk mencapai semua jenis daya tahan. Dari multirotor tradisional hingga rotor miring, pengekor ekor hingga cople coaxial, para berbagaifinalis mewakili beragam ide yang luas menangani tantangan penerbangan pribadi dari arah.
Tidak ada gunanya, bahwa tidak ada dari mereka yang terlihat mampu melakukan pendaratan yang aman jika motornya gagal, jadi tidak ada yang membantu mendorong revolusi penerbangan pribadi melewati rintangan terbesarnya. Sehngga tim perlu menendang kedepan untuk mempersiapkan terbang terakhir pada Q1 2020, di mana mereka harus menunjukkan bahwa pesawat mereka dapat membawa pilot manusia pada penerbangan 20 mil (32 km).
Baca juga: Jelang Fase Produksi, Airbus Helicopters Terbangkan Lagi Prototipe H160
Masing-masing akan dinilai berdasarkan kinerja, kecepatan, daya tahan, kemampuan VTOL, tingkat kebisingan, kekompakan dan keseluruhan pengalaman penerbangan yang mereka tawarkan. Pemenang hadiah utama akan membawa pulang $1 juta, dengan hadiah $250 ribu masing-masing untuk pesawat yang paling sepi dan terkecil yang memenuhi syarat, dan $100 ribu lebih lanjut untuk kemajuan yeknologi yang canggih.
Sebagai pengguna moda transportasi massal ternyata ada atauran yang biasanya tak disadari oleh penumpang. Biasanya aturan ini tak tertulis dan harus dipahami oleh penumpang dan tahu cara mengatasinya.
Baca juga: Bersihkan Tumpahan Minumannya Sendiri di MRT, Gadis Muda Ini Dipuji Warganet
Seperti Mass Rapid transit (MRT) Jakarta yang ternyata membuat pedoman melalui video yang bisa penumpang liat di Instagram, Youtube maupun aplikasi MRT Jakarta. Apa saja sebenarnya peraturan tersebut yang terkadang tak disadari penumpang?
Dirangkum dari berbagai laman sumber, bila melihat video dari MRT Jakarta ada lima perilaku pada transportasi umum dan menunjukkan penumpang berperilaku dengan cara yang berbeda. Seperti berbicara keras dengan teman atau penumpang lain, makan dan minum di dalam moda transportasi, mengintip ponsel penumpang lain, menggunakan make-up dan mendengkur.
Kali ini yang akan KabarPenumpang.com bahas adalah mendengkur atau ngorok dalam kereta. Terkadang dengkuran tersebut terdengar dari penumpang yang tertidur di dalam kereta baik itu saat berangkat pagi ataupun pulang kerja karena kelelahan.
Hal ini tidak bisa dipungkiri dan biasanya penumpang lain segan untuk menegur penumpang tersebut serta membiarkannya begitu saja. Dari video buatan MRT Jakarta, menunjukkan seorang penumpang yang tidur dan mendengkur sangat keras, kemudian di slide video berikutnya agar tidak mendengkur penumpang tidur dengan menundukkan kepala dan tidak menghadapkan mukanya ke atas.
Selain itu bagaimana lagi sih harusnya mengindari agar tidur dalam kereta tidak mendengkur? Penumpang bisa menggunakan masker, karena bisa meredam sedikit suara dengkuran tersebut. Dikutip dari straitstimes.com (18/3/2019), dalam video yang sama terlihat juga demonstrasi seorang penumpang yang tengah menggunakan make-upnya sembari mengibas-ngibaskan kuas ke penumpang di sebelah.
Mungkin tak banyak yang berpikir hal ini tak mungkin di lakukan oleh penumpang perempuan, tetapi faktanya pun banyak penumpang yang memoles muka mereka dengan bedak, lipstik dan blush on melalui kuas yang mereka gunakan.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, video lima perilaku penumpang dalam MRT jakarta sudah dibuat sesuai dengan tolak ukut yang digunakan oleh sistem kereta bawah tanah perkotaan lainnya.
Baca juga: MRT Jakarta Siapkan Langkah Keselamatan dan Sediakan Ruang Medis
“Kami akan terus memperbarui video kami dan isinya terus-menerus. Yang sudah diposting adalah banding agar publik mempertimbangkan penumpang lain,” kata Kamal.
Terbang selama 17 jam penuh tanpa transit apakah mungkin bisa dinikmati dengan nyaman? Hal ini kerap kali menjadi tanda tanya besar dari penumpang bagi maskapai yang memiliki penerbangan nonstop dengan waktu 15 hingga 17 jam.
Baca juga: Qantas Selipkan Cerita Unik di Balik Penerbangan Jarak Jauh Non-Stop Perdananya
Salah satu maskapai yang memiliki waktu tempuh yang cukup lama adalah Qantas dengan rute Perth di Australia menuju ke London di Inggris. Penerbangan dengan waktu tempuh sekitar 17 jam tersebut ternyata membuktikan bahwa penerbangan langsung dan nonstop juga bisa membuat para penumpangnya nyaman tanpa gangguan berarti.
KabarPenumpang.com melansir dari laman lonelyplanet.com (27/3/2019), pihak Qantas mengaku saat pertama kali mereka membuka rute dari Perth menuju London, beberapa pelancong berpikir penerbangan dengan waktu tempuh yang lama tersebut terlalu sulit. Namun nyatanya rute penghubung langsung pertama antara Australia dan Eropa ini dalam setahun terbukti berhasil.
“Ada banyak harapan di sekitar penerbangan ini, baik di dalam Qantas dan komunitas yang lebih luas, dan terus terang itu melebihi mereka. Hampir setiap penerbangan penuh dan menghasilkan keuntungan segera, yang jarang terjadi untuk layanan baru karena mereka memiliki biaya awal dan biasanya membutuhkan waktu untuk membangun permintaan,” kata Alan Joyce, CEO Qantas Group.
Karena akan terasa lama, maka maskapai ini membuat pesawat penumpang dengan menciptakan kabin yang nyaman. Joyce mengatakan penerbangan ini adalah yang terpanjang dari Qantas dan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dari para pelancong.
Bila dipresentasekan yakni pelancong rute London ke Perth yang berasal dari Australia hanya dibawah 60 persen. Sedangkan pelancong Inggris mencapai 31 persen dan Perth sendiri kerap kali diabaikan oleh para pelancong yang berkunjung ke Australia.
Bahkan 71 persen pelancong mancanegara memilih untuk singgah di Perth karena memiliki minat yang lebih besar di kota. Maskapai ini mengatakan mengetahui lebih banyak tentang apa yang diinginkan wisatawan dari penerbangan jarak jauh, dan mereka bahkan memperhatikan bahwa studio yoga di ruang tunggu Perth telah digunakan oleh lebih dari 80 persen penumpang.
Baca juga: Di Penerbangan Jarak Jauh, Qantas Canangkan Sensasi Bersepeda dan Relaksasi Lewat Virtual Reality
Penerbangan ini bahkan memecahkan rekor kecepatan, dengan satu penerbangan tiba satu jam lebih cepat dari jadwal karena angin kencang. Jadi apakah Anda masih berpikir bila penerbangan selama 17 jam adalah hal yang tidak mungkin dilakukan?
Ada banyak orang di luar sana yang beranggapan bahwa dengan diberhentikannya proses produksi dari Airbus A380, maka pesawat yang masuk ke dalam jenis super-jumbo jet ini tidak akan terlihat lagi di udara. Namun anggapan tersebut salah, karena pada hari Rabu (20/3/2019) kemarin, All Nippon Airways (ANA) baru saja kedatangan A380 pertama mereka yang rencananya akan memasuki masa operasi pada tahun 2019 mendatang.
Baca juga:Lufthansa Berencana Jual Enam Unit A380, Airbus Siap Beli!
Dengan bergabungnya Airbus A380 ke dalam tubuh ANA, maka hal ini seolah membangkitkan kepercayaan diri dari Airbus untuk kembali meninjau kelanjutan dari pesawat jet komersial terbesar di dunia ini. KabarPenumpang.com mengutip dari laman simpleflying.com (25/3/2019), Presiden dari ANA, Shinya Katanozaka berkelakar bahwa pihaknya hanya akan menggunakan A380 dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
Sebenarnya, bercandaan dari Shinya Katanozaka tersebut tidaklah benar, karena ‘umur’ dari suatu pesawat bergantung terhadap pihak maskapainya masing-masing. Dalam artian, jika pihak maskapai masih nyaman terhadap satu pesawat yang sudah tua sekalipun, ya mereka akan tetap mempertahankannya – walaupun biaya pengoperasiannya secara keseluruhan bisa jadi lebih tinggi ketimbang membeli satu armada baru.
Dalam sebuah konferensi pers, pihak Airbus mengatakan: “Airbus A380 akan terbang selama bertahun-tahun dan kami, tentu saja, akan terus sepenuhnya mendukung para operator tersebut,”
Dukungan yang diberikan Airbus terhadap operator A380 meliputi suku cadang, perbaikan, dan maintenance lainnya. Selain itu, pihak Airbus juga mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan keandalan dari A380 – alih-alih membiarkan dapur dari A380 tidak ngebul. Menurut simpleflying.com, sebanyak 2000 parameter dari A380 terus diperhatikan dan tidak menutup kemungkinan akan ditingkatkan sehingga A380 bisa comeback di masa yang akan datang.
Sadar bahwa sejumlah maskapai telah menghentikan pengoperasian dari A380 yang dilaterbelakangi oleh masalah finansial (biaya pengoperasian, load factor, dan lain-lain), Airbus masih tetap mempromosikan A380 dengan cara memberikan penawaran khusus terhadap calon pembeli.
Baca Juga: Dinilai Kurang Efisien, Akankah Airbus A380 Berjaya 20 Tahun Mendatang?
Pihak Airbus memang tidak merinci apakah yang dimaksud dengan penawaran khusus tersebut, namun itu bisa saja mencakup penyediaan suku cadang, yang bisa juga merambah sampai urusan maintenance.
Bahkan, pada artikel sebelumnya, sejumlah pengamat menyatakan bahwa Airbus A380 akan lebih cocok untuk dioperasikan di masa yang akan datang – bukan masa sekarang. Jadi, inikah salah satu variabel yang menunjukkan kebangkitan A380 setelah mengalami keterpurukan?
Sehat dan bisa mendapatkan reward atau penghargaan tiket gratis untuk menggunakan transportasi umum adalah sebuah hal yang patut di coba. Apalagi naik Mass Rapid Transit (MRT) secara gratis di Singapura. Siapa yang tak mau? Pastinya semua pengguna MRT akan berusaha mendapatkan tiket gratis tersebut.
Baca juga: Akibat Ponsel Keluarkan Asap, Penumpang MRT Singapura Tertahan 11 Menit di Stasiun Dhoby Ghaut
MRT Singapura membuat para penumpangnya berolahraga squat agar bisa gratis naik kereta tersebut. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman mothership.sg (27/3/2019), tiket gratis naik MRT tersebut merupakan kampanye yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Prudential.
Dimana penumpang yang mau mendapatkan tiket MRT gratis harus melakukan 20 squat dalam waktu 40 detik. Kampanye Prudential Singapura ini sendiri ingin mendorong warga Negara berlambang Singa untuk tetap sehat seiring bertambahnya usia.
Kampanye #DOsquatschallenge tersedia untuk penumpang di Stasiun MRT Tampines yang berlangsung hingga Rabu (3/4/2019) mendatang sebelum pindah ke Stasiun MRT City Hall. Siapa saja yang bisa menikmati tiket gratis ini?
Ternyata penumpang yang memiliki tinggi 1,2 meter atau lebih yang bisa melakukan 20 squat tersebut dalam waktu 40 detik. Tiket gratis ini sendiri hanya bisa digunakan untuk sekali jalan dalam hari yang sama atau dengan kata lain tidak bisa digunakan pada hari lain.
Chief Customer Officer Prudential Singapura, Goh Theng Kiat, mengatakan bahwa perusahaan berharap dapat mendorong warga Singapura untuk tetap sehat karena harapan hidup mereka meningkat.
“Saat ini stand untuk melakukan squat hanya tersedia satu dan belum disebar di stasiun MRT lainnya,” ujar Goh.
Baca juga: Stasiun Raffles Place Jadi ‘Saksi’ Cinta Dua Petugas MRT Singapura
Setelah selesai dari Stasiun MRT Tampines 3 April mendatang, stand squat akan berada di Stasiun MRT City Hall hingga 17 April mendatang. Hingga saat ini diketahui setidaknya ada enam ratus penumpang yang sudah ikut berparisipasi dalam tantangan tersebut sejak pertama kali berdiri pada 21 Mret 2019 kemarin.
Sedangkan di Indonesia sendiri saat ini MRT Jakarta masih menggratiskan tiket bagi penumpangnya hingga 31 Maret 2019 mendatang. Nantinya saat 1 April 2019, penumpang akan dikenakan tarif tergantung dari jarak keberangkatan menuju tujuan penumpang.
Salah satu moda transportasi berbasis massal anyar yang dimiliki Indonesia, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sudah mulai beroperasi sejak beberapa hari yang lalu. Kehadirannya di Ibukota menyiratkan agar setiap warga Jakarta mulai meninggalkan kendaraan pribadi mereka dan beralih menggunakan moda transportasi berbasis massal yang rencananya akan terintegrasi dengan sejumlah layanan serupa lainnya.
Baca Juga: Sabtu Malam 30 Maret, MRT Jakarta Akan Matikan Satu Lampu di Seluruh Stasiun
Nah, mengganti haluan dari kendaraan pribadi menjadi menggunakan transportasi berbasis massal memang tidaklah mudah untuk dijalankan – mesti ada saja orang yang kagok dengan perubahan skema perjalanan di kehidupan mereka sehari-hari. Sadar akan masalah ini, MRT Jakarta memfasilitasi warga Jakarta yang belum sepenuhnya bisa meninggalkan kendaraan pribadi mereka dengan cara menghadirkan park and ride (lahan parkir) di beberapa titik. Salah satunya yang sudah beroperasi adalah di kawasan Lebak Bulus.
Khusus untuk fasilitas park and ride yang ada di Lebak Bulus ini, PT MRT Jakarta menyediakan lahan seluas 8.000 meter persegi yang dicanangkan mampu untuk menampung hingga 500 unit kendaraan bermotor – baik roda dua, maupun roda empat. Alih-alih menerapkan skema biaya sebagaimana yang biasa kita jumpai di pusat-pusat perbelanjaan, PT MRT Jakarta mematok harga yang sangat murah.
“Untuk tarifnya flat, Rp5.000 per hari untuk mobil dan Rp2.000 per hari untuk kendaraan roda dua,” ujar Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaludin di Stasiun Dukuh Atas, Rabu (27/3/2019).
Tentu saja, fasilitas park and ride ini tidak hanya hadir di kawasan Lebak Bulus saja. Dikabarkan, dua fasilitas ini juga sudah tersedia di area Stasiun Fatmawati – kendati ukurannya tidak sebesar di Lebak Bulus.
PT MRT Jakarta sendiri mengaku tidak khawatir jika ada para pengguna MRT Jakarta yang lebih memilih untuk memarkirkan kendaraannya di lahan parkir yang lebih dekat dengan stasiun. Muhammad Kamaludin mengatakan bahwa, “tentunya kami berikan pilihan untuk lokasi parkir untuk sekarang yang tersedia itu sudah ada. Jadi seperti yang di Transmart (Lebak Bulus) sudah ada tapi kan tarif mereka tarif normal. Sementara untuk park and ride harus bersabar berjalan sedikit tapi langsung mengarah ke lokasi,”
Baca Juga: Media Jepang Ternyata Soroti ‘Perilaku’ Pengguna MRT Jakarta
“Sekarang fokus kami pada sisi operasional berjalan dengan aman dan lancar. Untuk fasilitas pendukungnya akan terus dikembangkan terus supaya lebih layak jadi tempat parkir,” tandas Muhammad Kamaludin.
Lalu untuk jam operasional, PT MRT Jakarta akan mulai membuka fasilitas park and ride ini pada pukul 05.30 hingga 22.30.
“Ini sesuai dengan kesepakatan dengan Pemerintah dan jam operasional kami memang seperti itu. Nanti yang kelola (fasilitas park and ride) Dishub melalui UP Perparkiran.” Tutupnya.