Pesawat punya pramugari, kereta api juga punya, nah bagaimana dengan bus Antar Kota Antar Provinsi atau AKAP? Ternyata bus AKAP juga punya loh pramugari untuk melayani penumpang. Kehadiran pramugari ini dalam upaya peningkatan kualitas penyedia layanan bus atau perusahaan otobus (PO).
Ada beberapa PO bus yang menggunakan pramugari untuk membantu pelayanan dalam bus. Penasaran apa saja yang dilakukan pramugari dalam bus AKAP? Pramugari ini dalam bus AKAP memberikan pengumuman kepada penumpang sebelum jalan sepeerti kelas, kota tujuan, waktu tempuh dan fasilitas yang diberikan. Selain itu juga pramugari menjelaskan penggunaan toilet ketika bus berjalan.
Seperti pramugari di pesawat, pramugari di bus AKAP juga akan melayani penumpang seperti memeriksa AC di kursi dan membagikan minuman. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, pramugari membantu memeriksa tiket dan memberikan arahan perjalanan kepada penumpang yang membutuhkan informasi.
Selain itu ada juga himbauan untuk menjaga kebersihan dan barang bawaan. Selanjutnya juga ada yang memberitahu di mana bus akan berhenti untuk melakukan isitrahat dan servis makan untuk penumpang.
Pramugari bus juga bertugas membuka bagasi barang penumpang. Tugas ini cukup unik karena sebelumnya dilakukan oleh para kondektur bus. Hanya bedanya kondektur tidak melayani penumpang seperti pramugari bus.
Dalam sehari pramugari ini menempuh perjalanan pulang pergi sesuai jadwal bus. Itu berarti ia bertugas dalam perjalanan sejauh 400-500 km dengan total waktu tempuh selama sepuluh jam bahkan lebih jika macet. Sebuah jarak yang cukup jauh untuk seorang awak bus wanita. Pramugari bus AKAP dalam perjalanan akan duduk di samping pengemudi.
Untuk pertama kali, bus yang menggunakan pramugari adalah PO Efisiensi yang melayani trayek Yogyakarta-Purwokerto-Purbalingga dan Yogyakarta-Cilacap serta arah sebaliknya. PO yang satu ini menjadi primadona di jalur selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian pramugari juga ternyata hadir di PO Rosalia Indah, PO Muji Jaya, Po Mtrans, PO Sinar Jaya dan Cyber Bus. Tak hanya unik, kondektur wanita atau pramugari bus juga menambah kesan manis selama perjalanan. Pramugari-pramugari ini membuat perjalanan semakin nyaman.
Memilih maskapai penerbangan asal Timur Tengah, saat ini trennya cenderung mengerucut kepada The Three Mega Carrier, yakni Emirates, Qatar, dan Etihad. Padahal, di beberapa negara lainnya, terdapat beberapa maskapai yang patut diperhitungkan. Salah satunya adalah Saudia Airlines.
Dikutip dari laman simpleflying.com, Chris Loh, jurnalis di media yang berbasis di London tersebut akan coba mengulas serta membandingkan pengalaman terakhir yang dimilikinya di kedua maskapai. Yang pertama adalah layanan Singapura ke Jeddah dengan Saudia dan yang kedua adalah penerbangan Abu Dhabi ke Roma dengan Etihad. Dilihat dari rute, tentu saja kedua penerbangan tersebut tergolong dalam jarak jauh – meskipun penerbangan Saudia mencatat waktu hampir dua jam lebih lama.
Kedua penerbangan menggunakan Boeing 787-9 Dreamliner dan sebagaimana diungkapkan sebelumnya, perbandingannya terbatas hanya pada kelas ekonomi. Namun, sebelum jauh membahas soal perbandingan keduanya, ia merasa bahwa Etihad menempatkannya pada kursi yang lebih baik dari kelas ekonomi biasa.
Tempat duduk
Menurut jurnalis asal Kanada itu, jenis kursi yang ditawarkan oleh kedua maskapai ini mungkin lebih cenderung ke preferensi pribadi. Untuk Saudia, para tamu memiliki permukaan kulit krem yang halus dan nyaman menemani selama di pesawat mengudara. Kursi-kursi memiliki sandaran kepala yang bisa disesuaikan dengan ‘sayap’ samping yang terlipat agar kepala tidak terguling ke kanan dan ke kiri.
Etihad, di sisi lain, memiliki kain-kain untuk sarung joknya. Pengalaman ekonomi Etihad juga memiliki salah satu sandaran kepala yang lebih menarik yang ia temui dari ratusan penerbangan yang pernah dialaminya. Setiap sandaran kepala, kursi ekonomi memiliki ‘sayap’ yang kokoh, dan menonjol di satu sisi. Sangat nyaman untuk dibuat bersandar selama berjam-jam.
Dalam urusan tampilan dan nuansa tempat duduk, Saudia – rasanya jauh lebih ‘bersih’ dan sedikit lebih ‘berkelas’. Ide sayap sisi besar Etihad di sandaran kepalanya sebetulnya sangat bagus. Pasalnya, ia telah melihat terlalu banyak penumpang yang kesulitan tidur karena kepalanya tidak memiliki penjagaan yang memadai di kedua sisinya.
Sayangnya, perbandingan dalam hal tempak duduk ini kurang begitu fair. Sebab, ia ditempatkan di kelas ekonomi Etihad yang tak ‘biasa’. Dibanding Saudia, Etihad memiliki jarak 3-4 inci lebih tinggi. Meskipun demikian, leg room atau ruang kaki Saudia tak terlalu buruk untuk ukuran ekonomi.
Dari segi fasilitas, masih dalam kaitannya dengan tempat duduk, baik Etihad maupun Saudia, keduanya menawarkan soket listrik di samping soket USB. Saudia ada di bawah kursi sementara Etihad ada di kursi belakang (di depan penumpang). Dari sisi kemudahan, lokasi plug Saudia lebih sulit diakses sebab mengharuskan penumpang beranjak dari kursi. Adapun bantal, kedua maskapai tersebut sama-sama menyediakan selimut dan bantal yang nyaman untuk penerbangan.
Hiburan dalam pesawat dan WiFi
Dalam urusan hiburan dalam pesawat atau In-flight entertainment (IFE), Saudia tampil dengan beberapa wajah baru. Terdapat beberapa fitur yang cukup mengesankan. Penumpang dapat menggunakan layar untuk memilih kapan pramugari harus membangunkan untuk layanan makanan dan kapan mereka harus meninggalkannya sendirian.
Sayangnya, Chris tidak dapat mencoba layanan ini. Kala itu, ia cukup sadar bahwa awak kabin memiliki kesibukan lain hingga ia enggan untuk mencobanya. IFE Saudia yang lebih baru juga memiliki sistem pengiriman pesan sehingga penumpang dapat mengirim pesan ke orang-orang di kursi lain, khususnya bagi pasangan yang tidak mendapatkan kursi berdampingan.
Etihad tentu tak mau kalah. Mereka memiliki fitur ‘mewah’ berupa remote control yang juga memiliki layar sentuh dengan fleksibilitas tinggi. Ini adalah fitur bagus yang memungkinkan tamu duduk dan mengakses menu sistem hiburan dengan lebih mudah.
Ia (Chris) berpendapat bahwa keduanya memiliki sistem yang cukup bagus. Namun, bila dipaksa untuk memilih, sistem aksesibiltas hiburan dirancang lebih baik pada Etihad. Di Saudia, ada bagian-bagian di pada Audio yang diberi label sangat buruk dan tidak menampilkan artis (hanya nama album).
Untuk WiFi, Saudia lebih unggul karena memiliki opsi pengiriman pesan 10MB gratis. Etihad tidak memiliki yang seperti ini sehingga penumpang harus membayar, bahkan untuk tingkat layanan WiFi paling dasar. Paling tidak, dengan paket gratis Saudia, penumpang dapat mengirim dan menerima beberapa pesan WhatsApp atau Facebook Messenger dan tetap mengikuti beberapa komunikasi dasar.
Makanan (dan minuman)
Layanan makanan dalam pesawat Saudia terasa cukup elegan. Dimulai dengan distribusi menu yang dicetak dengan baik dan kemudian taplak meja (baki). Keduanya menambah sedikit sentuhan kelas pada seluruh pengalaman makan di dalam pesawat. Mungkin perasaan tersebut cenderung tentatif, tetapi menu makanan dijelaskan secara rinci.
Dari segi rasa dan kualitas, pengalaman makan di Saudia adalah yang terbaik. Dalam penerbangan ekonomi A320 dari Milan ke Riyadh, mereka bahkan menawarkan pisang utuh sebagai pilihan makanan ringan yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Untuk Etihad, menu makanan mewahnya tidak termasuk taplak meja yang bagus. Namun, ayam dan sayuran mereka sangat fantastis. Makanan penutup dikemas dengan baik tetapi dan sangat menakjubkan.
Satu hal unik tentang layanan makan malam Etihad adalah bahwa penumpang kini dapat membayar makanan tambahan. Hal Itu diuraikan dalam menu yang ditemukan di saku kursi belakang dan penumpang mendapatkan pengingat ketika sistem hiburan dalam pesawat dinyalakan. Ia pikir ini bagus dalam hal keragaman makanan – dan bagi siapa saja yang mungkin lebih lapar. ia hanya berharap itu tidak memberikan lisensi maskapai untuk mengurangi kualitas atau ukuran penawaran gratis mereka.
Untuk minuman, satu hal yang dinikmati dari operator Timur Tengah tersebut adalah mereka melayani lebih dari sekadar jus apel, jeruk, dan jus tomat. Jika ingatannya benar, baik Saudia dan Etihad menyajikan jus mangga dan jambu biji.
Satu perbedaan besar dengan Saudia adalah penerbangannya ‘kering’, artinya tidak ada alkohol yang disajikan (atau bahkan diizinkan) di kabin pesawat. Di sisi lain, Etihad memang menyajikan minuman beralkohol dalam penerbangannya.
Komentar terakhir
Pengalaman Chris dengan layanan pramugari di kedua maskapai sangat baik tanpa keluhan. Baik Saudia maupun Etihad, semua awak kabin profesional dan sopan serta menawarkan layanan sambil tersenyum. Satu hal yang masuk ke Saudia adalah layanan handuk panas yang ditawarkan di awal penerbangan. Dan itu menjadi salah satu pembeda serta menjaadi masalah baru untuk Etihad.
Perbandingan ini hanya mencakup pengalaman penerbangan dalam bidang ekonomi dan tidak memperhitungkan jumlah rute atau tujuan yang ditawarkan oleh masing-masing maskapai atau pengalaman di bandara. Semoga, bagaimanapun, jika pembaca sekalian memiliki pilihan antara salah satu dari kedua maskapai ini, artikel ini akan membantu Anda untuk menentukan pilihan. Perjalanan yang menyenangkan!
Italia, salah satu negara di Eropa yang memiliki banyak kota-kota sejarah salah satunya adalah Venesia. Kota yang disebut kota air ini memiliki keindahan yang bisa dikatakan klasik.
Sungai atau kanal yang mengitari kota ini membuatnya menjadi lebih menarik dibandingkan negara Eropa lainnya, apalagi ada Gondola yang menjadi transportasi pendukung, dan kini menjelma sebagai ikon wisata Venesia.
Dengan Gondola, Venesia dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda, melihat rumah-rumah dengan pintu di depan anak sungai, jembatan kecil yang menghubungkan satu rumah dengan rumah yang lainnya, sesuatu yang eksotis untuk dikunjungi, telebih amat pas bagi pasangan yang ingin menikmati Bulan Madu. Bila Anda ke Italia, khususnya Venesia ada baiknya memilih musim semi. Karena udara yang sejuk tidak terlalu dingin di bandingkan saat musim dingin. Selain itu tempat-tempat wisata di Italia banyak yang tutup saat musim dingin.
Akhir Maret 2017 lalu, kami pergi bertiga mengunjungi Italia selama empat hari untuk berwisata. Kami berangkat dari Jakarta menuju ke Amsterdam, Belanda naik pesawat Boeing 777 Garuda Indonesia dengan perjalanan sekita 14 jam, dan dilanjutkan menginap dua malam di Amsterdam sebelum akhirnya kami tiba di Italia. Pada hari yang ditentukan kami menuju ke Italia menggunakan maskapai Transavia dan tiba di bandara Marco Polo, Venesia. Karena merupakan rute pendek, yang digunakan adalah jenis pesawat berbedan sedang, mungkin sekekas Boeing 737 Series atau Airbus A320.
Pesawat yang digunakan Transavia tidak memberikan layanan penuh alias low coast carrier (LCC), karena kami mendapat tiket murah sekitar Rp600 ribu sekali jalan dari Amsterdam menuju Venesia waktu tempuh dari Amsterdam menuju Venesia, Italia sekitar 2 jam 45 menit. Pemandangan di dari dalam pesawat yang terlihat adalah pegunungan Alpen dan kota-kota Italia.
Kami mendarat pukul 09.30 waktu Italia dan langsung menuju terminal kedatangan untuk mengambil bagasi. Sajian yang terlihat saat pengambilan bagasi adalah loket-loket tiket untuk bus, kapal bus dan kereta. Saat itu, bandara masih terlihat sepi karena kami sampai masih pagi, selain itu bandaranya pun lebih kecil dibandingkan yang ada di ibu kota.
Dari pilihan tiga moda transportasi yang disuguhkan, kami memilih menggunakan bus. Untuk tiketnya sendiri seharga 8 Euro sekali perjalanan. Harga tiket ini tergantung jarak, waktu tempuh dan jalur yang digunakan.
Sebenarnya pemilihan bus ini, bukan karena interior di dalamnya, sebab model bus yang kami gunakan tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. Kami menggunakan bus untuk menikmati perjalanan dan melihat kota tua dengan bangunannya. Padahal bila dilihat kota Venesia terbagi dua bagian besar yakni daratan dan perairan yang menjadi bagian wisata.
Dan tempat kami menginap sebenarnya di dekat dengan kota wisata tersebut. Dengan jarak tempuh sekitar 20-30 menit hingga sampai di terminal, kami bisa menikmati keindahan Venesia secara lebih lagi. Ini juga yang menjadi alasan kami tidak memilih kapal bus, walaupun harga tiket yang ditawarkan sama dengan bus biasa yakni 7-8 Euro. Sesampai di Terminal, untuk menuju ke penginapan, kami harus berjalan kaki sekitar 15 menit dan sempat berhenti di depan stasiun kereta Santa Lucia untuk menikmati keindahan bangunan Santa Lucia sendiri.
Kapal bus di Venesia.
Oh iya, bentuk tiket naik bus berupa kertas karcis seperti kita naik TransJakarta sebelum menggunakan kartu seperti saat ini. Sesampai di penginapan kami menyimpan barang-barang, karena masih pagi, kami kemudian berkeliling kota Venesia. Pemandangan yang diberikan kota air ini adalah kanalnya, apalagi Gondola yang menjadi daya tarik sendiri serta jembatan-jembatan klasiknya. Untuk menemukan tempat makan di kota ini tidaklah susah karena di setiap sisi jalan terlihat restoran-restoran.
Rialto Bridge
Tak hanya itu, jembatan terkenal seperti Rialto Bridge juga tempat yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat yang tak boleh terlewatkan adalah gereja Katedral St. Marco, untuk mencapai ke sini, kami berjalan kaki sembari menikmati keindahan kota Venesia. Tetapi Anda juga bisa menggunakan kapal bus untuk sampai ke sini.
Setelah cukup berkeliling di kota Venesia, kami kembali kepenginapan dan tujuan selanjutnya adalah kota Florence yakni kota tua lainnya yang ada di Italia. Penasaran dengan perburuan kota tua Italia lainnya? Tunggu artikel selanjutnya di KabarPenumpang.com. (Dessyta Octavera Santi – karyawati swasta di Jakarta)
Tidak jelas kapan dimulainya, namun pemberian fasilitas makan gratis oleh Perusahaan Otobus (PO) jarak jauh di Pulau Jawa sudah menjadi ciri khas tersendiri. Meski kebanyakan serba standar, namun beberapa PO menghadirkan menu yang cukup bervariasi dan tergantung rumah makan tempat bus AKAP berhenti.
Biasanya bus yang melakukan perjalanan dengan trayek dari barat ke timur yakni dari Banten, Jakarta atau Jawa Barat akan berhenti di rumah makan wilayah Subang, Indramayu, Cirebon atau Brebes.
Sedangkan bus yang berjalan dari timur ke barat akan beristirahat di wilayah Weleri, Jawa Tengah. PO Raya bahkan pernah menghadirkan menu garang asem untuk servis makan penumpang kelas Supertop dari timur. Hal ini menjadi sebuah ciri khas yang diketahui oleh banyak orang.
Beberapa rumah makan langganan perusahaan otobus AKAP memang memiliki rasa masakan yang berbeda-beda. Bahkan beberapa rumah makan menjadi favorit para penumpang bus karena rasa masakannya. Rumah makan Sari Rasa di daerah Kendal contohnya, rumah makan ini disebut-sebut para penumpang bus memiliki cita rasa masakan yang lezat.
Selain itu rumah makan ini menyediakan ruangan AC dan bisa dibilang kondisi rumah makannya bersih. Untuk servis makan ini biasanya dihargai Rp10.000 sampai Rp15.000 dari harga tiket yang anda beli.
Akan tetapi, fasilitas servis makan ini tidak bisa anda uangkan meskipun anda tidak mengambil servis makan gratis. Yang seringkali jadi masalah adalah ketika rasa masakan tidak cocok dengan lidah kebanyakan penumpang, bahkan kualitas masakan tidak baik, misalnya hampir basi dan berbau tidak sedap.
Jalan tengahnya ketika Anda tidak sreg dengan servis makan prasmanan yang ditawarkan, biasanya beberapa rumah makan kini menyediakan mie cup instan yang bisa ditukarkan dengan kupon servis makan milik Anda. Bisa juga Anda menambah uang untuk upgrade servis makan dengan menu yang lebih banyak pilihannya. Hal ini bisa anda temukan pada servis makan di PO Rosalia Indah. (Senna Aditya)
Larangan mudik yang akan berlangsung sejak 6-17 Mei 2021 membuat semua moda transportasi baik darat, laut maupun udara tidak akan beroperasi kecuali untuk angkutan logistik. Namun salah satu Perusahaan Otobus (PO) Arimbi akan tetap beroperasi di masa Lebaran meski ada larangan.
Tak hanya itu, untuk mengoperasikan bus di masa Lebaran, PO Arimbi akan menyiapkan pengemudi dan kondektur yang bisa berargumentasi jika mereka dicegat ketika beroperasi saat itu. Operasional PO Arimbi Bambang Suteja mengatakan, peraturan larangan mudik dianggap bukan sebuah kebijakan yang baik.
Hal ini karena ada banyak pekerja di jasa transportasi terkhususnya bus yang akan terdampak dengan peraturan itu. Dia mengatakan, bahwa tidak semua penumpang selalu mudik tetap kemungkinan keperluan di kota lain.
Bambang menambahkan, jika draft larangan mudik sah berlaku, PO Arimbi akan memilih pengemudi yang tahan banting ketika bertugas. PO Arimbi sendiri merupakan bagian dari PT Arimbi Jaya Agung yang bergerak dalam bidang transportasi sejak tahun 1969.
Dalam jasa perjalanan perusahaan ini menamakan armada bus mereka dengan Arimbi yang beroperasi sebagai moda perjalanan Natar Kota Antar Provinsi AKAP), Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Pariwisata. PO bus Arimbi sendiri memiliki sekitar 800 unit bus dengan trayek berbeda-beda yakni Lampung, Bekasi, Jakarta, Bogor, Metro, Tangerang.
Selain itu Lampung ke Metro, Bekasi ke Metro, Jakarta ke Lampung, Lampung ke Depok dan Bogor ke Lampung. Selain itu juga dari Jakarta ke Metro, Jakarta ke Merak, Jakarta ke Bandung dan Jakarta ke Sumedang.
Dalam memberikan layanan, Arimbi menyediakan bus yang bisa dipilih sesuai keinginan penumpang yakni kelas bisnis AC dan eksekutif. Di mana pada kelas bisnis kursi penumpang memiliki susunan dua hingga tiga orang perbaris, sedangkan kelas eksekutif memiliki fasilitas lebih lengkap dan beragam.
Untuk susunan kursinya 2-2 per baris sehingga penumpang bisa menikmati ruang duduk yang lebih luas dan nyaman. Tiketnya pun terbilang murah sekitar Rp75 ribu hingga Rp250 ribu tergantung kelas yang dipilih penumpang.
Pada Maret 2024, KCIC mengoperasikan hingga 44 perjalanan Whoosh per hari dengan 15 petugas dalam setiap rangkaiannya. Setiap harinya terdapat hingga 100 pegawai yang diperiksa kesehatannya mulai dari masinis, pramugari, kondektur, teknisi, hingga petugas keamanan dan kebersihan Whoosh.
Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan, pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan seluruh petugas saat berdinas dan mengoperasikan kereta Whoosh. KCIC menerapkan kebijakan pemeriksaan kesehatan secara mendetail secara rutin sebelum perjalanan.
“Tes kesehatan ini penting untuk menjamin seluruh petugas berada dalam kondisi prima dan siap bertugas mengoperasikan kereta serta melayani penumpang dengan fokus dan teliti. Kondisi fisik petugas yang prima menjadi salah satu faktor penting untuk mencegah terjadinya kesalahan yang dapat berisiko pada keselamatan serta mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang,” ujar Emir.
Tes kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah, saturasi oksigen, dan pemeriksaan fisik, dengan tambahan pemeriksaan alcohol breathing untuk masinis. Petugas yang dinyatakan sehat akan mendapatkan surat keterangan dari dokter yang ditunjuk KCIC.
Di bulan Ramadhan ini pula, petugas yang menjalankan puasa juga dipantau nutrisinya. Harapannya agar petugas tetap bugar dan siap bertugas dengan baik meski sedang berada menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Proses pemeriksaan ini dilakukan secara rutin di stasiun Halim dan Tegalluar menyesuaikan dengan lokasi dinasan pertama petugas tersebut. Pengetesan dilakukan 1 jam sebelum jadwal keberangkatan dan bila dinilai kurang sehat, maka akan langsung diganti petugas yang bersiaga lainnya.
Emir menegaskan, pengecekan kesehatan rutin secara ketat ini merupakan bentuk komitmen KCIC untuk menyediakan layanan yang optimal bagi penumpang. Terutama menjelang masa Angkutan Lebaran 2024, di mana peningkatan jumlah penumpang diharapkan, penting bagi petugas untuk siap memberikan pelayanan terbaik.
“Kami memberikan standar yang ketat mengenai kestabilan tekanan darah, pendengaran, dan kesadaran personil yang akan bertugas. Hal ini bertujuan dalam rangka menghadirkan layanan Whoosh yang aman dan selamat sampai di tujuan,” tutup Emir.
Faktor manusia di kabin dan kokpit bisa meningkatkan dan menurunkan risiko insiden serta kecelakaan dalam pesawat. Seperti pada tahun 1972 di mana Eastern Airlines jatuh di Florida Everglades dan faktor manusia menjadi topik serius dalam penerbangan sipil. Kemudian sebuah konsep yang disebut manajemen sumber daya kokpit diperkenalkan dalam pelatihan percontohan untuk mencoba menghentikan kecelakaan serupa.
Sehingga penekanan manajemen sumber daya kokpit adalah untuk mengembangkan kerja tim sebagai alternatif dari model yang berlaku di mana penilaian dan wewenang kapten tidak perlu dipertanyakan lagi. hal ini kemudian membuat situasi yang menyebabkan keputusan yang buruk dengan kapten menjadi tidak tertandingi dan kapten menjadi kelebihan muatan dengan tanggung jawab selama keadaan darurat dalam penerbangan karena kegagalan untuk mendelegasikan tugas.
Dirangkum KabarPenumpang.com dari flightsafetyaustralia.com, pad 1990-an kemudian dikembangkan untuk menjadi sumber daya awak atau crew resource management (CRM) yang memperluas konsep manajemen sumber daya kokpit untuk berkomunikasi antara pilot dengan awak kabin. Satu kecelakaan yang berkontribusi terhadap realisasi ini adalah Air Ontario Flight 1363, yang jatuh segera setelah lepas landas di Dryden, Kanada, pada tahun 1989.
Dalam laporan kecelakaan, satu-satunya pramugari yang masih hidup mengatakan, “Kami bekerja sebagai dua kru. Anda memiliki kru front-end dan kru back-end.”
CRM membantu meningkatkan komunikasi antara kedua kru sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pekerjaan satu sama lain tetapi juga untuk memecah hambatan dalam status atau takut melaporkan. Pelatihan bersama sangat umum di sebagian besar maskapai, dengan penekanan pada skenario praktis dan studi kasus untuk lebih meningkatkan hubungan.
Kecelakaan lain yang mendorong perlunya pengembangan pelatihan ini adalah jatuhnya British Midland Penerbangan 92 di Kegworth, di Inggris pada tahun 1989. Dalam laporan kecelakaan oleh AAIB, ditemukan bahwa penerbangan tersebut kru mematikan mesin yang bekerja menyebabkan kecelakaan. Awak kabin ketinggalan referensi kapten ke mesin yang tepat ketika ia berbicara ke kabin penumpang, meskipun beberapa penumpang di sebelah kiri pesawat, telah melihat percikan api dan nyala api dari mesin di sisi mereka, bingung karenanya.
Jadi apa saja kesulitan dalam komunikasi antara awak pesawat dan awak kabin? Kepribadian dan motivasi yang berbeda dapat berperan, juga kesenjangan status dan budaya. Selain itu awak kokpit dan awak kabin mungkin memiliki jadwal dan batasan waktu penerbangan yang berbeda. Pintu geladak penerbangan yang terkunci dan aturan kokpit yang steril juga dapat membuat komunikasi menjadi sulit pada tingkat praktis.
Awak kabin sekarang didorong untuk berbicara dengan awak pesawat tentang potensi ancaman di dalam kabin dan jangan takut untuk melakukannya, baik itu bau atau suara, hingga getaran yang tidak biasa atau penumpang yang mencurigakan atau sesuatu yang tidak biasa dan tidak rutin. Brifing kru juga bersama, jika memungkinkan, dan interaktif.
CRM adalah tentang kerja tim dan sinergi dan pendekatan pemecahan tim. Komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan adalah faktor yang sangat penting. Sistem pelaporan yang terbuka dan jujur juga harus ada dan harus ada budaya yang memungkinkan pembelajaran dari setiap insiden atau kecelakaan.
Pelatihan CRM menciptakan kepercayaan di antara semua anggota awak, yang bisa menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat. Ini juga dapat diperluas ke insinyur, kru pengiriman, kru darat dan manajemen, sehingga penerbangan yang aman dan efisien dapat diharapkan dan dicapai. Di dalam kabin, banyak elemen faktor manusia yang harus diperhatikan.
Hubungan penumpang bisa menjadi sulit, karena seringkali maskapai ingin menyesuaikan sebanyak mungkin kursi di pesawat dan pesawat menjadi lebih sempit. Ada lebih banyak kasus dari sebelumnya penumpang yang mengganggu, karena kemarahan, kehilangan kendali atau penyalahgunaan zat. Ada persepsi bahwa awak kabin hanyalah pramusaji dan bukan profesional keamanan yang dilatihnya. Pada maskapai regional dengan pesawat yang lebih kecil, hanya satu awak kabin diperlukan dan bisa berarti, sebagai anggota awak tunggal, Anda bertanggung jawab atas semua yang terjadi di dalam kabin, termasuk berurusan dengan penumpang yang mengganggu dan situasi yang berpotensi mengancam.
Awak kabin tunggal sering merasa seperti kurangnya dukungan dari rekan-rekan mereka dan merasakan tekanan psikologis. Baru-baru ini, ada peningkatan penumpang melepas bagasi kabin dalam evakuasi pesawat, yang bisa melukai orang lain, menghambat evakuasi dan merusak slide. Jelas ada kebutuhan untuk menghentikan perilaku penumpang semacam ini dan memungkinkan awak kabin melakukan pekerjaan mereka tetapi bagaimana? Demonstrasi keselamatan telah dibuat lebih bervariasi dan lucu untuk menarik minat penumpang, tetapi instruksi keselamatan masih diabaikan. Seharusnya ada lebih banyak kesadaran, mungkin bahkan di bandara sebelum penerbangan untuk menunjukkan implikasi dari tidak mematuhi instruksi awak kabin.
Dalam desain kabin pesawat terbang, ergonomi perlu dipertimbangkan, mulai dari awak kabin melompat ke peralatan darurat, desain dapur dan kereta, pintu darurat dan papan tanda, dan lampu lantai darurat untuk awak dan penumpang agar dapat mengungsi dengan mudah dalam situasi darurat. Pakar keselamatan kabin dan kelompok fokus awak kabin harus memiliki suara yang kuat dalam desain kabin dan kebugarannya untuk tujuan tertentu.
Sebagai kereta komuter, MRT Jakarta punya tampilan bagian muka dan ekor yang sama. Na, lantas bagaimana cara membedakan bagian muka dan bagian ekornya? Dilansir KabarPenumpang.com dari sumber terpercaya, yang menandakan bagian muka dan ekor dari armada MRT Jakarta adalah lampu kecil pada bagian atas kaca kabin masinis, atau biasa disebut sebagai head lamp.
Menurut sumber, ada dua buah lampu dengan bentuk yang berbeda, lingkaran dan kotak. Lampu yang berbentuk lingkaran akan memendarkan cahaya putih, sedangkan yang kotak akan memendarkan cahaya merah. Bukan tanpa tujuan, lampu berwarna putih menandakan bagian muka dari armada, sedangkan di ujung satunya lagi lampu akan menyala warna merah yang menandakan ekor dari rangkaian tersebut.
Selain ditujukan untuk memudahkan para pengguna jasa MRT Jakarta kelak, lampu berwarna putih pun berfungsi sebagai sumber pencahayaan ketika armada ini tengah beroperasi, mengingat rute MRT yang kebanyakan berada di bawah tanah yang minim pencahayaan. Jika diperhatikan, tidak ada lampu lain pada armada buatan Nippon Sharyo, Jepang ini.
“Supaya publik tidak bingung, mana bagian muka, mana bagian ekor,” ujar sumber yang namanya enggan dipublikasikan ini. “Jadi, dari jauh mereka bisa melihat kalau lampunya putih, itu bagian mukanya, begitupun sebaliknya,” tandasnya.
Selain itu, ia pun menyebutkan bahwa pemasangan lampu semacam ini sudah menjadi kriteria dasar jaringan Metro di dunia. “Ini sudah jadi standar internasional, kok,” teraangnya. Jadi, sekarang Anda sudah bisa membedakan mana bagian muka dan ekor dari MRT Jakarta, bukan?
Apa yang terbesit di benak Anda pertama kali ketika mendengar kata magnetic levitation (maglev)? Mungkin sebagian dari Anda langsung teringat akan moda futuristik Hyperloop yang lahir dari buah pemikiran entrepreneur kelahiran Pretoria, Afrika Selatan, Elon Musk. Berbeda dengan kereta api pada umumnya yang mengular di atas rel, kereta bertenaga maglev ini merupakan kereta yang mengambang secara magnetik. Lalu, bagaimmana cara kerja dari kereta levitasi magnetik ini?
Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, prinsip kerja yang utama dari kereta jenis ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat rolling stock sehingga tidak menyentuh rel alias mengambang. Dengan begitu, gaya gesek yang semula dihasilkan antara rel dan roda kereta dapat dikurangi. Tidak hanya mengangkat, gaya magnet yang tercipta pun dimanfaatkan sebagai pendorong.
Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju hingga kecepatan 600 km per jam, jauh melebihi kecepatan yang dihasilkan oleh kereta biasa. Jika ditinjau dari segi keuntungan, utamanya adalah biaya pengoperasian yang lebih hemat. Ini dikarenakan oleh tidak adanya gaya gesek yang dihasilkan antara roda dan rel, sehingga diperkirakan tidak ada bagian yang aus.
Keuntungan lainnya ketika mengoperasikan kereta levitasi magnetik adalah tidak ada gaya resistansi (hambatan) yang dihasilkan akibat gesekan. Kendati demikian, gaya resistansi udara tentunya masih ada, maka tidak heran jika banyak perusahaan rolling stock yang tengah mengupayakan ‘kelahiran’ dari kereta maglev yang lebih aerodinamis.
Untuk kekurangannya terletak pada tingkat kebisingan yang dihasilkan, dimana sebuah studi melaporkan bahwa kereta maglev menghasilkan sekitar 5 dB (desibel) atau 78 persen lebih bising ketimbang kereta konvensional. Selain itu, mahalnya biaya investasi terutama pada pengadaan rel menjadi kelemahan kereta maglev yang lainnya.
Bagi Anda yang daritadi kebingungan akan definisi mengambang seperti yang sudah dijabarkan di atas, tentu saja kereta ini tidak seperti sebuah kapal laut yang mengambang di atas permukaan laut, hanyalah kurang lebih 10 mm dari atas rel. Gaya dorongnya sendiri dihasilkan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta.
Diketahui, hingga saat ini tercantum beberapa negara yang tengah mengembangkan teknologi berbasis gaya magnetik ini, seperti Cina, Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Kendati namanya tidak tercantum sebagai salah satu pengembang kereta maglev, tapi tahukah Anda bahwa kereta yang menggunakan teknologi maglev pertama kali dikomersialkan di dekat Birmingham, Inggris pada tahun 1984 silam.
Teknolgi maglev Inggris ini dioperasikan di jalur monorail setinggi 600m antara Bandara Birmingham dan stasiun kereta api Birmingham International, dan mampu ‘melesat’ hingga kecepatan 42 km/jam.
Pernah berpikir untuk menikah di peron sebuah stasiun dan dilanjutkan dengan naik kereta antik yang bernuansa tahun 1920-an? Bisa saja hal ini memang impian Anda dan pasangan. Nah, di Surrey tepatnya di East Grinsdtead, Inggris, peron dan kereta antik bisa digunakan untuk upacara dan pesta pernikahan.
Biasanya ruang tunggu yang menawan di peron 1 stasiun tersebut digunakan untuk upacara pemberkatan. Ruang tunggu ini dilisensikan untuk pernikahan sipil dan kemitraan yang mampu menampung 40 orang temasuk kedua mempelai dan dua pendamping.
Kereta Bluebell bernuansa 1920-an (getsurrey.co.uk)
Bila ingin ruang yang lebih besar, The Birch Grove Suite dilisensikan untuk 60 orang dan letaknya di platform di Sheffield Park yang ada di sebelahnya. Kedua ruangan ini memiliki gaya Queen Anne tradisional tahun 1882.
Jika dilihat, ruangan ini seperti acara di televisi di film yakni Downton Abbey, The Muppet Movie dan The Woman in Black. Setelah upacara sebelum naik ke kereta akan ada segel champagne dan makanan kecil di peron di bawah gazebo yang sudah didekorasi.
Kemudian pesta akan dilengkapi dengan band jazz atau musisi pilihan Anda. Setelah itu kereta api Bluebell akan membawa Anda, pasangan dan para tamu undangan menikmati nuansa tahun 19290-an.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman getsurrey.co.uk, biasanya setelah melakukan upacara pernikahan kedua mempelai dan para tamu undangan naik kereta api antik yang akan ditarik oleh lokomotif uap ikonik. Mereka akan disuguhi pengalaman bersantap Golden Arrow Pullman.
kue kering yang disajikan untuk pesta pernikahan (getsurrey.co.uk)
Selain menikmati nuansa tahun 1920-an, kedua mempelai dan para tamu undangan akan menikmati makanan dan wine lezat yang disajikan dengan pemandangan di Sussex yang menyenangkan. Bila kedua mempelai tidak begitu suka dengan sarapan tradisional, bisa memilih teh yang disajikan di stand kue Cina yang cantik.
Sandwich mungil dan beberapa pilihan kue kering serta scone hangat dengan selai dan krim menggumpal bisa menjadi alternatif yang menggiurkan untuk dinikmati para tamu. Dua kereta ini mampu mengangkut 64 tamu dengan gerbong kelas satu.
Bahkan gerbong ini juga bisa mengangkut 106 penumpang. Namun, bila ingin menikmati diluar ruangan, resepsi dengan tenda menjadi pilihan. Sebab stasiun ini juga memiliki area rumput yang dapat menampung tenda-tenda dengan berbagai ukuran dan di Sheffield Park terdapat area piknik di tepi Sungai Ouse, yang ideal untuk barbekyu.
Diketahui, kereta Bluebell ini dulunya pernah menghubungkan London dan Paris serta jalurnya adalah warisan yang diawetkan pertama kali dengan layanan yang dimulai pada Agustus 1960. Bisa dikatakan stasiun ini menjadi rumah bagi koleksi mengesankan lokomotyif uap vintage dan gerbong yang menakjubkan tahun 1880-an hingga 1960-an.