SilkAir, maskapai full service yang mengoperasikan pesawat narrow body, pada tanggal 2 Mei 2019 kemarin dikabarkan meluncurkan penerbangan langsung yang menghubungkan Singapura dan Busan yang ada di Korea Selatan. Penerbangan yang menggunakan pesawat dengan nomor MI876 ini berangkat dari Bandara Internasional Changi pada tanggal 1 Mei sekira pukul 23.37 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional Gimbae di Korea Selatan pada keesokan harinya sekira pukul 07.07 waktu setempat. Adapun total durasi penerbangan antara dua titik ini adalah enam jam 30 menit.
Baca Juga: Demi Efisiensi Grup, SilkAir Besar Kemungkinan Dilebur Ke Singapore Airlines
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman aviation24.be (2/5/2019), anak perusahaan dari Singapore Airlines ini akan melayani penerbangan antara Singapura – Busan empat kali dalam seminggu, dimana SilkAir akan melakukan pemberangkatan dari Singapura setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu. Diketahui, SilkAir menjadi satu-satunya maskapai yang melayani rute penerbangan reguler tersebut.
Mengingat waktu terbang yang tidak sebentar, nantinya para penumpang bisa menikmati layanan yang sudah disiapkan oleh pihak maskapai – mulai dari makanan di dalam penerbangan, sistem hiburan nirkabel, hingga alokasi bagasi gratis. Adapun jenis pesawat yang digunakan oleh SilkAir dalam melayanai rute penerbangan ini adalah Boeing 737-800.
Tidak hanya sebatas mengantarkan penumpang, tapi maksud lain dibalik pembukaan rute penerbangan ini adalah kedua negara bisa saling bertukar kebudayaan dan berusaha untuk menciptakan pengalaman tidak terlupakan bagi para penumpangnya. Ini terlihat dari penganan klasik yang coba dihidangkan oleh pihak maskapai, seperti Bibimbap (nasi campur ala Korea), Beef Japchae (mie goreng dalam kemasan), Chicken Bulgogi, hingga Nasi Goreng Kimchi.
Sebagai salah satu bentuk pengenalan dan pengapresiasian penerbangan perdana di rute penerabngan ini, SilkAir memberikan hadiah dan sertifikat kepada penumpang yang ditandatangani oleh Kepala Eksekutif SilkAir, Foo Chai Woo, dan kapten penerbangan, Kapten Sheldon Rasquinha.
Baca Juga: Setelah Indonesia, Otoritas Penerbangan Singapura Resmi Temporary Grounded Boeing 737 MAX 8
“Peluncuran penerbangan menuju Busan menandai tonggak penting bagi SilkAir, karena ini adalah salah satu kota Korea Selatan yang pertama di jaringan penerbangan kami,” ungkap Foo Chai Woo.
“Kami senang dapat menyediakan konektivitas yang lebih besar bagi para pelancong menuju Korea, dan juga bagi orang Korea yang bepergian ke Singapura, dengan koneksi ke banyak tujuan di jaringan gabungan antara SilkAir dan Singapore Airlines,” tandasnya.
Mengularnya Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta tidak membuatnya berdiri sendirian untuk mengangkut penumpang secara massal. Pasalnya beberapa stasiun MRT Jakarta memiliki akses dengan halte TransJakarta seperti salah satunya yang ada di Stasiun MRT Asean simpang CSW (Centrale Stiching Wederopbouw) menuju Kebayoran Baru.
Baca juga: Resmi Ganti Nama dari Sisingamangaraja Menjadi ASEAN, Stasiun MRT Ini Juga Terintegrasi Halte TransJakarta
Dirangkum dari berbagai laman sumber, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka sayembara dari 6 hingga 14 Februari 2019 kemarin untuk desain prasarana integrasi halte TransJakarta dan Stasiun MRT ASEAN. Dari 25 karya yang masuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan rancangan Cakra Selaras Wahana (CSW) karya Biro Studio Lawang sebagai pemenangnya.
Pemenang sayembara sendiri tidak hanya mendapatkan hadiah sebesar Rp160 juta, tetapi juga melanjutkan proyek dengan menyusun Detail Engineering Design (DED). Sebelum menetapkan rancangan CSW sebagai pemenang, semua karya diseleksi ketat hingga mendapatkan lima karya terbaik dan kemudian dinilai oleh pihak pemerintah, swasta, ahli profesional dan akademisi.
“Alhamdulillah kita sudah dapat pemenangnya, nanti biar dijelaskan Pak Agung Wicaksono (Dirut Transjakarta) kapan mau dikerjakan, proses, biaya, dan lain-lain. Juga soal filosofi dari rancangannya. Kami senang dan kami selalu mendorong project-project fasilitas publik kita sayembarakan sehingga kita dapat ide terbaik dari masyarakat,” ujar Anies yang dikutip KabarPenumpang.com dari kumparan.com.
Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono, mengatakan pemenang sayembara mempunyai waktu 45 hari untuk menyelesaikan DED. Pasalnya DED tersebut akan dijadikan sebagai desain untuk mencari tender kontraktor oleh Transjakarta.
Desain sudah terlihat, namun tak dijelaskan detailnya, hanya tampak berbeda pada jalur melingkar di perempatan CSW yang menghubungkan TransJakarta dengan MRT. Agung memperkirakan estimasi biaya nanti menghabiskan sekitar Rp30 milliar untuk membangun integrasi.
“Anggaran sudah kami sampaikan ke para peserta ini kita tetapkan ada di pagu di Rp30 miliar maksimal dan dari langkah ini setelah di tetapkan, teman-teman dengan desain Cakra Selaras Wahana ini bisa harus menghasilkan yang namanya DED dengan target ini adalah 45 hari nanti kita akan mengejar semaksimal mungkin bahwa di akhir bulan Mei,” ujar Agung.
Rencana pembangunan akan dilaksanakan setelah DED selesai. Targetnya dalam satu tahun pembangunan selesai. Bahkan diharapkan sudah selesai sebelum 2019. Selain nantinya akan dilengkapi eskalator untuk menuju platform TransJakarta, akan dibuat ruang terbuka publik di sekitaran CSW, yaitu dengan memanfaatkan lahan (halaman) di Gedung Sekretariat ASEAN. Dalam ilustrasi desain, Gedung ASEAN akan terbuka tanpa pagar, dan sebagian areanya akan digunakan untuk kepentingan publik, termasuk akan dibangun air mancur untuk memperindah area tersebut.
“Rencananya Mei akhir ini keluar DED, dan itu akan menjadi acuan untuk memilih dan melelang para perusahaan yang akan membangun ini tapi dari situ kita akan bisa tidak sampai satu tahun target kita mungkin nanti teman-teman CSW masih bisa pandangan, kalo bisa di tahun ini selesai,” ujar Agung.
Baca juga: Tunjang Integrasi MRT Jakarta, TransJakarta Buka 3 Rute Baru dari Dukuh Atas
Adapun rencana anggaran biaya dan rincian fasilitas prasarana berdasarkan estimasi pemenang sayembara sebagai berikut:
Fase I
Halte Penghubung CSW
Total luas 2.145 m2
Total estimasi biaya 21,45 miliar rupiah
Rincian:
Lantai 1 berfungsi sebagai Halte dengan luas 100 m2 dan biaya 1 miliar rupiah;
Lantai 2, 3 dan 4 berfungsi sebagai retail dengan luas masing-masing 480 m2 dan biaya masing-masing 4,8 miliar rupiah;
Lantai 5 merupakan atap dan bordes seluas 500 m2 dengan biaya 5 miliar rupiah;
Lantai 6 menjadi Halte Existing CSW dengan luas 105 m2 dan memakan estimasi biaya 1,05 miliar rupiah.
Fase II-IV
Total luas 955 m2
Total estimasi biaya 8,25 miliar rupiah
Rincian:
Jembatan dengan luas 402 m2 dan biaya 4,02 miliar rupiah;
Halte di bangunan penghubung Koridor 1 dengan luas 90 m2 dan biaya 900 juta rupiah;
Bangunan penghubung seluas 363 m2 dengan estimasi biaya 3,63 miliar rupiah;
Jembatan penghubung dengan JPO seluas 100 m2 dengan biaya 700 juta rupiah
Terbersit dalam benak, apakah mungkin seorang pramugari menjadi ratu kerajaan? Ini sebenarnya bukan hanya mimpi semata para wanita yang menginginkan menjadi ratu, namun kenyataannya didapatkan oleh seorang mantan pramugari Thai Airways.
Baca juga: Jóhanna Sigurðardóttir – Mantan Pramugari yang Sukses Menjadi Perdana Menteri Islandia
Ya, Suthida Tidjai seorang mantan pramugari yang juga pernah mendapatkan pangkat tinggi di militer, kini menjadi Ratu Thailand. Sebelum menikah pada 1 Mei 2019 kemarin dengan Raja Maha Vajiralongkorn, Suthida sendiri telah lama menjadi pendamping dan bagian dari keamanan kerajaan.
(CNA)
Bahkan dirinya pun kerap kali ikut muncul bersama Raja di acara-acara publik sebagai pendamping dan bagian dari elemen keamanan tersebut. Lahir 40 tahun silam, yakni pada 3 Juni 1987, Suthida dikabarkan bertemu dengan putra mahkota Thailand tersebut dalam sebuah penerbangan.
KabarPenumpang.com melansir dari laman channelnewsasia.com (2/5/2019), Suthida memiliki gelar sarjana di bidang komunikasi pada tahun 2000 dan dirinya dianugerahi penghargaan dalam 20 dekrit kerajaan. Pertama kali Suthida mendapatkannya pada 2012 ketika Raja Bhumibol Adulyadej menganugerahinya Ordo Gajah Putih untuk kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, dedikasi dan pengorbanan dalam pelayanan kepada Pangeran Vajiralongkorn.
Dekrit tersebut diterimanya saat ia berpangkat Letnan Kolonel Suthilda Vajiralongkorn. Kemudian tahun 2013, mantan pramugari ini menjadi petugas khusus resimen pengawal putra mahkota hingga diangkat sebagai komandan tahun 2014 kemarin. Saat melepas pekerjaan pramugarinya, Suthida dan raja juga terlihat romantis tetapi pihak istana tidak mengakui hubungan itu.
Hingga tahun 2016, Suthida diangkat sebagai jenderal penuh di Royal Thai Army dan tahun 2017 diangkat menjadi pengawal pribadi raja dengan gelar kerajaan Thanpuying yang berarti Nyonya. Pernikahan mantan pramugari Thai Airways dengan Raja Maha Vajiralongkorn ternyata mengejutkan banyak pihak.
Sebab pernikahan itu terjadi tiga hari sebelum raja secara resmi dimahkotai dalam upacara Buddha dan Brahma pada Sabtu (4/5/2019) mendatang. Pernikahan itu diumumkan dalam Royal Gazette.
“Karena itu, dia memberikan (gelar) pada Jenderal Suthida Vajiralongkorn na Ayudhya dari Permaisuri ke Ratu Suthida seperti yang sekarang,” kata pengumuman itu.
Pendaftaran pernikahan kerajaan berlangsung di Ampornsathan Throne Hall di Istana Dusit pada jam 04.32 sore waktu setempat. Setelah pengumuman kerajaan dibacakan, Ratu Suthida bersujud dan memberikan bunga kepada raja, yang pada gilirannya menganugerahkan air kerajaannya, daun keberuntungan ditempatkan di atas telinganya dan dekorasi lainnya yang berhubungan dengan kekuatan kerajaan.
Selain keduanya yang menandatangani buku akta nikah, yang juga ditandatangani oleh saudara perempuan raja, Putri Sirindhorn, dan ketua Dewan Penasihat Prem Tinsulanonda sebagai saksi. Associated Press melaporkan, diantara orang-orang terkemuka di pernikahan itu adalah Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha, pemimpin pemerintah militer yang telah memerintah Thailand sejak kudeta militer 2014, serta anggota keluarga kerajaan dan penasihat istana lainnya.
Baca juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot
Pernikahan itu adalah yang keempat bagi raja, yang memiliki tujuh anak dari hukum lese-majeste Thailand yang melindungi raja, yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, dari pengawasan publik atas kehidupan pribadinya. Raja berusia 66 tahun, yang juga dikenal dengan sebutan Raja Rama X, menjadi raja konstitusional setelah kematian ayahnya, Raja Bhumibol, pada Oktober 2016.
Jewel di Bandara Changi yang resmi dibuka pada 17 April 2019 kemarin, ternyata sudah ditunggu-tunggu kehadirannya baik warga Singapura sendiri maupun pelancong dari negara lain. Jewel Changi sendiri dirancang untuk menghubungkan Terminal 1, 2 dan 3 Bandara Changi dan bisa kembali menjadi bandara terbaik di dunia.
Baca juga: Megah dan Bertabur Hiburan Mewah, Jewel Bandara Changi Siap Dibuka 17 April 2019
Menghabiskan biaya SG$1,7 miliar atau sekitar US$1,25 miliar, Jewel Changi dirancang oleh arsitek Moshe Safdie. Memiliki sepuluh lantai dengan lima diatas tanah dan lima lainnya dibawah tanah. Jewel Changi sendiri menghadirkan HSBC Rain Vortex setinggi 40 meter yang mengalir melalui oculus besar di tengah Jewel dan menjadi air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.
Dirangkum KabarPenumpang.com dari cnn.com, Jewel Changi sendiri berisi 280 ritel dan gerai makanan serta minuman. Bisa dikatakan menjadi pusat perbelanjaan yang indah dan dipenuhi dengan ruangan hijau yang terhubung ke bandara.
Jewel Changi sendiri tidak ada gerbang keberangkatan atau ruang kedatangan sehingga siapapun bisa mengunjunginya. Selain penghubung tiga terminal Bandara Changi, untuk penumpang yang menuju ke Terminal 4 bisa menggunakan bus antar jemput dan menawarkan layanan check in awal serta fasilitas penyimpanan bagasi serta 130 kabin YOTELAIR Singapore Changi Airport hotel.
Ada juga Changi Lounge, yang dirancang untuk melengkapi layanan transfer antar moda baru yang meningkatkan konektivitas udara-laut untuk penumpang kapal pesiar. Di luar fasilitas yang diharapkan seperti WiFi gratis, Jewel menawarkan beberapa sentuhan kecil yang bagus seperti pinjaman bank daya gratis selama 12 jam.
Berbagai hiburan bagi pelancong yang terjebak di Changi karena singgah lama, termasuk 11 teater bioskop IMAX. Dalam Jewel Changi sendiri ada Jewel’s Shiseido Forest Valley yang merupakan taman dengan empat lantai yang dilengkapi jalan setapak dan mengelilingi air terjun.
“Air hujan dikumpulkan dan itu menjadi bagian dari Vortex juga. Kami benar-benar dapat mengontrol volume aliran. Di bawah Vortex kami memiliki tangki untuk mengumpulkan air hujan sehingga kami dapat mendaur ulangnya. Ketika ada kelebihan air hujan, itu dapat digunakan untuk irigasi tanaman di Lembah Hutan,” Jayson Goh, direktur pelaksana manajemen operasi bandara Grup Bandara Changi.
Skytrain, yang menghubungkan terminal 1, 2 dan 3 Bandara Changi, memotong bagian tengah Jewel, melewati Vortex dan menambah pemandangan fotogenik. Di lantai paling atas terdapat Taman Kanopi 14.000 meter persegi, yang memiliki beberapa restoran dan taman bertema. Meskipun beberapa bagian terbuka, pekerjaan masih berlangsung untuk yang satu ini. Canopy Mazes di taman, Sky Nets, Discovery Slides, dan Canopy Bridge 50 meter tidak akan siap hingga pertengahan 2019.
Kisah di balik perkembangan Jewel pada dasarnya adalah “Taksi Kuning Besar” karya Joni Mitchell secara terbalik. Changi Airport Group pada dasarnya mengubah tempat parkir menjadi surga dalam ruangan, terinspirasi oleh reputasi Singapura sebagai “kota di taman.”
“Kembali pada tahun 2010 kami ingin memperluas kapasitas Terminal 1 dan kami memutuskan bahwa struktur parkir terbuka berpotensi menjadi kompleks terpadu baru,” kata Goh.
Parkir mobil itu diubah menjadi ruang menakjubkan yang sekarang berdiri di tempatnya, sebuah keajaiban bagi mereka yang telah mengikuti kemajuan Bandara Jewel Changi sejak 2013, ketika berita tentang perluasan bandara yang kemudian bernama “Project Jewel” dan pertama kali mencuat. Di sebagian besar kota, perjalanan ke bandara bukanlah sesuatu yang dianggap menyenangkan, di luar kegembiraan mengetahui Anda naik pesawat untuk pergi berlibur atau menjemput orang yang dicintai.
Namun, di Singapura, bandara hanya berjarak 30 menit atau kurang dari kawasan pusat bisnis, sehingga layak bahwa penduduk setempat akan benar-benar pergi ke sana untuk makan atau menonton film secara teratur. Changi Airport Group mendukung hal ini, dengan beberapa eksekutif mengatakan mereka mengharapkannya menjadi tempat yang populer di kalangan penduduk Singapura.
Baca juga: Jewel Changi, Bakal Jadi Destinasi Wisata Gaya Baru via Bandara Changi
“Saya pikir pembukaan Jewel memang menciptakan banyak kegembiraan di antara penduduk setempat juga, dan kami akan mencoba yang terbaik untuk memperdalam ini. Singapura adalah tempat kecil dan oleh karena itu kami mendapatkan banyak penduduk lokal yang datang ke bandara untuk menghabiskan akhir pekan mereka di sini. Kami memiliki orang-orang yang datang ke sini untuk belajar, kami memiliki orang-orang yang datang pada tanggal. Bahkan, kami selalu mendapatkan permintaan dari lokal warga yang ingin mengambil foto pernikahan,” kata Goh.
Akibat sanksi nuklir, Korea Utara terisolir dari sisi industri dan perdagangan dunia, dan karenanya bukan perkara mudah bagi Korea Utara untuik meramajakan armada pesawat pada flag carrier, Air Koryo. Kalau pun ada opsi pengadaan, pembelian pesawat pilihannya sangat terbatas, yakni dari Rusia atau Cina. Dan memang secara fakta, armada Air Koryo memang didominasi pesawat besutan Negeri Tirai Besi yang usianya tergolong uzur.
Baca juga: Air Koryo, Flag Carrier Korea Utara dengan Predikat Bintang 1 Versi Skytrax
Merespon hal di atas, pada akhir pekan lalu, delegasi anggota parlemen Rusia berkunjung ke Korea Utara untuk membahas penerbangan sipil dengan para pejabat. Dalam pertemuan tersebut terlihat bahwa Korea Utara ada di pasar yang mana harus membeli pesawat baru.
KabarPenumpang.com melansir laman simpleflying.com, Sergei Neverov, deputy speaker of the Russian State Duma Lower Parliament House mengatakan, pada pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri Korea Utara pihaknya membahas masalah penerbangan sipil dan keselamatannya.
“Kami mempertahankan layanan udara antara Pyongyang dan Vladivostok dan, tentu saja, kami ingin melihat pesawat yang lebih maju dan lebih aman melayani rute ini,” ujar Sergei.
Sayangnya, saat ini Korea Utara tidak bisa membeli pesawat baru karena berada di bawah sanksi ketat oleh PBB terkait dengan program nuklir milik mereka. Sergei sendiri menyarankan penjualan pesawat oleh Rusia akan dimungkinkan bila mendapat langkah-langkah yang disetujui Dewan Keamanan PBB.
Tetapi hal itu masih dilihat apakah memungkinkan untuk pembelian tersebut. Air Koryo sendiri memiliki posisi penting dalam penerbangan Korea Utara dan ada sejak 1950 dengan nama yang berganti hingga akhirnya menggunakan Air Koryo tahun 1992 silam.
Awalnya Air Koryo fokus pada daya angkut kargo selama bertahun-tahun sampai pada 2007, mereka membeli Tupolev Tu-204-300. Dengan jangkauan dan kapasitas pesawat ini, Air Koryo berharap mereka akan segera mulai terbang ke Eropa. Namun, karena masalah keselamatan dan pemeliharaan, maskapai ini ditambahkan ke daftar maskapai terlarang di Uni Eropa.
Maskapai ini pun fokus pada koneksi Asia, memesan Tu-204-300 dan Tu-204-100 pada 2009. Ini digunakan untuk terbang ke Dalin, Cina dan Shanghai Pudong. Pada tahun 2010, Air Koryo diizinkan untuk melanjutkan operasi di Uni Eropa dengan Tu-204, tetapi hanya dengan pesawat ini saja.
Mereka memulai layanan ke Kuala Lumpur pada tahun 2011, tetapi kemudian berhenti pada tahun 2017 setelah keracunan Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Saat ini mereka hanya terbang ke Beijing, Shenyang dan Vladivostok. Armada Air Koryo saat ini berasal sepenuhnya dari Rusia, termasuk lima pesawat Antonov, lima Ilyushin, dan enam pesawat Tupolev.
Air Koryo belum membeli pesawat baru sejak 2013 dan sangat membutuhkan untuk modernisasi armada mereka. Namun, sejauh ini terbukti mustahil bagi mereka, karena sanksi yang sedang berlangsung, berarti mereka tidak diberi akses ke Boeing dan Airbus.
Para Ahli Komite Sanksi 1718, yang dipimpin oleh DK PBB, telah memutuskan bahwa maskapai itu beroperasi di bawah militer Korea Utara. Karena itu, semua negara anggota PBB dilarang menjual kendaraan transportasi apa pun, termasuk pesawat terbang penumpang ke Korea Utara.
Baca juga: Lima Maskapai Ini Kondang dengan Sajian Makanan Yang Buruk
Korea Utara telah meminta bantuan sanksi dengan berjanji untuk mendenuklirisasi di Semenanjung Korea dan menghentikan provokasi rudal balitik. Namun, pembicaraan baru-baru ini antara Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump telah berakhir dengan kegagalan, jadi pada saat ini, penghapusan sanksi tampaknya masih jauh dari harapan.
Naik taksi dan disuguhi iklan sesuai dengan umur dan jenis kelamin setiap penumpangnya? Mungkin ini menjadi hal yang baru dan bisa membuat penumpang menjadi lebih nyaman dan menikmati perjalanan mereka. Namun bagaimana caranya dan apakah ini aman untuk penumpang yang bepergian dengan taksi?
Baca juga: S.Ride, Aplikasi dari Sony untuk Taksi Hailing di Jepang
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman situs futurism.com, pengalaman baru ini bisa dirasakan setiap penumpang jika mengunjungi Jepang tahun ini. Pasalnya saat masuk ke dalam taksi, Anda sebagai penumpang akan dihadapkan pada sebuah tablet yang akan memindai wajah untuk mengetahui jenis kelamin, usia dan karakteristik lainnya.
Nantinya setelah data hasil pemindaian didapat, maka iklan yang relevan alias sesuai dengan penumpang akan ditampilkan. Sistem pengenalan wajah tersebut membuat tampilan di Twitter pada hari Sabtu (27/4/2018) setelah seorang teknisi Google Rosa Golijan memposting foto tablet.
Dimana tablet tersebut diketahui digunakan dalam taksi di Jepang untuk memperkirakan jenis kelamin dan memberikan konten yang paling optimal dengan sebuah preview menarik tentang bagaimana iklan yang di paksakan dan dipersonalisasikan bisa diluncurkan di tempat lain di dunia. Tweet yang juga tanggapan Golijan ini menunjukkan banyaknya detail termasuk bagaimana cara cara data dikumpulkan dan digunakan. Teknologi yang digunakan pada tablet adalah pengenalan wajah (facial recognition) lewat fitur kamera.
Kode QR di tautan gambar akan tersambung pada website pengembangan platform ecommerce Jepang yakni DeNA Co Ltd dimana secara khusus akan menghubungkan ke halaman Trust and Safety untuk layanan Premium Taxi Vision. Diketahui, Premium Taxi Vision sendiri hadir pada Januari 2019 dan dimaksudkan untuk membuat penumpang taksi lebih nyaman dan aman.
Website DeNA mengatakan, pihaknya melakukan penerjemahan data dengan Google dan agaknya kenyamanan serta kemudahan dengan membuat pelanggan terhindar dari rasa malu yang ditunjukkan untuk jenis kelamin dan umur yang berbeda dari data yang didapat. Situs website milik DeNA juga menjelaskan bahwa video penumpang digunakan untuk menghasilkan profil mereka terkait usia, jenis kelamin yang diperkirakan serta jumlah penumpang di dalam taksi.
Baca juga: Tidak Ada Layanan Ride-Hailing, Inikah Masa Kejayaan Taksi di Jepang?
Data ini akan dikirim ke agen perkilanan Geniee, Inc dan kemudian mengirimkan iklan yang cocok untuk penumpang. Dengan cara ini pihak Geniee sendiri tidak bisa melihat rekaman data penumpang tetapi hasil ringkasan data. Dalam kasus Golijan, pihak pengiklan hanya tahu yang naik taksi adalah seorang wanita dewasa. Sehingga rekaman yang sudah didapat DeNA langsung dihapus dan perangkat lunak pengenalan wajah tidak hilang dari tablet.
Seorang pramugari dari maskapai El Al Israel Airlines dikabarkan mengalami koma setelah sebelumnya didiagnosis menderita campak. Pramugari berusia 43 tahun ini dirawat di rumah sakit setelah tim dokter yang menangani kasusnya mengatakan bahwa wanita malang ini menderita ensefalitis atau radang otak – komplikasi virus yang berpotensi mematikan. Padahal, pramugari ini dinyatakan berada dalam kondisi sehat sebelum ia terjangkit campak.
Baca Juga: Memo Internal Tersebar, Emirates Peringatkan Awak Kabin yang ‘Layover’ untuk Bersikap Sopan
“Ia mengalami koma selama kurang lebih 10 hari, dan sekarang kami hanya mampu mengupayakan yang terbaik untuk dirinya,” ujar Dr. Itamar Grotto, Asociate Director General dari Kementerian Kesehatan Israel, dikutip KabarPenumpang.com dari laman cnn.com (17/4/2019). Adapun pramugari ini dirawat di rumah sakit setelah terserang demam tinggi pada 31 Maret 2019 kemarin.
Salah satu pejabat kesehatan Israel mengatakan wanita itu mungkin telah terinfeksi campak di New York, Israel atau penerbangan antara kedua lokasi tersebut, dimana kedua kota sedang mengalami wabah campak aktif. Meski demikian, tidak ada penumpang lain yang tampaknya menderita campak.
Di Israel sendiri, Dr. Itamar Grotto mencatat sudah ada 3.920 kasus campak yang terjadi pada rentang waktu bulan Maret hingga 11 April 2019 kemarin. Sementara itu di Amerika Serikat sendiri, tercatat ada kurang dari 1.000 kasus campak dalam periode waktu yang sama. Lalu mengutip dari catatan World Health Organization (WHO), Eropa mengantungi jumlah kasus campak di angka 34.383 dalam rentang waktu April 2018 hingga April 2019.
Dalam catatan yang berbeda, WHO mengantungi lebih dari 112.000 kasus campak yang tersebdar di 170 negara pada tahun 2019 ini. Kuat dugaan, membengkaknya angka penderita campak ini dilatabelakangi oleh penolakan yang dilakukan oleh kelompok anti vaksin.
Baca Juga: Diterjang Bau Kentut, Tiga Awak Kabin Tumbang
Dikabarkan, pramugari yang identitasnya disamarkan ini telah mendapatkan vaksin campak saat masih anak-anak, tapi hanya menerima satu dosis. US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merekomendasikan bahwa semua anak mendapatkan dua dosis vaksin campak, gondok dan rubela (MMR) sejak tahun 1989. Hal tersebut dipercaya dapat memberikan perlindungan sampai 97 persen terhadap virus campak. Satu dosis vaksin MMR juga setara dengan 93 persen perlindungan efektif terhadap campak.
Setelah membuka rute penerbangan Jakarta – Nagoya pada 23 Maret lalu, Garuda Indonesia bersama Japan Airlines (JAL) kini mengumumkan perluasan kerja sama codeshare dalam memberikan pilihan yang semakin beragam bagi para pengguna jasa kedua maskapai untuk berpergian antara Jepang dan Indonesia.
Baca juga: Maret 2019, Garuda Indonesia Buka Rute Jakarta-Nagoya dengan Airbus A330
Melalui kerjasama perluasan codeshare yang efektif beroperasi mulai tanggal 8 Mei 2019 mendatang tersebut, Garuda Indonesia menyepakati perluasan pengembangan jaringan penerbangan codeshare sebagai marketing carrier atau menempatkan nomor penerbangannya GA9170 (Haneda – Osaka Itami) & GA9171 (Osaka Itami – Haneda) untuk rute penerbangan Haneda – Osaka Itami pp yang dilayani oleh Japan Airlines.
Sebaliknya, Japan Airlines turut menyepakati perluasan jaringan penerbangan dengan menjadi marketing carrier atau menempatkan nomor penerbangannya JL 5015 (Osaka Kansai – Jakarta), JL 5016 (Jakarta – Osaka Kansai) dan JL 5017 (Nagoya – Jakarta), JL 5010 (Jakarta – Nagoya) pada penerbangan Garuda Indonesia untuk rute Jakarta – Osaka Kansai pp dan Jakarta – Nagoya pp.
Sebelumnya melalui jalinan kerjasama codeshare bersama JAL dan Garuda Indonesia telah menyepakati pengembangan jaringan penerbangan codeshare di sejumlah rute yang dilayani masing – masing maskapai seperti rute Jakarta – Haneda, Jakarta – Yogyakarta, Jakarta- Surabaya, dan Jakarta – Narita yang dilayani oleh Garuda Indonesia. Adapun JAL turut memperluas pangsa pasar jaringan codeshare penerbangan melalui rute Narita – Jakarta, Haneda – Nagoya, Haneda – New Chitose, dan Haneda – Fukuoka
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah dalam siaran pers (1/5) mengungkapkan, “Perluasan kerjasama codeshare tersebut merupakan bagian dari komitmen Garuda Indonesia dalam meningkatkan pangsa pasar dan konektivitas di kawasan Asia Pasifik”.
Pikri memaparkan, “Jepang merupakan pasar yang sangat penting bagi Garuda Indonesia. Kerja sama ini kami harapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh penumpang Garuda Indonesia dan JAL, khususnya dalam memberikan ragam pilihan jadwal penerbangan bagi pengguna jasa untuk melakukan perjalanan dari Indonesia ke Jepang maupun sebaliknya,” katanya.
Baca juga: Garuda Indonesia Lakukan Codeshare dengan Japan Airlines
“Dengan demikian, saat ini Garuda Indonesia dan JAL memiliki sebanyak 11 rute penerbangan codeshare dari dan menuju Indonesia – Jepang”, papar Pikri. Garuda Indonesia saat ini melayani rute penerbangan Jakarta – Osaka pp sebanyak 3 Kali seminggu. Sedangkan Jakarta – Nagoya dioperasikan sebanyak 4 kali seminggu. Kedua rute tersebut dioperasikan dengan menggunakan pesawat jenis Airbus A330-300.
Apa yang ada dibenak Anda saat mendekar nama Mogadishu? Sebagian besar mungkin membayangkan suasana ibu kota Somalia ini yang serba kacau, bangunan porak poranda dengan tingkat kriminalitas tinggi. Gambaran itu boleh jadi terpatri lantaran kuatnya pengaruh film Black Hawk Down (2001) yang menjadikan Mogadishu sebagai latar cerita tentang perang kota yang brutal antara pasukan elite Amerika Serikat dan ribuan milisi bersenjata pimpinan Farrah Aidid.
Baca juga: “Ojek Online” Hadir di Melbourne, Tawarkan Mobilitas Tinggi dan Rendah Emisi
Dan faktanya sampai saat ini kondisi Mogadishu masih menjadi kota yang terpuruk. Bahkan Somalia kini mendapat label sebagai basis perompak laut di Teluk Eden. Dunia internasional pun men-cap Somalia sebagai salah satu negara gagal.
Meski penuh keprihatinan, warga Mogadishu nyatanya berusaha bangkit. Di tengah situasi bisnis yang tidak jelas regulasinya, startup lokal berusaha mencari peruntungan pada penyediaan layanan transportasi. Adalah Gulivery yang pada 1 Mei 2019 resmi meluncurkan Go!, yaitu sebuah aplikasi ride hailing yang digadang beroperasi di sekitaran Mogadishu. Go! Bisa disamakan di Indonesia dengan GoJek dan Grab. Hanya saja layanan yang desediakan baru sebatas ojol (ojek online), itu pun masih terbatas dengan 20 armada. Identitas ojol asal Somalia ini dicirikan dengan motor berwarna kuning, serta pengemudi yang mengenakan rompi dan helm berwarna kuning.
Infrastruktur jalan raya yang buruk, ditambah identifikasi nama jalan yang tidak memadai dan urbanisasi yang tinggi menjadi tantangan besar dalam upaya penyediaan transportasi di Mogadishu. Dikutip KabarPenumpang.com dari qz.com (1/5), pendiri aplikasi Go! Deeq Mohamed menyatakan bahwa hadirnya ojol merupakan peluang ditengah keterbatasan sarana transportasi. “Bahkan moda ini bisa menambah peluang tenaga kerja baru,” ujar Deeq yang berharap dapat mengembangkan layanan ini di kota-kota lainnya.
Ojek motor sendiri sudah dikenal lama di Mogadishu, oleh warga kota dengan populasi 3 juta jiwa ini, ojek pangkalan (opang) disebut sebagai Boda Bodas. Dalam beberapa tahun ini, pertumbuhan Boda Bodas meroket dan menjadi tumpuan transportasi antar warga.
Baca juga: Populasi Ojek Online Meroket, Apakah ini Pertanda Bagus Untuk Ibu Kota?
Deeq Mohamed punya cita-cita luhur untuk mengembangkan Go! Ke seantero wilayah Afrika Timur. Pendanaan menjadi masalah terbesar untuk mewujudkan obsesinya, ia berharap investasi yang dikeluarkan dapat balik modal dalam waktu dua tahun. Rencananya Go! Bakal menambah armada 50 – 75 sepeda motor sampai akhir tahun ini.
Sebanyak 544 penumpang AirAsia yang melakukan perjalanan dari Bali, Indonesia menuju Perth, Australia mendarat tanpa barang bawaan mereka. Para penumpang ini terbagi dalam tiga perjalanan terpisah sejak Jumat dan Sabtu lalu dan 200 dari 544 penumpang tersebut tidak mendapatkan barang bawaan mereka.
Baca juga: Iklan ‘Diterjemahkan’ Netizen Berbau Promo Wisata Seks, AirAsia Minta Maaf
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman watoday.com (29/4/2019), seorang penumpang bernama Tina Dagostino yang tiba Sabtu malam setelah merayakan ulang tahun ke-50 nya di Bali mengatakan hal yang bisa membuat penumpang frustasi. Dia mengatakan pihak maskapai maupun bandara tidak memberi tahu apapun pada penumpang sebelum mereka meninggalkan Bali.
“Staf Bandara Perth pasti tahu barang-barang kami tidak ada di pesawat ketika kami meninggalkan Bali. Itu adalah penerbangan hampir empat jam, tetapi kami baru tahu setelah menunggu tas kami sebentar,” ujar Tina.
“Kami mendapat pengumuman bergumam dari pengeras suara, kami satu-satunya penerbangan di sana, dan semua orang bertanya-tanya apa yang dikatakan dan sedang terjadi. Carousel (ban berjalan) tas koper berhenti dan kemudian pengumuman kedua adalah bahwa koper kami belum tiba, mereka hanya memiliki sepuluh tas, dan kami pergi ke konter,” kata dia.
Petugas bandara kemudian mengatakan pada para penumpang termasuk orang tua yang membawa bayi mereka yang mengemas botol serta barang-barang lainnya untuk mengisi formulir dengan perincian mereka kemudian kembali ke rumah untuk menunggu telepon dari pihak maskapai. Kemudian pihak klaim bagasi beberapa kali menghubungi penumpang, pada hari Minggu para penumpang mendapatkan jawaban yang berbeda-beda.
Awalnya saya diberi tahu bahwa kami adalah satu-satunya penerbangan, kemudian saya diberi tahu bahwa mereka berbicara dengan sekitar 200 orang yang menggunakan dua penerbangan yang berbeda,” katanya.
“Akhirnya mereka mengatakan kepada saya ada tiga penerbangan, dua sebelum kami dan satu pada hari Jumat akan ditangani terlebih dahulu. Teman saya diberitahu bahwa bagasi harus diturunkan untuk pemakaian bahan bakar tambahan sebagai tindakan pencegahan karena gunung berapi di Bali sedang meletus. Tapi mereka tidak memberi tahu kita tentang hal tersebut pada saat itu,” jelas Tina.
Jika cuaca buruk, termasuk ketika ada risiko aktivitas vulkanik, pesawat sering diminta untuk membawa bahan bakar tambahan jika mereka perlu masuk ke dalam pola holding atau mengalihkan ke tujuan lain. Seorang juru bicara AirAsia mengatakan sejumlah kecil tas diturunkan dari penerbangan antara Denpasar dan Perth pada hari Jumat dan Sabtu karena pembatasan berat sebagai akibat dari penerbangan penuh selama periode liburan puncak, dan kondisi cuaca yang berlaku.
“Demi keselamatan, kapten kami membuat keputusan untuk memuat lebih banyak bahan bakar sesaat sebelum lepas landas,” katanya.
“Sebagai hasil dari berat ekstra, sejumlah kecil tas tamu tetap di Bali. Kami memahami ini membuat frustrasi, tetapi prioritas utama kami adalah memastikan semua orang tiba di Perth dengan aman dan tepat waktu,” jelas juru bicara itu.
Dia mengatakan kantong yang tersisa tiba di Perth pada penerbangan berikutnya dan sedang dalam proses pengiriman kepada mereka yang terkena dampak. AirAsia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keterlambatan bagasi.
Frustrasi dan kecewa dengan bagaimana situasi itu ditangani, Tina mengatakan penumpang harus diberitahu sebelum naik sehingga mereka dapat mengemas barang bawaan untuk memastikan mereka memiliki semua yang mereka butuhkan jika bagasi mereka tidak tiba ketika mereka mendarat.
Baca juga: Terlambat 2 Jam, Bagasi Penumpang Malindo Air Tak Kunjung Tiba Setelah 5 Jam Menanti
Pada hari Minggu malam, Tina diberitahu bahwa semua barang bawaan dari tiga penerbangan berada di Perth dan harus melalui bea cukai sebelum dikirim ke penumpang.