Manfaat GarudaMiles Kini dapat Dinikmati di Seluruh Layanan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Group
Garuda Indonesia bersama dengan Sriwjaya Air, NAM Air dan jaringan hotel Aerowisata Group, pada hari ini Senin (20/5) melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman integrasi loyalty program GarudaMiles. Dengan integrasi layanan loyalty program tersebut, kini anggota GarudaMiles dapat menikmati berbagai pilihan benefit point dan redemption miles dari Citilink Indonesia, jaringan layanan hospitality Aerowisata Group dan mitra kerja sama operasi Sriwijaya Air Group.
Baca juga: Mileslife Dirundung Masalah, KrisFlyer Singapore Airlines Tangguhkan Kerja Sama
Integrasi loyalty program Garuda Indonesia Group – Sriwijaya Air Group tersebut melengkapi jalinan kerja sama integrasi loyalty program yang telah dilaksanakan GarudaMiles bersama Citilink Indonesia sejak tahun 2017 melalui program “Supergreen Garuda Miles”.
Melalui program ini, para anggota GarudaMiles selain berkesempatan untuk memperoleh atau menukarkan point rewardnya yaitu berupa miles pada penerbangan Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, dan Nam Air, mereka juga berkesempatan untuk memperoleh miles dari aktivitas menginap di jaringan Aerowisata Hotels dan memperoleh atau menukarkan milesnya pada saat berbelanja di Inflight Shop GIAMALL.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah dalam catatan tertulis menyampaikan, “Integrasi loyalty program ini merupakan wujud sinergi dan peningkatan layanan terhadap keanggotaan GarudaMiles dengan memberikan benefit yang lebih beragam di seluruh layanan Garuda Indonesia Group – Sriwijaya Air Group”.
“Kami memahami saat ini aktivitas penerbangan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Integrasi loyalty program ini kami harapkan akan memperkuat daya saing sekaligus memberikan nilai tambah loyalty program Garuda Indonesia Group di tengah ketatnya persaingan dunia penerbangan di Indonesia”.
“Berkaca dari integrasi loyalty program antara GarudaMiles dengan Supergreen Citilink yang menunjukkan aktivitas dan pertumbuhan revenue yang menjanjikan sejak tahun 2017 lalu, kami optimistis kehadiran integrasi loyalty program ini dapat semakin memperkuat positioning dan brand exposure loyalty program GarudaMiles yang saat ini memiliki 7 juta keanggotaan Garuda Miles”.
Baca juga: Embraer 19-Lineage 1000, Inilah Jet Eksekutif yang Membawa Prabowo Cs Ke Brunei
“Kedepannya, kerja sama integrasi loyalty program dengan Aerowisata diharapkan dapat berkembang menjangkau lini bisnis lainnya seperti travel, logistik, transportasi dan foodservice sehingga akan menjadi nilai tambah yang didapatkan untuk para anggota GarudaMiles”, tutup Pikri.
Isu Seksis, Eksekutif British Airways Larang Pramugari Gunakan Bra yang ‘Menantang”
British Airways mendapat kecaman dari berbagai golongan karena menuduh pramugarinya mengenakan warna atau jenis bra yang “salah”, dan dapat membangkitkan hasrat seksual seseorang dari seragam yang dikenakan oleh mereka. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Ketua Eksekutif British Airways Alex Cruz, kelompok yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Unite mengatakan bahwa pakaian dalam yang dikenakan oleh pramugari British Airways tidak sesuai dan terlalu terlihat di balik seragam yang mereka kenakan – dan ini dinilai tidak pantas oleh pihak maskapai.
Baca Juga: Fakta Unik! Penerbangan Perdana British Airways Ternyata Hanya Membawa Satu Penumpang
“Di abad 21, jelas tidak pantas atau tidak dapat diterima bahwa wanita harus ditempatkan pada di situasi (kerja) dimana mereka direndahkan hanya karena pilihan pakaian dalam mereka,” ujar asisten sekretaris jenderal Union Unite, Diana Holland dalam surat resmi kepada pihak British Airways.
“Pakaian dalam wanita (bra) merupakan pakaian yang sangat penting terutama ketika wanita memakainya untuk waktu yang lama dan aktif pada saat bertugas. Itu membutuhkan sokongan kenyamanan, dan kemudahan bergerak, atau bahkan pemilihan bra merupakan sesuatu yang tidak harus dipertimbangkan oleh staf pria, karena sudah sangat jelas bahwa di sini pemilihan bra menjadi sangat serius karena berkaitan dengan kesehatan, kemanan, martabat, kehormatan, kesetaraan,” tandasnya.
Selain itu, isi dari surat tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang munculnya “seksualisasi” seragam dan menyorot keluhan awak kabin perempuan tentang keharusan untuk memakai topi dan mengenakan sepatu khusus – yang tidak berlaku pada pria dalam peran yang sama.
“Hal-hal tersebut jelas dilihat sebagai diskriminasi jenis kelamin,” tambah surat itu.
Sederhananya adalah, pihak British Airways menginginkan para awak kabinnya untuk mengenakan bra dengan warna dan motif yang tidak terlalu menonjol di balik seragam mereka, namun Unite menganggap bahwa itu merupakan diskriminasi seksual dimana para awak kabin tidak bisa dengan bebas mengenakan bra yang nyaman untuk digunakan saat bertugas.
Seorang juru bicara British Airways mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki kebijakan khusus perihal warna atau gaya bra, dan mengatakan lebih dari 1.700 staf di semua peran yang memakai seragam telah terlibat dalam desain seragam yang baru.
Baca Juga: Jijik! Penumpang British Airways Dapati Bangku Putrinya ‘Digenangi’ oleh Cairan Urin
“Awak kabin kami sangat bangga dengan penampilan mereka saat mewakili British Airways, dan ratusan dari mereka bekerja sama dengan desainer Inggris Ozwald Boateng untuk membuat tampilan baru yang modern dan professional sebagai tanda ulang tahun ke-seratus tahun ini,” kata juru bicara itu.
Isu Semakin Liar, Boeing Tampik Ethiopian Airlines Jatuh Karena Seekor Burung
Maskapai Ethiopian Airlines yang jatuh di Addis Ababa pada bulan Maret 2019 kemarin memang terlihat seperti menambah beban kerja dari produsen pesawat terkait, Boeing. Selain karena waktu jatuhnya yang tidak terlalu jauh dengan Lion Air di perairan Tanjung Karawang lima bulan sebelumnya, tapi faktor penyebab jatuhnya dua pesawat bertipe 737 MAX 8 ini juga pada akhirnya semakin membenamkan nama Boeing ke dasar keterpurukan.
Baca Juga: Ternyata Boeing Ketahui Masalah Sensor di 737 MAX Sebelum Lion Air Jatuh!
Sebagaimana pemberitaan yang sudah berkembang di media dalam kurun waktu beberapa bulan ke belakang, pihak Boeing tidak menampik bahwa penyebab jatuhnya kedua pesawat nahas ini tidak lepas dari error yang terjadi pada sistem sensor mereka. Sensor Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) digadang-gadang sebagai penyebab utama dari jatuhnya 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air – dimana kedua kecelakaan ini menewaskan lebih dari 300 penumpang dan awak penerbang.
Namun belakangan berkembang isu yang menyebutkan bahwa Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines jatuh akibat seekor burung. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat penerbang asal Negeri Paman Sam, dimana ia yang Namanya dianonimkan ini mengatakan bahwa burung bisa saja mempengaruhi sensor anti-stall pesawat sehingga mengumpan data kepada pilot – dan akhirnya menyebabkan pada jatuhnya pesawat.
Namun sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, Ethiopian Airlines mengatakan bahwa laporan awal penyelidikan kecelakaan menunjukkan bahwa, “tidak ada bukti kerusakan yang diakibatkan oleh benda asing,”
Dari pernyataan tersebut, pihak maskapai seolah menampik bahwa benda asing – yang sebagaimana dimaksudkan di sini adalah seekor burung telah menyebabkan sensor MCAS error.
Senada dengan pihak Ethiopian Airlines, Boeing pun mengecilkan kemungkinan bahwa serangan burung dapat merusak peralatan sensor pesawat, namun pihak produsen pesawat tidak memberikan penjelasan merinci.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Para penyelidik telah mengindikasikan bahwa data sensor yang bermasalah memicu sistem anti-stall di atas pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 mengumpankan data keliru kepada pilot. Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas – mirip dengan kecelakaan Lion Air JT 610 pada Oktober 2018.
Bagi-Bagi Hadiah! MRT Taipei Metro Rayakan Penumpang Ke-10 Miliar
Mendapat hadiah dari lotre atau undian mungkin tidak akan kaget. Tapi bagaimana kalau dapat hadiah justru gara-gara naik kereta? Hal ini dirasakan seorang kakek usia 70 tahun. Dimana tiba-tiba dia mendapat hadiah laptop dan akses layanan MRT (Mass Rapid Transit) selama satu tahun.
Baca juga: Banyak Pilihan Moda Transportasi, Mudahkan Melancong di Taiwan
Bahkan yang tak disangka ternyata hadiah itu dari operator MRT Taipei Metro yang sudah mencapai angka penumpang yang ke sepuluh miliar. Dan guna merayakan pencapaian penumpang ke 10 miliar. Taipei Metro membagikan hadiah kepada 11 orang penumpang beragam hadiah. Taipei Metro diketahui mulai beroperasi sejak 28 Maret 1996, dengan lima jalur, MRT di ibu kota Taiwan ini telah memiliki 117 stasiun.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman taiwannews.com.tw, hadiah untuk penumpang ke sepuluh miliar diterima seorang kakek berusia 70 tahun. Kakek bermarga Huang ini memenangkan sebuah laptop baru dan tiket gratis perjalanan Taipei Metro selama satu tahun.
Huang diketahui menggunakan MRT menuju Stasiun Xinzhuang pada 31 Maret 2019 lalu untuk pergi ke makam leluhurnya. Karena itu dia mendapat pemberitahuan secepatnya karena menjadi orang yang ke sepuluh miliar naik Taipei Metro.
Dia bahkan tak percaya dan mengatakan kepada stafnya bahwa dirinya tak bisa mempercayai keberuntungan yang didapatkannya tersebut. Bahkan dia berpikir hal itu adalah semacam penipuan.
Hingga akhirnya Huang bersama sang istri ke markas Metro Taipei pada 26 April 2019 kemarin dan menerima hadiah sebagai penumpang ke sepuluh miliar. Huang pria uang hidup sederhana dan menjual roti lapis yang sesekali menggunakan EasyCard Concessionaire-nya ketika dia perlu naik MRT. Dirinya menerima hadiah dari Ketua Metro Taipei Lee Wen-chung.
“Aku terlalu tua untuk menggunakannya, itu sudah dipesan oleh putriku!” Canda Huang.
Sepuluh penumpang lainnya, lima yang mendahului dan lima yang mengikuti Huang, menerima 90 hari tiket gratis naik Taipei Metro. Pemenang hadiah termuda adalah seorang anak di kelas satu sekolah dasar, yang menang bersama ibunya.
Baca juga: Kejar Target Operasi di 2019, MRT Kaohsiung Taiwan “Kedatangan” Armada Alstom
Empat pemenang belum mengklaim hadiah mereka. Perusahaan meminta mereka yang turun dari MRT sekitar jam 11 pagi pada tanggal 31 Maret di Stasiun Kuil Longshan atau Stasiun Kebun Binatang Taipei untuk menghubunginya dalam waktu 30 hari untuk menghindari ketinggalan.
Changi Rewards Travel Berikan Hak Istimewa Bagi Pelancong Indonesia
Biasanya pelancong Indonesia yang akan bepergian ke negara-negara Asia, Eropa dan Amerika, akan transit di Bandara Internasional Changi Singapura. Transit ataupun persinggahan sementara menunggu pesawat berikutnya ini biasanya dimanfaatkan pelancong untuk menikmati negara berlambang Singa tersebut.
Baca juga: Jewel Changi, Berawal dari Ide Tempat Parkir Kini Menjadi Taman Spektakuler Dalam Ruangan
Bahkan karena hal ini, pelancong asal Indonesia bisa memperoleh banyak hak istimewa jika mendaftar Changi Rewards Travel (CRT). Dikutip KabarPenumpang.com dari laman kompas.com, program CRT diluncurkan pertama kali di Indonesia oleh Changi Airport Group (CAG).
Peluncuran program tersebut karena Indonesia merupakan salah satu pasar wisatawan terbesar Singapura hingga saat ini.
“CRT ingin memberikan penghargaan untuk wisatawan yang bepergian melalui Bandara Changi dengan rangkaian hak istimewa yang sudah dikurasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan sesuai untuk kebutuhan wisatawan,” ujar Associate General Manager CAG Changi Rewards Travel Jaisey Yip.
Menurut Jaisey, pelancong cukup mendaftarkan diri sebagai anggota ke ChangiRewardsTravel.com. Sehingga setelah terdaftar sebagai anggota, pelancong bisa menikmati akses lounge di bandara di seluruh dunia untuk menikmati fasilitas sebagai kompensasi keterlambatan penerbangan, tertinggal pesawat saat transit, limusin dan berbagai hal lainnya.
“Dengan satu pendaftaran di ChangiRewardsTravel.com, wisatawan dapat menikmati hak istimewa dalam berbelanja, bersantap, dan berwisata,” lanjut Jaisey.
Jaisey melanjutkan, CRT ini memiliki dua tipe keanggotaan. Tipe keanggotaan pertama disebut Fly to Earn dan tipe kedua yaitu Pay to Access. Adapun keanggotaan Fly-to-Earn memiliki tiga tingkatan keanggotaan, yaitu Classic, Premium, dan Elite.
Dia mengatakan, untuk keanggotaan Fly to Earn, tingkatan keanggotaan yang didapat berdasarkan jumlah penerbangan melalui Bandara Changi yang terdaftar selama masa keanggotaan mereka. Cukup dengan mendaftarkan satu penerbangan yang melewati Bandara Changi, anggota dapat langsung terdaftar di tingkatan Classic. Untuk tipe keanggotaan ini pelanggan tak dipungut biaya.
Kemudian keanggotaan Pay to Access merupakan program langganan berbayar yang memberikan akses instan kepada anggota untuk langsung terdaftar ke tingkatan Premium dengan membayar 199 dolar Singapura atau tingkatan Elite dengan membayar seharga 399 dolar Singapura.
Baca juga: Megah dan Bertabur Hiburan Mewah, Jewel Bandara Changi Siap Dibuka 17 April 2019
“Changi Airport Group memperkenalkan Changi Rewards Travel untuk menunjukkan apresiasi kami kepada wisatawan dan melayani dengan lebih baik lagi kepada mereka yang sering bepergian melalui Bandara Changi. Kami telah mengkurasi secara khusus berbagai hak istimewa untuk anggota, dengan harapan dapat memberikan ketenangan dengan jaminan perjalanan dan mengubah waktu tunggu mereka dengan kegiatan yang produktif dan santai untuk memberikan pengalaman wisata yang bebas stres dan dapat dinikmati,” kata Jaisey.
Canberra yang Ini Bukan Ibukota Australia, Tapi Nama Stasiun MRT Singapura
Mendengar nama Canberra jadi ingat ibukota negara Australia. Ya, ini memang tak bisa di pungkiri, pasalnya Negara Kangguru tersebut memang menjadikan Canberra sebagai ibukota negara sejak 1913, sebelum itu ibukota Australia ada di Melbourne.
Baca juga: Kenakan Busana Super Minim, Model Asal Filipina Bikin Geger Stasiun MRT Singapura
Tapi, tunggu dulu, kali ini yang akan dibahas oleh KabarPenumpang.com adalah sebuah stasiun MRT di Singapura yang diberi nama Canberra. Ya dirangkum dari channelnewsasia.com (20/5/2019), stasiun ini akan dibuka pada 2 November 2019 mendatang.
Stasiun yang berada di jalur utara-selatan tersebut pengoperasiannya diumumkan oleh Menteri Transportasi Khaw Boon Wan yang mengunjungi stasiun Canberra pada 20 Mei 2019 kemarin. Stasiun Canberra berada di antar dua stasiun yakni Sembawang dan Yishun. Bahkan stasiun ini bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit oleh 170 ribu warga yang tinggal disekitar stasiun.
“Kehadirannya diharapkan memudahkan penumpang dan menyingkat waktu hingga sepuluh menit tiba di stasiun bagi yang akan menuju pusat kota Singapura atau Jurong Timur,” ujar Otoritas Transportasi Darat.
Dalam pengerjaan Stasiun Canberra, ada lima stasiun MRT yang ditutup dari Admiralty ke Yio Chu Kang. Penutupan ini pun dilakukan secara bertahap selama akhir pekan.
Track crossover 72 meter harus dibangun untuk menghubungkan trek yang ada ke dan dari stasiun. Lintasan memungkinkan kereta melintas dari satu lintasan ke lintasan lain saat dibutuhkan, seperti jika ada kesalahan pada lintasan.
Pada hari Sabtu dan Minggu, pekerjaan dilakukan untuk menghilangkan trek yang ada dan memperbaharui trek baru. Pengujian dan commissioning perangkat lunak pensinyalan untuk trek yang baru diinstal dilakukan pada hari Senin, hari ketiga dan terakhir penutupan.
Layanan kereta diharapkan akan dilanjutkan pada hari Selas, sebab sekitar 75 persen pembangunan untuk stasiun MRT Canberra telah selesai.
“Daripada naik bus ke Stasiun Sembawang atau Stasiun Yishun, kita sekarang bisa berjalan (ke stasiun MRT Canberra), dan itu menghemat waktu,” kata warga Angeline Tan.
Seorang penduduk lain, Gagan Velappakutty, menambahkan bahwa ia menantikan waktu perjalanan yang lebih singkat. “Jelas kami mengurangi waktu perjalanan, kami tidak perlu naik bus pengumpan (ke stasiun lain), kami bisa berjalan saja,” katanya.
Baca juga: (Lagi) Keributan di MRT Singapura: Warganet Justru Anggap Sebagai ‘Hiburan’
Stasiun Canberra adalah stasiun MRT kedua yang dibangun di atas jalur MRT yang ada, setelah Dover di Jalur Timur-Barat. Ini akan memiliki lima pintu masuk, dan merupakan stasiun MRT tinggi pertama yang menyediakan komuter dengan akses langsung ke platform kereta api kota melalui jembatan penghubung di seluruh Canberra Link. Stasiun juga akan memiliki jalan setapak terlindung ke halte bus dan lebih dari 500 tempat parkir sepeda
Inilah Rumah Makan Favorit Khas Bus AKAP di Sepanjang Pantura
Menumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) baik itu di dalam Pulau Jawa maupun keluar seperti Pulau Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara menjadi pilihan tersendiri bagi pecintanya. Sebenarnya naik bus AKAP adalah salah satu pilihan moda transportasi.
Baca juga: PO Sumber Alam, Bus AKAP Kebanggaan Warga Purworejo
Apalagi saat ini bus AKAP dilengkapi berbagai fasilitas baik itu WiFi, mini kafe atau kursi super empuk tergantung kelas yang dipilih. Selain itu, penumpang juga akan mendapat makan gratis dalam perjalanan dan biayanya sudah termasuk tiket.
Nah, apakah ada rumah makan favorit yang biasa di singgahi oleh bus AKAP milik perusahaan otobus? Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, inilah rumah makan favorit khas bus AKAP yang populer di sepanjang jalur Pantai Utara (Pantai Utara) Jawa, dimana menjadi rute lalu lintas bus AKAP terbesar di Tanah Air.
1. Rumah makan Kudus, Grising
Berada di Jalan Raya Semarang – Batang, Jawa tengah, rumah makan ini dikelola oleh PO Haryanto. Biasanya bus-bus AKAP milik PO Haryanto dari arah timur kecuali Madura, penumpangnya berhenti makan disini. Makanan yang tersedia adalah nasi rames, nasi goreng, lontong opor, soto dan ternyata porsinya unlimited alias bisa sesukanya ambil tapi harus habis.
2. Rumah makan Sari rasa, Kendal
Rumah makan ini dikelola pribadi dan banyak bus AKAP dari timur memberikan fasilitas makan untuk penumpangnya. Beberapa bus AKAP yakni PO Rosalia Indah, PO Sudiro Tungga Jaya, PO Harapan Jaya, PO Nusantara dan lainnya. Lokasinya di Jalan Raya Soekarno-Hatta.
3. Rumah makan Taman Sari, Tuban
Berlokasi di Tuban, bus AKAP dari Jatiman, Gan seperti Malang, Surabaya dan daerah lainnya berhenti makan disini. Beberapa bus yang berhenti yakni PO Gunung Harta, Lorena-Karina dan lainnya.
4. Rumah makan Kedung Roso, Brebes
Berada di wilayah barat, bus New Shantika, Ramayana, Bejeu, Safari Darma Raya, Sudiro Tungga Jaya dan beberapa lainnya berhenti makan di rumah makan ini. Berlokasi di Jalan Nasional 1, pilihan makanan yang ditawarkan beragam, sayur bisa diambil bebas, lauk seperti ayam goreng hanya boleh satu potong. Untuk makan, penumpang menukarkan kupon yang diberikan PO bus setelah mengambil makanan. Untuk pilihan makanan favorit seperti sate kambing, penumpang bisa membayarnya karena tidak masuk dalam hitungan.
5. Rumah makan Kudus, Cirebon
Rumah makan ini juga milik PO Haryanto, dulunya bernama rumah makan Kalkijaga 2.
6. Rumah makan Duta, Ngawi
Terletak di jalur tengah, rumah makan ini memberikan berbagai cara makan yang berbeda tiap PO bus yang berhenti. Penumpang bus Eka, penumpangnya dihidangkan per menu. Harapan Jaya memberikan sistem prasmanan.
7. Rumah makan Puritama, Situbondo
Bus-bus AKAP dari Denpasar, Bali seperti Surya Bali, Kramatdjati, Wisata Komodo, Madu Kismo dan lainnya niasa berhenti makan disini.
Baca juga: Pemberian Kupon Makan oleh PO Bus, Bagaimana di Bulan Ramadhan?
8. Rumah makan Utama, Caruban
Terletak di daerah Caruban, bus yang mampir disini adalah Sugeng Rahayu Cepat. Makanan yang diaajikan secara prasmanan.
Pasca Lebaran, TransJakarta Buka Rute ke Bandara Soekarno-Hatta
Pasca Lebaran nanti, Perum Damri, PPD dan beberapa penyedia jasa angkutan bus ke Bandara Soekarno-Hatta nampaknya akan bertambah lagi kompetisinya. Pasalnya PT TransJakarta telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan PT Angkasa Pura II (AP II) untuk pembukaan layanan TransJakarta dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Resmi Ganti Nama dari Sisingamangaraja Menjadi ASEAN, Stasiun MRT Ini Juga Terintegrasi Halte TransJakarta
Meski berlabel TransJakarta, namun sebagai bus bandara nantinya tarif yang dikenakan ke penumpang tidak sama dengan tarif TransJakarta reguler. Dikutip dari bisnis.com (20/5), disebutkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menetapkan bus TransJakarta rute Bandara Soekarno-Hatta akan dikenai tarif komersial tanpa subsidi PSO (public service obligation). besaran nominalnya masih akan dibahas oleh BPTJ.
BPTJ menegaskan bahwa langkah itu ditempuh untuk menjaga keseimbangan antar operator bus di Bandara Internasional Sukarno-Hatta ketika Bus TransJakarta beroperasi di bandara tersebut.
Untuk menjaga persaingan, Bus TransJakarta yang beroperasi dari bandara ke luar akan dikenakan tarif komersial tanpa PSO.
“Kalau Transjakarta pakai PSO nanti orang pada pindah kesana semua,” ujar Kepala BPTJ Bambang Prihartono. Selain itu, para penumpang dari Bandara Internasional Sukarno-Hatta dipandang memiliki keadaan ekonomi yang relatif baik sehingga dianggap bakal mampu membayar tarif yang dikenakan.
Baca juga: Bus Low Deck Terbaru Hadir di Apron Bandara Internasional Soekarno-Hatta
BPTJ lebih lanjut akan membagi alokasi bus yang beroperasi di bandara tersebut agar penumpang bisa terbagi secara merata. Dengan segera masuknya Bus TransJakarta bandara, pilihan masyarakat untuk menuju atau meninggalkan Bandara Soekarno Hatta semakin melimpah. Sebelumnya sudah ada kereta bandara, bus Damri, JR Connextion, taksi konvensional dan angkutan online.
Hanya Butuh Satu Pilot, Boeing Akan Umumkan Proyek “797” New Midsize Airplane di Paris AirShow 2019
Kabarnya ada yang spesial dari Pameran Kedirgantraan terbesar Paris AirShow Ke-53 yang akan berlangsung bulan Mei 2019 mendatang. Dari beberapa sumber disebutkan Boeing akan mengumumkan secara resmi proyek New Midsize Airplane (NMA), atau yang dikenal dengan Boeing 797. Boeing jelas butuh sensasi dan inovasi baru agar lepas dari keterpurukan pasca kasus 737 MAX. Seri 797 adalah sesuatu yang baru dan revolusioner dalam industri dirgantara, demikian analisa dari banyak pengamat dirgantara.
Baca juga: Sambut Era New Midsize Airplane, Akankah Boeing 797 Jadi Suksesor 737?
Dikutip KabarPenumpang.com dari cnbc.com (20/5), rumornya desain kokpit 797 nantinya cukup dioperasikan oleh seorang pilot saja. Sementara peran kopilot tetap ada, tapi kopilot tak ikut terbang, melainkan kopilot cukup duduk di darat (ground control). Kopilot disini pun dapat memantau pergerakan beberapa pesawat pada saat yang sama. Para analis, langkah Boeing ini dapat merubah tatanan dunia penerbangan, pasalnya maskapai dapat menghemat daftar pengeluaran gaji untuk penerbang, belum lagi maskapai dapat menekan biaya pelatihan pilot.
Analis penerbangan di Jefferies, menyebutkan meski konsepnya revolusiner, namun untuk mewujudkan prototipe pesawat secanggih itu bisa memakan waktu sampai 10 tahun.
Charles Toups, Boeing Research and Technology Vice-President berpendapat bahwa model pesawat dengan satu pilot di atas, kelak perdana akan diuji untuk melayani penerbangan kargo. Sementara untuk sampai ke pelayanan penerbangan penumpang komersial, diperkirakan butuh waktu beberapa dekade, terutama untuk meyakinkan pada soal keselamatan di udara.
Di luar urusan kokpit, pihak maskapai yang telah di riset terkait 797, menginginkan pesawat Boeing yang baru memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam cara mengatur dan mengganti kursi, beberapa maskapai premium meminta fleksibilitas lebih untuk memasang tempat tidur datar. NMA Boeing 797 dipercaya dapat mengakomodir antara 200 sampai 250 penumpang. Permintaan dari beberapa maskapai, lebih menginginkan Boeing 797 nantinya masuk ke segmen wide body dengan dua lorong.
Baca juga: CityHawk VTOL, Moda Urban Futuristik Berbahan Bakar Hidrogen
Mengenai rute, Boeing 797 untuk tahap awal digadang melayani rute trans altlantik, dimana akan menghubungkan kota-kota kecil di Amerika Serikat dengan kota-kota sekunder di Eropa, seperti Kopenhagen dan Brussels. Melihat serangkaian musibah yang menerpa Boeing belakangan ini, para analis memperkirakan Boeing baru mampu mewujudkan prototipe pesawat 797 pada tahun 2028.
Kurang Armada untuk Tangani Rute, Scoot Bakal Sewa 12 Unit Airbus A320
Kendati sudah lebih dari berbulan-bulan pasca jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa dan Lion Air di Tanjung Karawang yang mengakibatnya grounded massal terhadap pesawat Boeing 737 MAX 8 (bahkan beberapa maskapai menghentikan total semua varian Boeing 737 MAX), namun dampak dari pemberhentian pengoperasian dari pesawat ini masih terasa hingga saat ini.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Salah satunya datang dari anak perusahaan dari Singapore Airlines, Scoot. Dikabarkan, maskapai ini akan menyewa sejumlah pesawat Airbus A320 untuk menutupi kekurangan armada akibat grounded dari Boeing737 MAX tersebut.
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman simpleflying.com (18/5/2019), rencananya Scoot akan menyewa sekitar 12 pesawat Airbus A320. Hal ini sebenarnya lanjutan dari hilangnya nama Boeing 737 MAX 8 dari rencana penggunaan armada dari Singapore Airlines Group – termasuk Silkair, Scoot, dan Singapore Airlines sendiri. Pun dengan penambahan armada yang terjadi di tubuh grup ini – dari 202 pesawat pada Maret 2019 menjadi 207 pesawat pada Maret 2020 mendatang.
Tidak hanya menyewa Airbus A320 saja, tapi Scoot juga akan mendapatkan limpahan Boeing 737-800NG dari kakak kandungnya, Silkair. Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak yang saling berkaitan dengan Scoot, diharapkan dapat membantu pengoperasian maskapai berbiaya murah tersebut.
Selain minimnya armada untuk dioperasikan, aksi grounded massal yang dilakukan oleh hampir seluruh maskapai di dunia berakibat pada penutupan sejumlah rute penerbangan. Ini dikarenakan berkurangnya armada di tubuh Scoot untuk mengopeasikan keseluruhan rute yang mereka miliki. Menurut salah satu sumber internal dari Singapore Airlines, pihak Scoot akan memangkas empat rute penerbangan terhitung sejak bulan Juni 2019 mendatang.
Baca Juga: Ternyata Boeing Ketahui Masalah Sensor di 737 MAX Sebelum Lion Air Jatuh!
Pemangkasan jumlah rute pengoperasian ini diyakini oleh pihak Singapore Airlines sebagai, “kombinasi permintaan yang lemah dan kekurangan sumber daya pesawat.”
Perkembangan terakhir dari Boeing, produsen pesawat asal Negeri Paman Sam ini tengah menunggu proses sertifikasi terkait upgrade sensor pada armada 737 MAX 8 tersebut.
