Warga kota New York sebentar lagi akan memiliki wahana wisata baru, dimana ini juga merangkap sebagai sarana transportasi. Adalah NYC Cycleboats, rencananya akan diluncurkan pada 3 Mei mendatang, dimana wahana berbentuk kapal kayuh ini mampu menampung 16 orang. Ya, sesuai dengan namanya, penumpang harus mengayuh guna menggerakkan NYC Cycleboats ini. Kelak, wahana ini akan membawa penumpang berkeliling di sekitaran Liberty Harbor Marina.
Baca Juga: Perahu Getek, Riwayatmu Kini
Wahana ini tercetuskan manakala seorang pengusaha bernama Christopher Coscia tegah berlibur di Chicago dan melihat wahana serupa di sana. Kala itu, Christopher mengatakan bahwa New York membutuhkan wahana cycleboats dan iapun langsung ‘menggoreng’ idenya tersebut hingga matang.
“Saya sedang berada di Chicago untuk berlibur dan melihat cycleboats di sungai, dan saya rasa, New York membutuhkan moda semacam ini,” ujar Christopher, sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman workboat.com (25/4/2019).
“Saya juga telah berkoordinasi dengan pihak Coast Guard, dan secara kebetulan saya juga memiliki kapten kapal beserta kru kapal yang berlisensi untuk sesegera mungkin mewujudkannya di New York City,” tandasnya.
Di beberapa lokasi lain, wahana cycleboats ini bukanlah lagi menjadi sebuah barang baru. Sebut saja di Oregon yang telah terlebih dahulu memiliki wahana serupa yang diberi nama Cascade Cycleboats.
Pedal yang terletak di bagian bawah meja memungkinkan Anda untuk tetap bercengkrama, kendati harus mengayuh. Sumber: istimewa
Pada dasarnya, cycleboats merupakan moda gabungan antara sepeda dan kapal, dimana seperti yang sudah disinggung di atas, para penumpang harus mengayuh pedal yang berada di bawah kaki mereka untuk menggerakkan kapal. Pedal-pedal tersebut terkoneksi langsung dengan bilah kipas yang berada di belakang kapal dan ketika pedal dikayuh, maka bilah kipas akan berputar dan kapal akan bergerak maju.
Baca Juga: Surga Kanal Transportasi, Tak Hanya di Venesia Lho!
Berbeda dengan sepeda, cycleboats memiliki kemudi yang dikendalikan oleh seorang kapten yang siap untuk membawa Anda berkeliling lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Jadi, Anda hanya perlu mengayuh, bercengkrama dengan rekanan Anda, menikmati pemandangan sembari menenggak minuman beralkohol kadar rendah. Tentu saja, ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.
Bagi NYC Cycleboats sendiri, rencananya tarif yang akan dikenakan untuk tur Patung Liberty ini berkisar di antara US$44 (Rp624.000) hingga US$49 (Rp695.000). Sementara bagi Anda yang hendak menyewa kapal ini secara keseluruhan, Anda akan dikenakan biaya US$490 hingga US$550.
Nah, bagaimana? Cukup menarik bukan?
Meski didominasi oleh kendaraan-kendaraan pribadi keluaran terbaru, di Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 ada sosok wahana angkutan umum yang lumayan membetot perhatian. Persisnya di booth Suzuki diperlihatkan varian New Carry Angkutan Kota. Dengan cat biru khas angkot Ibu kota, Anda yang bertandang ke booth Suzuki mungkin akan langsun membayangkan saat angkot ini beroperasi di jalanan Jakarta.
Baca juga: Jeepney, Angkot Khas Filipina Dengan Sejuta Ornamen Pelengkapnya
Seolah ingin mengajak bernostalgia, di Telkomsel IIMS 2019, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menghadirkan New Carry dalam beberapa varian. Selain varian angkot, Suzuki menampilkan New Carry Ambulance, New Carry Box dan New Carry Moko (Mobil Toko) yang sesuai untuk kebutuhan masyarakat di Indonesia.
Untuk New Carry Angkutan Kota hadir dengan bodi yang terbuat dari plat besi, pintu model lipat, jendela model geser, footstep yang terbuat dari aluminium bordes, lampu trayek, serta jok berkapasitas sebelas penumpang. Spesifikasi kendaraan ini punya panjang 4.415 mm, lebar 1.675 mm, dan tinggi 2.200 mm, New Carry Angkutan Kota disebut-sebut dapat memberi kenyamanan bagi penumpang serta keuntungan lebih bagi pengusaha.
Angkot baru ini ditenagai mesin bensin empat silinder 1.5 liter (1.462 cc) dengan teknologi DOHC 16 valve yang mampu mengeluarkan tenaga maksimum 97 PS pada putaran mesin 5.600 rpm dan torsi puncak 135 Nm pada 4.400 rpm. Mesin ini diklaim lebih irit 15 persen daripada mesin Carry generasi sebelumnya dalam kondisi ideal.
Baca juga: Hapus Angkot Keluaran Karoseri, Organda DKI Gunakan Angkot Keluaran ATPM
Sebagai angkutan kota, New Carry ini masih menggunakan pintu penumpang model lipat dan jendela geser. Ciri khas angkot ini mengusung lampu belakang model karimun dan footstep dari aluminium bordes.
Terkenal sebagai bagunan paling tinggi menjulang di area bandara, tidak sembarang orang boleh menapakkan kaki ke menara Air Traffic Control atau yang akrab disingkat menara ATC. Seperti sudah mendarah daging di stigma kebanyakan orang, “semakin dilarang, maka semakin penasaran.” Nah, kira-kira apa saja yang dilakukan oleh petugas yang ada di dalam sana? Dan seperti apa pemandangan yang tersaji dari atas menara ATC? Penasaran kan?
Baca Juga: Mengenal Serba Serbi dan Peran Air Traffic Controller
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, bagian paling atas dari menara ATC disebut Aerodrome Control Traffic. Petugas yang ada di bagian paling atas dari menara ATC ini berkoordinasi langsung dengan Ground Control untuk mengatur pergerakan pesawat ketika masih berada di darat. Selain itu, petugas Aerodrome Control Traffic juga memiliki wewenang untuk memberikan ijin kepada pilot untuk lepas landas (clear for take-off) dan mendarat (clear to land).
Dari tugas sederhananya saja, sudah terbayangkah oleh Anda betapa ribetnya peran seorang petugas Aerodrome Control Traffic? Ya, selain itu, para “pegawai tinggi” ini juga harus paham betul tentang semua tipe dan dimensi/ukuran pesawat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mereka ketika tengah mengatur pergerakan pesawat yang hendak mengudara – agar tidak tabrakan dengan pesawat lainnya.
Gambaran peralatan di dalam menara ATC. Sumber: istimewa
Sementara itu, untuk visualisasi kondisi ruangan Aerodrome Control Traffic ini tampak seperti ruang kontrol yang dipenuhi oleh alat-alat yang akan menunjang kinerja dari seorang petugas ATC. Mulai dari komputer, pesawat telepon (untuk kepentingan komunikasi dan koordinasi), radar, dan alat-alat lain yang akan melancarkan setiap penerbangan Anda.
Nah sementara untuk pemandangannya, bisa dibilang inilah salah satu fitur penunjang yang akan membuat petugas ATC betah – walaupun lama kelamaan akan bosan juga. Ya, Anda dapat melihat pemadangan di sekeliling Anda 360 derajat. Sebagai bangunan paling tinggi di komplek, maka sudah sewajarnya pemandangan Anda tidakakan terhalang oleh bangunan apapun yang melebihi tinggi dari menara ATC.
Baca Juga:Ternyata! Pendapatan Petugas ATC Jauh Lebih Tinggi dari Seorang Pilot
Ambil contoh menara ATC Bandara I Gusti Ngurah Rai yang ada di Pulau Dewata, Bali. Dari atas sini, Anda dapat melihat hamparan laut biru hingga panorama sun set yang selalu setia menghibur kepenatan dari petugas Aerodrome Control Traffic. Pun dengan penampakan Selat Bali dan Selat Lombok yang juga dapat Anda lihat dari atas sini.
Wah, semoga pemaparan di atas tidak membuat Anda nekat untuk menyelinap masuk ke dalam menara ATC ya!
Setelah pada artikel sebelumnya telah dijelaskan tentang faktor-faktor apa saja yang mampu membuat seorang pilot mengalami flying stress ketika tengah bertugas, maka pembahasan kali ini sedikit lebih spesifik mengenai salah satu faktor yang melatarbelakangi hal tersebut.
Baca Juga: Kenali Flying Stress, Situasi yang Bisa Buyarkan Konsentrasi Penerbang
Sebenarnya, apabila Anda tidak memiliki trauma atau phobia terhadap ketinggian, maka mengudara dengan menggunakan pesawat bukanlah hal yang aneh. Lalu apa jadinya dengan pilot yang harus menghabiskan banyak waktunya di udara? Terlebih jika pilot tersebut sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi – bukan tidak mungkin apabila ia harus menerbangkan penumpang sampai puluhan jam lamanya.
Dalam ilmu psikiatrik dirgantara, lingkungan penerbangan kerap disebut pula lingkungan yang non-terrestrial hostile. KabarPenumpang.com mengutip dari majalah Angkasa, sesuai dengan namanya saja, mengudara merupakan suatu kegiatan abnormal karena pada dasarnya manusia lebih banyak menghabiskan waktu di darat. Ya, bekerja di udara bagi manusia memang bukan satu pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, dimana nyawa mereka sendiri dan para penumpang beserta awak kabin yang ada di dalam suatu penerbangan seolah ‘dikendalikan’ oleh kepiawaian para pilot untuk menerbangkan pesawat – terlepas dari faktor eksternal seperti pesawat dan cuaca.
Selain kepiawaian pilot untuk mengemudikan pesawat, tantangan lain yang harus dijabani oleh mereka adalah beradaptasi dengan ruang lingkup pekerjaan mereka, yaitu di udara. Tidak hanya sebatas beradaptasi dengan suasana di ruang kokpit hingga di luar kaca kemudi – dimana para pilot disapa oleh hamparan awan biru ketika siang hari dan taburan bintang di malam hari, namun mereka juga harus tahan banting dan kemampuan untuk bereaksi secara cepat dan tepat.
Baca Juga: Inilah Penyebab Ketika Pilot Benar-Benar Kelelahan!
Nah, tapi seperti yang sudah disebutkan di atas, non-terrestrial hostile ini memang yang paling mudah dirasakan oleh para pilot muda. Dapatkah Anda membayangkan jika meja kerja Anda digantikan oleh puluhan hingga ratusan tombol dan panel yang masing-masingnya memiliki fungsi tersendiri, dan Anda akan ‘terjebak’ pada situasi ini dalam rentang waktu tertentu yang tidak bisa Anda prediksi (lama masa abdi Anda sebagai pilot).
Jadi, bagi Anda yang masih punya angan untuk jadi seorang pilot, ada baiknya Anda pastikan diri terlebih dahulu sebelum menopang tanggung jawab yang super besar!
Salahkah bila seorang penumpang terlalu akrab dengan pengemudi transportasi online? Apakah ini bisa berdampak bagi penumpang seperti mendapat kejahatan baik secara fisik atau psikis?
Baca juga:[Update] Tips Aman Buat Wanita Penumpang Taksi Online, “Jangan Tidur Bila Sendirian”
Tenyata dengan kelenjean alias sok akrab dengan seorang pengemudi transportasi online juga bisa berdampak buruk. Apalagi penumpang perempuan kerap kali seperti curhat dengan sang pengemudi dan biasanya ditanggapi dengan senang hati.
Bahkan pengemudi juga sering memberikan tanggapan positif tetapi ada juga yang menanggapi curhatan itu sebagai kesempatan untuk berbuat pelecehan pada penumpang perempuan tersebut. Pasalnya beberapa hal yang pernah terjadi, seperti saat masa kampanye pemilihan presiden lalu, seorang penumpang diturunkan jauh dari tujuannya hanya karena perbedaan pilihan oleh sang pengemudi.
Tak hanya itu, pelecehan seksual juga bisa terjadi karena penumpang terlalu akrab. Komnas Perempuan mengatakan, pihaknya mendapat laporan dua penumpang transportasi online dilecehkan saat naik tapi tidak dijelaskan awal masalahnya.
Selain itu, pengemudi seperti merasakan sudah mengenal dekat dengan Anda. Seorang psikolog keluarga Veny Mulyani mengatakan, setiap penumpang yang berkomunikasi dengan pengemudi baiknya sewajarnya saja.
Menurutnya setiap penumpang perlu bersikap ramah tapi dengan tatanan kesopanan yang semestinya saja tanpa berlebihan. Veny menambahkan, bila dalam perjalanan pengemudi menyanyakan informasi pribadi dan bersifat privasi, sebagai seorang penumpang boleh untuk tidak menjawabnya.
“Pengemudi transportasi online butuh memberikan impresi yang baik dengan menunjukkan keramahan pada penumpang. Karena ini bagian dari service mereka. Nah kalau penumpang bisa mengabaikan atau mengatakan secara langsung pada pengemudi bila keberatan dengan pertanyaan yang menyangkut hal pribadi,” ujarnya yang dihubungi KabarPenumpang.com, Kamis (25/4/2019).
Baca juga: Sering Gunakan Layanan Ride-Sharing? Baca Tips Ini Agar Tetap Aman!
Dia menambahkan, bahwa feedback kejujuran pada pengemudi dengan pertanyaan yang tidak berkenan tersebut bisa menjadi masukan bagi pengemudi. Direktur tata Kelola Aptika Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Maria Fatimah Barata mengatakan, data penumpang perempuan yang menggunakan transportasi online mencapai 56 persen dan bisa dikatakan banyaknya sebanding dengan penumpang laki-laki.
Makan makanan yang ada di dalam pesawat tentu akan menguras kocek Anda karena makanan di sini terkenal tidak bersahabat dengan dompet dan tentu saja pilihan penganannya terbatas – karena kebanyakan makanan di dalam pesawat merupakan buatan dapur maskapai terkait. Namun apa jadinya jika Anda menemukan penganan semacam fast food atau makanan lain yang jarang Anda temui di setiap maskapai?
Baca Juga: Pensiun dari Dunia Aviasi, Boeing 747 Disulap Jadi Restoran Mewah
Tentu saja hal semacam ini tidak terjadi di dalam sebuah penerbangan domestik atau internasional, melainkan di pesawat-pesawat yang sudah tidak beroperasi lagi. Ya, sama seperti sejumlah orang-orang kreatif yang pernah diberitakan sebelumnya, berikut adalah lima tempat makan yang menggunakan badan pesawat sebagai ‘lapaknya’ untuk berjualan, dikutip KabarPenumpang.com dari laman thesun.co.uk (22/4/2019).
McDonald’sKalau di sini, ada patung Ronald (ikon McDonald’s) nggak ya? Sumber: istimewa
Jika Anda tengah berkesempatan mengunjungi kota Taupo di Selandia Baru, maka Anda akan menemukan sebuah pesawat Douglas DC-3 yang sudah bertransformasi menjadi restoran cepat saji, McDonald’s. Setelah sekitar 24 tahun sejak penerbangannya yang terakhir, pesawat ini beroperasi kembali, namun tidak untuk mengudara – melainkan jadi tempat makan. McDonald’s dengan desain nyentrik ini sendiri mampu menampung hingga 20 pengunjung dan sudah beroperasi sejak tahun 2014 silam.
Steaks on a PlaneLho, bagian sayapnya kemana?! Sumber: The Bolton News
Restoran yang berada di Bolton, Inggris ini menggunakan body pesawat Boeing 737 milik maskapai Rusia yang sudah tidak digunakan lagi. Sesuai dengan namanya, pemilik restoran, Zahid Kadva menyajikan berbagai penganan cepat saji yang siap untuk menggugah selera Anda – mulai dari burger, steak, hingga beragam cemilan.
El AvionTerkesan seram sih, tapi unik banget! Sumber: The Costa Rican Times
Ini merupakan sebuah restoran yang ada di Kosta Rika, dimana jika namanya diterjemahkan ke Bahasa Inggris memiliki arti the plane atau pesawat terbang. Menggunakan body dari pesawat Fairchild C-123 sebagai lapak pengunjung untuk menkmati hidangan, restoran ini lebih memilih menu seafood sebagai menu andalannya – sebut saja cumi goreng, udang kelapa, hingga kari seafood merupakan sedikit dari hidangan yang tersedia di sini.
Runway 1Wah, ternyata bisa makan di bagian sayapnya juga! Masih kurang romantis? Sumber: curlytales.com
Terletak di India, restoran yang diinisiasi oleh pasangan ayah-anak Kuldeep Kakkar dan Kshitij Kakkar pada tahun 2017 ini menggunakan body dari Airbus A320 yang sudah memasuki masa pensiun. Uniknya, Anda harus terlebih dahulu mem-booking seat di restoran ini sebelum bisa menikmati sensasi uniknya!
Baca Juga: Ada Sosok Boeing 737 Misterius di Bali, Kini Jadi Obyek Foto Favorit Para PelancongPlane in the CityIni dia penampakan restoran fine dining unik di Malaysia, Plane in the City!. Sumber: malaymail.com
Mungkin diantara keempat restoran di atas, Plane in the City inilah yang paling eksklusif, karena masing-masing pengunjung hanya diberi batas waktu 90 menit saja untuk berada di dalam pesawat. Selain itu, paket fine dining di atas body pesawat Boeing 737 yang ditawarkan oleh Plane in the City ini mencapai 999 ringgit atau yang berkisar Rp3,4 juta! Wah, bagi Anda yang memiliki kantong tebal dan kebetulan lagi ada di Malaysia, sepertinya restoran ini tidak boleh Anda lewatkan begitu saja deh!
Namanya belakangan ini menjadi buah bibir sebagian kalangan setelah tersiar kabar tentang putusnya hubungan antara Traveloka dengan AirAsia. Ya, dia adalah Anthony Francis Fernandes atau yang akrab disapa Tony Fernandes, CEO dari AirAsia. Sebelum memegang jabatan paling tinggi di tubuh maskapai berbiaya rendah asal Malaysia ini, siapa sangka Tony sempat menelan pil pahit berkali-kali. Sama seperti Jack Ma (founder Alibaba), Tony juga punya sejumlah tips yang mungkin dapat Anda implementasikan dan merengkuh kesuksesan dengan cara Anda sendiri. Ingin tahu?
Baca Juga: Buntut Penembakan di Christchurch, CEO AirAsia Berhenti “Main” Facebook
Sebelum berkutat dengan sektor aviasi global, Tony sempat memiliki posisi sebagai salah satu eksekutif di Warner Music – hingga pada akhirnya di tahun 2001, ia memutuskan untuk keluar dai zona nyamannya dan mencoba peruntungan di dunia kedirgantaraan. Bermodalkan sebuah pesawat bekas seharga satu ringgit atau yang berkisar Rp3.500 (kurs sekarang), Tony ternyata bisa mewujudkan sesuatu yang terlihat mustahil di awal, menjadi sesuatu yang sangat berharga di masa yang akan datang.
Memang, Tony membutuhkan waktu dan kesabaran yang tinggi guna mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang ia dirikan tersebut. KabarPenumpang.com mengutip dari laman cnbc.com (14/4/2019), pendapatan AirAsia di tahun 2018 kemarin mencapai angka 10,6 miliar ringgit atau yang berkisar Rp36,3 triliun kurs sekarang. Jika disederhanakan, maka Tony beserta orang-orang hebat yang terus setia mendampinginya ini membutuhkan waktu sekitar 17 tahun untuk terus bekerja keras hingga menrengkuh kesuksesan.
Jika Jack Ma selalu berupaya untuk menularkan kegigihannya kepada masyarakat berlandaskan pengalaman pribadinya, berbeda dengan Tony yang sempat menyinggung tentang salah satu kelebihan dirinya dalam memutar roda ekonomi.
“Ketika ditanya soal kekuatan yang saya miliki, jika punya, maka itu adalah cara saya untuk menemukan orang-orang hebat di luar sana,” ujar Tony dalam sebuah konferensi pers di Singapura beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: AirAsia X Genap Berusia 10 Tahun, Mantapkan Identitas Sebagai LCC Jarak Jauh
Tentu saja, kemampuan Tony dalam merekrut orang-orang hebat tersebut terbukti dengan bertumbuhnya AirAsia menjadi sebuah maskapai yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ketika di awal, Tony hanya mempekerjakan 200 pegawai dengan dua pesawat, kini ia membawahi lebih dari 20.000 orang pekerja dengan total armada mencapai 250 pesawat.
“Jika Anda melihat tim saya, terdapat banyak orang yang dulu tidak berhasil atau ingin membuktikan sesuatu,” ujar Tony.
Logo merupakan lambang yang penting bagi identitas sebuah perusahaan. Selain mudah untuk mengingat perusahaan tersebut juga untuk membawa citra perusahaan dan memiliki peran penting dalam brand building. Namun, kerap kali logo tersebut berganti dan harus dalam pertimbangan sebelumnya.
Baca juga: Produksi Indonesia, Lokomotif CC203 Atau GE U20C Pernah Digunakan di Filipina dan Australia
Perubahan logo ini pun juga terjadi pada perusahaan kereta api di Indonesia. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, logo PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebelum menjadi seperti sekarang juga menandai perubahan layanan kereta yang lebih baik. Awalnya logo KAI dimulai usai kemerdekaan yakni saat Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) yang mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari Jepang hingga dibentuk Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Kemudian DKARI diubah lagi menjadi Perusahaan Negara kereta api (PNKA) dan lagi-lagi diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta APi (PJKA). Logo yang digunakan DKARI, PNKA dan PJKA memiliki background kuning dengan simbol garis hijau berbentuk menyerupai sayap burung.
Logo tersebut memiliki kesan gagah dan militeristik dan digunakan sejak tahun 1953 hingga 1988. PJKA yang mengalami perubahan nama menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) mengubah logo lama menjadi berbentuk segilima warna biru dan digunakan tahun 1988 hingga 1990.
Tahun 1991 logo Perumka kembali mengalami perombakan dengan warna orange berupa gambar mirip dengan angka dua. Dimana kemiringan 70 derajat dengan warna dasar putih dan menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang berlawanan.
Logo ini memberikan kesan sifat yang tegas, tajam dan menggambarkan arah bolak-balik perjalanan kereta api serta melambangkan pelayanan. Hingga akhirnya tepat pada 28 September 2011 lalu, PT KAI meluncurkan logo baru yang sekaligus memnperingati ulang tahun KAI ke 66 tahun.
Logo tersebut diharapkan membawa semangat perbaikan bagi kinerja operator transportasi massal di Indonesia. Bahkan kehadirannya terlihat lebih mobile dibandingkan dengan logo lama yang cenderung kokoh dan stabil. Tiga Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.
Dua Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal. Anak panah berwarna putih melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima. Satu Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders.
Logo ini dilengkapi Wordmark baru “Kereta Api” yang terlihat lebih jelas menggambarkan identitas perusahaan, menggantikan wordmark lama “Keretapi” yang tidak jelas makna katanya. Di samping itu, logo ini juga dibarengi kemunculan slogan “Anda adalah Prioritas Kami” dan mars baru.
Baca juga: Adakah Kaitan Antara Pecahnya Perang Diponegoro dengan Pembangunan Jalur Kereta di Jawa?
Selain logo-logo kereta api tersebut, PT KAI juga menggunakan logo Wahana Daya Pertiwi pada seragam pegawai KAI. Logo ini berupa seekor burung garuda dengan dua sayap yang terdiri dari 8 helai bulu membentang di atas roda kreta api berjeruji 8 buah. Burung garuda diapit padi 28 butir dan kapas 9 kuntum yang melambangkan HUT Perkeretaapian Indonesia. Di bagian bawah bertuliskan Wahana Daya Pertiwi.
Untuk pertama kalinya, vintage race car dengan desain futuristik klasik, Vanderhall Autocycle, ditampilkan di Indonesia. Mobil sport roda tiga ini menjadi salah satu ikon yang memeriahkan pameran otomotif Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran. Kendaraan dengan kursi tunggal ini dibuat hand made, dan langsung didatangkan dari Utah, Amerika Serikat. Autocycle dirancang khusus untuk kebutuhan sport, touring, dan pemakaian di dalam kota.
Baca juga: Mampu Angkut 250 Penumpang, BYD Automobile Luncurkan Bus Listrik Terpanjang di Dunia
Vanderhall Autocycle menggunakan mesin 4 silinder 1,4 liter turbocharged besutan General Motors, dengan tenaga rata-rata 180-200 horsepower pada hotrod berbobot kurang dari satu ton. Autocycle punya kecepatan fantastis, untuk mencapai kecepatan 100 km per jam hanya membutuhkan waktu kurang dari lima detik. Roadster roda tiga kendaraan ini dapat mencapai kecepatan maksimum 225 km per jam.
Selain hadir dengan mesin 1,4 liter, Vanderhall juga menawarkan mesin dengan kapasitas 1,5 liter empat silider turbocharged pada tipe Carmel dan electric motor pada tipe Edison. Carmel dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km per jam dalam 4,5 detik, dan kecepatan maksimum 222 km per jam.
Vanderhall Motor Works didirikan pada tahun 2010 oleh CEO & owner Steve Hall. Menurut rencana, kendaraan roda tiga ini akan ditawarkan untuk pasar Indonesia. Untuk pemasaran di Indonesia, Vanderhall menggandeng PT SVI yang akan segera mengumumkan showroom yang akan dibuka di Jakarta, Surabaya dan Bali.
Nah, Anda penasaran dengan harga Vanderhall Autocycle? Bila merujuk ke model yang ditampilkan di Telkomsel IIMS 2019, sejatinya adalah tipe Venice Speedster yang informasi dari situsnya disebutkan harga jualnya mulai dari US$26.900.
Tak hanya kereta api yang dipesan oleh Bangladesh, ternyata bus juga mulai diimpor negara tersebut dari Indonesia. Pasalnya perusahaan karoseri CV Laksana awal bulan April 2019 telah mengekspor bus ke Bangladesh dan serah terimanya akan berlangsung saat pembukaan Indonesia Fair 2019 di Dhaka.
Baca juga: Karoseri Laksana Hadirkan Bus Legacy SR2 Double Decker
Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, bus besutan karoseri Laksana akan diserahkan ke Shohagh Group yang merupakan mitra bisnis di Bangladesh. Indonesia Fair 2019 di Dhaka diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Karoseri Laksana mengekspor sebanyak 14 unit bus dan sepuluh diantaranya merupakan bus tingkat atau double decker. Penasaran tipe bus apa yang diekspor oleh karoseri yang berbasis di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah ini?
CV Laksana mengekspor bus high decker berjenis SR2 XHD Prime yang dibanderol dengan harga Rp2,5 miliar per unit. Technical Head Manager Karoser Laksana Stefan Arman mengatakan, SR2 XHD Prime yang dijual ke pasar Bangladesh memiliki spesifikasi kurang lebih sama dengan unit yang dijual di Indonesia.
Sementara untuk sasis dan engine menggunakan buatan Swedia (Scania), artinya, bus ini bakal pakai Scania dengan kode K360IB yang diklaim punya tenaga maksimal 360 dk di 1.900 rpm dan torsi 1750 Nm di 1350 rpm. Ternyata bus tersebut juga berbeda dari Indonesia. Dimana perbedaannya adalah bus yang diekspor tersebut hanya memiliki satu pintu untuk masuk dan keluar yang berada di bagian depan, sedangkan di bagian belakang tidak ada pintunya.
Selain itu dari segi dimensi ternyata ada perbedaan, bus yang diekspor mempunyai dimensi yang lebih panjang dibanding bus yang dijual di Indonesia. Hal tersebut kata Arman sesuai dengan permintaah pihak Bangladesh. Begitu juga dengan fitur dan kapasitas mesin, bus yang diekspor ke Bangldesh dibekali dengan fitur lebih mewah dibanding yang ada di Indonesia, mesinnya pun memiliki kapasitas yang lebih tinggi.
Ternyata karoseri Laksana bukan pertama kalinya melakukan ekspor bus besutannya. Sebab sebelumnya karoseri ini sudah mengekspor 200 unit armada busnya ke Fiji dan Timor Leste. Untuk dalam negeri bus buatan pabrik karoseri Laksana telah digunakan untuk armada TransJakarta.
Baca juga: Ekspor Seribu Bus ke Bangladesh, CV Laksana Torehkan Penjualan Bus Terbanyak di Indonesia
Bahkan bus-bus produksi CV Laksana sudah memiliki sertifikat keamanan dari Eropa setelah perusahaan berkolaborasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan sejumlah universitas di Indonesia dalam pengembangan standar keamanan bus.