Heinrich Kubis – Awak Kabin Pertama di Dunia yang Cekatan dan Berpengalaman

Jika selama ini flight attendant itu selalu identik dengan wanita berparas cantik yang ditunjang oleh postur tubuh yang proporsional, tapi tahukah Anda bahwa flight attendant pertama di dunia bukanlah berasal dari kaum hawa? Ya, bagi Anda yang mendalami soal sejarah aviasi global, mungkin Anda tidak asing lagi dengan yang namanya Heinrich Kubis – sang awak kabin pertama di dunia. Baca Juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot Mundur jauh ke bulan Maret tahun 1912, dimana Heinrich Kubis menjadi awak kabin pertama yang melayani penumpang di dalam penerbangan balon udara DELAG Zeppelin LZ 10 Schwaben. Selain penerbangan tersebut, Heinrich Kubis juga menjadi awak kabin di dalam penerbangan Zeppelin LZ 129 Hindenburg yang terkenal. Sedikit informasi tambahan, LZ 129 Hindenburg ini mengalami kecelakaan pada 6 Mei 1937 di Lakehurst, New Jersey, dimana kecelakaan ini menewaskan 13 penumpang, 22 kru penerbang, dan satu ground crew. Kembali ke cerita Heinrich Kubis, dimana ketika ia menjadi awak kabin pertama di dalam sejarah kedigantaraan global, ia melakukan apa yang selama ini dilakukan oleh awak kabin di setiap penerbangan – mulai dari melayani setiap kebutuhan penumpang hingga menyajikan makanan selama penerbangan.
Ketika Heinrich Kubis Tengah Melayani Penumpang. Sumber: istimewa
KabarPenumpang.com mengutip dari berbagai laman sumber, Heinrich Kubis sendiri lahir pada 16 Juni 1888. Pernah menelan asam garam di sejumlah hotel paling modis di Eropa, seperti Carlton di London dan Ritz di Paris, Heinrich Kubis seolah tidak asing lagi untuk bertemu dengan businessmen dengan “kantong berlapis”, aktris cantik, hingga politisi. Ternyata, di situlah awal mula Heinrich Kubis bertemu dengan Count Ferdinand von Zeppelin dan Doctor Hugo Eckener yang merupakan founder dari DELAG – yang ternyata merubah nasibnya kelak. Mungkin dua founder ini merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Heinrich Kubis, sehingga mereka berani melemparkan penawaran kepada Heinrich Kubis untuk bergabung menjadi awak kabin di perusahaan yang mereka kelola – dan Heinrich Kubis menerimanya.
Heinrich Kubis Bersama Salah Seorang Korban Selamat dari LZ 129 Hindenburg. Sumber: istimewa
Pengalaman yang ia dapatkan selama bekerja di dunia perhotelan ini seolah menjadi bekal yang sangat berharga bagi Heinrich Kubis, dimana kala itu, ia mampu berbicara dalam tiga bahasa dan paham betul dengan kebutuhan para penumpang – bahkan sebelum si penumpang tersebut meminta. Selain itu, job desk Heinrich Kubis yang baru ini juga mengajarkannya banyak hal, salah satunya adalah memahami aspek teknis dari pesawat yang ia tumpangi, hingga prosedur keselamatan bagi para penumpang. Baca Juga: On This Day: Penerbangan Trans-Atlantik Perdana yang Dibumbui Sejumlah Kendala Ternyata jalan hidup Heinrich Kubis sebagai awak kabin pertama tidaklah mudah. Tercatat, ia pernah hampir menjadi korban dalam kecelakaan zeppelin LZ 129 Hindenburg. Beruntung, ia berhasil melolskan diri dan selamat dalam insiden mematikan tersebut. Namun amat disayangkan, dunia seolah lupa akan predikat Heinrich Kubis selaku flight attendant pertama di dunia. Terbukti dari minimnya informasi yang dapat digali di dunia maya – ini seolah mengindikasikan bahwa dunia lupa dengan sosok Heinrich Kubis.    

[VIDEO] Uji Penerbangan Alpha One Vahana yang Berikan Gambaran Moda Transportasi Futuristik

Dalam uji terbangnya yang ke-50, Alpha One Vahana mulai menunjukkan kemampuannya untuk melakukan penerbangan dengan sayap miring. Delapan propellers yang mengarah ke langit memungkinkan pesawat ini untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal. Sementara ketika hendak melaju ke depan, Alpha One Vahana akan memiringkan ke-delapan propellersnya secara vertikal. Baca Juga: Peneliti University of Michigan: Kendaraan VTOL Listrik Lebih Ramah Lingkungan Ketimbang Mobil Listrik Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com (25/2/2019), A3, anak perusahaan Airbus yang mengembangkan pesawat ini, mengatakan bahwa penggunaan propellers ini akan memungkinkan pesawat melakukan penerbangan jarak jauh secara efisien dan juga cepat. Pada kesempatan yang sama, salah satu juru bicara dari A3 juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki prototipe yang sudah mengudara kurang lebih selama lima jam di Pendleton UAS Range di Oregon. Prototipe tersebut, lanjutnya, telah terbang selama kurang lebih tujuh menit pada suatu waktu, dan mencapai kecepatan tertinggi pada angka 97 km/jam. Selama uji penerbangan ini, pihak A3 terus mengumpulkan data yang sekiranya mampu menyempurnakan moda udara skala kecil ini sebelum akhirnya di rilis di masa yang akan datang. Hingga saat ini, perusahaan masih melakukan sejumlah pengembangan terhadap Alpha One Vahana. Baca Juga: Kembangkan Wahana VTOL, Uber Gandeng NASA dan Angkatan Darat AS Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun AviationWeek di jejaring sosial Youtube pada 22 Februari 2019 kemarin, tampak Alpha One Vahana ini melakukan serangkaian uji penerbangan – mulai dari vertical take-off, melaju ke arah depan, berakselerasi hingga kecepatan 50 knots, hingga melakukan putaran 180 derajat.
Dari video ini, harusnya Anda sudah dapat gambaran tentang moda transportasi yang terinspirasi dari drone ini di masa yang akan datang. Jika saja moda semacam ini beroperasi di Indonesia, khususnya Jakarta, maka besar kemungkinan kemacetan yang selama ini menjadi ‘ikon’ Ibukota akan mampu diatasi.    

Berikan Dukungan Pada Boeing, Donald Trump Usulkan Rebrand 737 MAX

Terpuruknya Boeing pasca dihantam oleh sejumlah tudingan hingga pembatalan pesanan yang bermuara dari jatuhnya dua pesawat 737 MAX 8 dalam rentang waktu 5 bulan ini ternyata membangkitkan jiwa nasionalis dari pemegang kekuasaan tertinggi di Negara Adikuasa, Donald Trump. Presiden yang terkenal kontroversial ini sempat menyerukan agar Boeing mengganti nama pesawat tersebut karena memiliki catatan sejarah yang sangat kelam. Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa citra dari Boeing 737 MAX sudah sangat tergerus oleh dua kasus kecelakaan di atas. Baca Juga: Pasca Insiden Boeing 737 MAX 8, Akankah Pilot ‘Kembali’ Menyandarkan Kepercayaan Pada Pesawat Tersebut? Dalam sebuah cuitannya yang diunggah di media sosial Twitter beberapa hari yang lalu, Donald Trump mengisyaratkan agar Boeing melakukan rebrand terhadap pesawat tersebut. Tidak hanya itu, Doland Trump juga berharap agar Boeing dapat memberikan fitur tambahan yang diharapkan dapat menarik kembali minat para pelanggan dan mengembalikan kepercayaan terhadap produksian Boeing. “Jika saya adalah Boeing, saya akan memperbaiki Boeing 737 MAX, tambah beberapa fitur yang baru, dan rebrand pesawat dengan sebuah nama baru, tambahkan beberapa fitur luar biasa, dan REBRAND pesawat itu dengan sebuah nama baru,” ujar Trump dalam cuitannya tersebut. https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1117736685721223168?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1117736685721223168&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Fbisnis%2Fread%2F3942411%2Fdonald-trump-ingin-boeing-ganti-nama-737-max Nampaknya, cuitan tersebut tidak hanya sebatas isyarat dari Trump yang seolah mengindikasikan agar Boeing mengubah nama dari keluarga 737 MAX. Tapi di awal cuitannya, Presiden Amerika Serikat ke-45 ini mengatakan, “Apalah yang saya ketahui tentang branding, mungkin tidak ada (tetapi saya berhasil menjadi presiden!),” ujar Trump. Jelas, poin tentang rebrand inilah yang coba ditekankan oleh Donald Trump. “Boeing adalah perusahaan luar biasa. Mereka saat ini bekerja sangat, sangat keras. Dan harapannya mereka akan segera memberi jawaban, tapi sebelum itu pesawat akan dikandangkan” ujar Donald Trump pada Maret lalu – tak berselang lama setelah pesawat Ethiopian Airlines jatuh di Addis Ababa. Sudah seyogyanya jika Donald Trump memberikan dukungan lebih terhadap Boeing mengingat raksasa kedirgantaraan ini berasal dari negara tempatnya memerintah. Berbagai isu hangat yang sampai saat ini membombardir Boeing antara lain ditemukannya kesalahan pada sistem navigasi 737 MAX 8, hingga perang dingin yang terjadi dengan rival abadinya, Airbus. Baca Juga: Pesanan ‘Kering,’ Boeing Alihkan SDM Untuk Perbaharui Sistem 737 MAX Tidak dapat dipungkiri, Boeing telah berperan besar dalam membangun perekonomian negara berjuluk Negeri Paman Sam ini – sebut saja dari hal yang paling sederhana adalah predikatnya sebagai eksportir terbesar bagi Amerika Serikat. Jadi, sudah lumrah adanya jika Donald Trump berupaya untuk tetap menjaga nama baik dari Boeing.  

Beda dengan TransJakarta, Jelang Pemilu Berbagai Moda Transportasi Luar Daerah Dipadati Penumpang

Pesta Demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu), akan berlangsung pada Rabu, 17 April 2019 di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuat banyak masyarakat berbondong-bondong kembali ke daerah asal mereka untuk melakukan pencoblosan. Baca juga: Jelang Libur Panjang, PT KAI Siapkan 11 KA Tambahan dan Penjualan Melonjak 90 Persen Melihat antusias ini bagaimana moda transportasi di Indonesia baik di Jakarta maupun daerah lainnya? Ternyata antusias ini berbuntut dengan baik, dimana meningkatnya animo masyarakat untuk kembali ke kota asal untuk memilih. Sebab beberapa moda transportasi terjadi antrean yang cukup panjang dan tiket pun terjual hampir 90 persen. Untuk kereta api, PT KAI di Daop I bahkan sudah menambahkan 11 kereta api tambahan pada masa pilpres dan libur panjang. Sedangkan di Manado sendiri ratusan penumpang di tiga kepulauan yakni Talaud, Sangihe dan Sitaro memadati pelabuhan. Karena kepadatan ini membuat banyak penumpang yang tidak mendapatkan tiket ranjang untuk keberangkatan sebelum Pemilu. Direktur Lintas Utara Line (LUL) dan Asosiasi Perkapalan Bongkar Muat Indonesian (APBM) Kota Manado Yusak Lesman Walo mengakui, lonjakan penumpang terjadi sejak Minggu (14/4/2019) kemarin. Bahkan di pelabuhan ferry Ternate tepatnya di Pelabuhan Bastiong, antrean panjang terjadi pada 15 April 2019 kemarin sejak pukul 10.00 WIT di loket penjualan tiket. Hal ini membuat petugas pelabuhan membuka dua jalur untuk rute keberangkatan yang berbeda guna meminimalisir penumpukan penumpang. Sedangkan Manager Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Ternate, Ali Tahmer mengatakan lonjakan tersebut dikarenakan adanya Pemilu. Dia mengatakan, meski ada lonjakan penumpang, PT ASDP tidak memberikan armada tambahan dan semuanya berjalan sesuai dengan jadwal. Selain itu, masyarakat pengguna bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pun melonjak dengan adanya Libur Nasional Pemilu ini. Empat hari terakhir di Terminal Mandalika, Mataram terlihat peningkatan jumlah penumpang. Ini karena banyak masyarakat Sumbawa, Dompu dan Bima yang tinggal di luar kota seperti Pulau Jawa yang kembali ke kota masing-masing. Pengguna bus sendiri umumnya kebanyakan mahasiswa. Bahkan ada pula bus yang diborong atau charter oleh calon anggota legislatif agar masyarakat daerah di Mataram bisa kembali pulang demi memberikan hak pilih mereka. Ya, antusias masyarakat daerah begitu jelas terlihat, pelabuhan terminal, bahkan stasiun kereta api di Jawa pun tiketnya terjual hingga 90 persen. Namun bagaimana angkutan dalam kota seperti di Jakarta yang memiliki kereta Commuter Line atau kereta rel listrik (KRL) dan bus TransJakarta? Ternyata dengan adanya Pemilu, PT TransJakarta bahkan memprediksi akan terjadi penurunan penumpang saat pencoblosan Pemilu 2019. Adanya prediksi ini sendiri berdasarkan dari pengalaman Pesta Demokrasi lima tahun lalu yakni 2014. Humas PT TransJakarta, Wibowo mengatakan, adanya prediksi ini merupakan estimasi. Hal ini dikarenakan penurunan hanya terjadi di saat Pemilu. “Setelah Pemilu atau hari Kamisnya diperkirakan sudah normal seperti biasa. Karena itu kan hari kerja meski besoknya (Jumat) libur lagi,” ujar Wibowo yang dihubungi KabarPenumpang.com, Selasa (16/4/2019). Baca juga: BYD K9 – Inilah Bus Listrik untuk Koridor 13 TransJakarta Meski sedang dalam Pesta Demokrasi, pihak TransJakarta tidak memberikan diskon atau reward lagi bagi penumpang. Hal ini dikarenakan tarif yang cukup murah dan bilapun ada biasanya pihak bank yang bekerja sama memberikan diskon bagi penumpang yang menggunakan kartu uang elektronik mereka. Sedangkan VP Corcom PT KCI Anne mengatkan, untuk KRL tidak ada penurunan penumpang di hari pemilu. “Untuk Pemilu 2019 penumpang akan sama jumlahnya seperti hari Sabtu atau Minggu,” ujar Anne.

Nissan Hadirkan Jaringan 5G, Teknologi AR dan VR Untuk Penumpang Mini Bus

Naik sebuah kendaraan dan berteman dengan penumpang virtual? Mungkin ini bisa dibilang seperti khayalan. Namun salah satu perusahaan pembuat mobil yakni Nissan menghadirkan berbagai teknologi untuk menghadirkan penumpang virtual tersebut. Baca juga: Ford Adopsi 5G Pada Teknologi ‘Komunikasi Antar Kendaraan dan Infrastruktur’ di Tahun 2022 Dilansir KabarPenumpang.com dari laman theverge.com (26/3/2019), teknologi yang digunakan tersebut adalah Invisible-to-Visible (I2V) yang menghadirkan avatar Augmanted Reality (AR) di dalam mobil. Nissan menghadirkan untuk visi masa depannya dimana mobil bisa terhubung dengan kata kunci yang sarat kemungkinan. Pemanfaatan jaringan 5G, AR dan Virtual Reality (VR) agar memberi pengalaman baru dalam kendaraan yang canggih. Dimana teknologi I2V perusahaan ini tidak hanya memungkinkan overlay gaya HUD tetapi juga asisten virtual humanoid yang berkendara bersama penumpang dan melakukan percakapan serta menghadirkan informasi yang relevan secara lokal. Uji coba yang dilakukan Nissan sendiri menghadiran jaringan 5G yang disediakan oleh NTT Docomo yang merupakan perusahaan operator terbesar di Jepang. Kendaraan yang digunakan adalah mini bus Nissan NV350 Caravan dengan sistem I2V yang dimanfaatkan Nissan dengan sebutan Metaverse. Ini tidak merujuk pada sebuah dimensi alternatif Pesona 5, tetapi menggambarkan karakter virtual secara nyata di kendaraan dengan AR. Uji cobanya sendiri dilakukan penumpang dengan menggunakan headset Meta 2 AR .
(The Verge)
Dalam uji coba itu penumpang bisa melihat berbagai asisten dari headset mulai dari perwakilan PR Nissan realistis tingkat PS2 hingga beruang dengan bentuk kubus bernama Nissan Bear hingga maskot anime Unity-Chan. Avatar-avatar itu duduk didepan dan dibagian belakang kursi penumpang yang akan Anda duduki. Bila Anda duduk di kursi pengemudi, maka avatar virtual tersebut akan duduk di kursi sebelah. Efek dari avatar virtual ini sendiri cukup meyakinkan meski penyelarasan duduknya di setiap kursi tidak sempurna. Tetapi kecerahan kombinasi gambar Meta 2 sulit untuk menghindari perasaan bahwa gambar telah diletakkan di sekitaran penumpang. Twist adalah avatar virtual yang saya lihat sebenarnya adalah orang sungguhan, dalam arti tertentu. Ketika berada di jalan, pembicaraan dan gerakan avatar sedang dilakonkan di paviliun Grandrive oleh dua wanita yang memakai headset HTC Vive Pro VR dan Crocs dengan pelacak Vive terpasang . Mereka dapat melihat representasi virtual saya berkat kamera di dalam mobil, dan dapat berinteraksi dengan lingkungan saat berbicara langsung kepada penumpang. Sama aneh dan kerennya melihat seseorang yang augmented reality-realitas menekan tombol nyata untuk membuka jendela nyata. Semua ini terjadi secara real time tanpa banyak latensi yang terlihat, yang merupakan salah satu manfaat dari 5G. Secara umum, Anda tidak ingin ada risiko keterlambatan saat mengangkut kendaraan. Tetapi teknologinya masih dalam pengujian, sebuah fakta yang menjadi fokus akut ketika Unity-chan berusaha memberi donat, kemudian membeku ketika terdengar suara kesalahan Windows. Dia tidak pernah hidup kembali dan Nissan memberi tahu bahwa ada masalah dengan stasiun 5G Docomo, yang dipasang di sebuah van yang diparkir di sebelah paviliun. Asisten penggunaan AR jelas bukan konsep yang dapat diskalakan, kecuali jika menuju masa depan yang aneh di mana mobil di jalan dipasangkan satu-lawan-satu dengan karyawan yang memakai Crocs di bilik VR berpura-pura menjadi teman Anda. Namun, sebagai model potensial untuk obrolan dalam mobil, itu sangat keren. Baca juga: Minimo, Solusi Kendaraan Ramah Lingkungan dengan Konektivitas 5G Pada skala waktu yang cukup lama, Anda tidak berpikir terlalu jauh untuk membayangkan seseorang menggunakan VR untuk memanggil anggota keluarga saat mereka sedang mengemudi jika tidak ada yang lain, ini adalah hal terdekat yang harus dmiliki dengan Star Wars panggilan telepon gaya hologram untuk sementara waktu.

Punya Keterampilan Multibahasa, Awak Kabin Berpeluang Sukses Lebih Besar

Sebagai seorang awak kabin yang bahkan tidak perlu memiliki gelar sarjana ternyata memiliki gaji yang cukup besar ditambah dengan tunjangan yang diberikan oleh maskapai. Hal ini salah satu alasan pekerjaan menjadi awak kabin menjadi incaran banyak orang. Baca juga: Inilah yang Diharapkan Seorang Awak Kabin dari Penumpang! Sebagai salah satu bidang pekerjaan yang cukup kompetitif, ternyata setiap orang yang ingin menjadi awak kabin harus memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Sebab maskapai sendiri lebih ingin menginvestasikan waktu dan uang untuk melatih awak kabin dan orang-orang yang bekerja harus proaktif. KabarPenumpang.com merangkum dari aviationcv.com, ada tiga hal yang harus dimiliki seorang awak kabin yang bertugas dalam penerbangan multi bahasa. 1. Maskapai memilih motivasi untuk memberi pengalaman terbaik bagi pelanggan Pekerjaan sebagai awak kabin dan dilihat maskapai dari seseorang yang paling kuat bukanlah kampanye iklan melainkan rekomendasi dari seseorang terdekat Anda (teman atau keluarga). Sebab maskapai akan menginvestasi lebih banyak waktu untuk meningkatkan pengalaman. Dimana mereka memilih mempekerjakan awak kabin yang bisa berbicara lebih dari satu bahasa. Hal ini karena seorang yang fasih dengan bahasa lain bisa memilih untuk memiliki pengalaman pelanggan dengan bahasa asli mereka. Awak kabin sendiri merupakan agen pelayan penumpang di udara yang membantu penumpang dalam berbagai hal. Sehingga fasih beberapa bahasa menjadi pertanda yang baik bagi mereka yang ingin memajukan dan peningkatan dalam pekerjaan. 2. Gaji yang lebih dari cukup Setiap orang yang bekerja sebagai awak kabin memiliki gaji yang lebih tinggi. Namun tidak ada perbedaan pembayaran mereka terbang di penerbangan domestik atau internasional. Sebab awak kabin dibayar untuk jam penerbangan sehingga seorang awak kabin yang melakukan pelayanan dalam penerbangan internasional bisa memiliki pembayaran lebih besar. Tak hanya itu, saat menunggu penerbangan lanjutan mereka, bisa menjadi penerjemah paruh waktu bila multibahasa. Ada kelemahan kecil di sini yang perlu disebutkan awak kabin melalui proses penawaran untuk mendapatkan rute yang mereka inginkan. Namun, maskapai dapat menolak tawaran untuk memenuhi kebutuhan staf mereka. Kadang-kadang, karyawan multibahasa ditolak tawarannya untuk mengubah rute hanya karena mereka memiliki keterampilan bahasa yang diperlukan di mana mereka berada. 3. Banyak lowongan pekerjaan tersedia Bisa berbagai bahasa adalah salah satu hal yang menguntungkan menjadi seorang yang melamar menjadi awak kabin. Sebab biasanya maskapi yang memiliki penerbangan internasional membutuhkan penumpang dapat pengalaman perjalanan lebih baik. Ketika Anda meluangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan bahwa ini adalah bidang yang menantang untuk dimasuki, itu adalah sesuatu yang penting untuk dicatat. Jika Anda bertanya-tanya apakah belajar bahasa baru dapat membantu, dengan segala cara, daftarlah untuk kursus belajar bahasa itu. Dengan menjadi fasih, Anda membuka diri terhadap peluang kerja yang jauh lebih banyak. Memang bisa multibahasa bukan menjamin bisa langsung menjadi awak kabin, tetapi bisa meningkatkan peluang. Baca juga: Harap Waspada Jika Anda Mendengar Frasa ‘Easy Victor’ dari Awak Kabin Jadi, jika Anda ingin melakukan perjalanan dunia, menyelami budaya baru dan bertemu banyak orang yang berbeda sambil mendapatkan gaji yang cukup besar, maka tambahkan bahasa tambahan sebagai kemampuan personal Anda.

Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot

Pernah terpikir oleh Anda siapakah yang menjadi pramugari pertama dalam penerbangan? Bila Anda pernah memikirkannya, pada tahun 1930 silam, seorang wanita muda yang menjadi seorang perawat adalah pramugari pertama diperusahaan Boeing Air Transport. Baca juga: Ternyata, Boeing dan United Airlines Dulu Adalah Satu Perusahaan, Lho! Untuk mengenal lebih lanjut pramugari pertama dunia ini, KabarPenumpang.com sudah merangkum dari worldhistory.us. Bernama Ellen Churh, pramugari yang awalnya ingin menjadi seorang pilot maskapai komersial. Lahir di Iowa sebuah pertanian dekat Cresco, Ellen lahir pada 22 September 1904 silam. Awalnya sebelum menjadi seorang pramugari, ternyata Ellen terpesona dengan pesawat terbang yang dilihatnya semasa kecil. Bahkan dia punya impian tidak menjadi seorang istri petani karena dirinya menginginkan kehidupan yang penuh petualangan. Kemudian dia memulai karirnya dengan menempuh pendidikan di University of Minnesota dan mendapat gelar keperawatan tahun 1926. Ellen sendiri sempat bekerja menjadi pengajar perawat di salah satu rumah sakit di Prancis. Kemudian dirinya mengambil pelajaran terbang hingga menjadi seorang pilot yang memiliki lisensi terbang. Namun sayangnya dia tahu bahwa sebagai seorang perempuan akan sulit mendapat pekerjaan sebagai pilot. Selain dari eksploitasi perempuan, penerbangan komersial di masa itu masih di dominasi oleh laki-laki. Akhirnya Ellen kemudian menuju ke San Francisco dimana kantor Boeing Air Transport (BAT) pada Februari 1930 untuk menjadi bagian dari industri penerbangan komersial baru. Pada musim dingin itu dia bertemu dengan manajer Steve Stimpson dan mendiskusikan tentang idenya. Bahkan bisa dikatakan pada tahun itu, kebanyak orang masih takut terbang karena banyaknya kecelakaan terjadi. Apalagi pesawat komersial di kala itu terbang dengan ketinggian rendah daripada saat ini yakni hanya sekitar enam ribu kaki bila dibandingkan saat ini yang 35 ribu kaki. Hal ini berarti pesawat mengudara melalui cuaca buruk dan banyak penumpang yang mabuk udara. Ellen yang memiliki pikiran panjang kemudian melontarkan kemungkinan perawat wanita yang bisa merawat penumpang lebih baik, apalagi bagi mereka yang sering sakit dan takut dengan perjalanan pesawat. Stimpson awalanya hanya memberikan pernyataan Ellen kepada atasannya dan awalnya hal itu di tolak. Namun kemudian pihak BAT berubah pikiran dan setuju untuk masa percobaan tiga bulan. Hal ini kemudian membuat Stimpson dan Ellen menyaring pelamar hingga pada akhir musim semi di tahun itu ada delapan pramugari dengan salah satunya Ellen sebagai keberhasilan yang menggembirakan dan semakin banyak wanita yang bekerja sebagai pramugari. Setelahnya BAT bergabung dengan dua perusahaan kecil dan membentuk United Airlines dimana Ellen mengudara bersama maskapai tersebut dari Oakland menuju Chicago. Sayangnya karir pramugari pertama ini tidak lama hanya 18 bulan. Baca juga: Capai Usia 102 Tahun, Delta Airlines Rayakan Ulang Tahun Pramugari Pertamanya! Ini dikarenakan Ellen mengalami kecelakaan mobil dan meski begitu dirinya memiliki karir yang terkenal sebagai perawat dalam Perang Dunia II. Dia bertugas sebagai perawat penerbangan di Korps Perawat Angkatan Darat, dan mendapatkan medali udara. Dia meninggal dalam kecelakaan menunggang kuda yang tragis pada tahun 1965.

Wajib Selfie, Jadi Syarat Naik Grab di Malaysia

Naik Grab harus selfie? Sepertinya ini akan cukup dinimati para penguna ride hailing. Apalagi pecinta selfie yang kerap kali berfoto dirinya sendiri dimana pun mereka berada, dan kehadiran permintaan saat naik Grab mungkin tidak akan disia-siakan begitu saja. Baca juga: Lawan Opik, Grab Indonesia Luncurkan “Grab Defense” Namun, kenapa ya Grab mewajibkan penumpangnya untuk selfie ketika naik angkutan mereka di Malaysia? KabarPenumpang.com melansir dari laman sea.mashable.com (13/4/2019), ternyata penumpang harus selfie untuk mengurangi tindak kejahatan yang terjadi. Grab menghadirkan fitur verifikasi penumpang dengan selfie ini sejak awal tahun 2019 ini. Bahkan tercatat kejahatan yang dilakukan penumpang menurun hingga 30 persen sejak fitur ini diluncurkan di aplikasi milik Grab. Penumpang diminta untuk melakukan selfie saat menggunakan Grab sebagai syarat verifikasi pesanan. Teknologi pengenalan wajah atau facial recognition di aplikasi Grab akan memverifikasi foto. Bahkan fitur ini akan menolak foto yang tidak sesuai dengan data penumpang. Grab Malaysia menghadirkan fitur ini untuk memastkan foto selfie penumpang hanya akan digunakan untuk keperluan verifikasi hanya satu kali. Meski begitu pastinya banyak pertanyaan apakah hal ini aman? Grab mengatakan, dalam proses verifikasi pihaknya melindungi sesuai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Malaysia. Mereka juga menjamin bila foto penumpang tidak akan di publikasi ke pihak luar termasuk pengemudi. Kehadiran fitur tersebut adalah hasil kerja sama Grab dengan kementerian Transportasi Malaysia. “Ini penting karena sektor publik dan swasta bekerja sama untuk memanfaatkan teknologi baru untuk kebaikan sosial,” ujar Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke. Country Head Grab Malaysia Sean Goh mengkonfirmasi bahwa fitur ini hanya untuk alasan keamanan dan tidak ada informasi apapun tentang penumpang yang akan dikumpulkan. Menurutnya kehadiran fitur pengenalan wajah juga akan mengurangi kejahatan penumpang yang akan menjadi perhatian pengemudi. “Selfie mereka hanya akan digunakan untuk keperluan verifikasi satu kali dan tidak akan ditunjukkan kepada pengemudi. Pengalaman kami adalah mereka yang ingin terlibat dalam kegiatan kriminal akan melakukannya dalam empat kali pertama mereka menggunakan aplikasi Grab begitu mereka mendaftar,” kata Goh. Pada Juli 2018 lalu, Grab di Indonesia juga menerapkan fitur serupa. Namun, fitur tersebut berlaku untuk mitra pengemudi, bukan penumpang. Saat menerima pesanan, mitra pengemudi akan diminta untuk melakukan verifikasi identitas lewat selfie. Selain itu, Grab merilis fitur penyamaran nomor telepon (number masking), berbagi lokasi secara real time (Share My Ride), dan tombol darurat (panic button) di Indonesia. Baca juga: Grab Hadirkan Beberapa Fitur Baru di Aplikasi, Termasuk Raih Poin Bila Order Dibatalkan Pengemudi Meskipun ini mungkin merupakan langkah maju dalam melindungi pengemudi mereka, Grab telah dikecam atas biaya pembatalan yang mereka perkenalkan kembali pada 19 Maret. Penumpang akan dikenakan penalti hingga RM5 jika mereka membatalkan pemesanan mereka dalam jangka waktu 5 menit.

Seperti Jilat Ludah Sendiri, Akhirnya Malaysia Tanda Tangan Kontrak Kelanjutan East Coast Rail Link

Kereta cepat yang akan dibangun pemerintah Malaysia menuju Singapura mengalami berbagai hambatan. Bahkan salah satunya adalah saat Malaysia menghadapi dilema perekonomian dengan utang luar negeri yang membengkak. Baca juga: Terkendala Utang, Mahathir Tinjau Berbagai Proyek Kereta di Malaysia Hal ini membuat pembangunan kereta cepat East Coast Rail Link (ECRL) dihentikan sementara pembangunannya sampai 31 Mei 2020 mendatang. Penundaan ini sendiri terjadi setelah tahun lalu Menteri Ekonomi Malaysia Mohamed Azmin Ali dan Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan melakukan perjanjian bilateral. Namun kini Malaysia yang awalnya tidak mau melanjutkan pembangunan kereta cepat ini berubah pikiran untuk melanjutkannya. Padahal sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad sering melontarkan keengganannya untuk mengambil pinjaman dari Cina. Pasalnya Mahatir menyatakan tidak mau meminjam dari Cina karena khawatir Malaysia kelak tidak mampu membayar utang tersebut. Sebelumnya, pada awal Februari, Mahathir sempat menyampaikan rencananya untuk membatalkan proyek kereta cepat yang menggunakan dana pinjaman dari Cina. Tetapi faktanya, KabarPenumpang.com melansir dari laman railway-technology.com (15/4/2019), ternyata Malaysia sudah melakukan penandatanganan perjanjian revisi untuk melanjutkan proyek ECRL yang ditangguhkan tersebut dengan Cina. Perjanjian tersebut ditandatangani setelah berbulan-bulan kedua negara tersebut melakukan negosiasi. Bahkan ada pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Malaysia, dimana proyek ECRL tersebut akan dibangun dengan investasi $10,7 miliar atau hampir dua pertiga biaya aslinya. “Pengurangan ini pasti akan menguntungkan Malaysia dan meringankan beban pada posisi keuangan negara,” ujar pernyataan tersebut. Tahun lalu, Malaysia menghentikan pembangunan jalur rel karena biayanya yang tinggi dan mengatakan akan bernegosiasi ulang dengan pihak berwenang Cina untuk mengurangi skala proyek. Pejabat Malaysia Daim Zainuddin, yang bernegosiasi dengan Cina, mengatakan bahwa proyek semula 688 km akan berkurang 40 km menjadi 648 km. Selain itu, biaya membangun setiap kilometer jalur akan berkurang secara signifikan dari $23,82 juta menjadi $16,53 juta. Rincian revisi lebih lanjut tentang pembiayaan dan pembayaran bunga akan diungkapkan dalam minggu ini. Baca juga: Proyek High Speed Rail Malaysia-Singapura Ditangguhkan Hingga 31 Mei 2020 Sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road China, proyek East Coast Rail Link akan menghubungkan Port Klang di Selat Malaka ke Pengkalan Kubor di semenanjung timur laut Malaysia.

Jelang Libur Panjang, PT KAI Siapkan 11 KA Tambahan dan Penjualan Melonjak 90 Persen

Libur panjang Pemilu dan peringatan Wafat Isa Almasih yang jatuh pada Jumat (19/4/2019) banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur keluar kota. Sebagai salah satu moda transportasi pilihan masyarakat, kereta api mengalami peningkatan jumlah penumpang di libur panjang akhir pekan ini. Baca juga: Mulai 12 April, PT KAI Mulai Operasikan Switch Over Rel Dwi Ganda Jatinegara-Cakung Hal ini membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) I Jakarta mengoperasikan 11 kereta api tambahan. Kepala Humas Daop 1 Eva Chairunisa mengatakan per harinya pihak KAI menambahkan maksimal 5512 kursi untuk peningkatan jumlah penumpang. “Ada 11 KA tambahan yang kami operasikan, delapan KA berangkat dari Stasiun Gambir dan tiga KA diberangkatkan dari Stasiun Pasarsenen dengan tujuan Bandung, Cirebon, Kutoarjo, Yogyakarta dan Solo. KA tambahan beroperasi mulai dari 15 hingga 21 April 2019,” ujar Eva melalui keterangan tertulis yang diterima KabarPenumpang.com, Selasa (16/4/2019). Eva mengatakan, untuk KA reguler, per harinya telah disediakan total 34.804 seat, dari 58 KA keberangkatan baik dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen. Ada 32 KA keberangkatan dari Stasiun Gambir dengan 15.286 seat yang disediakan. Sedangkan dari Stasiun Pasarsenen ada 26 KA dengan 19.518 seat yang disediakan. Tak hanya liburan panjang memperingati Wafatnya Isa Almasih, jelang Libur Nasional 17 April 2019 besok, penjualan tiket kereta api untuk perjalanan KA jarak jauh dari stasiun di Daop I terus mengalami peningkatan. Eva mengatakan, untuk H-1 tiket yang terjual mencapai 90 persen dari ketersediaan tempat duduk yang ada. “Peningkatan penjualan dari Stasiun Gambir dengan keberangkatan 16 April 2019 mencapai 96 persen, sedangkan pada 17 April mencapai 83 persen. Untuk keberangkatan dari Stasiun Pasarsenen sendiri tiket yang terjual sebesar 93 persen dan 17 April 95 persen,” kata Eva. Tingkat keterisian tempat duduk di kedua stasiun mulai antara tanggal 15-21 April mencapai 76 persen, dimana pada tanggal 16-18 April sudah melebihi 90 persen. Sementara untuk tanggal 19 April tersisa sekitar 20 persen dari total tempat duduk yang disediakan. Baca juga: KRL Kerap Jadi Korban Sambaran Petir, Dirut PT KAI Minta Solusi dari Ahli Petir ITB Dia mengatakan, jumlah tiket yang terjual ini terus bertambah seiring dengan ketersediaan kursi yang ada dan pembelian sendiri masih bisa dilakukan hingga menjelang keberangkatan penumpang. Tiket juga tersedia di loket dengan pembelian 30 menit sebelum keberangkatan selama masih tersedia. Selain itu penumpang bisa melakukan pembelian melalui website, aplikasi KAI Access dan agen penjualan tiket lainnya.