Mulai 8 April, Malaysia Airlines Hapus Bagasi Gratis Bagi Penumpang Kelas Economy Lite
Maskapai terbesar di Indonesia, Lion Air mulai menghilangkan bagasi gratis untuk penumpang sejak akhir Januari 2019 kemarin. Hal ini kemudian mulai diikuti beberapa maskapai berbiaya hemat lainnya seperti Citilink, namun belum jadi dilaksanakan.
Baca juga: Bagasi Cuma-cuma Hilang dari Penerbangan Domestik Lion Air, Bagaimana Reaksi Penumpang?
Bagasi gratis yang dihilangkan, berada di penerbangan domestik sedangkan penerbangan internasional masih tetap diberikan cuma-cuma. Meski begitu Lion Air masih memberikan bagasi untuk tas jinjing seberat tujuh kilogram dan lebihnya penumpang akan dikenakan biaya per lima kilogramnya bila masuk dalam bagasi kargo.
Ternyata, tak hanya di Indonesia saja, negara sahabat yakni Malaysia pun maskapainya mulai menerapkan bagasi berbayar untuk penumpang kelas ekonomi terendah mereka. Maskapai tersebut adalah Malaysia Airlines dimana mulai pemesanan per 8 April 2019 kemarin, penumpang tidak akan mendapatkan bagasi gratis lagi.
Dilansir KabarPenumpang.com dari malaymail.com (9/4/2019), Malaysia Airlines mengungkapkan, bahwa ongkos kelas “Economy Lite” atau yang terendah tidak akan memberikan bagasi gratis saat check in di penerbangan domestiknya. Jika penumpang ingin membawa bagasi, baiknya pilih kelas “Economy Basic” yang masih memberikan 20 kg bagasi atau “Economy Flexi” dengan 25 kg.
Bagi penumpang yang merupakan anggota dari Malaysia Airlines akan mendapatkan tambahan sebagai anggota dengan miles silver lima kilogram, gold sepuluh kilogram dan platinum 15 kg. Malaysia Airlines menyebutkan, pihaknya tetap memberikan bagasi tujuh kilogram untuk barang bawaan yang dijinjing untuk diletakkan di kabin.
Selain itu, penumpang juga tidak bisa mendapatkan diskon anak dan tidak ada pilihan opsi untuk mengupgrade kuris menggunakan Enrich Miles bila memilih kelas “Economy Lite”. Meski begitu, maskapai milik Malaysia ini masih memberikan bagasi gratis 20 kg di penerbangan internasionalnya meski tiket promo ekonomi.
Jika Anda membutuhkan bagasi lebih, bisa memilih “Economy Basic” dengan bagasi 25kg dan “Economy Smart” di 30kg. Penghilangan bagasi gratis di penerbangan domestik kelas “Economy Lite” ini akan memengaruhi pemesanan yang dilakukan mulai 8 April 2019 dan seterusnya.
Ini berarti, jika Anda telah memesan tiket lebih awal, penumpang akan tetap mendapatkan jatah bagasi gratis. Untuk penerbangan ke Madina dan Jeddah, bagasi gratis Kelas Ekonomi masih 30 kg di semua kelas Economy Fare.
Sebelumnya jatah bagasi gratis terakhir oleh Malaysia Airlines yang diketahui adalah pada Agustus 2018. Pada saat itu, dikatakan bahwa jatah bagasi domestik gratis berkurang dari 30 kg menjadi 20 kg.
Baca juga: Ikuti Jejak Lion Air Hilangkan Bagasi Gratis, Citilink Siapkan Sosialisasi
Selain Malaysia Airlines, Malindo juga merevisi jatah bagasi gratisnya. Ongkos termurah juga tidak termasuk dengan tunjangan check in gratis dan sebagai hasilnya, Anda bahkan dapat membayar lebih untuk barang bawaan Anda daripada kursi Anda di pesawat.
Bikin Panik Penumpang! Masker Oksigen Mendadak Keluar di Boeing 777 British Airways
Dapatkah Anda membayangkan jika ketika tengah melakoni sebuah penerbangan, tiba-tiba masker oksigen keluar dari langit-langit bangku Anda? Tentu saja Anda semua akan panik, bukan? Pikiran mengenai pesawat yang Anda tumpangi akan jatuh bakal memenuhi isi otak. Namun apa jadinya jika masker oksigen ayng seolah menjadi pertanda sesuatu yang buruk akan menimpa penerbangan tersebut keluar akibat kesalahan dari sang pilot?
Baca Juga: Fakta Unik! Penerbangan Perdana British Airways Ternyata Hanya Membawa Satu Penumpang
Ya, inilah yang terjadi pada pesawat Boeing 777 milik Britania Raya, British Airways dengan nomor penerbangan BA16 yang tengah melakukan perjalanan dari Singapura menuju London beberapa waktu yang lalu. Sekira dua jam setelah pesawat tinggal landas, masalah ini muncul dan sempat membuat seisi kabin panik bukan kepalang.
Mengutip dari laman thesun.co.uk (8/4/2019), adalah Mitchell Webb, 24 tahun, seorang penumpang maskapai tersebut mengatakan bahwa, “layar hiburan dan lampu kabin tiba-tiba mati dan masker oksigen yang keluar dari bagian atas seat kami,” ujar Mitchell yang kala itu tengah mengudara bersama rekannya, Luke Gregory.
Turunnya masker oksigen ini dibarengi oleh pemberitahuan otomatis yang menginstruksikan kepada para penumpang untuk segera memasang masker tersebut. Dapat Anda bayangkan bagaimana paniknya kondisi di dalam kabin British Airways BA16 ini?
Namun siapa sangka, kurang lebih tiga menit pasca masker oksigen ini turun, awak kabin mengumumkan melalui pengeras suara supaya penumpang British Airways BA16 mengabaikan pengumuman darurat sebelumnya.
“Menurut awak kabin, masker oksigen turun karena ada kesalahan teknis dan mereka tengah dalam proses reboot sistem,” terang Mitchell.
Tidak hanya itu, salah satu awak kabin juga mengatakan sesuatu yang sangat meyakinkan kepada para penumpang bahwa penerbangan tersebut tetaplah aman dan tidak ada situasi darurat sama sekali. Setelah sang awak kabin mengumumkan hal tersebut, secara berangsur ketegangan di dalam kabin mulai mereda.
Kendati begitu, para penumpang tidak mendapatkan permohonan maaf sama sekali dari pihak British Airways BA16 terkait insiden yang menakutkan tersebut, “bahkan setelah pesawat mendarat, pilot tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai insiden tadi,” terang Mitchell.
Baca Juga: British Airways Flight 9, Guratan Kelam Dunia Aviasi Akibat Abu Vulkanik
Menanggapi insiden ini, pihak British Airways menyurati masing-masing penumpang BA16 via email yang berisikan permintaan maaf akibat ketidaknyamanan yang tercipta.
“Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi pada penerbangan dari Singapura menuju London … Keselamatan penumpang tetaplah menjadi prioritas kami,” tulis pihak maskapai kepada para penumpang.
Nikmati Kapal Pesiar Untuk Rayakan HUT Pernikahan Ke-45, Pasangan Ini Malah Dapat Celaka
Tak akan pernah terbayangkan oleh siapapun ketika menikmati liburan bukan rasa bahagia yang didapat, tapi malah hal mengerikan yang diterima. Insiden mengerikan tersebut dirasakan oleh sepasang suami istri yang tengah merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-45.
Baca juga: Tahun 2020, Roller Coaster Hadir di Kapal Pesiar Untuk Jelajahi Laut
Pasangan ini merayakannya dengan menaiki kapal pesiar “Legend of the Seas” milik Royal Caribbean pada tahun 2018 lalu. Saat itu, Sallyanne dan Louis Bignoux menaiki kapal pesiar untuk merayakan HUT pernikahan mereka.
Awalnya semua baik-baik saja hingga tiba saat Sallyanne berdiri digeladak sembari menghisap rokok dan sang suami duduk di kursi santai. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman dailymail.co.uk (7/4/2019), kejadian itu terjadi saat kru kapal tengah menaiki tangga untuk melakukan pemeliharaan dan kotak peralatan itu jatuh.
Kotak seberat 20 kg tersebut kemudian jatuh dan mengenai bagian kepala serta dada Bignoux. Para kru kapal yang merasa bersalah tersebut kemudian berlari turun untuk membantu nyonya Bignoux.
“Setelah dia (kru kapal) mulai naik, hal berikutnya yang saya dengar adalah Louise menjerit kesakitan sembari memegangi kepala dan dadanya. Dia tidak terlihat seperti dia dengan semua itu,” ujar Sallyanne.
Dia mengatakan, kotak tersebut berisi dengan palu, kunci pas dan berbagai peralatan berat lainnya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan kapal. Sallyanne mengatakan anggota kru itu terkejut dengan kecelakaan tersebut dan terus berteriak ‘Oh My God’ mereka turun dari tangga.
Kejadian tersebut menimpa Lousi Bignoux ketika mereka dalam perjalanan ke Kaledonia Baru. Bahkan setelah insiden tersebut kepala Louis masih mengalami memar yang berat dan membuatnya sakit kepala.
Dalam beberapa bulan setelah insiden, Bignoux telah melakukan pemulihan gangguan stres pasca-trauma dari insiden yang katanya juga menyebabkan kecemasan sosial dan depresi. Kru kapal sangat memperhatikan pasangan Bignoux, pasangan ini juga memuji atas kepedulian kru kapan, namun pasangan tersebut masih akan melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum.
Dia mengatakan insiden itu bisa berakhir jauh lebih buruk jika penumpang yang kejatuhan kotak adalah orang yang lebih tua atau lemah. Pasangan ini telah menyewa pengacara dan memulai proses hukum pada Agustus 2018. Tuduhan yang dilayangkan oleh pengacara korban adalah Royal Caribbean telah gagal dalam tugas perawatan untuk keselamatan penumpang.
Baca juga: Loncat Bebas dari Ketinggian 30 Meter, Penumpang Ini Dilarang Naik Kapal Pesiar Selamanya
Seorang juru bicara Royal Caribbean tidak akan mengomentari tindakan hukum yang tertunda tetapi merekamengatakan ‘mengoperasikan semua kapal dengan aman, profesional dan bertanggung jawab.’
Gunakan Sayap Lipat nan Unik, Akankah Boeing 777X Jadi Pesawat Paling Efisien?
Lagi-lagi nama Boeing menjadi sorotan sejumlah media, setelah terakhir raksasa manufaktur kedirgantaraan asal Amerika Serikat ini mengakui kesalahan Dennis Muilenburg cs. terhadap sistem operasi pada armada Boeing 737 MAX 8 yang menyebabkan dua kecelakaan pesawat – Ethiopian Airlines dan Lion Air dalam rentang waktu lima bulan saja. Kini banyak pihak di luar sana yang mempertanyakan tentang pesawat teranyar Boeing, 777X. Akankah pesawat twin engine terbaru Boeing ini mampu menyuguhkan perjalanan udara yang efisien dan juga keberselamatan?
Baca Juga: Wow! Mesin Boeing 777X Lebih Besar dari Body 737
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Boeing 777X ini sendiri terbagi ke dalam dua varian – 777-8 dan 777-9. Pesawat-pesawat ini rencananya akan mulai dikirimkan kepada para pemesan pada tahun 2020 mendatang. Untuk Boeing 777-8 sendiri, pesawat ini mampu memboyong maksimal 395 penumpang, sedangkan ‘kakaknya’, Boeing 777-9 mampu menangkut hingga 425 penumpang. Dengan kapasitas angkutnya tersebut, tidak heran jika pesawat yang terkenal dengan penggunaan folding wings (sayap lipat) ini didaulat sebagai pesawat jet bermesin ganda terbesar di dunia.
Sejak rencana awal pengadaan pesawat ini dipublikasi secara masif, tercatat Boeing menerima sekira 326 pesanan dari delapan pelanggan setia perusahaan: Lufthansa, Etihad Airways, Cathay Pacific, Emirates, Qatar Airways, ANA, Singapore Airlines, dan satu pelanggan yang tidak dikenal. Perusahaan sendiri berharap agar bisa mengirimkan armada 777-9 pertama ke Emirates pada pertengahan tahun 2020.
Nah, menyinggung soal sayap lipat yang menjadi ikon dari dua pesawat ini, tentu sebagaian orang akan bertanya-tanya, “Mengapa Boeing mendesain sayap yang tidak lazim, atau bahkan terbilang baru di ranah pesawat jet komersial?”
KabarPenumpang.com mengutip dari laman interestingengineering.com, Boeing mengatakan bahwa desain sayap lipat ini sebenarnya ditujukan agar pesawat bisa tetap beroperasi di bandara yang saat ini sudah ada – karena bentang sayap armada 777X ini mencapai 235 kaki atau yang setara dengan 71,6 meter. Ketika sayap tersebut dilipat, maka bentangnya menyusut ke angka 212 kaki atau yang setara dengan 64,6 meter.
Baca Juga: Meski Khusus Internal Perusahaan, Boeing Tepati Janji Perlihatkan 777-9
Tujuan dari penggunaan sayap yang sangat panjang ini adalah untuk mengurangi hambatan yang disebabkan oleh vortisitas, atau membangunkan turbulensi, yang terbentuk di ujung sayap pesawat. Semakin sedikit hambatan, maka semakin besar efisiensi bahan bakar, dan semakin murah pesawat tersebut untuk dioperasikan.
Tentu saja, sayap lipat ini hanya akan diaplikasikan ketika berada di darat dan tangki bahan bakar tidak akan membentang sampai ke lipatan sayap tersebut.
Dengan inovasi yang dibawa Boeing dalam armada barunya ini, akankah bisa menjadi model acuan untuk perjalanan udara yang efisien?
20 Penumpang Delhi-Bhubaneswar Rajdhani Express Keracunan Makanan
Keracunan makanan seringkali terjadi dan biasanya membuat penyantapnya mual, muntah hingga kekurangan cairan. Baru-baru ini keracunan makanan menimpa penumpang kereta Delhi-Bhubaneswar Rajdhani Express di India. Sebanyak 20 orang jatuh sakit setelah menyantap makanan yang di sajikan kereta itu.
Baca juga: Insiden di Gerbong Restorasi, Air dari Toilet ‘dicampur’ ke Dalam Minuman
Penumpang keracunan setelah menyantap nasi, ayam dan makanan lainnya saat dibagikan oleh petugas dapur pada malam hari. Namun setelah makan, penumpang digerbong B3, B5, B7 dan B9 mengeluhkan mereka mual, muntah, sakit perut dan merasakan gelisah.
KabarPenumpang.com melansir dari laman thelogicalindian.com (8/4/2019), adanya keracunanan makanan dalam kereta Delhi-Bhubaneswar Rajdhani Express membuat seorang penumpang bernama Satya Prakash men-tweet kejadian tersebut ke Menteri Kereta Api. Dia mengklaim bahwa penumpang di gerbong B3 menderita kercunan makanan dan meminta bantuan segera.
Salah seorang pejabat kereta api, kemudian mengatakan sesaat setelah tweet tersebut diterima, otoritas kereta api langsung mengirimkan bantuan medis dengan beberapa orang dokter ke Stasiun Gomoh untuk menemui dan memeriksa para penumpang yang keracunan makanan itu. Manajer Divisi Kereta Api SK Srivastava dan Manajer Stasiun Bokaro GN Singh mengatakan bahwa segera setelah mereka menerima informasi, tim dokter dikirim untuk menemui penumpang di stasiun Bokaro Steel City, dan tim lain bergegas untuk menghadiri orang-orang yang jatuh sakit di stasiun Gomoh.
“Ini diduga kasus keracunan makanan. Semua penumpang stabil sekarang,” kata seorang petugas.
Dokter juga mendatangi orang-orang di stasiun kereta api Tatanagar di sekitar Bhubaneshwar. New Delhi-Bhubaneswar Rajdhani Express seharusnya tiba di Tatanagar pukul 10.35 pagi, tetapi tiba pada pukul 1.45 siang dan meninggalkan stasiun Tatanagar pada pukul 2.15 siang.
“Mobil Pantry (pembawa makanan) juga sedang diperiksa dan sampel makanan dikumpulkan untuk menyelidiki kualitas makanan,” kata seorang juru bicara.
Indian Railway Catering and Tourism Corporation (IRCTC) juga mengumpulkan sampel makanan. Sebuah penyelidikan telah disiapkan oleh perusahaan kereta untuk melihat masalah ini. Penumpang sangat jengkel dan frustrasi karena kereta berjalan terlambat lebih dari tiga jam pada saat mencapai stasiun Tatanagar, di mana ia berhenti selama 30 menit, bukan lima menit.
Baca juga: Tergerus Zaman, Tradisi Bawa Bekal dan Berbagi Makanan di Kereta India Mulai Hilang
Ternyata, makanan tak layak yang disajikan di kereta api di India telah menjadi masalah utama bagi penumpang. Dalam insiden lain pada tahun 2017, sekitar 26 orang jatuh sakit setelah makan makanan yang disajikan oleh Perusahaan Kereta Api India dan Perusahaan Pariwisata di Tejas Express yang menuju Mumbai dari Goa. Masalah kebersihan makanan sejak lama menjadi momok di India, dimana kesadaran warganya masih rendah untuk menjaga kebersihan.
Birmingham New Street, Stasiun Kereta Pertama di Inggris yang Adopsi Jaringan 5G
Jaringan komunikasi 4G sepertinya sebentar lagi akan mulai sedikit turun eranya. Pasalnya jaringan 5G kini mulai di uji coba diberbagai bidang dengan salah satunya adalah pada moda transportasi massal seperti bus, kereta atau kendaraan lainnya.
Baca juga: Ford Adopsi 5G Pada Teknologi ‘Komunikasi Antar Kendaraan dan Infrastruktur’ di Tahun 2022
Baru-baru ini, Vodafone meluncurkan uji coba langsung jaringan komunikasi 5G-nya di Brimingham New Street. KabarPenumpang.com melansir dari laman railway-technology.com (5/4/2019), uji coba di Brimingham New Street sendiri adalah yang pertama kali di jaringan Stasiun Inggris.
Uji coba jaringan 5G Vodafone di Inggris, memiliki beberapa bagian dan memungkinkan para penumpang kereta api di stasiun tersebut bisa memuat halaman website atau video secara instan menggunakan perangkat 5G yang kompatibel. Tak hanya itu, Vodafone juga mengundang penumpang di Stasiun Brimingham New Street untuk menguji kecepatan jaringan 5G dengan menggunakan router 5G yang sudah mereka siapkan.
Memiliki latensi yang rendah, membuat penumpang lebih mudah dalam melakukan streaming film ataupun mengunduh file kerja menggunakan jaringan 5G dengan mulus tanpa buffering atau lag. Vodafone sendiri akan memperkenalkan jaringan 5G-nya ke beberapa lokasi stasiun lainnya di Inggris tahun ini.
Sehingga nantinya akan mentransfer jaringan baru di 19 kota hingga akhir 2019. Pengujian langsungnya sendiri tengah dilakukan pada berbagai situs yang terhubung pada jaringan konvegensi serta optik tunggal milik Vodafone.
“Kami sangat senang membawa 5G ke West Midlands, memberikan bisnis, penghuni dan pengunjung konektivitas cepat dan andal bahkan di lokasi yang sangat sibuk seperti stasiun kereta api dan bandara,” ujar Direktur Bisnis Vodafone Anne Sheehan.
Dia mengatakan jaringan 5G tersebut akan memungkinkan aplikasi dan pengalaman baru yang mendukung pengembangan kota. Dimana akan terhubung dan mendapatkan solusi transportasi cerdas. Sehingga, hal ini akan bisa membatu bisnis dalam menerapkan teknologi yang muncul seperti kecerdasan buatan Internet of Things (IoT) dan robotika.
Baca juga: Bersiap Gelar 5G, Bandara Internasional Schipol Hadirkan Jaringan Seluler Indoor Terpadu
Diprakarsai dan didanai bersama oleh Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga atau Department for Digital, Culture, Media and Sport (DCMS), Proyek 5G Perkotaan Tersambung Perkotaan Barat atau Urban Connected Communities (UCC) akan menciptakan pengujian 5G di kawasan regional pertama di Inggris, yang akan diluncurkan akhir tahun ini.
IATA: Penumpang Mabuk Dalam Penerbangan Naik 35 Persen
Insiden yang kerap kali terjadi dalam penerbangan yakni penumpang mabuk dan ini membuat awak kabin dan penumpang lain sulit untuk mengendalikannya bila terjadi hal yang tidak di inginkan. Bahkan insiden penumpang mabuk meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Gara-Gara Vodka, Penumpang Mabuk Hina Awak Kabin dengan Sebutan “Pedofil”
Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau International Air Transport Association (IATA) yang menaungi maskapai-maskapai mengatakan dalam 1053 penerbangan ada satu keributan dan ini naik 35 persen dari tahun sebelumnya. IATA sendiri mengatakan 27 persen dari kasus tersebut melibatkan konsumsi alkohol dan 24 persen lainnya ketidakpatuhan terhadap rokok.
“Amarah di udara karena minuman beralkohol lebih sering. Beberapa agensi yang mengawasi peraturan penerbangan sekarang berkolaborasi dengan maskapai komersial untuk meninjau praktik penjualan dan konsumsi alkohol saat ini di bar bandara maupun di dalam penerbangan,” ujar Robert Quigley, wakil presiden senior untuk SOS dan MedAire Internasional yang dikutip KabarPenumpang.com dari stuff.co.nz (6/4/2019).
Bisa dikatakan masalahnya sebenarnya sederhana yakni banyaknya penumpang mabuk dalam penerbangan. Namun, solusi untuk masalah ini bukanlah hal yang sederhana dan beberapa penumpang mengatakan bahwa maskapai penerbangan untuk membatasi penjualan minuman beralkohol.
Tetapi maskapai sendiri lebih kearah perbaikan peraturan dikarenakan mereka enggan kehilangan pendapatan dari penjualan minuman beralkohol. Untuk masalah penumpang mabuk, untungnya awak kabin juga dibekali pelatihan untuk menangani hal tersebut dan memiliki kebijakan ketat untuk mencegah penumpang mabuk tetapi hal tersebut tidak selalu bekerja dengan mulus.
Randall Flick yang merupakan pensiunan pilot mengatakan, pelancong mabuk dan petugas gate sama-sama bersalah. “Dia (penumpang) seharusnya minum lebih sedikit sebelum naik. Dia (petugas gate) seharusnya menyaring dengan benar dan menjauhkan mereka dari pesawat,” ujarnya.
“Petugas gerbang tidak selalu memperhatikan ketika seorang penumpang mabuk. Sebagian besar waktu, penumpang mabuk hanya pergi tidur ketika ketinggian kabin naik selama penerbangan. Tapi penumpang mabuk bisa membahayakan keselamatan orang lain selama keadaan darurat,” tambahnya.
Sayangnya alkohol tidak selalu menjadi masalah utama, sebab tahun ini dalam penerbangan Delta Airlines dari Seattle ke Los Angeles ada seorang penumpang yang diduga menolak duduk dan berjalan ke arah kokpit beberapa kali. Hal ini kemudian membuat penerbangan tersebut dialihkan ke Portland, Oregon dan polisi mengamankan penumpang yang mengatakan kepada pihak berwenang dan ternyata menggunakan metafetamin sebelum naik ke pesawat.
Industri penerbangan percaya bahwa lebih banyak peraturan akan membantu. Asosiasi transportasi, yang mewakili industri penerbangan di seluruh dunia, telah melobi untuk perjanjian internasional yang lebih kuat untuk mencegah perilaku nakal. Dikatakan celah dalam konvensi internasional yang mengatur pelanggaran seperti itu memungkinkan banyak penumpang yang nakal untuk lepas dari hukuman.
Asoisasi ingin, setidaknya, pihak berwenang untuk mengklarifikasi apa yang merupakan perilaku tidak teratur dan untuk memperkuat hak maskapai penerbangan untuk mencari pemulihan biaya yang signifikan untuk berurusan dengan penumpang yang nakal.
“Kami membutuhkan lebih banyak negara, termasuk AS, untuk meratifikasi perjanjian baru yang menutup celah yang memungkinkan penumpang yang tidak patuh menghindari konsekuensi hukum apa pun dalam penerbangan internasional,” kata Tim Colehan, asisten direktur asosiasi tersebut.
Para ahli percaya bahwa beberapa langkah praktis juga akan mengurangi jumlah penumpang yang tidak teratur di udara. MedAire’s Quigley mengatakan maskapai penerbangan perlu mengembangkan kebijakan industri yang membatasi jumlah minuman per penumpang dan untuk menegakkan kebijakan ini secara konsisten. Proses penyaringan gerbang juga harus diperketat, katanya, dan harus melibatkan personel keamanan bandara, bukan hanya karyawan maskapai.
“Pramugari tidak dilatih atau diharapkan bertindak sebagai agen penegak hukum,” kata Quigley.
Salah satu solusi yang jelas adalah berhenti menyajikan alkohol di atas pesawat, sebuah ide yang layak diperhitungkan, meski ada fakta minuman keras, bir, dan anggur merupakan lebih dari setengah penjualan dalam penerbangan, jadi tidak mungkin industri penerbangan akan pergi ke sana.
Baca juga: Gara-Gara Penumpang Mabuk, Pesawat Scoot TR7 Mendarat Darurat di Sydney
Seperti biasa, perbaikannya terserah penumpang. Demi keselamatan Anda dan sesama penumpang, hindari minuman beralkohol atau obat-obatan rekreasi sebelum dan selama penerbangan. Jika Anda duduk di sebelah seseorang yang mabuk atau tinggi, jangan menunggu pintu kabin ditutup, tetapi laporkan penumpang segera, tetapi secara diam-diam, ke pramugari.
Seseorang yang berbau seperti penyulingan seharusnya tidak diizinkan naik. Jika awak pesawat tidak melakukan apa-apa, dan tidak ada kursi kosong untuk dipindahkan, minta untuk mengambil penerbangan berikutnya.
Pasca Insiden Boeing 737 MAX 8, Akankah Pilot ‘Kembali’ Menyandarkan Kepercayaan Pada Pesawat Tersebut?
Buntut dari dua kecelakaan Boeing 737 MAX 8 yang menewaskan keseluruhan penumpang dari maskapai Ethiopian Airlines dan Lion Air semakin memanjang. Setelah pada kesempatan terakhir Boeing melalui CEO Dennis Muilenburg mengakui secara langsung adanya kesalahan pada sistem pengoperasian pesawat, kini Boeing harus kembali mendengar kabar buruk dari para pilot yang menerbangkan armada mereka.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Kendati pihak Boeing sebelumnya telah meng-upgrade sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang disinyalir sebagai biang kerok dari kecelakaan yang terjadi dalam rentang waktu lima bulan ini, namun itu tidak dapat dijadikan patokan bahwa para maskapai akan kembali menerbangkan keluarga 737. Ya, nama keluarga Boeing 737 sudah tercoreng oleh sejarah pekat yang melekat.
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman cnn.com (26/3/2019), kecelakaan maut tersebut juga telah mengikis kepercayaan dari para pilot untuk kembali menunggangi 737 MAX. Akankah para pilot mempercayai bahwa Boeing telah melakukan perbaikan terhadap sistem MCAS? Nampaknya tidak semudah itu untuk kembali menaruh kepercayaan penuh terhadap sesuatu yang sebelumnya telah terbukti mematikan.
Jika Anda merupakan seorang pilot yang safety-oriented, tentu Anda akan memerlukan sejumlah bukti otentik yang menyatakan bahwa pihak Boeing telah berhasil mereparasi poin kesalahannya. Adapun salah satu bentuk yang dapat disuguhkan pihak Boeing kepada para pilot terkait reparasi sistem ini adalah dokumentasi sahih melalui uji penerbangan atau simulator yang dilengkapi dengan daftar periksa yang jelas dan rinci. Kelengkapan ini dimaksudkan agar pilot dapat mengaplikasikannya ketika keadaan darurat.
Selain itu, pertanyaan lain yang diperkirakan akan muncul adalah, “Apalagi yang tidak diungkapkan Boeing terhadap para pilot?”
Baca Juga: Grounded Boeing 737 MAX 8 Ikut Hantam Bisnis Agen Perjalanan Ini
Sudut pandang seorang pilot seperti ini yang juga harus dijadikan fokus oleh Boeing, karena para pilotlah yang secara langsung merasakan kurang dan lebihnya fitur yang disediakan oleh Boeing pada setiap armada rakitannya. Dan jika Boeing menemukan kesalahan lain – entah berhubungan atau tidak dengan MCAS, mereka juga harus dengan tepat memperbaikinya.
Jadi, jika Anda seorang pilot, apakah Anda akan kembali menerbangkan keluarga dari Boeing 737 MAX?
Mulai 12 April, PT KAI Mulai Operasikan Switch Over Rel Dwi Ganda Jatinegara-Cakung
Memasuki tahapan baru, Double-Double Track (DDT) atau jalur dwi ganda yang melintasi Manggarai hingga cikarang ini akan mulai mengoperasikan switch over rel dwi ganda di rute Jatinegara menuju Cakung. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan melaksanakan pengoperasian jalur sepanjang 9,5 km tersebut pada Jumat (12/4/2019) sejak pukul 00.30 WIB.
Baca juga: KRL Kerap Jadi Korban Sambaran Petir, Dirut PT KAI Minta Solusi dari Ahli Petir ITB
Dirangkum dari berbagai laman sumber, mulai berfungsinya rel dwi ganda tersebut, maka jalur ganda eksisting akan mulai dioperasikan untuk melayani operasional kereta Commuterline Jabodetabek. Sedangkan jalur ganda yang baru akan digunakan untuk pengoperasian jalur kereta jarak jauh dan lokal.
Adapun pemindahan jalurnya sendiri atau switch over akan terjadi di titik kilometer 12 dan 21. Karena adanya hal ini, maka KRL akan mengalami keterlambatan di hari pengoperasian tesebut sebab adanya penyesuaian terkait berfungsinya switch over itu.
Kepala Teknik Balai Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Jumadi mengatakan, bahwa keterlambatan akan memakan waktu dua hingga enam menit. Kereta yang terlambat khususnya dari Bekasi atau Cikarang yang menuju ke Jakarta.
“Keterlambatan ini sendiri juga sebagai dampak dari jalur yang masih harus bergantian dengan kereta jarak jauh. Gangguan akan terjadi setelah Stasiun Cakung,” ujar Jumadi.
Dia menambahkan, hal ini juga disebabkan kereta jarak jauh harus dibelokkan ke jalur 1 Stasiun Cakung dan memastikan gangguan hanya sesaat. Deputy Executive Vice President 1 PT KAI Daop 1 Jakarta Bidang Teknis dan Operasional, Sofyan Hasan menjelaskan kereta yang akan terhambat dan datang dari timur adalah KA Kutojaya, KA Senja Utama Solo, KA Senja Utama Yogyakarya, KA Jayabaya, KA Argo Parahyangan, KA Sawunggalih, KA Gumarang. Selain itu pula KRL yang masih melintas pada malam hari juga terhambat.
“Kemungkinan yang terakhir berangkat dari Jakarta Kota pada 00:03, karena melintas di Jatinegara pada 00:22. Kemungkinan kereta itu yang tertahan,” tambah Sofyan.
Kepala Humas Daop 1, Eva Chairunisa mengatakan, DDT ini akan memiliki manfaat bagi pengguna jasa setelah sempurna seluruh pembangunannya termasuk manggarai, diantara manfaat tersebut adalah efisiensi waktu dalam durasi perjalanan.
Baca juga: Kenali Jenis Kereta Crane yang Bantu Evakuasi KRL Anjlok di Cilebut
“Karena kalau saat ini masih proses, ya baru sampai Cakung DDT nya belum sampai Bekasi. Nantinya setelah pengoperasian secara full, DDT dan paketnya yakni pembangunanan di Stasiun Manggarai selesai KRL akan lebih cepat,” ujar Eva yang dihubungi KabarPenumpang.com, Selasa (9/4/2019).
KRL Kerap Jadi Korban Sambaran Petir, Dirut PT KAI Minta Solusi dari Ahli Petir ITB
Terkait dengan kondisi cuaca yang semakin sulit untuk diprediksi belakangan ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan meminta bantuan dari para ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mencari solusi serangan petir pada kereta api. Pasalnya, kondisi hujan deras yang disertai petir dikhawatirkan dapat menghambat pengoperasian dari tulang punggung moda transportasi berbasis massal di Jakarta ini. Tidak bisa dipungkiri, sambaran petir kerap kali menimbulkan masalah pada operasional KRL Jabodetabek.
Baca Juga: Faraday Cage Selamatkan MRT Singapura Saat Tersambar Petir
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan bahwa Selasa (9/4/2019) ini pihaknya akan langsung menggelar rapat, “memberitahu ini kasusnya, apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi petir ini,” ujar Edi Sukmoro di Stasiun Bandung, Jumat (5/4/2019), dikutip KabarPenumpang.com dari laman tempo.co.
Edi menambahkan, persatuan ahli petir ini memiliki riset peta daerah petir di Indonesia. Dalam peta itu diyakininya Jabodetabek termasuk daerah petir paling berat di dunia. Ternyata pernyataan Edi ini tidak hanya sekedar hipotesa belaka, terbukti dengan serangkaian serangan petir yang ‘mengganggu’ pengoperasian dari KRL di Jabodetabek.
Sebut saja yang terjadi di Bekasi dan Tangerang Selatan beberapa waktu yang lalu – dimana serangan petir ini langsung berdampak pada penumpukan penumpang sangat besar. Begitu beratnya hingga operasional KRL bisa dan bolak-balik terdampak. Padahal setiap rangkaian KRL disebutkannya telah dilengkapi fitur penangkal petir.
“Namun (alat penangkal petir) kalah dengan kekuatan (petir) yang besar sekali,” ujarnya.
“Jadi pakar ini punya petanya, kami akan meminta saran untuk menanggulangi ini. Saya yakinkan, ini pasti harus ada solusinya,” imbuh Edi.
Namun jika diperhatikan kembali, nampaknya produsen kereta api telah terlebih dahulu memikirkan tentang kereta jika terdampak sambaran petir. Sebut saja pengadaan fitur penangkal petir yang diyakini dapat meminimalisir ‘efek samping’ dari sambaran petir tersebut. Tapi kembali lagi pada pernyataan Edi, fitur tersebut tidak terlalu manjur untuk menangkal gejala alam yang dihasilkan dari perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
Baca Juga: KRL Jabodetabek Dulu dan Sekarang
Sama halnya seperti pesawat terbang, kereta api juga mengaplikasikan apa yang disebut dengan Faraday Cage – sebuah ruang tertutup yang terbuat dari bahan-bahan penghantar listrik, dimana ruangan ini mampu merintangi medan listrik statik eksternal.
Besar kemungkinan, gangguan di jaringan KRL Jabodetabek ini sesuai dengan perkiraan Edi sebelumnya, yaitu sambaran petir yang terlalu kuat.
